Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Novita Sari

NPM : 18K251005
TUGAS : Praktikum Lingkungan Fisik
DOSEN : Fajar, M.Kes

A. Titik Pengambilan Sampel Air


1. Sampel air Permukaan
a. Sungai
1) sungai dengan debit kurang dari 5 m³/detik, contoh
diambil pada satu titik di tengah sungai pada 0,5 x
kedalaman dari permukaan air.
2) sungai dengan debit antara 5-150 m³/detik, contoh
diambil pada dua titik masing masing pada jarak 1/3 dan
2/3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan
air.
3) sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik contoh
diambil minimun pada eman titik masing-masing pada
jarak dan lebar sungai pada 0,2 x dan 0,8 x kedalaman
dari permukaan air.

b. Danau atau Waduk


1) Danau yang kedalamannya kurang dari 10 m, contoh
diambil pada dua titik di permukaan dan di dasar danau.
2) Danau dengan kedalaman antara 10-30 m, contoh diambil
pada tiga titik, yaitu : di permukaan, di lapisan termoklin
dan di dasar danau.
3) Danau dengan kedalaman antara 30-100m, contoh
diambil pada empat titik, yaitu : dipermukaan, di lapisan
termoklin (metalimnion), di atas hipolimnion dan didasar
danau.
4) Danau yang kedalamannya lebih dari 100m titik
pengambilan contoh dapat ditambah sesuai dengan
keperluan.
2. Air Tanah (Air Tanah Tertekan)
a. pada sumur bor eksplorasi contoh diambil pada titik yang telah
ditentukan sesuai keperluan eksplorasi.
b. pada sumur observasi contoh diambil pada dasar sumur
setelah air dalam sumur bor/pipa dibuang sampai habis
(dikuras) sebanyak tiga kali
c. pada sumur produksi contoh diambil pada kran/mulut pompa
keluarnya air.

Keterangan :
 Sumur produksi untuk penyediaan air kota.
 Sumur produksi untuk penyediaan air irigasi.
 Sumur observal untuk pemantauan dampak pencemaran
perkotaan.
 Sumur observal untuk pemantauan dampak pencemaran
industri.
 Sumur observal untuk pemantauan dampak interval air.
3. Air Tanah Bebas
a. Pada sumur gali contoh diambil pada kedalaman 20 cm di
bawah permukaan air dan sebaiknya diambil pada pagi hari.
b. Pada sumur bor dengan pompa tangan/mesin, contoh diambil
dari kran/mulut pompa keluarnya air setelah air dibuang
selama lebih kurang lima menit.

B. Cara Pemeriksaan Parameter Fisiknya


Parameter yang diperiksa antara lain; Suhu, TDS, Kecepatan serta Debit
aliran menggunakan pelampung. Semua hasil pemeriksaan dicatat dalam
buku catatan khusus pemeriksaan di lapangan, yang meliputi nama sumber
air, tanggal pengambilan contoh, jam, keadaan cuaca, bahan pengawet yang
ditambahkan dan nama petugas. pemeriksaan parameter fisik tersebut
dibandingkan dengan baku Mutu Peraturan Menteri Kesehatan No 32 Tahun
2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan Air. Format Catatan lapangan bisa dilihat di bawah ini:

C. PENGUKURAN PARAMETER SUHU AIR


Alat yang dibutuhkan adalah Termometer, langkah dalam pengukuran
parameter suhu air adalah sebagai berikut:
1) Menentukan titik pengambilan sampel dan menyiapkan alat
pengambilan contoh yang sesuai dengan keadaan sumber air
2) Membilas alat dengan air contoh yang akan diambil, sebanyak tiga kali;
3) Mengambil contoh sesuai dengan keperluan dan campurkan dalam
penampung sementara hingga merata.
4) Apabila contoh diambil dari beberapa titik, maka volume contoh yang
diambil dari setiap titik harus sama.
5) Masukkan Termometer ke dalam wadah air contoh biarkan beberapa
saat sampai menunjukkan angka yang relatif stabil
6) Catat Hasil Pengukuran
D. Pengukuran Parameter TDS (Total Dissolved Solids)
Alat yang dibutuhkan adalah TDS meter, langkah dalam pengukuran
parameter TDS adalah sebagai berikut:
1) Menentukan titik pengambilan sampel dan menyiapkan alat
pengambilan contoh yang sesuai dengan keadaan sumber air.
2) Membilas alat dengan air contoh yang akan diambil, sebanyak tiga kali.
3) Mengambil contoh sesuai dengan keperluan dan campurkan dalam
penampung sementara hingga merata.
4) Apabila contoh diambil dari beberapa titik, maka volume contoh yang
diambil dari setiap titik harus sama.
5) Masukkan TDS meter ke dalam wadah air contoh biarkan beberapa saat
sampai menunjukkan angka yang relatif stabil. Lakukan sebanyak tiga
kali kemudian dirataratakan.
6) Catat Hasil Pengukuran

E. PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN DENGAN


PELAMPUNG
Pengukuran kecepatan aliran dengan pelampung hanya disarankan
apabila pengukuran kecepatan dengan alat ukur aurs (current meter) tidak
dapat dilaksanakan. Ketentuan pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan jenis pelampung permukaan atau pelampung yang
sebagian tenggelam di dalam aliran dan tergantung pada bahan yang
tersedia dan kondisi aliran
2) Lintasan pelampung harus mudah diamati, kalau perlu pelampung
diberei tanda khusus terutama bila dilakukan pada malam hari
3) Pengukuran kecepatan aliran harus dipilih pada bagian alur yang lurus,
dan memenuhi salah satu syarat sebagai berikut:
 Bagian alur yang lurus paling sedikit tiga kali lebar aliran
 Lintasan pelampung pada bagian alur yang lurus palingh sedikit
memerlukan waktu tempuh lintasan 40 detik
4) Adanya fasilitas untuk melempar pelampung, misalnya jembatan
5) Lintasan pelampung paling sedikit mencakup tiga titik dan disetiap titik
lintasan paling sedikit dilakukan dua kali pengukuran
6) Kecepatan aliran dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:
v = kecepatan aliran, (m/det)
L = panjang lintasan (m)
t = waktu tempuh lintasan pelampung (detik)
c = koefisien kecepatan

7) Kecepatan rata-rata yang diperoleh harus dikalikan dengan suatu


koefisien yang ditentukan dari hasil perbandingan kecepatan aliran
yang diukur menggunakan pelampung dengan kecepatan aliran yang
diukur menggunakan alat ukur arus (besarnya k berkisar antara 0,50 –
0,98)

F. PENGUKURAN DEBIT DENGAN PELAMPUNG


Pengukuran debit dengan pelampung langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1) Pilih Lokasi pengukuran sesuai dengan pengukuran
2) Siapkan pelampung
3) Siapkan peralatan dan perlengkapannya untuk mengukur penampang
basah sungai sehingga diperoleh data lebar dan dalam sungai
4) Siapkan peralatan dan perlengkapannya untuk mengukur jarak
diantara dua penampang melintang
5) Siapkan peralatan pemberi aba-aba dan rambu-rambu
6) Siapkan alat pencatat waktu
7) Lakukan pengkuran lamanya waktu pelampung melintas pada jarak
yang telah ditentukan, ulangi minimal dua kali
8) Catat Hasilnya
9) Debit dihitung dengan rumus:
Q=AxV
Keterangan
Q = Debit air (m3/detik)
A = Luas penampang basah sungai (m2)
V = kecepatan rata-rata pelampung (m/detik)

Anda mungkin juga menyukai