Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

PERUBAHAN GARIS PANTAI OLEH BANGUNAN PANTAI


DI WILAYAH TAKISUNG, KALIMANTAN SELATAN

Oleh Kelompok I
Aghinia 17.7.04.052
Arifin 17.7.04.053
Clarita Febelina Yowei 17.7.04.054
Erizha Sekti Wijaya Mukti 17.7.04.055

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN KARAWANG
2019
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pantai di Propinsi Kalimantan Selatan khususnya di kecamatan Takisung
merupakan kawasan pariwisata, pemukiman dan juga tambak bahkan sebagai kegiatan
administratif pemerintahan. Penduduk yang berada di lokasi wilayah perairan pantai ini
mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan dan petani tambak. Akibat eksploitasi
yang berlebihan mengakibatkan rusaknya prasarana dan sarana permukiman dan areal
tambak, dampak lainnya adalah perubahan morfologi pantai dimana telah terjadi erosi
dan abrasi pantai kian relatif besar sehingga mengakibatkan mundurnya garis pantai.
Beberapa usaha untuk menanggulangi erosi dan mundurnya garis pantai telah dilakukan
oleh pihak-pihak terkait, diantaranya adalah melakukan kegiatan pengisian pantai
(beach fill) pada pantai Takisung, tetapi pada kenyataannya pantai tersebut masih
terjadi erosi juga terjadi terjadi mundurnya garis pantai di sekitar pantai pasir buatan.
Untuk menindak lanjuti persoalan serta hal-hal tersebut di atas diperlukan upaya-upaya
penanggulangan abrasi maupun erosi pantai secara terpadu dan menyeluruh dengan
melakukan Penelitian dan Identifikasi kerusakan secara rinci terhadap terjadinya
fenomena alami tersebut seperti membangun bangunan pantai berupa breakwater.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui perubahan yang terjadi terhadap garis pantai oleh nangunan pantai;
2. Mengetahui ukuran bertambah atau berkurangnya areal garis pantai yang
terbentuk/terkikis oleh datangnya arus laut;
3. Melengkapi tugas mata kuliah bangunan pantai.
BAB II METODOLOGI

2.1 Lokasi Studi dan Kondisi Umum


Lokasi penelitian adalah di pantai Takisung, kecamatan Takisung, propinsi
Kalimantan Selatan. Secara umum, propinsi Kalimantan Selatan dengan luas ± 37.000
Km2 terdiri dari 9 kabupaten dan 2 Kota, 117 Kecamatan dan 2.207 Desa/Kelurahan
dibagi dalam 3 wilayah Pengembangan Pembangunan, kecamatan Takisung adalah
salah satu dari wilayah pengembangan pembangunan tersebut. Kalimantan Selatan
dengan koordinat 3°51'49.96"S dan 114°36'37.74"E beriklim tropis dengan temperatur
udara maksimum 35,2 OC dan minimum 19,5 OC, kelembaban udara rata-rata antara
74-91%, panjang penyinaran matahari rata-rata 36-91 %. Pada bulan Januari - Februari
bertiup angin Barat sedangkan Juli - September bertiup angin Tenggara.

Gambar 1. Lokasi Penelitian


BAB III PEMBAHASAN

4.1 Landasan Teori


Garis Pantai adalah Garis pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan
daratan pada saat terjadi air laut pasang tertinggi. Garis laut dapat berubah karena
adanya abrasi, yaitu pengikisan pantai oleh hantaman gelombang laut yang
menyebabkan berkurangnya areal daratan.

Ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan dalam mengamankan garis
pantai seperti pemecah gelombang dan pengembangan vegetasi di pantai. Untuk
mengatasi abrasi/penggerusan garis pantai dari gelombang/ombak dapat digunakan
pemecah gelombang yang berfungsi untuk memantulkan kembali energi gelombang.
Berbagai cara yang ditempuh untuk memecahkan gelombang di antaranya dengan
menggunakan tumpukan tetrapod yang terbuat dari beton pada jarak tertentu dari garis
pantai.

