Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sepsis di definisikan sebagai disfungsi organ yang mengancam jiwa yang


disebabkan oleh kelainan regulasi respon host terhadap infeksi.1 Sekitar tiga belas
juta orang menderita Sepsis tiap tahunnya di dunia, dan sebanyak 4 juta orang
diantaranya meninggal. Sepsis merupakan penyebab utama kematian di ICU dan
saat ini insidennya terus meningkat di Negara maju.2

Sepsis berat merupakan penyebab kematian utama di Amerika Serikat dan


merupakan penyebab kematian tersering pada pasien kritis di non-coronary
intensive care unit (ICU). Di Amerika Serikat, insiden sepsis berat diestimasi
mencapai 300 kasus per 100.000 pupulasi. Kira-kira setengah dari kasus tersebut
terjadi di luar ICU. Seperempat dari total pasien yang mengalami sepsis berat
akan meninggal selama perawatan. Sedangkan syok sepsis dihubungkan dengan
angka kematian yang tinggi, mencapai 50%.3 Angka insidensi sepsis, sepsis berat,
dan syok sepsis kurang terdepskripsikan di Negara-negara berkembang, data yang
lebih banyak tersedia umumnya adalah data mengenai insiden penyakit infeksi.
Sepsis lebih sering menyerang orang-orang usia muda di negara berkembang dan
organisme penyebabnya yang paling sering adalah bakteri gram negative enteric
dan patogen-patogen atipikal seperti malaria.4

Di Amerika Serikat angka insidensi sepsis berkisar antara 73,6-175,9 per


100.000 pasien yang cenderung meningkat tiap dekade dan didapatkan pada 2-
11% pasien yang masuk ke UPI. Mortalitasnya mencapai 80% pada tahun 1960-
an dan menurun menjadi sekitar 40% pada tahun 1990-an. Di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM), Jakarta angka kematian sepsis mencapai 84,5% pada
tahun 2000.5
Sepsis membutuhkan biaya yang paling besar di rumah sakit . Pada 2011,
Amerika Serikat menghabiskan $ 20,3 miliar untuk perawatan di rumah sakit
pada pasien sepsis. Hal itu berarti menghabiskan $ 55.616.438 untuk perawatan
sepsis di rumah sakit Amerika Serikat setiap hari. Biaya sepsis kurang lebih dua
kali lipat dibandingkan diagnosis lain, dan tingkat pertumbuhan sepsis bulanan di

1
rumah sakit adalah tiga kali tingkat biaya rumah sakit secara keseluruhan. Pasien
sepsis tinggal di rumah sakit 75% lebih lama dari pasien lain .Pasien sepsis yang
selamat lebih mungkin dipulangkan ke tempat selain rumah. Kemudian Pasien
tersebut mendaftar kembali dengan tarif tinggi dengan biaya sekitar $ 2 miliar per
tahun.6

Perkembangan dalam farmakoterapi dan perawatan suportif telah


meningkatkan angka ketahanan hidup namun, angka kematian masih berada
antara 25% sampai 30% untuk sepsis berat dan 40% sampai 70% untuk syok
sepsis. Sepsis bertanggung jawab untuk 20% kematian intra rumah sakit tiap
tahunnya.

Dalam memprediksikan mortalitas ataupun kematian seorang pasien yang


mengalami perawatan dengan curiga adanya infeksi dapat di ukur atau dinilai
menggunakan parameter Quick SOFA. Yang terdiri dari : terganggunya
kesadaran, tekanan darah sistolik <100 mmHg dan laju pernafasan >22x/menit.
Skor qSOFA ditujukan untuk mengidentifikasi pasien dewasa dengan curiga
infeksi yang memiliki kecenderungan memperoleh hasil yang buruk. Penelitian
Seymour dkk pada pasien yang dicurigai mengalami infeksi dan di rawat di ICU
skor qSOFA tidak terlalu signifikan dalam memprediksi kematian dalam rumah
sakit jika dibandingkan dengan skor SOFA. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh
faktor perancu salah satunya penggunaan peralatan untuk menyokong organ
(missal ventilasi mekanik,vasopressor) Namun pada pasien dengan curiga infeksi
yang dirawat di luar ICU, validitas skor qSOFA untuk memprediksi kematian di
rumah sakit lebih tinggi daripada skor SOFA.7

Perlunya penanganan dan prediksi yang tepat pada pasien yang menjalani
perawatan dengan sepsis akibat infeksi yang berat membuat peneliti tertarik untuk
meneliti “qSOFA sebagai predictor mortalitas tersangkan infeksi di IGD
RSUD.Raden Mattaher”

1.2 Perumusan Masalah

2
Berdasarkan uraian ringkas latar belakang diatas memberikan dasar bagi
peneliti untuk merumuskan penelitian yaitu qSOFA sebagai predictor mortalitas
tersangka infeksi di IGD RSUD Raden Mattaher.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui mortalitas pada pasien tersangka infeksi di IGD RSUD


Raden Mattaher tahun 2018

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui criteria qSOFA pada pasien yang tersangka infeksi


di IGD RSUD Raden mattaher tahun 2018
2. Mengetahui penyebab mortalitas pada pasien tersangka infeksi di IGD
RSUD Raden mattaher tahun 2018
1.4 Manfaat Penelitian

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat member sumbangan


pemikiran dalam upaya penangan mortalitas pada pasien terinfeksi. Adapun
secara khusus penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan


ilmu pengetahuan khususnya tentang mortalitas pasien yang tersangka infeksi.

1.4.2 Bagi Pihak RSUD Raden Mattaher

sebagai bahan masukan dan informasi bagi RSUD Raden Mattaher


mengenai mortalitas pasien tersangka infeksi

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian


yang berkaitan dengan mortalitas pasien yang tersangka infeksi.

Anda mungkin juga menyukai