Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Toeri

Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik didih. Jadi, titik didih adalah temperatur

dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk dalam

cairan, berarti selam cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer,

karena tekanan uap adalah konstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama.

Penambahan kecepatan panas yang diberikan pada cairan yang mendidih hanya

menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih

cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan

tergantung dari besarnya tekanan atmosfer.

Titik didih adalah suhu (temperatur) dimana tekanan uap sebuah zat cair

sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan. Berdasarkan nilai titik

didih zat terlarut, larutan dapat dibagi dua yaitu titik didih zat terlarut lebih kecil

daripada pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap O2, NH2, H2S dan alkohol

didalam air. Yang kedua yaitu zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya dan jika

dipanaskan pelarut yang lebih dulu menguap. Kenaikan titik didih larutan bergantung pada jenis

pelarut dan konsentrasi larutan, tidakbergantung pada jenis zat terlarutnya. Untuk

larutan yang sangat encer, trekanan uap zat terlarut dapatdiabaika, sehingga yang

mempengaruhi titik didih larutan hanya pelarutnya

Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat digunakan untuk memperkirakan

secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan.

Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebaliknya

3
4

bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah. Pendidihan merupakan hal yang sangat

khusus dari penguapan. Pendidihan adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase

uap. Suatu cairan dikatakan mendidih pada titik didihnya, yaitu bila suhu dimana tekanan uap

cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitarnya. Pada titik didih, tekanan uap cairan

cukup besar sehingga atmosfer dapat diatasi hingga gelembung uap dapat

terbentuk dipermukaan cairan yang diikuti penguapan yang terjadi di setiap titik dalam

cairan. Pada umumnya, molekuldapat menguap bila dua persyaratan dipenuhi, yaitu molekul harus

cukup tenaga kinetik dan harus cukup dekat dengan batas antara cairan-uap. Bila

dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan komponen lain sukar

menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekanan uap

pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan titik

beku dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat

terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-

sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang sukar

menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan

titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena untuk

mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur harus lebih

tinggi.

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada

macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat

terlarut, maka akan didapat suatu larutan yang megalami :

1. Penurunan tekanan uap jenuh larutan (∆P)

2. Kenaikan titik didih larutan (∆Tb)


5

3. Penurunan titik beku larutan (∆Tf)

4. Tekanan osmosis (Ω)

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan

sifat larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama

dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya

sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan

larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat

koligatif larutan di bedakan atas sifat koligatif larutan non elekrtolit dan sifat

kalogatif larutan elektrolit. Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah meguap

dalam larutan dapat mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga

tekanan uap larutan lebih rendah dari pada tekanan uap pelarut murni. Adanya

pertikel zat terlarut tersebut juga akan mengakibatkan kenaikan titik didih dan

penurunan titik beku larutan. Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekana

uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan yang

mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan tidak mengalami diasosiasi

( larutan non elektrolit ), sebanding dengan banyaknya partikel zat terlarut.

Besarnya kenaikan titik didih larutan 1 molal disebut kenaikan titik didih molal,

kb. Sedangkan basarnya penurunan titik beku larutan 1 molal disebut penurunan

titik beku molal, kb. Untuk larutan encer berlaku :

∆Tb = m X Kb

∆Tf = m X Kf

Dengan : ∆Tb = kenaikan titik didih larutan

∆Tf = penurunan titik beku larutan


6

Kb = kenaikan titik didih molal

Kf = penurunan titik beku molal

M = molalaitas larutan

Besarnya molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat

terlarut dan sebanding dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut

dan massa zat pelarut diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat di

tentukan berdasarkan sifat koligatif suatu larutan.

Untuk larutan yang mengadung zat terlarut tidak mudah menguap dan

dapat mengalami disosiasi ( larutan elektrolit ), besarnya penurunan tekanan uap

larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan, di pengaruhi oleh

derajat disosiasi larutan. ( modul praktikum kimia Dasar I )

B. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dibuat hipotesis sebagai berikut:

a. Jika konsentrasi zat terlarut semakin besar maka kenaikan titik didih semakin

tinggi.

b. Jika zat telarut bersifat elektrolit maka kenaikan titik didih lebih tinggi daripada

zat terlarut yang bersifat nonelektrolit.

Anda mungkin juga menyukai