Hutan bakau dapat membantu mengatasi gelombang serta sekaligus bermanfaat


untuk kehidupan binatang serta tempat berkembang biak ikan-ikan tertentu. Hutan
bakau disebagian besar pantai Utara sudah hilang karena ulah manusia, yang pada
gilirannya akan menggerus pantai. Terumbu karang juga merupakan pemecah
gelombang alami, sehingga sangat perlu untuk dilestarikan dan dikembangkan dalam
mempertahankan garis pantai.

4.2 Analisa dan Pembahasan


3.2.1 Time Series
Deret Waktu (Time series) adalah serangakaian nilai-nilai variabel yang disusun
berdasarkan waktu. Analisis time series mempelajari pola gerakan nilai-nilai variabel
pada satu interval waktu (misalnya minggu, bulan, tahun) yang teratur. Metode ini
didasarkan pada asumsi bahwa pola lama akan terulang.
Dalam Time series yang diambil dari lokasi di aplikasi google earth ini dapat
terlihat perubahan satu wilayah pesisir yang dibangun bangunan pantai untuk dapat
terlihat efek yang terjadi apakah berfungsi dengan baik atau tidak sehingga nantinya
akan dikaji ulang.
A. Panjang Pantai
Panjang pantai yang dimaksud adalah satu pengukuran yang dilakukan pada garis
pantai menuju ke bagian daratan yang dibatasi oleh pepohonan dengan membentuk
garis lurus. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa perubahan sedimentasi
yang terjadi jika dilakukan pembangunan breakwater pada wilayah tersebut. Pemecah
gelombang (breakwater) adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah
perairan pelabuhan dari gangguan gelombang. Bangunan ini memisahkan daerah
perairan dari laut lepas, sehingga perairan pelabuhan tidak banyak dipengaruhi oleh
gelombang besar di laut. Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas
pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari
garis pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan
pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke
pantai, sehingga terjadi endapan di belakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi
transport sedimen sepanjang pantai.

Gambar 2. Breakwater yang dibangun


Pada gambar 2 terlihat bahwa terdapat 5 (lima) buah bangunan pantai berupa
breakwater yang dibangun dengan ukuran sebagai berikut:

Tabel 1. Ukuran breakwater di Pulau Takisung, Kalimantan Selatan

NO. BREAKWATER UKURAN (METER)


1 BW 1* 64,92
2 BW 2 52,51
3 BW 3 60,64
4 BW 4 63,15
5 BW 5 66,88
*Ket: BW 1 berada disebelah utara paling ujung

Berikut adalah gambar yang diambil dari google earth di wilayah Takisung,
Kalimantan selatan pada tahun 2002 sampai 2017. Dilihat pada tahun 2002, bangunan
breakwater ini telah dibangun (lihat gambar 3)

Gambar 3. Wilayah Takisung pada Tahun 2012


Pada bagian belakang breakwater masih terlihat pasangnya air laut sehingga kapal
nelayan masih dapat melewati wilayah tersebut. Berbeda pada gambar 3 wilayah
Takisung pada Tahun 2014, sedimen yang terangkut sudah mulai terlihat dan
membentuk cekungan yang mengarah ke laut lepas. Pada bagian belakang breakwater
itu sendiri sudah terbentuk daratan baru sehingga menyulitkan kapal untuk melewatinya.

Gambar 4. Wilayah Takisung pada Tahun 2014


Takisung pada Tahun 2016 terlihat tidak jauh berbeda secara signifikan dengan
Takisung pada Tahun 2004 namun tentunya. Berkurangnya energi gelombang di daerah
terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman
sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan
dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya
endapan sediment tersebut.

Gambar 5. Wilayah Takisung pada Tahun 2016


Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian
energinya akan dipantulkan (Refleksi), sebagian diteruskan (Transmisi) dan sebagian
dihancurkan (Dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar
dan lain-lainnya. Pada gambar 5 terlihat bahwa pembentukan daratan baru sudah terjadi.

Gambar 6. Wilayah takisung pada tahun 2017


Data dari google earth hanya terdeteksi sampai tahun 2017 dan pada tahun tersebut
sudah sangat jelas perbedaan luas pantai yang sangat signifikan di tarik dari bagian
pemukiman menuju garis pantai. Dari pembuatan breakwater ini jika dibandingkan
pada tahun 2012 dapat kita lihat selisih dari tahun ketahuan sebagai berikut:
Tabel 2. Ukuran panjang dan perubahan dari luas pantai pada Tahun 2012-2017

NO. TAHUN UKURAN PANJANG PERUBAHAN


PANTAI (METER) (METER)
1 2012 9,75 -
2 2014 10,39 +0,64
3 2016 14,59 +4,2
4 2017 18,22 +3,63

B. Garis Pantai
Garis pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat
terjadi air laut pasang tertinggi. Garis laut dapat berubah karena adanya abrasi, yaitu
pengikisan pantai oleh hantaman gelombang laut yang menyebabkan berkurangnya
areal daratan. Berikut perubahan panjang garis pantai di Wilayah Takisung,
Kalimantan Selatan yang disebabkan oleh pembangunan 5 (lima) buah breakwater
dari tahun 2012 - 2017:

Gambar 7. Perubahan garis pantai yang ditandai dengan warna garis


Perubahan garis pantai ini dapat dilihat perubahannya menggunakan grafik yang
di input menggunakan software google maper, dapat dilihat pada grafik 1 sebagai
berikut:
-38,605,000,000 2014 2012 2017 2016
1,146,100,000,000 1,146,105,000,000 1,146,110,000,000 1,146,115,000,000
-38,610,000,000

-38,615,000,000 1
-38,620,000,000
2
-38,625,000,000
SUMBU X

-38,630,000,000 3
-38,635,000,000

-38,640,000,000 4
5
-38,645,000,000

-38,650,000,000

-38,655,000,000

-38,660,000,000
SUMBU Y

Grafik 1. Perubahan garis pantai menggunakan grafik


Terlihat jelas perubahan yang terjadi jika breakwater dipasang diwilayah pesisir
yang terkena abrasi sehingga dapat menahan dan mengendapkan sedimen dari tahun
ke tahun. Pada Lingkaran nomor 1 menunjukkan bahwa breakwater yang dibangun di
Tahun 2012-2016 relatif stabil, namun pada tahun 2017 mengalami pengendapan
secara signifikan. Pada lingkaran yang kedua pun kasusnya hampir sama, namun di
Tahun terakhir sedikit lebih kecil pengendapan dibanding pada lingkaran nomor satu.
Kestabilan yang terjadi pada lingkaran yang ketiga ini menunjukkan bahwa
gelombang yang terjadi memiliki kecepatan daya angkut yang tidak terlalu signifikan
namun menghasilkan dampak yang baik. Kemudian pada nomor empat kasus ini
hampir sama terjadi dengan nomor satu dan dua. Pada lingkaran yang terakhir ini
terlihat bahwa pembangunan breakwater menempel di dinding garis pantai sehingga
dalam proses pengendapan sedikit lebih mudah dan cepat, pada Tahun 2014
pendangkalan ini sangat pesat dibanding dengan kasus pada nomor lingkaran
sebelumnya tetapi di Tahun selanjutnya mengalami ke stabilan dikarenakan
breakwater yang sangat berhimpitan dengan garis pantai yang menjorok ke arah laut.
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pantai merupakan kemampuan alam dan terjadi interaksi keseimbangan dinamis
antara air, angin dan material (sedimen). Angin dan air bergerak membawa material
berupa sedimen dari satu tempat ke tempat yang lain, mengikis dan kemudian
mengendapkannya secara berkesinambungan. Fenomena ini disebut dengan transport
sedimen yang mengakibatkan terjadinya perubahan morfologi pantai. Bangunan pantai
berupa breakwater inilah yang mampu mengendapkan sedimen dan menahan
gelombang besar yang datang darilaut lepas yang mengarah ke pantai. Kasus ini terjadi
di wilayah Takisung dengan membangun 5 (lima) buah breakwater dan dalam tempo
beberapa tahun yang dapat terlihat perubahannya.

4.2 Saran dan Kritik


Penulis sangat menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan dalam
pembuatan tugas ini sehingga saran sangat diperlukan untuk pembuatan tugas seperti
ini selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai