Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan adalah disiplin praktik klinis. Manajer perawat efektif
menyadari ini dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer
perawat akan mempermudah kerja perawat klinis, satu tujuan yang sulit
untuk hubungan penyelia-pekerja pada organisasi birokratis. Perawat
profesional menginginkan autonomi pada praktik mereka sendiri. Mereka
ingin menerapkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan meraka
tanpa pengaruh dari menajer perawat, dokter, atau orang dari disiplin lain.
Ini adalah tindakan terbaik dari manajer perawat dengan mempraktikan
perawat profesional. Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan
penyelia-pekerja. Manajer perawat mengembangkan hubungan yang
membangun rasa percaya. Manajer perawat mempercayai perawat
profesional untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dengan
benar dalam merawat kelompok pasien. Pada gilirannya, perawat klinis
mempercayai manajer perawat untuk mengkoordinasikan suplai, peralatan,
dan sistem pendukung dengan personel dari departemen lain.

Menurut Nursalam (2007) Metode Keperawatan Primer, metode


penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah sakit. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.

Dengan berkembangnya Ilmu Keperawatan dan berbagai ilmu


dalam bidang kesehatan, serta meningkatknya tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan keperawatan yang bermutu tinggi, dengan didasarkan
bahwa pemberian asuhan keperawatan model tim masih mempunyai
beberapa kekurangan, maka berdasarkan studi, para pakar keperawatan
2

mengembangkan model pemberian asuhan keperawatan yang terbaru


yaituModel Primer (Primary Nursing).Dan perawat yang melaksanakan
asuhan keperawatan disebut sebagai “Primary Nurse”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Sistem Keperawatan Primer ?
2. Apa Modalitas Praktik Keperawatan ?
3. Bagaimana Sistem Keperawatan Primer ?
4. Apa Karakteristik modalitas keperawatan primer ?
5. Apa Keuntungan dan Kelebihan keperawatan primer ?
6. Apa Kerugian dan Kekurangan utama dari keperawatan primer ?
7. Bagaiamana Pelaksanaan Askep Primer dengan Model Primer ?
8. Bagaimanakah Diagram Model Primer ?
9. Apa Tugas dan peran Perawat Primer ?
10. Bagaimana Model Dan Bentuk Praktik Keperawatan Profesional
Metode Keperawatan Primer?
11. Bagaimana Model dan Bentuk Praktik Keperawatan Profesional
Metode Tim ?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami Definisi Sistem Keperawatan Primer
2. Mengetahui dan memahami Modalitas Praktik Keperawatan
3. Mengetahui dan memahami Sistem Keperawatan Primer
4. Mengetahui dan memahami Karakteristik modalitas keperawatan
primer
5. Mengetahui dan memahami Keuntungan dan Kelebihan keperawatan
primer
6. Mengetahui dan memahami Kerugian dan Kekurangan utama dari
keperawatan primer
7. Mengetahui dan memahami Pelaksanaan Askep Primer dengan Model
Primer
8. Mengetahui dan memahami Diagram Model Primer
3

9. Mengetahui dan memahami Tugas dan peran Perawat Primer


10. Mengetahui dan memahami Model Dan Bentuk Praktik Keperawatan
Profesional Metode Keperawatan Primer
11. Mengetahui dan memahami Model dan Bentuk Praktik Keperawatan
Profesional Metode Tim
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Keperawatan Primer


Keperawatan adalah disiplin praktik klinis. Manajer perawat efektif
menyadari ini dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer
perawat akan mempermudah kerja perawat klinis, satu tujuan yang sulit
untuk hubungan penyelia-pekerja pada organisasi birokratis. Perawat
profesional menginginkan autonomi pada praktik mereka sendiri. Mereka
ingin menerapkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan meraka
tanpa pengaruh dari menajer perawat, dokter, atau orang dari disiplin lain.
Ini adalah tindakan terbaik dari manajer perawat dengan mempraktikan
perawat profesional. Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan
penyelia-pekerja. Manajer perawat mengembangkan hubungan yang
membangun rasa percaya. Manajer perawat mempercayai perawat
profesional untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dengan
benar dalam merawat kelompok pasien. Pada gilirannya, perawat klinis
mempercayai manajer perawat untuk mengkoordinasikan suplai, peralatan,
dan sistem pendukung dengan personel dari departemen lain.

Manajer perawat meminta perawat klinis untuk masukan pada


implementasi kebijakan dan prosedur. Perawat klinis menyadari kebijakan
dan prosedur proses manajemen dimana mereka berpartisipasi dari pada
mereka yang mempunyai aturan dan regulasi yang memungkinkannya.
Mereka menggunakan pertambahan kerangka pengetahuan keperawatan
(teori) dalam sekolah keperawatan dan dipertahankan melalui pendidikan
berkelanjutan dan pengembangan staf untuk mempraktikan keperawatan
seperti yang mereka ikuti pada kebijakan manajemen berkenaan dengan
segala dokumentasi atau jaminan kualitas karena kebutuhan ini juga
bagian dari praktik keperawatan klinis.
5

B. Modalitas Praktik Keperawatan


Banyak modalitas atau metoda praktik keperawatan telah
dikembangkan selama 35 tahun terakhir. Ini mel puti keperawatan
fungsional, keperawatan tim, keperawatan primer, metoda kasus, praktik
bersama, dan manajemen kasus. Semua dipraktikan dalam berbagai bentuk
dalam institusi perawatan kesehatan di Amerika Serikat. Meskipun
manajer perawat seringkali memutuskan metoda praktik keperawatan yang
akan digunakan dalam organisasi mereka, yang paling baik melibatkan
perawat klinis praktis dalam membuat keputusan tersebut. Selanjutnya
adalah seseorang yang akan melakukannya, bila pilihannya sesuai dengan
keinginan mereka maka mereka akan mengerjakannya. Perawat klinis
harus diberi informasi yang cukup tentang modalitas dan bagaimana
institusi akan mendukungnya sehngga mereka dapat memberikan masukan
untuk keputusan yang dapat dikerjakan.
Bila keputusan dibuat, komite ad hoc dapat mengembangkan
kebijakan dan prosedur untuk mengimplementasikan modalitas. Ini harus
menjadi sumber yang adekuat, termasuk kategori yang tepat dari personel
keperawatan, untuk membuat modalitas kerja. Personel perlu secara
adekuat menyiapkan diri melalui program pengembangan staf. Ini dapat
didukung oleh instruktor pengembangan staf dalam organisasi besar.
Organisasi kecil mungkin perlu bantuan dari konsultan, basanya tersedia
dalam organisasi besar dari kota paling dekat.

C. Sistem Keperawatan Primer


Sistem keperawatan primer Yaitu pengorganisasian
pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan oleh satu orang registered
nurse sebagai perawat primer yang bertanggung jawab dalam asuhan
keperawatan selama 24 jam terhadap klien yang menjadi tanggung
jawabnya mulai dari masuk sampai pulang dari rumah sakit. Apabila
perawat primer/utama libur atau cuti tanggung jawab dalam asuhan
6

keperawatan klien diserahkan pada teman kerjanya yang satu level atau
satu tingkat pengalaman dan keterampilannya (associate nurse).
Menurut Nursalam (2007) Metode Keperawatan Primer, metode
penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah sakit. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
Keuntungan yang dirasakan klien ialah mereka merasa lebih
dihargai sebagai manusia karena terpenuhi kebutuhannya secara individu,
asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang
efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
Metode itu dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan karena:
1. Hanya ada satu perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan
dan koordinasi asuhan keperawatan
2. Jangkauan observasi setiap perawat 4-6 klien

3. Perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam

4. Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal

5. Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan


parallel

Menurut Sitorus (2006), staf medis juga merasakan kepuasan


dengan metode ini karena senantiasa mendapat informasi tentang kondisi
klien yang mutakhir dan komprehensif.

