Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan Mata Kuliah

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

SAP 3
Pengendalian Keuangan

Oleh :

KELOMPOK 1
Ni Luh Ketut Sugi Lestari 1607531001 No. Absen 01
A.A Sagung Intan Kusuma Dewi 1607531023 No. Absen 03
Ana Dwiyanti Candra 1607531034 No. Absen 04
Ni Wayan Arikarsita 1607531038 No. Absen 06

Kelas : EKA 450 C2

Dosen Pengampu : Luh Gede Krisna Dewi, S.E., M.Si., Ak.

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
PENGENDALIAN KEUANGAN
Keterbatasan - keterbatasan dalam akuntansi akhir ini menjadi luas karena disebabkan
permintaan atau kebutuhan dan teknologi baru atas bagian yang selama ini dicari oleh pemakai
akuntansi.

1. PENTINGNYA MANAJEMEN KEUANGAN


Mendekati abad ke-21 manajemen keuangan ialah sebuah subjek yang sangat menarik.
Radio dan televisi menyajikan cerita-cerita dramatis tentang pertumbuhan dan penurunan
perusahaan-perusahaan, pengembalian perusahaan, dan berbagai jenis restrukturisasi
perusahaan. Untuk memahami perkembangan ini dan ikut serta di dalamnya, maka diperlukan
pengetahuan mengenai prinsip keuangan. Pentingnya prinsip keuangan ini digarisbawahi
dengan adanya perkembangan dramatis yang terjadi dalam pasar keuangan.

2. FUNGSI KEUANGAN
Walaupun perincian antar-organisasi bervariasi, fungsi keuangan yang utama adalah dalam
hal keputusan investasi, perhitungan biaya, dan dividen untuk suatu organisasi. Dana
dikumpulkan dari sumber-sumber keuangan eksternal dan dialokasikan untuk penggunaan
yang berbeda-beda. Tujuan manajer keuangan adalah membuat rencana guna memperoleh dan
menggunakan dana, serta memaksimalkan nilai organisasi. Fungsi keuangan dalam organisasi
di pisahkan menjadi dua jabatan, yaitu bendahara dan administrasi dan pembukuan atau
akuntansi (Kontroler). Bendahara bertanggung jawab atas perolehan dan pengamanan dana.
Bidang tanggung jawab kontroler meliputi akuntansi (accounting), pelaporan (reporting), dan
pengendalian (control). Tanggung jawab bendahara biasanya terletak pada pengadaan dan
pengolahan uang tunai. Fungsi pokok kontroler adalah mencatat (recording) dan membuat
laporan (reporting) mengenai informasi keuangan. Hal ini biasanya mencakup penyusunan
anggaran dana laporan keuangan.

3. DILEMA PENGENDALIAN
Beberapa tahun lalu, suatu perusahaan menghasilkan produk baja di dirikan oleh 3 orang
pemilik untuk menyediakan produk-produk sepesial dengan metode produksi berdasarkan

1
komputer. Ketiga pemilik memiliki persentase saham yang sama dalam perusahaan dan
bekerjasama dengan baik. Perusahaan mereka mengkhususkan diri pada pabrikasi baja,
menggunakan desain inovatif, dan produksi berkualitas tinggi. Karena mengutamakan
pabrikasi tertentu, perusahaan tidak dapat memenuhi pesanan yang kuantitas nya dibawah 100
unit. Pelanggan datang dari berbagai sumber. Para pemilik sangat pinter dalam organisasi dan
administrasi, tetapi mereka terlalu bangga dengan kesuksesan mereka Mereka terlalu
tenggelam dalam kesibukan mengelola keberadaan dan pertumbuhan bisnis mereka.

4. DEFINISI PENGENDALIAN KEUANGAN


1) Umpan Balik Mekanikal versus Respon Perilaku
Fokus utama dalam subsistem pengendalian keuangan adalah Perilaku dari orang-orang
ada dalam organisasi dan bukan pada mesin. Definisi pengendalian telah didasarkan pada
konsep “kepercayaan” dan “kemungkinan”. Dalam konteks organisasi yang benar-benar
nyata, pemahaman yang baik tentang hubungan sebab akibat penting karena penjabaran
secara nyata menjadi sulit sebagai akibat dari kompleksitas lingkungan.
2) Perluasan Konsep-konsep Tradisional
Konsep-kosep pengendalian tradisional dalam akuntansi sering kali hasil dari informasi
akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Perluasan lingkup atas keterlibatan
akuntan terhadap proses adminstratif tidak dapat disangkal lagi adalah sesuatu yang
penting dalam pengendalian akuntansi. Pengetahuan mengenai pengendalian akuntansi
tradisional dan pengalaman dengan sistem akuntansi merupakan suatu kekuatan yang bisa
di perluas ke aplikasi-aplikasi pengalaman lainnya.

5. PENGENDALIAN TERPADU
1) Perencanaan
Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku penetap tujuan.
Usaha-usaha perencanaan formal lebih dari sekedar pengisian lembar-lembar dokumen
perencanaan. Suatu perencanaan yang terlalu teknis atau terlalu logis dapat menimbulkan
suatu kerusakan pada pengendalian bagi mereka yang kurang waspada, karena tidak ada
perhatian yang utuh pada implikasi pengendalian tehadap implementasi rencana.
2) Operasi

2
Batasan dari “opersi” mengacu pada pelaksanaan aktifitas-aktifitas organisasi, termasuk
didalamnya provisi atas jasa pelayanan dan produk-produk yang sama pentingnya dengan
menjaga fungsinya operasi. Pengendalian operasi merupakan suatu proses perantara dan
proses perbaikan terhadap aktifitas-aktifitas operasi selama proses implementasi atas
rencana-rencana manajemen.
3) Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang di susun dari
komunikasi non verbal. Komunikasi tersebut di hasilkan secara rutin dari statistik yang di
tabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Suatu perancangan yang formal dan
sistematis di kumpulkan untuk koleksi dan penyaringan umpan balik.
4) Interaksi Pengendalian
Perencanaan, operasi, dan aktifitas-aktifitas umpan balik telah di identifikasi sebagai tiga
aspek dari proses administratif yang sangat di dukung oleh perancangan pengendalian
terpadu. Ketika setiap dimensi dibahas, dimensi-dimensi tersebut bukanlah aktifitas-
aktifitas yang terikat. Proses perencanaan dapat di pengaruhi secara mendalam oleh
dampak umpan balik. Tujuan-tujuan perncanaan yang berlawanan tidak akan menjadi
penting untuk dijadikan prioritas karena sasaran rencana menekan kan pada ukuran-ukuran
kinerja secara statistic yang didasarka pada ukuran-ukuran umpan balik yang telah
ditentukan sebelumnya.

6. FAKTOR-FAKTOR KONTEKSTUAL
Proses dalam mengidentifikasikan faktor-faktor kontekstual yang penting merupakan
subjek tertinggi dan sangat temporer, seperti apakah pendapat seseorang manajer lebih penting
dibandingkan dengan pendapat manajer lain? Semua daftar dari faktor-faktor kontekstual kritis
merupakan subjek untuk melakukan perbaikan secara keseluruhan.
1) Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan suatu hambatan. Ukuran dipandang
sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai
strategi pengendalian. Ukuran dapat menjadi suatu hambatan jika pertumbuhan ekonomi
menyebabkan terjadinya eliminasi tehadap strategi pengendalian.
2) Stabilitas Lingkungan

3
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain
pengendalian dalam lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dalam lingkungan eksogen
dapat dinilai dari gerakan yang secara eksternal menghasilkan produk-produk yang
memerlukan satu tanggapan.
3) Motif Keuangan
Keberadaan dari motif keuangan tentunya bukanlah penghalang untuk menggunakan
ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi lain, jelas bahwa
system pengendalian dan didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran profitabilitas sering
kali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (nonprofit).
4) Faktor-faktor Proses
Suatu faktor proses penting dalam pegendalian biaya-biaya yang tidak dapat dihindari dan
biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variabel. Strategi pengendalian biaya
untuk proses strategi biaya variabel sering kali berbeda dalam hal substansi dengan strategi
pengendalian biaya yang disesuaikan, seperti aplikasi biaya tetap.

7. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN RANCANGAN
Untuk memperbaiki kemungkinan keberhasilan, para desainer akan mencari cara
menemukan hubungan sebab-akibat yang dapat dipercaya bersifat nyata dalam lingkungan
sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mengantisipasi konsekuensi logis yang dapat
dihasilkan dari penambahan suatu suatu pengendalian atau aturan pengendalian
1) Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis
Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti dalam
mendesai pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi seorang manajer
keuangan yang terbiasa membuat pertimbangan berdasarkan pada apakah suatu hasil itu
baik atau buruk. Para manajer yang berpengalaman sering sekali mengantisipasi berbagai
output yang berkaitan dengan proses pengendalian yang mereka pahami.
2) Relevansi dengan Teori Agensi
Salah satu hal yang sangat berharga dari desentralisasi atau pendelegasian wewenang
dalam pengambilan keputusan adalah jika manajer mendelegasian suatu keputusan kepada
seorang karyawan, maka karyawan tersebut bisa saja mengambil keputusan yang tidak
sesuai dengan manajernya.

4
3) Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam menentukan rancangan-
rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk mencapai
tujuan-tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih dilema bisnis.

8. PENGENDALIAN DALAM ERA PEMBERDAYAAN


Untuk melindungi perusahaannya, para manajer senior didorong untuk mendefinisikan
ulang bagaimana mereka melaksanakan tugas mereka dan bagaimana mereka yakin bahwa
bawahan dengan bakat kewirausahaan tidak membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.
1) System Pengendalian Diagnostik
Salah satu tujuan utama system pengendalian diagnostic adalah bertujuan untuk
menghilangkan beban manajer terhadap pengawasan yang konstan. Sekali tujuan
ditetapkan, penghargaan akan didasarkan pada tujuan tersebut.
2) System Kepercayaan
Perusahaan menggunakan system kepercayaan selama bertahun-tahun dalam upayanya
untuk menegaskan nilai-nilai dan arah yang diinginkan oleh para manajer yang diterapkan
oleh karyawannya.
3) System Batasan
System ini didasarkan pada prinsip manajemen yang sederhana namun mendasar, yang
dapat disebut sebagai kekuatan pemikiran negative.
4) System Pengendalian Interaktif
System pengendalian interaktif merupakan system informasi formal yang digunakan oleh
para manajer untuk melibatkan diri secara terus menerus dan secara personal dalam
keputusan bawahan.
5) Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian
Para manajer senior yang mengatur arah dan strategi perusahaan secara keseluruhan
memastikan bahwa mereka memiliki cukup pengendalian atas operasinya yang luas
dengan menggunakan seluruh unsure pengendalian. Untuk mengkomunikasikan nilai inti,
mereka mengandalkan system kepercayaan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai