Anda di halaman 1dari 14

Kisi Kisi UKNI Bidang Keperawatan Komunitas

Pengantar
UKNI (Uji Kompetensi Ners Indonesia) diselenggarakan dalam rangka menjamin mutu lulusan
pendidikan tinggi bidang keperawatan. Tujuan UKNI adalah menilai pencapaian kompetensi sesuai
standar kompetensi Ners generalis dalam rangka memperoleh sertifikat kompetensi profesi Ners.

Jenis Soal UKNI


Soal-soal UKNI disusun berdasarkan tinjuan penilaian yang disusun sebagai pedoman dalam
pengembangan soal-soal UKNI. Adapun tinjauan tersebut terdiri dari 7 jenis yang penjelasan sebagai
berikut:
Tinjauan Area
Tinjauan 1 Area kompetensi yang mengacu kepada standar komptens profesi,
meliputi praktik etis, legal, dan peka budaya, asuhan dan
manajemen asuhan keperawatan, pengembangan profesional
Tinjuan 2 Domain kompetensi yang dibedakan dalam pengetahuan kognitif,
prosedur, dan afektif
Tinjuan 3 Keilmuan: KMB, maternitas, anak, jiwa, keluarga, gerontik, gadar,
komunitas, dan manajemen keperawatan
Tinjauan 4 Proses keperawatan: pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, evaluasi
Tinjuan 5 Upaya pelayanan keperawatan yang berisi upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Tinjuan 6 Kebutuhan klien: oksigenasi, cairan dan elektrolitm nutrisi, aman
dan nyaman, eliminasi, aktifitas, dan istirahat, psikososial,
komunikasi, belajar, seksual. Nilai, dan keyakinan
Tinjauan 7 Sistim tubuh pernafasan, jantung, pembuluh darah dan sistim
limfatik. Pencernaan dan hepatobilier, saraf dan perilaku, endokrin
dan metabolism, musculoskeletal, ginjal dan saluran kemih,
kekebalan imun, penginderaan, kesehatan mental, dan pelayanan
kesehatan

Tips Sukses
Berikut adalah tips sukses yang sebagian di sadur dari Silvester, Nursalam, & Haryanti (2014).
1. Berdoa
Alloh Berfirman: “Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.” (QS. Al-Mu’min: 60).
“Barangsiapa yang berdo’a kepada-ku, pasti akan ku-kabulkan, dan siapa yang memohon kepada-ku, pasti akan
ku-beri,dan siapa yang mohon ampun kepada-ku pasti akan ku ampuni”. (HR.Bukhari, Muslim, Maliki,
Tirmidzi )
2. Minta restu dan doa orang tua
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan
doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).

”Ridha Rabb terletak pada ridha kedua orang tua dan murka-Nya terletak pada kemurkaan
keduanya.” (Riwayat Ath Thabarani, dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi)

3. Dasar
 Bangun sikap positif yang kuat
 Berpikir tentang tujuan jangka pendek dan jangka panjang
 Susun rencana
4. Persiapan
 Susun rencana dan jadwal belajar
 Menentukan tempat belajar
 Susun keseimbangan kewajiban kerja dan pribadi
5. Perilaku membangun positif
 Rencanakan waktu untuk refresing, berolah raga, relaksasi
6. Persiapan Akhir
 Tulis tanggal dan waktu ujian serta tempat ujian
 Kaji lokasi ujian sebelum hari ujian
 Persiapkan perlengkapan ujian
 Relaksasi sebelum ujian
7. Hari Pelaksanaan Ujian
 Merapikan diri
 Sarapan
 Bangun sikap posited dan percaya diri
 Kendalikan diri

Lingkup UKNI Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan integrasi dari Keperawatan Dasar di tingkat Klinik dan Keperawatan
Komunitas. Peserta diharapkan memahami asuhan keperawatan dengan kasus yang berpeluang ada di
seluruh Indonesia, minimal 5 Kasus yang ada atau viral di setiap provinsi dan berpeluang ditemukan di
wahan praktik di Klinik ataupun di Komunitas dengan tidak mengabaikan Program-program Pemerintah
di Komunitas.

Rincian Lingkup UKNI Keperawatan Komunitas


1) Asuhan Keperawatan di Komunitas Dan Kelompok Dengan Penyakit Menular (Hipertensi pada
Kelompok usia Produktif; Rematik pada Kelompok Usia Lansia; Stroke pada usia produktif;..)
2) Asuhan Keperawatan Pada Komunitas Dan Kelompok Dengan Penyakit Menular (Diare pada
Kelompok Usia Anak; Hepatitis pada usia Dewasa; Tuberkulosis pada usia dewasa ;…)
3) Asuhan Keperawatan di Komunitas Dan Kelompok Dengan Penyakit Keturunan (Asma pada
kelompok usia anak; Kencing manis pada kelompok usia dewasa;…)
4) Asuhan Keperawatan di Komunitas Dan Kelompok Akibat Perilaku Berisiko (Narkoba pada
kelompok usia remaja; HIV-AIDS pada kelompok usia dewasa; Obesitas pada Kelompok Usia
anak;)
5) Asuhan Keperawatan di Komunitas Dan Kelompok Akibat berbagai virus (Flu Babi di
Komunitas; Flu Burung di Komunitas; Mers di Komunitas)
6) Asuhan Keperawatan Pada Komunitas Dan Kelompok pada Penyakit Endemik (Penyakit
Endemik: DBD; Malaria; Kaki Gajah;…)
7) Asuhan Keperawatan Pada Komunitas Dan Kelompok akibat bencana.
8) Asuhan Keperawatan Pada Kelompok khusus di komunitas: UKS; Kesehatan kerja

Topik UKNI
Topik Askep Elemen Topik

Pengkajian
Masalah Keperawatan
Intervensi Keperawatan Promotif, Preventif, Kuratif , Rehabilitatif
Evaluasi Keperawatan
Peran dan Fungsi Keperawatan
Strategi Intervensi Kesehatan 1. Pemberdayaan
2. Proses Kelompok
3. Bina suasana
4. Kemitraan
5. Partisipasi
Etik Legal terkait pemberian asuhan Beneficience, Maleficience, Justice,
Keperawatan terkait Topik Veracity, Otonomi,

Diagnosa Keperawatan Paling Sering Muncul untuk Area Komunitas


1. Defisit kesehatan komunitas
Definisi:
Terdapat masalah kesehatan atau faktor risiko yang dapat menganggu kesejahteraan pada suatu
kelompok
Penyebab:
a. Hambatan akses ke pemberi pelayanan kesehatan
b. Keterbatasa sumber daya
c. Program tidak memiliki anggaran yang cukup
d. Program tidak atau kurang didukung komunitas
e. Komunitas kurang puas dengan program yang dijalankan
f. Program tidak memiliki rencana evaluasi yang optimal
g. Program tidak memiliki data hasil yang memadai
h. Program tidak mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas
Gejala dan Tanda Mayor
Objektif:
a. Terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas
b. Terdapat faktor risiko fisiologis dan/atau psikologis yang menyebabkan anggota komunitas
menjalani perawatan
Gejala dan tanda Minor
Objektif
a. Tidak tersedia program untuk meningkatkan kesejahteraan bagi komunitas
b. Tidak tersedia program untuk mencegah masalah kesehatan komunitas
c. Tidak tersedia program untuk mengurangi masalah kesehatan komunitas
d. Tidak tersedia program untuk mengatasi masalah kesehatan komunitas
2. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
Definisi
Pola pengaturan dan pengintegrasian program kesehatan ke dalam kehidupan sehari-hari yang
cukup untuk memenuhi tujuan kesehatan dan dapat ditingkatkan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Mengekspresikan keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahannya
Objektif
1. Pilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi tujuan program kesehatan
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Mengekspresikan tidak adanya hambatan yang berarti dalam mengintegrasikan program yang
ditetapkan untuk mengatasi masalah kesehatan
2. Menggambarkan berkurangnya faktor risiko terjadinya masalah kesehatan
Objektif
1. Tidak ditemukan adanya gejala masalah kesehatan atau penyakit yang tidak terduga
3. Kesiapan peningkatan pengetahuan
Perkembangan informasi kognitif yang berhubungan dengan topic spesifik cukup untuk memenuhi
tujuan kesehatan dan dapat ditingkatkan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Mengungkapkan minat dalam belajar
2. Menjelaskan pengetahuan tentang suatu topic
3. Menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai denga topic
Objektif
1. Perilaku sesuai dengan pengetahuan
4. Manajemen kesehatan tidak efektif
Definisi
Pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari
tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan
Penyebab:
a. Kompleksitas sistim pelayanan kesehatan
b. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
c. Konflik pengambilan keputusan
d. Kurang terpapar informasi
e. Kesulitan ekonomi
f. Tuntutan berlebih (mis. Individu, keluarga)
g. Konflik keluarga
h. Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
i. Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak
j. Kekurangan dukungan sosial
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Mengungkapkan kesulitan dalam menjalani program perawatan/pengobatan
Objektif
1. Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko
2. Gagal menerapkan program perawatan/pengobatan
3. Aktifitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan
5. Kesiapan peningkatan koping komunitas
Definisi:
Pola adaptasi dan penyelesaian masalah komunitas yang memuaskan untuk memenuhi tuntutan atau
kebutuhan masyarakat, serta dapat ditingkatkan untuk penatalaksanaan masalah saat ini dan
mendatang.
Gejala dan tanda mayor:
Subjektif
1. Perencanaan aktif oleh komunitas mengenai prediksi stressor
2. Pemecahan masalah aktif oleh komunitas saat menghadapi masalah
Objektif
1. Terdapat sumber-sumber daya yang adekuat untuk mengatasi stressor
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Bersepakat bahwa komunitas bertanggung jawab terhadap penatalaksanaan stress
2. Berkomunikasi positif diantara anggota komunitas
3. Berkomunikasi positif diantara komunitas
Objektif
1. Tersedia program untuk rekreasi
2. Tersedia program untuk relaksasi/bersantai
6. Koping komunitas tidak efektif
Definisi:
Pola adaptasi aktifitas komunitas dan penyelesaian masalah yang tidak memuaskan untuk
memenuhi tuntutan atau kebutuhan masyarakat
Penyebab
a. Paparan bencana (alam atau buatan manusia)
b. Riwayat bencana (alam atau buatan manusia)
c. Ketidakadekuatan sumber daya untuk pemecahan masalah
d. Ketidakcukupan sumber daya masyarakat (mis. Istirahat, rekreasi, dukungan sosial)
e. Tidak adanya sistim masyarakat
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif:
Mengungkapkan ketidakberdayaan komunitas
Objektif:
a. Komunitas tidak memenuhi harapan anggotanya
b. Konflik masyarakat meningkat
c. Insiden masalah masyarakat tinggi (mis. Pembunuhan, pengrusakan, terorisme, perampokan,
pelecehan, penganguran, kemiskinan, penyakit mental)
Gejala dan tanda Minor
Subjektif
a. Mengungkapkan kerentanan komunitas
Objektif
a. Partisipasi masyarakat kurang
b. Tingkat penyakit masyarakat meningkat
c. Stress meningkat
7. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Definisi:
Hambatan kemampuan dalam mengubah gaya hidup/perilaku untuk memperbaiki status kesehatan
Penyebab:
1. Kurangnya terpapar informasi
2. Ketidakadekuatan dukung sosial
3. Self-efficacy yang rendah
4. Status sosio-ekonomi rendah
5. Stressor berlebihan
6. Sikap negatif terhadap pelayanan kesehatan
7. Pemilihan gaya hidup tidak sehat (mis. Merokok, konsumsi alcohol berlebihan)
Gejala dan Tanda mayor
Objektif:
a. Menunjukkan penolakan terhadap perubahan status kesehatan
b. Gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan
c. Menunjukkan upaya peningkatan status kesehatan yang minimal
Gejala dan tanda minor
a. Gagal mencapai pengendalian yang optimal
8. Defisit pengetahuan
9. Kenyamanan lingkungan:
a. Kontaminasi
b. Risiko kontaminasi
c. Risiko keracunan
d. Risiko efek samping media kontras beryodium

Tingkat Pencegahan
Pencegahan Primer
 Pencegahan primer adalah peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus terhadap
penyakit-penyakit tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre pathogenesis).
Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan
mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of
defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika
resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup :
immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.
 Pencegahan primer dilakukan pada masa individu yang belum menderita sakit. Pencegahan primer
terdiri dari promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus (spesifiic protection).
 Upaya pencegahan primer untuk penyakit tidak menular mencakup persediaan makanan dan
energi yang kuat, kesempatan yang baik dalam pendidikan, pekerjaan, dan perumahan dan layanan
komunitas yang efisien.
 Setiap individu dapat mempraktikan upaya pencegahan primer dengan mendapatkan tingkat
pendidikan yang tinggi yang mencakup pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit dan
perjalanan penyakit anggota keluarga lain. Secara khusus, individu harus mengambil tanggung
jawab dalam hal makan dengan tepat, olahraga yang cukup, mempertahankan berat badan yang
sesuai, dan menghindari penggunaan alkohol dan obat-obatan lain. Masing-masing individu juga
dapat melindungi dirinya dari cedera dengan mengenakan sabuk pengaman, kacamata pengaman,
dan lotion tabir surya.
Pencegahan Sekunder
 Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, disebut pencegahan
sekunder (seconder preventive). Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit.
Pencegahan sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera ( early diagnosis and
prompt treatment ).
 Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder
mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan
faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat
sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan
memelihara energi
 Upaya pencegahan sekunder yang dapat dilakukan masyarakat mencakup pelaksanaan skrining
massal untuk penyakit kronis, upaya penemuan kasus, dan penyediaan tentang fasilitas,
perlengkapan, dan tenaga kesehatan yang memadai bagi masyarakat. Tugas individu di dalam
pencegahan sekunder mencakup skrining pribadi, misalnya periksa sendiri payudara atau testis
(untuk kanker pada organ tersebut), bemocult test (untuk kanker kolon dan rektum), dan skrining
medis seperti pap test (untuk kanker servik), tes PSA untuk kanker prostat, mammografi dan
skrining untuk diabetes, glukoma, atau hipertensi. Keikutsertaan dalam skrining kesehatan dan
pemeriksaan kesehatan dan gigi secara rutin merupakan langkah awal dalam pencegahan sekunder
untuk penyakit tidak menular. Langkah-langkah itu harus diikuti dengan diagnosis pasti dan
pengobatan segera untuk penyakit apapun yang terdeteksi.
Pencegahan tersier
 Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder. Pencegahan
tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan
utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul
kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi.
 Upaya pencegahan tersier bagi masyarakat mencakup ketersediaan fasilitas, layanan, dan tenaga
medis kedaruratan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang di dalamnya upaya
pencegahan primer dan sekunder sudah tidak ampuh. Contohnya mencakup layanan ambulan
rumah sakit, dokter dan dokter bedah, perawat, dan tenaga professional kesehatan yang lain.
 Pencegahan tersier bagi individu kerap membutuhkan perubahan perilaku atau gaya hidup yang
signifikan. Contohnya mencakup kepatuhan mengikuti pengobatan yang diresepkan, program
olahraga, dan diet. Contoh, seorang pasien serangan jantung dapat mengikuti program pendidikan
dan konseling gizi dan di dorong untuk perpartisipasi dalam program olahraga. Kegiatan itu dapat
membawa pasien kembali meneruskan pekerjaannya dan mencegah serangan jantung kedua. Untuk
tipe tertentu masalah kesehatan tidak menular, misalnya masalah yang melibatkan penyalahgunaan
zat, kedatangan yang rutin pada pertemuan kelompok pendukung atau sesi konseling dapat
menjadi satu bagian penting dalam program pencegahan tersier.

Strategi intervensi keperawatan komunitas


Menurut Standhope dan Lancaster (2004) stategi yang dilakukan oleh perawat komunitas adalah dengan
prinsip pengorgnisasi masyarakat dengan 4 strategi:

1. Proses kelompok/swabantu/ self help group


Merupakan strategi intervensi komunitas yang dilakukan bersama-sama dengan sekolah atau
masyarakat melalui pembentukan kelompok. Proses kelompok dilakukan dengan tujuan meningkatkan
kualitas kelompok, sehingga kelompok mempunyai keterampilan tertentu.
Contoh kegiatan: Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi,
penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di
lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika
masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi
memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan
melalui proses kelompok. Dalam kasus ini, tenaga kesehatan bersama masyarakat membicarakan tentang
masalah kesehatan di desa, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi demi menjaga kesehatan desa

2. Pendidikan kesehatan/Edukasi
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan
hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Penkes merupakan upaya memberikan pengetahuan sebagai upaya meningkatkan derajad
kesehatan. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Misal: Perawat melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
tentang ispa pada anak, merokok remaja, atau diabetes. Dan diberikan cara untuk mencegahnya juga
dampak buruk bila masalah terus berlangsung. Masyarakat juga bisa menanyakan apa saja yang kurang
paham dari pembahasan pada saat pendidikan kesehatan.
Penkes dapat dilakukan dengan memberikan leflet, pemasangan poster, melakuka guidance, coaching,
konseling, dan menggunakan media massa.

3. Membangun partnership
Kemitraan merupakan bentuk kerjasama aktif antara perawat komunitas , masyrakat, maupun lintas
sektoral dan program. Bentuk kegiatannya berupa kolaborasi, negosiasi, dan sharing yang dilakukan
dengan saling menguntungkan.
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik
akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan
dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di
dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat. Perawat atau pelayan kesehatan
bekerja sama dengan seluruh perangkat yang ada di masyarakat untuk mengurangi masalah kesehatan.
Ini juga merupakan bentuk agar masyarakat bisa lebih mandiri.

4. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk membangun daya, mendorong, memotivasi, dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta upaya untuk mengembangkannya.
Perawat menggunakan strategi pemberdayaan untuk membantu masyarakat mengembangkan
keterampilan dalam menyelesaikan masalah, menciptakan jejaring, negosiasi, lobbying, dan mendapatkan
informasi untuk meningkatkan kesehatan.

Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas
umunya adalah sebagai berikut:
a) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
e) Lakukan olahraga secara rutin
f) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki
g) lingkungan komunitas
h) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawanan. Keberhasilan proses dapat
dilihat dengan membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat
dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang
sudah ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam melakukan
evaluasi adalah:
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

Area praktek dan intervensi keperawatan komunitas


Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan jalan memberikan:
1.Penyuluhan kesehatan masyarakat, 2 .Peningkatan gizi, 3.Pemeliharaan kesehatan perseorangan,
4.Pemeliharaan kesehatan lingkungan, 5.Olahraga secara teratur, 6.Rekreasi, 7.Pendidikan seks.

Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1.Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2.Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah
3.Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.
4.Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui .

Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan
masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
4. Perawatan payudara
5. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di
rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya
kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang maupun
kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan nafas
dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.

Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam
pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat
karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus
seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan
tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya
membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

Aspek etik dan legal perawat


Beneficience, prinsip memberi manfaat kepada orang lain, berbuat baik, menghormati martabat
manusia, dan harus berusaha maksimal agar klien tetap dalam kondisi sehat/baik.
nonMaleficience, suatu prinsip dimana tidak melakukan suatu perbuatan atau tindakan yang dapat
memperburuk atau merugikan klien.
Justice, adalah satu prinsip memberikan perlakukan yang adil untuk semua klien, dilarang membeda-
bedakan pasiennya berdasarkan tingkat ekonomi, agama, suku, kedudukan sosial, dsb.
Veracity, prinsip mengatakan yang sebenarnya, berkata jujur.
Otonomi, menghormati martabat dan hak manusia, terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
Fidelity, Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain.
Kerahasiaan (confidentiality), Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang
klien harus dijaga privasi-nya.
Akuntabilitas (accountability), Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa
tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.

Seputar Masalah Kesehatan


Hipertensi,
- Klasifikasi baru tekanan darah bahwa 130 mmHg diklasifikasikan sebagai prehipertensi
- Penyakit yang dapat dikontrol akan tetapi merupakan penyakit kronik (menahun/sepanjang
hayat)
- Perlu penatalaksanaan gaya hidup: diet rendah garam, berhenti merokok, pembatasan
alcohol, manajemen stress, kontrol berat badan
Stroke:
- Perlu mobilisasi aktif/pasif sesuai kondisi
- Manjamemen stress
- Pencegahan stroke berulang dengan modifikasi gaya hidup
- Kontrol tekanan darah/gula darah
- Beban keluarga
TBC
- Pengobatan rutin
- Pengawas minum obat
- Gejala TBC: batuk, berat badan turun, tidak nafsu makan, demam, keringat di malam hari,
batuk berdarah, nyeri dada, dan lemah. Jenis batuk juga bisa berdahak yang berlangsung
selama lebih dari 21 hari.
- Penkes: meludah, batuk aman
- Penularan: Penularan TBC paling umum terjadi melalui udara. Ketika seseorang yang telah
mengidap penyakit TBC batuk, bersin, atau berbicara dengan memercikkan ludah, bakteri TB
akan ikut melalui ludah tersebut untuk terbang ke udara. Selanjutnya, bakteri akan masuk ke
tubuh orang lain melalui udara yang dihirup.
- Pencegahan TBC: 1) Pemeriksaan TB terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi, 2)
Memperbaiki sirkulasi udara untuk mencegah bakteri berdiam dalam ruangan, 3) Jika terbukti
mengidap TB fase laten, mengikuti prosedur pengobatan sebelum menjadi aktif.
UKS
- Trias UKS: 1) Pendidikan Kesehatan, 2) Pelayanan Kesehatan, 3) Pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat
- Sasaran UKS: 1) peserta didik, 2) pembina UKS (teknis dan nonteknis), 3) sarana dan prasarana
pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan lingkungan sekolah.
- Prinsip-prinsip pengeloaan UKS: 1) Mengikutsertakan peran serta masyarakat sekolah, yang
antara lain meliputi guru, peserta didik, karyawan sekolah, Komite Sekolah (orang tua
murid). 2) Kegiatan yang terintegrasi, dengan pelayanan kesehatan menyeluruh yang
menyangkut segala upaya kesehatan pokok puskesmas sebagai satu kesatuan yang utuh
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. 3) Melaksanakan rujukan, 4)
Kolaborasi tim.
- Kegiatan UKS: a). Pemeriksaan kesehatan (kehatan gigi dan mulut, mata telinga dan
tenggerokan, kulit dan rambut), b). Pemeriksaan perkembangan kecerdasan, c). Pemberian
imunisasi, d). Penemuan kasus-kasus dini, e). Pengobatan sederhana, f). Pertolongan pertama.
g). Rujukan.
Bencana:
- Fase bencana: pre bencana, impact, post bencana
- Peran perawat pra bencana: 1 ) mengenali instruksi ancaman bahaya; 2) mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan saat fase emergency (makanan, air, obat-obatan, pakaian dan selimut,
serta tenda), 3) melatih penanganan pertama korban bencana, 4) Berkoordinasi berbagai dinas
pemerintahan, organisasi lingkungan, palang merah nasional maupun lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi
ancaman bencana kepada masyarakat
- Pendidikan kesehatan prabencana: 1) usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat
tersebut), 2) pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota
keluarga dengan kecurigaan fraktur tulang , perdarahan, dan pertolongan pertama luka bakar,
3) memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas kebakaran, RS dan
ambulans. 4) Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa (misal pakaian
seperlunya, portable radio, senter, baterai), 5) Memberikan informasi tempat-tempat alternatif
penampungan atau posko-posko bencana.
- Peran perawat keadaan darurat: 1) pertolongan pertama pada korban bencana dilakukan tepat
setelah keadaan stabil. 2) Setelah bencana mulai stabil, masing-masing bidang tim survey
termasuk perawat , 3) Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat untuk memutuskan
tindakan pertolongan pertama dan melakukan triase.
- Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana: 1) Fasilitasi jadwal kunjungan
konsultasi medis dan cek kesehatan sehari-hari, 2) Susun rencana prioritas asuhan
keperawatan harian, 3) Rencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan
penanganan kesehatan di RS, 4) Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian, 5) Memeriksa dan
mengatur persediaan obat, makanan, makanan khusus bayi, peralatan kesehatan. 6)
Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit menular maupun kondisi
kejiwaan labil hingga membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat
jiwa, 7) Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban (ansietas, depresi yang
ditunjukkan dengan seringnya menangis dan mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik
(hilang nafsu makan, insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot), 8) Membantu
terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat dilakukan dengan memodifikasi
lingkungan misal dengan terapi bermain. 9) Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan
lainnya oleh para psikolog dan psikiater, 10) Konsultasikan bersama supervisi setempat
mengenai pemeriksaan kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak mengungsi.
- Peran perawat dalam fase postimpact: 1) Bencana tentu memberikan bekas khusus bagi
keadaan fisik, sosial, dan psikologis korban. 2) Selama masa perbaikan perawat membantu
masyarakat untuk kembali pada kehidupan normal. 3) Beberapa penyakit dan kondisi fisik
mungkin memerlukan jangka waktu yang lama untuk normal kembali bahkan terdapat
keadaan dimana kecacatan terjadi.
Manajemen Penyakit Menular
- Intensifikasi pencarian dan pengobatan kasus
- memberikan perlindungan spesifik dan imunisasi
- Pemberantasan penyakit berbasis lingkungan
- Penggalangan Upaya Kemitraan
Daftar Pustaka
Silvestri, L.A., Nursalam, Haryanti, F. (2014). Saunders 360 Review untuk Uji Kompetensi Ners Indonesia
(UKNI. Elsevier.
AIPNI. (2018). SiNersi, hadirkan Sukses Uji Kompetensi Ners Indonesia. AIPNI: Jakarta.
Tim Pengembang Modul Uji Kompetensi Ners. 2017. Draft Pedoman Persiapan Uji Kompetensi Nasional
bagi Mahasiswa Ners Indonesia. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Definisi dan Indikator Diagnostik. PPNI Jakarta.
Bulechek, G, M.; Butcher, H.K., Dochterman, J.M., Wagner, C.M. 2013. Nursing intervention classification.
(NIC) Edisi Bahasa Indonesia. Elsevier.
Tim Pengajar Keperawatan Komunitas. Panduan Pengalaman Belajar Lapangan. EGC.
Herman T.H. & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. EGC.

Anda mungkin juga menyukai