D. Karakteristik modalitas keperawatan primer


1. Perawat primer mempunyai tanggung jawab untuk asuhan
keperawatan pasien selama 24 jam sehari, dari penerimaan sampai
pemulangan.
7

2. Pengkajian kebutuhan asuhan keperawatan, kolaborasi dengan


pasien dan profesional kesehatan lain, dan menyusun rencana
perawatan, semua ini ada ditangan perawat primer.
3. Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan didelegasikan oleh
perawat primer kepada perawat sekunder selama shift lain.
4. Perawat primer berkonsultasi dengan perawat kepala dan penyelia.
5. Autoritas, tanggung gugat, dan autonomi ada pada perawat primer.

Keperawatan primer mensejajarkan desentralisasi pendidikan pasien


karena perawat menjadi pemberi asuhan primer. Pada perawatan pasien
komprehensif, perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat
untuk pendidikan pasien.
Sejak 1974 keperawatan primer telah diimplementasikan di
beberapa rumah sakit dan telah dijalani berbagai modifikasi. Perawat
primer seringkali melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien.
Kadang-kadang mengarahkan pemberi asuhan lain saat menjalankan
fungsi pembuat keputusan.
Penelitian mendukung keperawatan primer sesuai peningkatan
kepuasan pasien, kepuasan perawat, dan keefektifan biaya. Mereka juga
menemukan bahwa “perbedaan individual pada perawat dan kopetensi
perawat mungkin mempunyai dampak yang lebih besar pada kualitas
perawatan daripada terhadap struktur keperawatan primer.” Ini harus
diperhatikan, namun, bila latar belakang pendidikan perawat cocok,
perbedaan kualitas perawatan antara tim dan keperawatan primer tidak
tampak. Struktur untuk keperawatan primer secara umum suatu sistem
yang lebih baik untuk mengorganisasi perawatan. Keefektifan
keperawatan primer berbeda pada tipe perawat, pasien, rumah sakit dan
bahkan unit keperawatan dalam suatu rumah sakit.
Baik keperawatan primer dan tim memerlukan sistem pendukung
keperawatan yang efisien: komunikasi, distribusi, transportasi, dan
manajemen unit. Shukla mengajukan teori kemungkinan bahwa
keperawatan primer adalah lebih efektif bila sistem pendukung efisien dan
8

ketergantungan pasien pada perawat tinggi. Keperawatan primer tidak lebh


baik dari keperawatan tim untuk semua rumah sakit, semua unit
keperawatan dalam rumah sakit, atau semua tipe pasien.
Desentralisasi sistem pendukung seperti suplai, linen, dan obat-
obatan untuk ruangan pasien, lebih efisien dan memperbaiki keuntungan
keperawatan primer pada keperawatan tim. Bila perawat primer harus
pergi ke pusat untuk suatu hal mereka akan terhambat dalam memberikan
perawatan langsung. Juga, keperawatan modular atau keperawatan primer
dimodifikasi mengubah kinerja yang dibutuhkan dari keperawatanyang
lebih tidak langsung dan rutin serta tugas-tugas bukan keperawatan.
Pasiean memerlukan keuntungan perawatan yang lebih luas dari
keperawatan primer daripada kemampuan perawatan diri. Keperawatan
primer paling baik untuk perawatan intensif.

E. Keuntungan dan Kelebihan keperawatan primer


Keuntungan
1. Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi
meningkatkan motivasi, tanggung jawab, dan tanggung gugat.
2. Menjamin kontinuitas perawatan sesuai perawat primer
memberikan atau mengarahkan perawatan sepanjang hospitalisasi.
3. Membuat ketersediaan peningkatan pengetahuan psikososial pasien
dan kebutuhan fisik, karena perawat primer melakukan pengkajian
riwayat dan fisik, mengembangkan rencana perawatan, dan
melaksanakannya sebagai kesatuan antara pasien dan pekerja
kesehatan lain.
4. Meningkatkan pelaporan dan kepercayaan antara perawat dan
pasien yang akan memungkinkan pembentukan hubungan
terapeutik.
5. Memperbaiki komunikasi informasi pada dokter.
6. Menghilangkan pembantu perawat dari administrasi perawatan
pasien langsung.
9

7. Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran


manajer operasional: untuk menghadapi masalah staf dan
penugasan dan memotivasi serta mendukung staf.
Kelebihan
1. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau
diterapkan.
2. Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif
dengan pertanggungjawaban yang jelas.
3. Memungkinkan penerapan proses keperawatan.
4. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.
5. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang menerima
asuhan keperawatan
6. Lebih mencerminkan
7. Menurunkan dana perawatan

F. Kerugian dan Kekurangan utama dari keperawatan primer


Kerugian :
Keperawatan primer dikatakan memerlukan seluruh staf menjadi
RN, yang meningkatkan pengaturan staf dan biaya. Sebagai contoh, uang
dihemat bila tugas bukan keperawatan dilakukan oleh kategori personel
lain dan tidak diambil alih oleh RN.
Kekurangan :
1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
2. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena lebih
banyak menggunakan perawat profesional.
3. Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi
kesehatan/kedokteran
4. Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan
10

G. Pelaksanaan Askep Primer dengan Model Primer


Dengan berkembangnya Ilmu Keperawatan dan berbagai ilmu
dalam bidang kesehatan, serta meningkatknya tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan keperawatan yang bermutu tinggi, dengan didasarkan
bahwa pemberian asuhan keperawatan model tim masih mempunyai
beberapa kekurangan, maka berdasarkan studi, para pakar keperawatan
mengembangkan model pemberian asuhan keperawatan yang terbaru
yaituModel Primer (Primary Nursing).Dan perawat yang melaksanakan
asuhan keperawatan disebut sebagai “Primary Nurse”.

Tujuan dari Model


Primer adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan yang dilakukan
secara
komprehensif dan dapat dipertanggung jawabkan. Penugasan yang
diberikan kepada Primary Nurse atas pasien yang dirawat dimulai sejak
pasien masuk ke rumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan pasien
atau masalah keperawatan yang disesuaikan dengan kemampuan Primary
Nurse. Setiap primary nurse mempunyai 4-6 pasien dan bertanggung
jawab selama 24 jam selama pasien dirawat. Primary Nurse akan
melakukan pengkajian secara komprehensif dan merencanakan asuhan
keperawatan.
Selama bertugas ia akan melakukan berbagai kegiatan sesuai
dengan masalah dan kebutuhan pasien.Demikian pula pasien, keluarga,
staff medik dan staf keperawatan akan mengetahui bahwa pasien tertentu
merupakan tanggung jawab primary nurse tertentu. Dia bertanggung
jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan
asuhan keperawatan dan dia juga akan merencanakan pemulangan pasien
atau rujukan bila diperlukan.
Jika primary nurse tidak bertugas, kelanjutan asuhan keperawatan
didelegasikan kepada perawat lain yang disebut “associate
nurse”. Primary nurse bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan
yang diterima pasien dan menginformasikan tentang keadaan pasien
kepada Kepala Ruangan, dokter dan staf keperawatan lainnya. Kepala
11

Ruangan tidak perlu mengecek satu persatu pasien, tetapi dapat


mengevaluasi secara menyeluruh tentang aktivitas pelayanan yang
diberikan kepada semua pasien.
seorang primary nurse bukan hanya mempunyai kewenangan untuk
memberikan asuhan keperawatan tetapi juga mempunyai kewenangan
untuk melakukan rujukan kepada pekerja sosial,kontak dengan lembaga
sosial masyarakat, membuat jadwal perjanjian klinik,
mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya. Dengan diberikannya
kewenangan
tersebut, maka dituntut akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil pelayanan
yang
diberikan. Primary Nurse berperan sebagai advokat pasien terhadap
birokrasi rumah sakit.
Kepuasan yang dirasakan pasien dalam model primer adalah pasien
merasa dimanusiawikan karena pasien terpenuhi kebutuhannya secara
individual dengan asuhan keperawatan yang bermutu dan tercapainya
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi dan advokasi. Kepuasan yang dirasakan oleh Primary Nurse
adalah tercapainya hasil berupa kemampuan yang tinggi terletak pada
kemampuan supervisi. Staf medis juga merasakan kepuasannya dengan
model primer ini, karena senantiasa informasi tentang kondisi pasien
selalu mutakhir dan laporan pasien komprehensif, sedangkan pada model
Fungsional dan Tim informasi diperoleh dari beberapa perawat. Untuk
pihak rumah sakit keuntungan yang dapat diperoleh adalah rumah sakit
tidak perlu mempekerjakan terlalu banyak tenaga keperawatan, tetapi
tenaga yang ada harus berkualitas tinggi.
Dalam menetapkan seorang menjadi Primary Nurse perlu berhati-
hati karena memerlukan beberapa kriteria, diantaranya dalam menetapkan
kemampuan asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang
tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntabel serta mampu berkolaborasi
dengan baik antar berbagai disiplin ilmu. Di negara maju pada umumnya
12

perawat yang ditunjuk sebagai primary nurse adalah seorang Clinical


Specialist yang mempunyai kualifikasi Master.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Model Primer dapat
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan bila dibandingkan dengan
Model Tim, karena :
1. Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung
gugat dalam perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan.
2. Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 pasien bila
dibandingkan dengan 10-20 orang pada setiap tim.
3. Perawat Primer bertanggung jawab selama 24 jam.
4. Rencana pulang pasien dapat diberikan lebih awal.
5. Rencana keperawatan dan rencana medic dapat berjalan paralel.

H. Diagram Model Primer

Kepala ruangan
Pasien-pasien Shift pagi
Primary nurse Shift Siang
Dokter Shift malam
Penunjang

I. Tugas Dan Peran Perawat Primer


1. Tugas Perawat Primer ( Ketua Tim )

a. Menerima overan klien setiap pengantian dinas pagi atau pada


saat bertugas.
b. Melaksanakan pembagian klien pada perawat asosiet
c. Mengadakan
13

d. pre atau post konferens dengan perawat asosiet.


e. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
f. Menerima klien baru dan memberi informasi tentang tata tertib
RS dan ruangan, tenaga perawat dan dokter yang merawat dan
adminisrasi.
g. Membuat rencana keperawatan, catatan perkembangan dan
resume keperawatan.
h. Melakukan diskusi keperawatan kepada perawat asosiet.
i. Melakukan evakuasi asuhan keperawatan dan membuat
laporan.
j. Melakukan tindakan keperawatan tertentu yang membutuhkan
kompetensi kompleks.
k. Membuat perencanaan pulang
l. Memeriksa atau mengevaluasi laporan keadaan klien yang
telah dibuat PA.
m. Melakukan penyuluhan kepada klien dan keluarga.
n. Menyiapkan pelaksanaan asuhan keperawatan.
o. Menilai hasil pekerjaan kelompok dan mendiskusikan
permasalahan yang ada.
p. Menciptakan kerja sama yang harmonis.
q. Melakukakolaborasi dengan tim kesehatan lain dan mengikuti
visit atau ronde medik.
r. Mengikuti ronde keperawatan.
s. Mengikuti kegiatan ilmiah.
t. Mengorientasikan klien baru pada lingkungan.

2. Peran Perawat Asosiet


a. Mengikuti serah terima klien dinas pagi bersama perawat
primer, sore dan malam.
b. Mengikuti pre atau post comference dengan perawat primer.
14

c. Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat


primer tidak ada di tempat.
d. Melaksanakan rencana keperawatan.
e. Membuat rencana keperawatan pada klien baru jika perawat
primer tidak ada ditempat.
f. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
g. Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format
dokumentasi keperawatan yang ada diruangan.
h. Menyiapkan klien untuk memeriksa diagnostic atau
laboratorium, pengobatan dan tindakan.
i. Memberikan penjelasan atas pertanyaan klien atau keluarga
dengan kalimat yang mudah dimengerti, bersifat sopan dan
ramah
j. Berperan serta melakukan penyuluhan kesehatan kepada klien
dan keluarga.
k. Memelihara kebersihan klien, ruangan dan lingkungan ruang
rawat.
l. Menyimpan, memerihara peralatan yang diperlukan sehingga
siap dipakai.
m. Melakukan mdinas rotasi sesuai jadual yang sudah dibuat oleh
kepala ruangan.
n. Mengikuti visit dokter atau ronde keperawatan jika tidak ada
PP
o. Mengantikan peran atau tugas PP yang lain jika PP tidak ada.
p. Mengidentifikasi dan mencataa tingkat ketergantungan lien
setiap shif
q. Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan.

