BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam
masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian (deviant).
Adapun perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut
konformitas.
pada dasarnya perilaku menyimpang terjadi pada lingkungan masyarakat karena pada
lingkungan tertentu contohnya di kota Makassar ini terdapat beberapa lingkungan yang menjadi
target penyimpangan sosial. Tidak menutup kemungkinan di daerah Elite maupun Kumuh biasa
terjadi tindak kriminal.
sesuai analisis dari kelompok kami terdapat beberapa ciri-ciri yang dapat kita lihat dari
Perumahan Elite.
semua data yang di dapat berdasarkan eksistensi Perumahan Kumuh yang terdapat di makassar.
Bagaimana hasil Research antara perumahan elite dan kumuh melalui metode
pembagian Quesioner ?
Bagaimana proses pemetaan collectibe efficacy yang telah didapatkan dari proses
Research ?
Apa conclusion yang bias ditarik dari hasil penelitian dari metode pembagian
Quesioner ?
Tujuan daripada penulisan makalah ini agar orang dapat mengetahui serta memahami
perbedaan perumahan elite dan kumuh serta keamanan dan langkah-langkah dalam
mewaspadai adanya tindak kriminal.
Data penulisan makalah ini diperoleh dari berbagai hasil questioner serta ada beberapa
pertanyaan pribadi mengenai keadaan lingkungan sekitar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Research
Berdasarkan hasil research dari kami mendapatkan tanggapan yang beragam dari
masyarakat yang menjawab questioner yang telah dibagikan yang sifatnya defensif
maupun ofensif dari sesi wawancara dari narasumber kami.
terdapat 10 pertanyaan yang diajukan dalam questioner dari hasil dilapangan yang kami
dapat.
Total narasumber yang kami dapatkan di lapangan berjumlah 45 orang dari total target
sebanyak 50 orang dikarenakan terdapat 1 orang anggota kelompok yang tidak aktif
sehingga hanya menghasilkan 45 narasumber.
berikut hasil penelitian kami.
Title
Axis Title
Jumlah
Jumlah
20
20 20
20 20
20
0
Axis
Axis
00 00 0
AA BB CC DD AA BB CC D A B C D
D A B C D
Jumlah Jumlah Jumlah 2 37 1 5
Jumlah 26
26 44 12
12 33 Jumlah 22 36
36 55 22 Jumlah 2 37 1 5
20
20 10
10
0 0 0
A B C D A B C D A B C D
Jumlah 0 10 4 31 Jumlah 23 13 2 7 Jumlah 14 14 15 2
Axis Title
Axis Title
20 20 40
10 10 20
0 0 0
A B C D A B C D A B C D
Jumlah 4 23 17 1 Jumlah 22 21 0 2 Jumlah 39 4 1 1
Pertanyaan No 10
30
Axis Title
20
10
0
A B C D
Jumlah 1 5 23 15
Total narasumber 45 orang dengan jawaban yang beragam dan reaksi yang berbeda beda
dari setiap narasumber, selanjutnya akan dilakukan penelitian mengenai jawaban dari
hasil questioner oleh narasumber.
Mengurangi perilaku anti-sosial warga telah menjadi masalah besar yang harus
dihadapi oleh pemerintah di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, sejak beberapa
hari terakhir. Pembentukan keampuhan kolektif dimaksudkan sebagai gambaran kapasitas
masyarakat untuk menegakkan peraturan sosial untuk mencapai partisipasi warga dalam
kegiatan (tindakan kolektif) harus menjadi salah satu tujuan kebijakan pencegahan
perilaku sosial. Dalam struktur sosial-ekonomi masyarakat yang sangat heterogen,
menyadari itu menjadi tantangan besar.
Makalah ini meneliti Eksistensi Perumahan Umum Di Makassar hubungan antara
struktur sosiologi dari masyarakat dengan penciptaan kemanjuran kolektif. Berbeda
dengan beberapa penelitian tentang tema yang sama, makalah ini meningkatkan kualitas
pengaruh Interaksi masyarakat sebagai konstruk keberhasilan kolektif.
Dalam konteks ini, keselarasan dan penegakan aturan umum merupakan bentuk
keberhasilan kolektif, dilanjutkan dengan analisis dampak kemanjuran kolektif di
masyarakat terhadap upaya menciptakan barang publik seperti keamanan melalui aksi
kolektif, oleh dan di tingkat komunitas itu sendiri.
Analisis dilakukan menggunakan Quesioner. Studi ini menemukan bahwa sosialis
masyarakat yang stabil, terutama dalam menentukan pembentukan kolektif Kemanjuran
dan kualitas dan pemimpin lokal, terutama pemimpin agama ternyata mendorong aksi
kolektif memainkan peran penting dalam pencegahan perilaku anti-sosial.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Conclusion
Di tahap ini kami akan menyimpulkan jawaban yang kami dapatkan dari berbagai
narasumber yang totalnya berjumlah 45 orang pada kawasan perumahan umum yang ada
di Makassar.
Perumahan Umum
Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat masih perduli terhadap anak-anak yang berada
di lingkungan kompleks mereka. seperti apa yang didapatkan dilapangan hal-hal yang
timbul masalah oleh para tetangga, hanya berupa teguran untuk tidak mengulanginya lagi.
Sejauh ini masyarakat yang berada di kompleks atau perumahan masih adanya
kepedulian lingkungan maupun sesama dan masih ada beberapa tetangga belum terjamin
keamanan dan kenyamanan walaupun sudah ada pos satpam atau security didalamnya
sampai harus ada tetangga memasang CCTV di jalan sekitar wilayah perumahan maupun
di kompleks.
3.2 Saran
Perlu adanya membuat kegiatan yang menimbulkan semangat dalam bertetangga
contohnya seperti Gotong royong seperti perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW,
Kegiatan yang berhubungan dengan nasionalisme agar terbentuk kedekatan untuk
mempererat hubungan silaturahmi dan perlu ada pembentukan organisasi masyarakat dan
lain-lain