3. Tugas Pembantu Perawat


a. Membersihkan meja.
b. Menyediakan alat.
c. Membersihkan alat – alat yang digunakan
15

d. Mengantar klien konsul


e. Membawa urinal atau pispot ke dan dari klien
f. Menyiapkan makan dan minum
g. Membantu klien kekamar mandi
h. Membantu klien BAK atau BAB
i. Membantu menganti alat tenun

4. Peran Perawat Pelaksana


a. Pengkajian Mengkaji kesiapan klien dan diri sendiri untuk
melaksanakan asuhan keperawatan.

b. Perencanaan

1) Bersama keru mengadakan serah terima tugas

2) Menerima pembagian tugas dari katim

3) Bersama katim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan


asuhan keperawatan

4) Mengikuti ronde keperawatan

5) Menerima klien baru

c. Implementasi

1) Menerima penjelasan tujuan pengorganisasian tim

2) Menerima pembagian tugas

3) Melaksanakan tugas yang diberikan katim

4) Melaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan


lain

5) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim lainnya

6) Melaksanakan asuhan keperawatan

7) Menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang


dilaksanakan

8) Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim


16

9) Menerima informasi yang berkaitan dengan askep dan


melaksanakan askep dengan etik dan legal

10) Memaham hasil yang telah di capai

11) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian

d. Evaluasi

Menyiapkan menunjukkan bahan yang diperlukan


untuk proses evaluasi serta ikut mengevaluasi kondisi klien.

J. Model Dan Bentuk Praktik Keperawatan Profesional Metode


Keperawatan Primer
1. Model Praktik Keperawatan
adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang
nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori
keperawatan. Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi
kesehatan, menuntut perawat, sebagai suatu profesi, member
pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya
mengembangkan model praktik keperawatan professional ( MPKP ).
2. Tujuan Model Keperawatan
a. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan
keptusan
e. Menjelaskan dengan tegas ruang linkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.
3. Pelayanan Kesehatan Primer ( PHC )
Dalam penilainan tahunannya tentang kesehatan dunia, para
delegasi yang menghadiri pertemuan ke 28 World Health Assembly di
Geneva telah memutuskan bahwa situasi global sekarang ini tidak
sehat. Sejumlah contoh dari berbagai belahan dunia telah meyakinkan
17

mereka bahwa penggunaan suatu pendekatan yang disebut PHC, dapat


berkontribusi sangat besar dalam membebaskan seluruh masyarakat
dari penderitaan yang terabaikan, nyeri, ketidakmampuan dan
kematian. Masyarakat global dapat terjamin, banyak beban berat dari
berbagai penderitaan dan kematian yang tidak diinginkan oleh jutaan
orang diseluruh dunia dapat dicegah melalui penerapan konsep PHC
(Bryant,1969; Newell,1975).
4. Metode Keperawatan Primer
Metode ini pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Lydia
Hall (1963) ini merupakan system dimana seorang perawat
bertanggung jawab selama 24 Jam sehari, 7 hari per minggu,ini
merupakan metode yang memberikan perawatan secara komprehensif,
individual dan konsisten. Metode keperawatan primer membutuhkan
pengetahuan keperawatan dan keterampilan manajemen. Perawat
primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap
kebutuhan pasien, mengidentifikasi diagnose keperawatan,
mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi
keefektivitasan perawatan. Sementara perawat yang lain menjalankan
tindakan
keperawatan, perawat primer mengkoordinasi perawatan dan
menginformasikan tentang kesehatan pasien kepada perawat atau
tenaga kesehatan lainnya. Keperawatan Primer melibatkan semua
aspek peran profesional, termasuk pendidikan kesehatan, advokasi,
pembuatan keputusan, dan kesinambungan perawatan. Perawat primer
merupakan manager garis terdepan bagi perawatan pasien dengan
segala akuntabilatas dan tanggung jawab yang menyertainya.

K. Model dan Bentuk Praktik Keperawatan Profesional Metode Tim


1. Metode Tim
Metode tim merupakan suatu model dan praktik keperawatan
professional dimana seorang perawat professional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
18

keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif


( Douglas, 1984 ).
Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota
kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa
tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat (Kron & Gray,1987).
2. Pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut :
a. Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu
menggunakan tehnik kepemimpinan
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim.
e. Model tim akan berhasil baik bila di dukung oleh kepala ruang.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota
yang berbeda – beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3
tim atau grup yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal dan
pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
3. Kelebihan
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah
diatasi dan memberikan kepuasan pada anggota tim
4. Kelemahan
a. Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi
tim, membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakannya pada
waktu – waktu sibuk.
b. Akuntabilitas pada tim
5. Konsep Metode Tim
19

a. Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu


menggunakan berbagai tehnik kepemimpinan
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim dan model tim akan
berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang
6. Tanggungjawab Anggota Tim
a. Memberikan asuhan keperawatan kepada klien dibawah
tanggungjawabnya.
b. Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim
c. Member laporan
7. Tanggungjawab Ketua Tim
a. Membuat perencanaan
b. Membuat penugasan, supervise dan evaluasi
c. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan konferensi
8. Tanggungjawab Kepala Ruang
a. Menentukan standar pelaksanaan kerja
b. Supervise dan evaluasi tugas staf
c. Member pengarahan ketua tim
9. Uraian Tugas Kepala Ruang
a. Perencanaan
1) Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masing –
masing
2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan atau penjadwalan
20

5) Melaksanakan strategi pelaksanaan keperawatan


6) Mengikuti visit dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskudikan dengan dokter tentang dindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
9) Membantu membimbing terhadap paserta didik keperawatan
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan RS

b. Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2) Merumuskan tujuan metode penugasan
3) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas
4) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua
tim dan tim membawahi 2 -3 perawat
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari
6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
7) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek
8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada ditempat
kepala ketua tim
9) Memberikan wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien
10) Mengatur penugasan, jadwal, pos dan pakarnya
11) Indentifikasi masalah dan cara penanganan
c. Pengarahan
1) Memberpengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2) Memberpujian kepada anggota yang melaksanakan tugas
dengan baik
3) Membermotivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap
21

4) Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan


berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien
5) Melibatkan bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakn tugasnya
6) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien
2) Melalui superfisi Pengawasan langsung dan tidak langsung
3) Evaluasi
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
ketuan tim serta melakukan audit keperawatan
22

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Keperawatan adalah disiplin praktik klinis. Manajer perawat efektif
menyadari ini dan praktisnya secara sesuai. Ini berarti bahwa manajer
perawat akan mempermudah kerja perawat klinis, satu tujuan yang
sulit untuk hubungan penyelia-pekerja pada organisasi birokratis
2. Perawat profesional menginginkan autonomi pada praktik mereka
sendiri. Mereka ingin menerapkan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan meraka tanpa pengaruh dari menajer perawat, dokter, atau
orang dari disiplin lain
3. Hubungan ini tidak menghilangkan hubungan penyelia-pekerja.
Manajer perawat mengembangkan hubungan yang membangun rasa
percaya.

B. Saran
1. Seseorang Perawat Dapat Merasahkan Bisa Membantu Dalam
Pekerjaan merawat pasien Dengan Propisional
2. Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat
dalam perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan.
3. Perawat Primer bertanggung jawab selama 24 jam.
23

DAFTAR PUSTAKA

Swanburg, Russel C. 2000. Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan untuk

Perawat Klinis. Jakarta: EGC

Ali,Zaidin,Haji.2001.Dasar-Dasar Keperawatan Profesional.Jakarta:Widya

Medika

Ali,Zaidin,Haji.2001.Pengantar Keperawatan Profesional.Jakarta:Widya Medika

http://efpanjayadi.blogspot.co.id/2012/06/asuhan-keperawatan-dengan-

mengunahkan.html

http://www.indonesian-publichealth.com/metode-asuhan-keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai