Anda di halaman 1dari 54

PEDOMAN

PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN


GEDUNG SMK
BANTUAN KELEMBAGAAN DAN SARANA PRASARANA

TAHUN 2018

SUBDIT KELEMBAGAAN DAN SARANA PRASARANA


DIREKTORAT PEMBINAAN SMK
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KATA PENGANTAR
Program Kerja Tahunan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
merupakan turunan dari Rencana Strategis Direktorat Pembinaan SMK yang
merupakan bagian integral dari Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan 2014-2019.

Adanya penguatan Instruksi Presiden No. 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK
dan untuk peningkatan sumber daya SMK dalam upaya meningkatkan kualitas
Sekolah Menengah Kejuruan di berbagai bidang yang melibatkan berbagai
lembaga antar Kementerian; BUMN; Provinsi guna mendukung
keterlaksanaannya program SMK dibawah koordinasi Direktorat Pembinaan SMK.

Kebijakan pokok Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan antara lain untuk


mewujudkan (1) Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan, (2) Peningkatan
Mutu, Relevansi dan Daya Saing (3) Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan
Informasi untuk Publik, agar menjadi acuan dasar perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi program-program pembinaan SMK.

Salah satu program kerja Direktorat Pembinaan SMK adalah pemberian bantuan
pemerintah dalam rangka program bantuan Unit Sekolah Baru (USB) SMK, Ruang
Kelas Baru (RKB), Ruang Praktik Siswa (RPS), Ruang Perpustakaan, bantuan
Sekolah Berbasis Komunitas, Rehabilitasi Gedung SMK dan fasilitas lainnya.

Untuk itu diperlukan Pedoman Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan


Gedung SMK tahun 2018, ini dimaksudkan sebagai acuan untuk merencanakan
dan mengawasi Pembangunan Gedung SMK oleh Tim Teknis Pembimbing
Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan Gedung SMK serta sebagai kontrol
Tim Pembangunan dalam melaksanakan pekerjaannya.

Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dan menyampaikan pemikirannya dalam pembuatan Pedoman Pelaksanaan dan
Pengawasan Pembangunan Gedung SMK. Apabila dalam Pedoman ini masih
terdapat kekurangan atau kekeliruan, maka akan diperbaiki sesuai dengan
ketentuan.
Jakarta, …. Februari 2018
Kepala Subdit Kelembagaan dan
Sarana Prasarana
Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan,
ttd
Moehammad Soleh, SP., M.Si
NIP. 196111161983031004

Telah Membaca

Sarana dan
Kasi Kelembagaan
Prasarana
Paraf : ttd ttd
Tanggal :
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
melalui Direktorat Pembinaan SMK melaksanakan program bantuan
Pembangunan Prasarana SMK. Dengan adanya program bantuan
pembangunan Prasarana SMK, diharapkan dapat mendukung pemenuhan
kebutuhan standar minimal Prasarana SMK.

Dalam rangka peningkatan kapasitas dan pemberdayaan Sumber Daya


Manusia (SDM) setempat, maka pembangunan prasarana SMK dapat
dilaksanakan secara swakelola dengan melibatkan unsur masyarakat atau
melalui pihak ketiga. Agar pelaksanaan pembangunan prasarana SMK
tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapakan maka perlu
disusun suatu pedoman yang dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah,
Kepala Sekolah, Tim Pembangunan serta Tim Teknis Pembimbing
Perencanaan dan Pengawasan.

B. TUJUAN
1. Memberikan pedoman pembangunan Prasarana SMK bagi Pemerintah
Daerah/Dinas Pendidikan Provinsi, Kepala Sekolah, Tim Pembangunan
serta Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan;
2. Memberikan penjelasan tentang perencanaan dan pengawasan
pembangunan Prasarana SMK, sehingga tercapai kesamaan persepsi
dalam proses pembangunan dan standar mutu bangunan;
3. Memberikan kemudahan dalam proses pelaksanaan pembangunan fisik di
lingkungan SMK;

C. SASARAN
Pedoman Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Prasarana SMK ini
dibuat untuk:
1. Pemerintah Daerah/Dinas Pendidikan Provinsi;
2. Ketua Tim Pendiri USB SMK/Kepala Sekolah;
3. Tim Pembangunan;
4. Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan;

D. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 45/PRT/M/ 2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 1


3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang
Standar Sarana Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah
Aliyah Kejuruan dan Perubahannya;
4. Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
11/D/BP/2017 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan
Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah;
5. Renstra Direktorat Pembinaan SMK tahun 2014-2019;
6. Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah tahun 2018.

E. HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Persamaan persepsi tentang standar mutu dan proses pembangunan
Prasarana SMK bagi semua pemangku kepentingan (stake holder);
2. Tercapainya pelaksanaan pembangunan Prasarana SMK yang sesuai
dengan standar konstruksi;
3. Komitmen semua pihak terkait, dalam melaksanakan pembangunan
Prasarana SMK sesuai dengan ketentuan.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 2


BAB II
TUGAS DAN TAHAPAN KERJA

A. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


1. Pemerintah Daerah/Dinas Pendidikan Provinsi
a. Mengetahui dan menyetujui usulan proposal SMK yang disampaikan
kepada Direktorat Pembinaan SMK;
b. Membentuk Tim Pendiri USB SMK Negeri;
c. Mengetahui Pembentukan Tim Pendiri USB SMK Swasta yang
ditetapkan oleh Ketua Yayasan;
d. Melakukan koordinasi program bantuan SMK dengan Tim Pendiri
USB/Kepala Sekolah meliputi: kepastian dan daya dukung sumber
daya terhadap kompetensi keahlian yang diproyeksikan, calon peserta
didik, calon pendidik dan tenaga kependidikan, kerja sama DU/DI,
pengembangan kurikulum/kurikulum yang digunakan, dan Sarana
Prasarana yang menjadi prioritas pengembangan USB SMK dari
berbagai sumber informasi;
e. Mengetahui Surat Perjanjian Kerjasama pemberian bantuan;
f. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan program
bantuan;
g. Menindaklanjuti permasalahan yang terjadi di lapangan pada proses
pelaksanaan bantuan;
h. Menandatangi Berita Acara Serah Terima Aset dan melakukan
pencatatan Serah Terima Aset hasil pelaksanaan bantuan (untuk SMK
Negeri), mengetahui Berita Acara Serah Terima Aset (untuk SMK
swasta);
i. Dinas Pendidikan Provinsi dapat mendelegasikan kewenangan kepada
Kantor Cabang Daerah/Balai Wilayah untuk penandatanganan surat
tugas, lembar pengesahan, surat perjanjian dan Berita Acara Serah
Terima Aset dengan dibuktikan surat pernyataan dan disampaikan
kepada Direktorat Pembinaan SMK sebelum kegiatan bimbingan teknis.

2. Ketua Tim Pendiri USB SMK/Kepala Sekolah


Ketua Tim Pendiri USB SMK/Kepala Sekolah mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan fisik (perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan gedung), pengadaan peralatan dan
perabot, pengelolaan administrasi dan keuangan;
b. Menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama dengan Pejabat
Pembuat Komitmen pada Subdit Kelembagaan Sarana dan
Prasarana, mengetahui Direktur Pembinaan SMK dan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi;
c. Membentuk Tim Pembangunan SMK;
d. Membentuk Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan;
e. Menyusun dan mengirimkan laporan pelaksanaan pembangunan
kepada:

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 3


1) Dinas Pendidikan Provinsi;
2) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan yang telah
disetujui oleh Dinas Pendidikan Provinsi.
f. Melakukan Serah Terima Aset hasil pekerjaan pembangunan SMK
kepada Dinas Pendidikan Provinsi (untuk SMK Negeri) atau Yayasan
diketahui Dinas Pendidikan Provinsi (untuk SMK Swasta) dibuktikan
dengan Berita Acara Serah Terima Aset beserta lampirannya.

3. Tim Pembangunan SMK


Tim Pembangunan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
A. Tahap Persiapan
1. Berkoordinasi dengan Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan
Pengawasan untuk persiapan pembangunan Prasarana SMK,
tentang:
a. Pembersihan lahan;
b. Survei lokasi dan harga bahan;
c. Penyiapan tenaga kerja (kepala tukang, tukang dan pekerja)
yang disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan;
d. Penyiapan format-format dokumen administrasi dan pelaporan
(daftar absensi, perjanjian kerja, nota pengeluaran, dsb).
2. Pembagian tugas dan menetapkan struktur tim pembangunan SMK
antaralain:
a. Pembelian bahan bangunan;
b. Penerimaan barang;
c. Pendokumentasian;
d. Penyusunan Laporan;
e. Dan lain lain.

B. Tahap Pelaksanaan
1. Melaksanakan pembangunan berdasarkan gambar kerja yang
dikeluarkan oleh Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan
Pengawasan dan diketahui oleh Ketua Tim Pendiri/Kepala Sekolah;
2. Bersama Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan
menyepakati jadwal penyediaan bahan dan volume kebutuhan
serta spesifikasi maupun kualitas yang ditentukan;
3. Memantau proses Pelaksanaan;
4. Menyediakan bahan sesuai kebutuhan tahapan pekerjaan;
5. Membuat dan menyimpan foto dokumentasi proses.

C. Tahap Pelaporan
1. Bekerjasama dan dibantu oleh Tim Teknis Pembimbing
Perencanaan dan Pengawasan menyiapkan dokumen pelaporan;

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 4


2. Membuat dan menyusun Laporan sesuai Pedoman Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Penerima Bantuan yang disusun
oleh Direktorat Pembinaan SMK.

4. Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan Prasarana


SMK
Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan mempunyai tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut:
A. Tahap Perencanaan
1. Melakukan pendataan kondisi lokasi (antara lain: peta kontur, peta
lokasi, daya dukung tanah);
2. Melakukan persiapan dokumen pendukung pengurusan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB);
3. Membuat perencanaan bangunan yang dituangkan dalam gambar
kerja. Perencanaan bangunan harus memenuhi prinsip-prinsip
bangunan tahan gempa. Gambar kerja terdiri dari:
a. Tata Letak Bangunan (Master plan/site plan);
b. Denah, Tampak, Potongan;
c. Pemasangan Pondasi dan Sloof;
d. Pemasangan Kolom dan Ring Balk;
e. Pemasangan Lantai;
f. Pemasangan Kusen;
g. Pemasangan Plafon;
h. Pemasangan Rangka Atap;
i. Instalasi Listrik Penerangan dan Daya;
j. Instalasi Air Bersih;
k. Instalasi Air Kotor;
l. Instalasi Mekanikal.
m. Gambar-gambar detail meliputi: Pondasi, Sloof, Kolom, Balok,
Plat Lantai, Pembesian/Penulangan, Kusen Pintu dan Jendela,
Plafon, Kuda-kuda, Rangka Atap dan Penutup Atap, Septictank
dan Rembesan, Saluran Air Kotor dan Bak Kontrol.
4. Menyusun Analisa Tingkat Kerusakan (bila ada rehabilitasi);
5. Membuat Rencana Penggunaan Dana (RPD);
6. Menyusun analisa harga satuan pekerjaan berdasarkan harga
bahan dan upah di pasar;
7. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB);
8. Membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat (administrasi dan
teknis);
9. Membuat jadual pelaksanaan pekerjaan (curva S– time schedule).

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 5


B. Tahap Pembimbingan dan Pengawasan
1. Membantu Kepala Sekolah mengarahkan dan membimbing secara
periodik kepada Tim Pembangunan SMK selama pekerjaan
berlangsung;
2. Mengawasi, memeriksa kualitas dan kuantitas bahan yang diterima
dilokasi;
3. Mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan
pembangunan;
4. Membantu Ketua Tim Pembangunan membuat laporan kemajuan
pekerjaan yang terdiri :
a. laporan berkala (laporan mingguan);
b. laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan ≥ 50% dilengkapi
dengan Lampiran Kemajuan Pekerjaan minggu terakhir sampai
dengan Kemajuan tercapai Pekerjaan ≥ 50% dan foto
dokumentasi (berwarna) yang menunjukkan kondisi awal 0%
sampai dengan ≥ 50%;
c. laporan akhir (100%) dilengkapi dengan Berita Acara
Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan 100%, Lampiran Kemajuan
Pekerjaan minggu terakhir 100%, Berita Acara Serah Terima
Aset 100% dan foto dokumentasi (berwarna) yang menunjukkan
kondisi 0% sampai dengan 100% .

B. TAHAPAN KERJA KETUA TIM PENDIRI/KEPALA SEKOLAH, TIM TEKNIS


PEMBIMBING PERENCANAAN DAN PENGAWASAN DAN TIM
PEMBANGUNAN SMK

1. Ketua Tim Pendiri/Kepala Sekolah


a. Mengikuti Bimbingan Teknis dan menandatangani Surat Perjanjian
Kerjasama;
b. Membentuk Tim Pembangunan;
c. Membentuk Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan;
d. Melakukan kontrol dengan ketua Tim Pembangunan;
e. Membuat dan menyerahkan laporan kemajuan;
f. Melakukan Serah Terima Aset.

2. Tim Pembangunan
a. Merencanakan dan melaksanakan strategi pembangunan;
b. Melaksanakan Pengadaan bahan material;
c. Mendokumentasikan dokumen-dokumen pelaksanaan pekerjaan;
d. Mengadakan dan mengkoordinir tenaga kerja;
e. Mendokumentasikan kemajuan pekerjaan per-hari berupa foto
pekerjaan dan laporan tertulis;
f. Menyusun dan mengajukan daftar kebutuhan material (logistik) sesuai
strategi pembangunan;

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 6


g. Mengontrol masuk dan keluar material (logistik);
h. Menjaga keamanan lokasi kerja;
i. Membuat Laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan ≥50 %;
j. Membuat Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan 100%
kepada Ketua Tim Pendiri/Kepala Sekolah;
k. Merawat bangunan (maintenance) dalam kurun waktu 3 bulan
terhitung dari Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;

3. Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan


a. Membuat masterplan/siteplan;
b. Membuat gambar kerja;
c. Menentukan spesifikasi bahan;
d. Membuat Analisa Tingkat kerusakan (apabila ada rehabilitasi);
e. Membuat Rencana Penggunaan Dana (RPD);
f. Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pelaksanaan;
g. Membuat jadual pelaksanaan;
h. Mengawasi pelaksanaan pembangunan;
i. Membantu Tim Pembangunan membuat Laporan;
j. Membantu Tim Pembangunan membuat Berita Acara Pemeriksaan
Kemajuan Pekerjaan;

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 7


BAB III
ASPEK-ASPEK PERANCANGAN

A. ARSITEKTURAL
1. Perancangan Prasarana SMK
Dalam pelaksanaan pembangunan Prasarana SMK, maka perlu
diperhatikan beberapa hal terkait dengan perancangan:
a. Perancangan Prasarana SMK meliputi adanya perancangan bangunan
dan fasilitas baru di lingkungan sekolah;
b. Penempatan bangunan baru harus sesuai dengan prinsip zoning
dengan memperhatikan siteplan sehingga tidak merusak tata letak
bangunan;
c. Perancangan Prasarana SMK hendaklah dimungkinkan pengembangan
di masa yang akan datang;
d. Perancangan SMK hendaknya mengikuti pola existing dan kearifan
lokal;
e. Pemilihan dan kesesuaian material yang dipilih sesuai kondisi daerah
dan mengikuti peraturan pemerintah no 45 /PRT/2008 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Pemerintah, terkait standar dan tipe
gedung.

2. Ciri dan Penampilan Prasarana SMK


Perancangan bangunan harus mendukung ciri SMK secara umum,
maupun ciri proses/mekanisme pendidikan dalam skala lebih kecil, antara
lain:
a. SMK berperan sebagai agen perkembangan/perubahan, selain sebagai
tempat pencetakan tenaga kerja yang kompeten;
b. Bangunan Prasarana SMK diharapkan mempunyai penampilan yang
selaras/sesuai dengan bangunan yang telah ada, menampilkan ciri
arsitektur daerah dan secara khusus mengekspresikan ciri jenis industri
atau kejuruan yang ditanganinya;
c. Ciri arsitektur daerah yang ditampilkan, diharapkan dapat memberi
aksen pada bangunan dan lingkungan Sekolah dan ditempatkan pada
daerah yang bersifat umum, terutama yang bisa terlihat dari luar
lingkungan sekolah. Penampilan ciri tersebut harus tetap
mempertimbangkan aspek fungsi sebagai bangunan pendidikan serta
pertimbangan tujuan penampilan ciri daerah sebagai kearifan lokal,
besarnya biaya pembangunan dan kemudahan pemeliharaan.
d. Desain Prasarana SMK harus mengacu pada teknologi yang digunakan
saat ini dan mengakomodasi perkembangan teknologi pada masa
depan. Teknologi yang terus berkembang diantaranya dalam hal:
1) Pemilihan dan penggunaan bahan bangunan;
2) Desain dan teknologi arsitektur;

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 8


3) Pemenuhan fungsi bangunan yang optimal;
4) Efektifitas dan efisiensi.

3. Desain Arsitektur
a. Desain Prasarana SMK diharapkan mengutamakan prinsip fungsional,
nilai estetika dan keindahan bangunan, maupun tata ruang luar harus
dioptimalkan dengan menggunakan elemen dan komponen yang ada;
b. Jika Prasarana SMK merupakan bangunan yang terpisah maka jarak
minimal dengan massa gedung lainnya adalah 8 meter. Jarak ini
diperhitungkan sudah mencukupi untuk sirkulasi udara, sirkulasi
manusia dan pencahayaan.
c. Desain jendela dan bouvenlight dibuat efisien sehingga
memaksimalkan pencahayaan dan sirkulasi udara serta kemudahan
dalam membersihkan. Penempatan jendela yang tinggi hendaknya
sudah diperhitungkan terhadap kemudahan pemeliharaannya.
d. Desain pintu hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Pintu untuk ruang administrasi dan penunjang, dengan ukuran lebar
minimal antara 80-120 cm dan tinggi 210 cm;
2) Pintu ruang pembelajaran (teori, perpustakaan, laboratorium) dengan
ukuran lebar minimal antara 2 x (70-80 cm) dan tinggi 210 cm;
3) Pintu untuk ruang praktik/pembelajaran khusus di SMK
mempertimbangkan proses pengangkutan alat dan perabot yang ada
dalam ruang tersebut (lebar pintu minimal 2 x (80-120 cm) dengan
tinggi minimal 210 cm;
4) Daun pintu terbuat dari panil kayu solid dan pemilihan kelengkapan
pintu (engsel, handle, kunci) harus mengutamakan kekuatannya.
e. Secara umum, bagian bangunan yang mudah kotor (contoh: dinding
dan lantai), finishingnya menggunakan material yang mudah
dibersihkan dan awet, sesuai standar bangunan yang dipersyaratkan.
f. Menyediakan akses dan ruang untuk penyelamatan/evakuasi bencana.

4. Tata Cahaya
a. Tata cahaya dalam ruangan secara umum harus memiliki intensitas
yang merata. Cahaya alam harus digunakan secara optimal dengan
cara perhitungan yang benar.
b. Jendela dengan material bening (tembus pandang) sedapat mungkin
dihadapkan sejajar ke arah Timur dan Barat untuk mendapatkan
cahaya sebanyak mungkin.
c. Penerangan dalam ruang, baik secara alamiah maupun buatan harus
menghasilkan penyinaran yang merata ke seluruh ruang (diffuse).
d. Penempatan titik lampu untuk penerangan buatan harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Penyebaran cahaya lampu terhadap semua sisi;
2) Kemudahan pemeliharaan dan penggantian elemen yang rusak.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 9


3) Ketinggian titik lampu ditentukan dengan mempertimbangkan
aktivitas/kegiatan di dalam ruangan dimaksud.

5. Tata Penghawaan
a. Penghawaan ruangan menggunakan sistem penghawaan silang. Letak
dan ukuran lubang penghawaan harus diperhitungkan berdasarkan
fungsi ruang, terutama posisi orang yang ada dalam ruangan;
b. Terkait dengan tata letak bangunan secara menyeluruh, hendaknya
udara kotor yang keluar dari salah satu ruangan tidak masuk ke
ruangan yang lain;
c. Seluruh bagian ruang harus mendapat penghawaan yang merata.

6. Tata Akustik
a. Terkait dengan akustik ruang, secara umum desain ruang harus dibuat
rencana yang matang sehingga tercapai sistem akustik ruang yang
memadai;
b. Suara bising yang timbul didalam ruangan, dimungkinkan untuk tidak
keluar sehingga tidak menjalar ke ruangan yang lain;
c. Apabila kebisingan tidak bisa dihindari, maka diupayakan pemakaian
panel akustik.

7. Tata Lingkungan
Pembangunan Prasarana SMK diupayakan seminimal mungkin tidak
merubah ekosistem yang ada di sekitarnya, seperti;
a. Tidak mengganggu daerah resapan air;
b. Proses pengolahan dan pembuangan limbah tidak mencemari
lingkungan di sekitarnya;
c. Diupayakan untuk mempertahankan vegetasi (tanaman) yang ada;
d. Penyelesaian desain ruang, bangunan, halaman maupun detail
konstruksi mencegah bersarangnya binatang kecil seperti burung, tikus
dan serangga.

B. STRUKTURAL
1. Material dan Komponen Bangunan
a. Prasarana SMK dibangun dengan mengoptimalkan penggunaan
material yang ada di daerah tersebut. Apabila material tersebut harus
diadakan dari daerah lain, maka harus memenuhi spesifikasi teknis,
harga, waktu dan jarak tempuh;
b. Secara umum, perhitungan dan desain struktur bangunan harus
berdasarkan peraturan;
c. Penggunaan sistem struktur atau material yang memiliki hak paten bisa
dipertimbangkan apabila memang bermanfaat dan ada jaminan
biayanya;

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 10


d. Desain, komponen, elemen dan konstruksi bangunan hendaknya dibuat
sesederhana mungkin, mengutamakan fungsi, mudah dan murah
pemeliharaannya.

2. Infrastruktur
a. Semua perencanaan infrastruktur yang meliputi pekerjaan kelistrikan,
air kotor, air bersih, air hujan, mekanikal bangunan dan sebagainya
harus dihitung sesuai dengan kebutuhan;
b. Semua jaringan infrastruktur diusahakan penempatannya sedemikian
rupa sehingga mudah pemeliharaan dan penggantiannya apabila ada
kerusakan;
c. Perencanaan kelistrikan baik yang bersumber dari PLN atau generator
di sekolah dengan tegangan 220/240 volt, 1 dan 3 phase, meliputi listrik
penerangan dan listrik tenaga, harus mempertimbangkan:
1) Efisiensi dalam pemasangan jalur listrik dan panel distribusinya;
2) Keamanan penempatan jaringan jalur listrik;
3) Keamanan dan keindahan penempatan panel listrik;
4) Kemudahan menjangkau dan mengoperasikan panel listrik;
5) Kemudahan pemeliharaan dan penggantian instalasi.
d. Titik api untuk listrik sebaiknya dari dinding atau plafon. Jaringan kabel
listrik dalam lantai diharapkan tidak dilakukan. Jaringan kabel listrik
harus didesain dengan memperhatikan fungsi, keamanan, kerapian dan
keindahan.
e. Air bersih yang bersumber dari PDAM dan atau sumur dalam,
dipergunakan untuk kepentingan proses pendidikan, bagian sistem
pemadam kebakaran dan keperluan umum lain seperti KM/WC
direncanakan agar memiliki jaringan masing-masing yang tidak saling
mengganggu.
f. Penanggulangan pertama terhadap kebakaran dilakukan dengan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) yang diletakkan pada titik-titik yang
mudah dijangkau.
g. Apabila tidak ditampung pada sistem drainase kota, maka penanganan
air kotor harus dilakukan dengan sistem pengolahan setempat.
h. Air hujan diusahakan diresapkan ke dalam tanah.
i. Perlu adanya penanganan limbah hasil praktik sehingga tidak merusak
lingkungan.
j. Jaringan pipa instalasi udara tekan dan gas diletakkan pada dinding
dan atau tergantung pada plafon (misalnya dengan cable tray).
k. Penggunaan peralatan tertentu untuk tujuan kelengkapan mekanikal,
kelistrikan dan pemeliharaan bangunan pada prinsipnya dimungkinkan
dengan tetap mengacu pada biaya yang disediakan dan kemudahan
operasionalnya.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 11


l. Pengamanan secara fisik dapat dilakukan misalnya dengan cara
memasang teralis pada jendela dan pintu dan menggunakan engsel
khusus (engsel kupu). Sistem pengamanan memperhitungkan
penggunaan cara elektronik di masa yang akan datang.

C. MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
1. Aspek Perencanaan antara lain:
a) instalasi listrik penerangan;
b) instalasi listrik tenaga;
c) instalasi penangkal petir;
d) instalasi pipa gas acetilyn;
e) instalasi pipa air (bersih dan kotor);
f) instalasi pengkondisian udara (Air Conditioner/AC) di dalam ruangan.
2. Perencanaan harus berpedoman dan sesuai peraturan, persyaratan dan
standarisasi mengenai instalasi tersebut, baik yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang;
3. Penyajian hasil perencanaan baik mengenai gambar-gambar maupun
persyaratan teknis harus dapat dengan mudah dibaca dan dimengerti
teknisi, agar tidak menimbulkan masalah penafsiran;
4. Sistem instalasi yang direncanakan hendaknya harus tetap “up to date”
dengan teknologi yang ada dengan memikirkan pengembangan atau
perluasan Prasarana SMK dikemudian hari.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 12


BAB IV
PEMBUATAN MASTERPLAN

A. Perletakan Massa

1. ZONING
Zoning merupakan pengelompokan ruang-ruang berdasarkan dari fungsi
ruang, karakteristik di dalam area yang sama. Pen-zoningan dalam siteplan
SMK meliputi Area Perkantoran, Area Pemelajaran, Area Praktik, Area
Ruang Guru dan Perpustakaan, dan Area Penunjang. Ruang-ruang
tersebut dapat dilihat pada buku Daftar Informasi Kebutuhan Ruang.

Gambar 1: zoning ruang

a. Ruang Perkantoran
Ruang Perkantoran merupakan massa bangunan yang berada pada
area paling depan, ditempatkan minimal sesuai dengan batas Garis
Sempadan Bangunan (GSB) untuk mendapatkan pencitraan/kesan
yang paling ideal.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 13


SELASAR BELAKANG

SELASAR DEPAN

Gambar 2: penempatan area pengelola

b. Ruang Pembelajaran Khusus


Ruang Pembelajaran Khusus terdiri dari Ruang Teori dan Laboratorium
Dasar. Area ini diletakkan pada wilayah yang lebih tenang/tidak bising.
Dalam satu massa bangunan ruang teori, terdiri dari 3-4 ruang teori.
Perletakkan massanya membentuk kantong (cluster)

Selasar
- 0.02 200

Ruang Kelas
+ 0.00
800

900

Gambar 3: penempatan RKB dengan model kantong/cluster

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 14


2

300

Ruang Simpan
+ 0.00

200 800
Ruang Laboratorium
+ 0.00

Ruang
Instruktur 300
+ 0.00

200

A B C D E

300 300 300 300

1200

Gambar 4: ruang laboratorium

c. Ruang Praktik Siswa


Diletakkan pada area yang lebih terbuka, dekat dengan sumber listrik
dan sumber air.

Ruang Simpan 300


+ 0.00

Ruang Praktik 300 900


Utama
+ 0.00
Ruang Instruktur
+ 0.00 300

200

A B C D E F

300 300 300 300 300

1500

Gambar 5: ruang praktik siswa 15 x 9

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 15


2

300

Ruang Praktik Utama


+ 0.00 200 800

300

200

A B C D E

300 300 300 300

1200

Gambar 6: ruang praktik siswa 12 x 8

d. Ruang Kantor, Ruang Guru dan Perpustakaan


Merupakan area perantara/penyangga antara area ruang teori dan
ruang praktik. Ruang guru dan perpustakaan diletakkan pada titik
tengah antara ruang perkantoran dan di belakang lapangan upacara.

Toilet
- 0.05 partisi gypsum Gudang
t = 2,40 meter + 0.00

C3 R. Utama
Perpustakaan
R. Pustakawan
+ 0.00

+ 0.00

C2
C4
Selasar
- 0.05

SELASAR BELAKANG

SELASAR DEPAN

Gambar 7: perletakan ruang guru dan ruang perpustakaan

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 16


2100
150 150 150 150 300 300 300 300 300

200

160

800

440

Gambar 8: denah ruang pengelola

1200
200 450 300 450 200
A B C D E F

3
Toilet
- 0.05 Gudang
partisi gypsum
t = 2,40 meter + 0.00 150

R. Pustakawan
+ 0.00
150
R. Utama
Perpustakaan 2
+ 0.00
720

420

Selasar 180
- 0.05

Gambar 9: denah perpustakaan

e. Ruang Penunjang
Ruang penunjang terdiri dari ruang-ruang yang diletakan sebagai
penyangga antara Area Praktik dan Area Teori.

1) Ruang Serbaguna.
Mudah diakses dari luar dan tidak mengganggu proses kegiatan
belajar mengajar;

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 17


2) Ruang Bimbingan Kejuruan (BK), Unit Kesehatan Siswa (UKS),
OSIS, Ruang Koperasi, Kantin, Rumah Jaga, Tempat Ibadah/
Musholla.
 Mudah di akses, tidak mengganggu proses kegiatan belajar
mengajar;
 Ruang UKS mudah di akses oleh mobil Ambulan;
 Rumah Penjaga diletakan pada area tersembunyi namun
dapat mengakses keamanan SMK;
 Tempat Ibadah apabila dipergunakan hanya untuk kalangan
sekolah dapat diletakkan diantara Area Teori dan Praktik,
namun jika dipergunakan oleh kalangan masyarakat sekitar
diletakan di depan agar mudah di akses.
3) Gudang Umum
Gudang umum perletakannya harus mudah di akses untuk
loading barang baik dari Ruang Teori atau Ruang Praktik.
4) Pos Jaga
Mudah di akses dari satu pintu masuk dan pintu keluar, sebagai
sarana pendukung keamanan (parkir mobil dan bangsal
sepeda/motor).

5) Lapangan Olahraga
Perletakannya di belakang Ruang Praktik dan berada dekat
dengan area penunjang lainnya. Lapangan Olahraga yang
tersedia berupa Lapangan Basket dan Lapangan Voli.

2. Garis Sempadan
Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2002 Pasal 13 tentang Bangunan
Gedung secara Definisi Garis Sempadan adalah Garis batas luar pengaman
untuk mendirikan bangunan dan atau pagar yang ditarik pada jarak tertentu
sejajar dengan as jalan, tepi luar, kepala jembatan, tepi sungai, tepi saluran,
kaki tanggul, tepi situ atau rawa, tepi waduk, tepi mata air, as rel kereta api,
jaringan tenaga listrik, pipa gas.

Permen PUPR no 28 Tahun 2015 tentang Garis Sempadan Sungai (GSS) dan
Garis Sempadan Danau (GSD). Garis sempadan sungai adalah garis maya di
kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan
sungai. Garis Sempadan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi dan
berjarak tertentu dari tepi badan danau yang berfungsi sebagai kawasan
pelindung danau.

Permen PUPR no 8 Tahun 2015 tentang Garis Sempadan Irigasi. Garis


sempadan jaringan irigasi adalah batas pengamanan bagi saluran dan/atau
bangunan irigasi dengan jarak tertentu sepanjang saluran dan sekeliling
bangunan.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 18


3. Hubungan Massa Bangunan Dan Ruang Terbuka Hijau
Jarak massa ruang-ruang membentuk sebuah massa bangunan. Massa-
massa bangunan tersebut dikomposisikan menjadi suatu komplek bangunan.
Jarak antar massa bangunan adalah minimal 8 m. Diantara massa bangunan
tersebut akan terbentuk ruang terbuka (open space). Ruang terbuka ini dapat
dimanfaatkan menjadi taman, plaza, gazebo, area olahraga, sebagai filter
udara dan kebisingan serta untuk pencahayaan alami. Perbandingan ruang
terbuka hijau dengan bangunan dalam pembangunan Unit Sekolah Baru
(USB) adalah minimal 60% : 40% atau disesuaikan dengan pola rancangan
tata ruang kota dimasing-masing Kabupaten/Kota. Pola rancangan ini
biasanya disebut Koefisien Daerah Hijau (KDH). Hal ini disebutkan dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008, tanggal 26 Mei
2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau
di Kawasan Perkotaan, disebutkan dalam Bab I tentang ketentuan Umum,
menjelaskan bahwa Koefisien Daerah Hijau (KDH), adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung
yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah
terpetakan/daerah perencanan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan
rencana tata bangunan dan lingkungan.
Misalnya, USB dengan luas lahan 1,5 Ha, maka luas lahan terbuka adalah
sebesar = 60% x 1,5 Ha = 9.000 m².
Alternatif pengkomposisian bentuk massa bangunan dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar 10: masterplan unit sekolah baru smk

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 19


4. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008, tanggal 26
Mei 2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau di Kawasan Perkotaan, disebutkan dalam Bab I tentang ketentuan
Umum, menjelaskan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka
persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung
dan luas lahan/tanah terpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai
rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. Misalnya,
USB dengan luas lahan 1,5 Ha, mempunyai KDB sebesar 40%. Maka luas
seluruh lantai dasar bangunannya adalah sebesar = 40% x 1,5 Ha = 6.000 m².

5. Pencahayaan Dan Peletakkan Pintu /Jendela Ruang Teori


Untuk mendapatkan pencahayaan yang baik dalam proses belajar mengajar
maka perletakkan pintu dan jendela harus benar. Contoh pada ruang teori,
untuk mendapatkan pencahayaan yang baik, maka cahaya dengan intensitas
tertinggi dianggap datang dari arah kiri siswa atau dari dinding yang tidak
berbatasan dengan selasar (lihat gambar di bawah ini). Ketinggian ambang
jendela pada sisi selasar lebih tinggi daripada sisi yang berlawanan.
Ketinggian ambang jendela terendah adalah 1,2 m.

Gambar 11: perletakan meja-bangku siswa di ruang kelas, dan bukaan pintu

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 20


Gambar 12: potongan bangunan

6. STRATEGI PEMBANGUNAN
a. Penentuan Prioritas Pembangunan
Prioritas pembangunan ruang dalam pembangunan Unit Sekolah Baru
(USB-SMK) adalah:
Prioritas I : Ruang Teori dan Ruang Praktik;
Prioritas II : Laboratorium Dasar, Perpustakaan dan Ruang
Perkantoran;
Prioritas III : Ruang Guru dan Ruang Penunjang.

Unit Sekolah Baru (USB-SMK) diharapkan pada tahun pertama sudah


dapat beroperasi, oleh karena itu pada rencana penggunaan dana di tahun
pertama dialokasikan untuk membangun ruang teori, ruang praktik, kantor,
wc dan peralatan praktik serta meubelair.

b. Penentuan Lokasi Pembangunan


Dalam menentukan lokasi Ruang Teori dan Ruang Praktik yang akan
dibangun harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Ruang Teori
 Dibangun pada lahan yang sudah siap bangun;
 Pembangunannya dilaksanakan dalam satu massa bangunan (tidak
terpotong-potong);
 Massa bangunan terletak pada bagian depan kantong (cluster)
ruang teori;
 Arsiran pada site plan diberikan untuk menandai ruang teori yang
akan dibangun dan darimana sumber dananya.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 21


Gambar 13: penempatan RKB dengan model kantong/cluster

Gambar 14: Arsiran pada site plan diberikan untuk menandai ruang teori yang akan
dibangun dan darimana sumber dananya

2) Ruang Praktik
 Pilih Paket Keahlian yang mempunyai potensi untuk dapat
dikembangkan menjadi Unit Produksi (UP)/ Bussiness Center ;
 Dibangun pada lahan yang sudah siap bangun;
 Pembangunannya dilaksanakan dalam satu massa bangunan (tidak
terpotong-potong);
 Dapat dicapai dengan mudah oleh akses publik;
 Arsiran pada site plan diberikan untuk menandai ruang praktik yang
akan dibangun dan sumber dananya.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 22


Gambar 15: Arsiran pada site plan diberikan untuk menandai ruang praktik yang akan
dibangun dan darimana sumber dananya

Pembangunan Ruang Teori dan Ruang Praktik harus memperhatikan arah


pengembangan master plan dan penyebaran massa-massa tersebut dalam
lahan. Jarak yang terlalu jauh antara massa ruang teori dan massa ruang
praktik yang berjauhan menimbulkan in-efisiensi waktu dalam kegiatan
belajar mengajar dan pengawasan kepada siswa, juga mempertimbangkan
masalah keamanan lingkungan. Oleh sebab itu sebaiknya pembangunan
massa ruang teori dan massa ruang teori cukup dekat dan mudah diakses/
diawasi oleh guru atau petugas sekolah.

B. Penentuan Kebutuhan Ruang


1. Kebutuhan Jumlah Ruang Teori
Kebutuhan jumlah ruang teori dan praktik dapat dijabarkan sebagai berikut :
a) Perbandingan kebutuhan ruang teori dengan ruang praktik adalah 60% :
40%;
b) Rumus untuk perhitungan ruang teori adalah jumlah Rombongan Belajar
(Rombel) dikalikan dengan perbandingan jumlah ruang teori sebesar 60%
dibagi dengan koefisien penggunaan kelas (used factor) sebesar 80%.
Kebutuhan Kelas = (jumlah rombel x 60%) : 80%

Contoh, jika sebuah Unit Sekolah Baru (USB)-SMK mempunyai 2 Paket


Keahlian, dengan 12 rombel, maka perhitungan kebutuhan Ruang
Teorinya adalah:
= (jumlah rombel x 60%) : 80%
= (12 X 60%) : 80%
= 9 Ruang Kelas

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 23


Jadi kebutuhan Ruang Teori Unit Sekolah Baru (USB)-SMK tersebut
adalah 9 kelas

2. Kebutuhan Jumlah Ruang Praktik


Kebutuhan ruang praktik untuk Paket Keahlian yang sudah
distandarisasikan BSNP (Permendiknas No. 40 Tahun 2008) selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran I (Daftar Kebutuhan Ruang) pedoman ini.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 24


BAB V
PEMBUATAN GAMBAR KERJA

A. PENGERTIAN
1. Untuk pembangunan Prasarana SMK, Tim Teknis Pembimbing
Perencanaan dan Pengawasan menyajikan dokumen pelaksanaan dalam
bentuk gambar-gambar kerja, spesifikasi dan syarat-syarat teknik
pembangunan yang jelas, lengkap, serta Rencana Anggaran Biaya (RAB)
pelaksanaan. Dokumen-dokumen tersebut merupakan satu kesatuan
yang melengkapi satu sama lain. Untuk pelaksanaan di lapangan, gambar
kerja merupakan suatu keharusan. Gambar kerja adalah gambar-gambar
dan uraian-uraian teknis yang terinci secara tersendiri maupun secara
keseluruhan yang menjelaskan detail bangunan sebagai acuan dalam
pelaksanaan dan pengawasan konstruksi.
2. Gambar kerja harus mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah dalam
bentuk tanda tangan dan di stempel sekolah. Gambar kerja yang
dihasilkan dianggap sebagai rencana akhir dan siap digunakan untuk
acuan pelaksanaan dan pengawasan.
3. Penggambaran instalasi harus didasarkan atas standar gambar dan
lambang-lambang gambar yang umum dipakai di Indonesia baik
merupakan persyaratan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
4. Penggambaran instalasi baik untuk lay-out, potongan dan atau sistem
harus digambar dengan baik, rapi dan jelas. Bagian-bagian dari gambar
yang mungkin dapat menimbulkan keraguan dalam pelaksanaan harus
dibuatkan gambar detailnya.
5. Besaran-besaran yang akan mengikat dalam pelaksanaan harus
dicantumkan dalam gambar-gambar instalasi yang bersangkutan,
sehingga tidak menghasilkan keraguan bagi para pelaksana.
6. Gambar-gambar harus dilengkapi dengan daftar penjelasan mengenai
pemakaian lambang-lambang gambar.

B. KOP GAMBAR KERJA


1. Kop gambar masterplan/siteplan dan gambar perencanaan lainnya
diseragamkan.
a) Contoh Kop Gambar untuk siteplan bantuan Pembangunan Unit
Sekolah Baru (USB)-SMK;

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 25


KETERANGAN

APBN 2018
APBD 2018

NOMER TGL OLEH REVISI

PEMBERI TUGAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SMK
PAKET KEAHLIAN:
1. ..................
2. ..................
3. ..................
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN SMK . . . . . . .
KAB/KOTA . . . . . PROVINSI . . . . . . . .
PERENCANA DAN PENGAWAS
TIM PERENCANA DAN PENGAWAS USB
SMK . . . . . . .

DIKETAHUI: DIKETAHUI:
KEPALA DINAS DIREKTUR
PENDIDIKAN PEMBINAAN SMK
PROVINSI

(NAMA KEPALA DINAS) (NAMA DIREKTUR PSMK)


NIP : . . . . . . . . . . . . . . . . . NIP : . . . . . . . . . . . . . . . . .
DIGAMBAR: DIPERIKSA:
TIM PERENCANA KETUA TIM
PENDIRI USB SMK .
........

(NAMA KETUA TIM


(NAMA KETUA TIM) PENDIRI USB SMK)
KETUA NIP : . . . . . . . . . . . . . .

JUDUL GAMBAR

(NAMA JUDUL GAMBAR)

SKALA TGL NO LBR JML LBR

Gambar 16: Contoh Kop Gambar

b) Contoh Kop Gambar kerja untuk bantuan Pembangunan Unit


Sekolah Baru (USB)-SMK, Pembangunan Ruang Kelas Baru
(RKB)-SMK, Ruang Praktik SMK (RPS), Ruang Praktik
Perhotelan, Pengembangan SMK Rujukan, Pengembangan SMK
Berbasis Komunitas/Pesantren;
KETERANGAN
APBN 2018

BANGUNAN EKSISTING

PENGEMBANGAN

NOMER TGL OLEH REVISI

PEMBERI TUGAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK

PAKET KEAHLIAN:
1. ..................
2. ..................
3. ..................
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN SMK . . . . . . .
KAB/KOTA . . . . . . . . . . , PROVINSI . . . . . . . . .
PERENCANA DAN PENGAWAS
TIM PERENCANA DAN PENGAWAS USB
SMK . . . . . . .

KETUA TIM PENDIRI:


KEPALA SMK KAB/KOTA . . . . . . .

(NAMA KEPALA SEKOLAH)


NIP : . . . . . . . . . . . . . . . . .

DIGAMBAR:
TIM PERENCANA

(NAMA KETUA TIM)


KETUA

JUDUL GAMBAR

(NAMA JUDUL GAMBAR)

SKALA TGL NO LBR JML LBR

Gambar 17: Contoh Kop Gambar

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 26


2. Kop gambar kerja harus seragam dan mempunyai cukup ruang untuk
tanda tangan Kepala Sekolah dan Ketua Tim Teknis Pembimbing
Perencanaan dan Pengawasan.

C. DETAIL GAMBAR KERJA


Gambar kerja yang dihasilkan meliputi:
1. DENAH
Denah harus menunjukkan bentuk dan ukuran ruang, letak kolom,
dinding, kusen pintu dan jendela, elevasi lantai dan garis potongan
(membujur dan melintang).

900 900 900

300 300 300 300 300 300 300 300 300


A B C D E F G H I J

300

200 800
Ruang Kelas Ruang Kelas Ruang Kelas
+ 0.00 + 0.00 + 0.00

300

Selasar Selasar Selasar


- 0.02 - 0.02 - 0.02
200

Gambar 18: Gambar Ruang Kelas Baru 3 Lokal

Ruang Simpan Ruang Simpan 300


+ 0.00 + 0.00

Ruang Praktik Ruang Praktik 200 800


Utama Utama
+ 0.00 + 0.00
Ruang Instruktur Ruang Instruktur
+ 0.00 + 0.00 300

200

A B C D E F G H I J K

300 300 300 300 300 300 300 300 300 300

1500 1500

Gambar 19: Gambar Ruang Praktik Siswa 2 Lokal

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 27


B

400
A Panggung A
Ruang Kesenian dan Kebudayaan

800
+ 0,50
0,00

400
Selasar Selasar

200
- 0,03 - 0,03

1200 1200

Denah B
Gambar 20: Gambar Ruang Kesenian dan Kebudayaan

2. TAMPAK (TAMPAK DEPAN, SAMPING KANAN-KIRI, BELAKANG)


Tampak menunjukkan wajah bangunan dilihat dari sisi yang
memungkinkan (depan, samping kiri-kanan dan belakang)

3. POTONGAN (MEMBUJUR DAN MELINTANG)


Potongan menunjukkan penampang bangunan mulai dari pondasi hingga
penutup atap untuk menunjukkan hubungan arsitektural dan struktural
yang terjadi.

4. DETAIL ARSITEKTURAL & STRUKTURAL


a. RENCANA PONDASI (DENAH DAN POTONGAN)
Rencana pondasi terdiri dari denah pondasi, potongan dan detail
pondasi.
b. RENCANA KOLOM, BALOK dan PLAT
Rencana kolom, balok dan plat terdiri dari denah kolom, balok dan
plat lantai, potongan, rencana pembesian dan mutu beton yang
dipakai.
c. RENCANA KUDA-KUDA dan ATAP
Rencana kuda-kuda dan atap terdiri dari denah perletakan kuda-kuda,
jurai, garis tepi atap dan talang. Detail kuda-kuda menunjukkan
model/bentuk konstruksi atap (sambungan-sambungan, dimensi-
dimensi, material yang dipakai).
d. RENCANA KUSEN, PINTU DAN JENDELA
Rencana kusen, pintu dan jendela terdiri denah perletakan kusen pintu
dan jendela, detail kusen pintu dan jendela, model daun pintu dan
jendela, dimensi dan material yang dipakai.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 28


e. RENCANA PLAFON
Rencana plafon menunjukkan pola pemasangan plafon, kerangka
plafon, dimensi dan material yang dipakai.
f. RENCANA POLA LANTAI
Rencana pola lantai di bawah menunjukkan pola pemasangan
penutup lantai, dimensi dan material yang dipakai.
g. RENCANA ELEKTRIKAL
1) LAYOUT TITIK LAMPU, STOP KONTAK, SAKLAR.
Terdiri dari perletakan titik lampu, stop kontak dan saklar.
Perletakan titik lampu minimal 6 titik lampu di dalam ruangan dan
minimal 5 titik lampu di luar ruangan.
2) DIAGRAM PEMBAGIAN BEBAN (DAYA)
Diagram pembagian beban (daya) diperlukan untuk mengetahui
seberapa besar kapasitas/beban listrik yang akan terjadi dalam
satu massa bangunan.
3) MDP (MAIN DISTRIBUTION PANEL)
MDP adalah panel distribusi utama/kumpulan dari beberapa panel
yang berfungsi untuk mengatur pasokan daya listrik dalam suatu
komplek sekolah.
4) SDP/MCB (SINGLE DISTRIBUTION PANEL/MAIN CIRCUIT
BREAK)
SDP/MCB adalah satu panel distribusi yang merupakan panel
untuk mengatur pasokan daya listrik dalam suatu wilayah yang
lebih kecil (misal; satu massa bangunan Ruang Teori, Ruang
Praktik dan Ruang Perkantoran).
h. RENCANA UTILITAS
1) RENCANA AIR BERSIH
Rencana air bersih adalah pengadaan, penyimpanan air bersih
dan pendistribusian air bersih.
2) RENCANA AIR KOTOR
Rencana air kotor adalah pembuangan air kotor (termasuk
pembuangan air hujan dan bak control), pengolahan air kotor.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 29


BAB VI
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. SYARAT TEKNIS BAHAN


1. Air
Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih yang tidak
mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang merusak bangunan.
2. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan, harus bersih
dan keras.
3. Pasir Pasang
 Butiran-butiran harus halus dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan
jari;
 Kadar lumpur harus kurang dari 5%;
 Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan persegi #3 mm.
4. Portland Cement (PC)
 Tipe semen yang digunakan adalah Tipe 1, yaitu semen yang biasa
digunakan untuk konstruksi (1 zak berisi 40 atau 50 kg);
 Dalam pengangkutan Portland Cement (PC) ke lokasi pekerjaan, harus
dijaga agar tidak terjadi lembab dan tidak kena air. Penempatan atau
penyimpanannya harus di tempat yang terlindung, kering dan pada
ketinggian minimum 25 cm dari lantai;
 Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak
boleh dipakai.
5. Pasir Beton
 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan kotoran lainnya;
 Butiran-butiran pasir harus tajam dan keras, serta tidak dapat
dihancurkan dengan jari;
 Kadar lumpur harus kurang dari 5%.
6. Batu Kerikil/Split
 Gunakan batu kerikil kualitas 1 (cor) atau batu pecah/split yang bersih,
dan bermutu baik, serta tidak berpori;
 Butiran-butiran split/batu kerikil harus dapat melalui ayakan berlubang
persegi Ø 40 mm dan tertinggal di atas ayakan berlubang Ø 20 mm;
 Batu kerikil/split tidak boleh mengandung lumpur melebihi 1%.
7. Batu kali/ batu belah
 Digunakan batu kali/batu belah yang bermutu baik, tidak berpori;
 Ukuran batu kali/batu belah yang digunakan yaitu antara 20 cm sampai
30 cm berdasarkan panjang sisi. Bentuk batu kali/batu belah
diusahakan mendekati bentuk bujur sangkar atau agak bulat.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 30


8. Kayu
 Pada umumnya kayu harus berkualitas baik, dengan minimal mutu
Kayu Kelas II;
 Yang dimaksud dengan mutu kayu kelas II adalah kayu yang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Kadar lengas kayu 30%;
- Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak
boleh lebih dari 5 cm;
- Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar
1/10 dari tinggi balok;
- Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan
retak-retak menurut lingkaran tidak melebihi 1/4 tebal kayu;
- Miring arah serat (tangenial) tidak melebihi 1/7.
 Kayu untuk keperluan struktural seperti kuda-kuda, rangka atap, tiang,
kantilever minimal menggunakan kayu kelas II;
 Kayu untuk keperluan non struktural seperti perancah dan bekisting
minimal menggunakan kayu Kelas III;
 Kusen pintu/ jendela, panel pintu dan jendela maupun jalusi minimal
menggunakan kayu kelas II;
 Furniture/Meubelair minimal menggunakan bahan kayu kelas II.
Permukaan kayu harus halus dan rata, finishing akhir minimal
menggunakan politur.
9. Beton Non Struktural
 Pekerjaan ini meliputi kolom praktis, balok dinding dan lantai kerja;
 Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang minimal K-
125;
 Perbandingan campuran yang digunakan yaitu 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr.
10. Beton Struktural
 Pekerjaan ini meliputi sloof, kolom utama, balok utama, balok anak dan
ring balk;
 Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang minimal
K-225 (untuk struktural) dan minimal K-175 untuk non struktural;
 Perbandingan campuran yang digunakan yaitu 1 PC : 2 Ps : 3 Kr.
11. Besi Beton
 Besi beton yang digunakan adalah besi beton minimal mutu U-24;
 Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam alkali
dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih serta tidak berkarat;
 Pembengkokan besi yang terjadi diijinkan yaitu maksimal 2 kali pada
titik pembengkokan yang sama;
 Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan:
- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. NI-2;
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5;
- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 31


12. Pasangan Dinding
 Bahan Pasangan dinding antara lain Batu Bata/Batako atau bahan
sejenis harus satu ukuran, satu warna dan satu kualitas;
 Ukuran batu bata panjang sama dengan 2 x lebar + spesi (tebal spesi 1
- 1,2 cm) atau bahan sejenis;
 Warna satu sama lain harus sama dan apabila dipatahkan warna
penampang harus sama rata;
 Bidang-bidangnya harus rata atau sudut-sudut harus siku atau bersudut
90 derajat dan tidak boleh retak-retak.
13. Anti rayap
Untuk daerah yang banyak terdapat rayap maka perlu dilakukan
perlindungan bangunan dengan anti rayap. Jenis obat anti rayap yang
digunakan yaitu : Anti rayap pada tanah dan Anti rayap untuk kayu.
14. Keramik
 Keramik Lantai Ruangan
Jenis : Keramik lantai dan plint lantai
Ukuran : min 40 x 40 cm untuk keramik lantai, minimal 20 x 25 cm
untuk dinding keramik kamar mandi, 10 x 40 atau 10 x 20 cm
untuk plin lantai ruangan dan keramik kamar mandi;
Kualitas : KW 1;
 Keramik Lantai Ruangan Basah
Untuk lantai ruangan basah menggunakan keramik yang mempunyai
permukaan kasar atau beralur.
15. Cat
 Cat Dinding/cat plafon
Tahan perubahan cuaca dan tidak mudah terkelupas setelah kering;
 Cat kayu/ cat besi
Tahan perubahan cuaca dan tidak mudah terkelupas setelah kering.
16. Penutup Atap
Bahan yang digunakan untuk penutup atap harus kuat, awet dan tahan
lama terhadap gangguan iklim/cuaca serta tidak gampang bocor atau
berkarat dan tidak diperkenankan menggunakan penutup atap seng
gelombang.
Penutup atap yang direkomendasikan:

No Jenis Uraian
1 Genteng Minimal genteng tanah liat
2 Metal Deck Genteng metal

17. Bahan-bahan lain


Bahan-bahan lain yang belum disebutkan, yang akan digunakan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Tim Teknis Pembimbing
Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan SMK.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 32


B. PERSIAPAN
1. Pembersihan lahan; meliputi penebangan pohon, pembuangan sampah
dan hal-hal yang tidak diperlukan untuk pekerjaan;
2. Pengukuran lahan; meliputi penentuan batas-batas lokasi, kontur
(kemiringan) tanah;
3. Pematangan lahan (cut and fill); meliputi pemotongan, penimbunan dan
pemadatan tanah yang dianggap perlu;
4. Pembuatan jalan menuju lokasi; dilakukan untuk mempermudah sirkulasi
barang dan tenaga ke lokasi kerja;
5. Penyediaan air; dilakukan untuk menyediakan air yang dibutuhkan untuk
membantu pelaksanaan pekerjaan;
6. Penyediaan listrik; dilakukan untuk menyediakan listrik yang dibutuhkan
untuk membantu pelaksanaan pekerjaan;
7. Tersedia los/area kerja untuk fabrikasi komponen-komponen (contoh:
kusen, pintu dan jendela); dilakukan untuk mempermudah pekerja dalam
melakukan pembuatan dan pemasangan komponen kerja;
8. Penentuan peil lantai (± 0.00) atau titik duga; dilakukan untuk menentukan
ketinggian lantai bangunan. Ketinggian lantai bangunan adalah minimal 40
cm dari muka tanah atau permukaan air tertinggi jika pada lokasi terdapat
genangan air;
9. Pemasangan bouwplank; dilakukan untuk menentukan as bangunan pada
gedung yang akan dibangun. Untuk menentukan siku as bangunan
dipakai segitiga siku-siku dengan perbandingan sisi 3:4:5.

C. Pekerjaan Struktural
1. Pekerjaan Pondasi
1.1 Pondasi Batu Kali
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan profil pondasi, pekerjaan galian dan urugan tanah,
pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang terdapat banyak rayap) dan
pembuatan pondasi.
b. Bahan yang digunakan
Batu kali dengan ukuran antara 20 cm s/d 30 cm, Pasir cor dan Pc.
c. Penjelasan Pekerjaan
 Siapkan lantai kerja dari pasir kosong tebal ± 5 cm, kemudian
lakukan penyemprotan anti rayap. Letakkan batu kosong
(aanstamping) dengan posisi berdiri, batu kali yang digunakan
berdiameter antara 20 – 30 cm. Pasangan batu kali menggunakan
adukan spesi 1 PC : 4 Ps;
 Pada lokasi-lokasi yang tidak menemukan tanah keras, maka
dapat dibantu dengan pemasangan cerucuk dari kayu (ulin/besi/
dolken) atau bambu dipancang sampai mencapai tanah keras.
1.2 Pondasi Beton Bertulang
a. Lingkup Pekerjaan

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 33


Pekerjaan galian dan urugan tanah, pekerjaan anti rayap (untuk
daerah yang terdapat banyak rayap) dan pembuatan pondasi.
b. Bahan yang digunakan
PC, pasir beton, kerikil/split, besi beton dan kawat bendrat.
c. Penjelasan pekerjaan
 Siapkan lantai kerja dari spesi 1 PC : 5 Ps setebal ± 5 cm,
letakkan pembesian dengan dengan ukuran minimal 12 mm untuk
tulangan utama dan 8 mm untuk begel, cor campuran beton
dengan spesi 1 Pc: 2 Ps : 3 Kr. Pada lokasi-lokasi yang tidak
menemukan tanah keras, maka dapat dibantu dengan
pemasangan cerucuk dari kayu (ulin/ besi/ dolken) atau bambu
dengan meruncingkan ujung kayu yang akan dipancang sampai
mencapai tanah keras.

2. Pekerjaan Sloof, Kolom, Balok, Plat Lantai


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan bekisting, pembesian, pengecoran
b. Bahan yang digunakan
Kayu bekisting, PC, pasir beton, besi beton dan kawat bendrat
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan papan bekisting
 Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran sloof
dan balok sesuai gambar. Dengan perkuatan yang cukup kokoh
agar bentuk sloof dan balok tidak berubah dan tetap pada
kedudukannya;
 Sebelum pengecoran, permukaan bekisting harus bebas dari
kotoran-kotoran seperti serbuk gergaji, potongan kayu, tanah dan
sebagainya. Selain itu permukaan dalamnya sebaiknya dilapisi
oli/pelumas bekas agar setelah pengecoran selesai, bekisting
mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton;
 Setelah pengecoran tidak diizinkan mengganggu proses
pengerasan beton dengan menghindarkan dari benturan benda
keras selama 3 x 24 jam;
 Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan
dari pekerjaan-pekerjaan lain. Bagian beton setelah dicor selama
dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi dengan air secara
terus-menerus minimal selama 3 hari.
2) Pekerjaan pembesian
 Perakitan besi tulangan sesuai gambar;
 Diameter besi untuk tulangan pokok minimal 12 mm, untuk lantai
minimal 10 mm, dan untuk beugel minimal 8 mm;
 Pemasangan sengkang (beugel) berjarak 20 cm, untuk balok di
dekat tumpuan jaraknya di buat lebih rapat antara 7.5 cm – 15 cm;

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 34


 Tulangan beton harus diikat dengan kawat beton (bendraat) untuk
menjaga ketebalan selimut beton maka antara tulangan pokok dan
bekisting perlu dipasang beton tahu (decking) setebal kurang lebih
2 cm;
 Setiap sambungan konstruksi (stek) yang direncanakan untuk
dilanjutkan, maka pembesian harus dilebihkan minimal 40 x d
(diameter)
3) Pengecoran beton
 Pengadukan beton struktural minimal menggunakan mesin molen
atau readymix dengan mutu beton yang telah ditentukan. Untuk
beton bukan struktural dapat menggunakan manual;
 Bila diaduk secara manual, pengadukan harus dilakukan dalam
wadah pengadukan, tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah;
 Ukuran tempat pengadukan beton yaitu 2 m x 2,5 m, tinggi
tanggulan 20 cm. Bila menggunakan molen, tempat ini bisa juga
digunakan sebagai tempat penuangan adukan beton dari molen;
 Sebelum dilakukan pengecoran, cetakan wajib dibersihkan dan
disiram, kekentalan adukan beton (slump) harus diawasi;
 Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dan untuk menjamin
beton cukup padat digunakan alat penggetar (vibrator);
 Apabila terjadi pemberhentian pengecoran pada balok dan lantai
maka harus berhenti pada jarak 1/5 bentang dan sebelum
dilanjutkan pengecoran harus diberikan pasta semen (air semen)
terlebih dahulu pada permukaan yang akan dilanjutkan.

3. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap meliputi pekerjaan rangka atap dan penutup atap
3.1 Pekerjaan Rangka Kuda-Kuda Kayu
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kayu, pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang terdapat
banyak rayap)
b. Bahan yang digunakan
Kayu, paku, beugel, obat anti rayap
c. Penjelasan Pekerjaan
 Kayu yang digunakan pada pekerjaan struktural adalah minimal
jenis kayu kelas II (setara kamper);
 Kayu yang digunakan untuk kuda-kuda, rangka atap, tiang
maupun kantilever untuk daerah yang terdapat rayap harus
diberikan obat anti rayap;
 Setelah kuda-kuda tertumpu di atas kolom atau ring balk harus
dijepit dengan angkur minimal Ø 12 mm.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 35


3.2 Pekerjaan Rangka Kuda-Kuda Baja
a. Lingkup Pekerjaan
Perakitan baja
b. Bahan yang digunakan
Baja
c. Penjelasan Pekerjaan
 Sambungan kuda-kuda baja dapat menggunakan las atau baut;
 Jika menggunakan kuda-kuda baja maka harus dilakukan
pengecatan anti karat sebagai pelindung;
 Dalam hal daerah/sekolah menggunakan baja ringan (truss),
maka baja yang digunakan harus berasal dan dilaksanakan oleh
pabrikan yang telah memiliki lisensi dan garansi yang jelas;
 Tatacara perkuatan sambungan baja ringan untuk konstruksi
kuda-kuda harus mengikuti aturan yang ditentukan oleh distributor
(engineer), sesuai hasil analisa perhitungan struktur
(pembebanan, dimensi bahan, kualitas bahan dan faktor-faktor
keamanan).

3.3 Pekerjaan Penutup Atap


a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan penutup atap
b. Bahan yang digunakan
Untuk atap dapat digunakan bahan genteng tanah liat, genteng metal
atau bahan-bahan lain yang setara.
c. Penjelasan Pekerjaan
 Pemasangan penutup atap genteng tanah disusun rapi dengan
bertumpu pada reng;
 Kualitas dan bahan bubungan sama dengan penutup atapnya;
 Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Minimal tindisan antara satu lembaran dengan lembaran lainnya
2,5 alur. Alur harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga
hasil akhir pasangan akan rapi;
 Tindisan bubungan antara satu lembaran bubungan dengan
lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan
pabrik;
 Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga
tidak berakibat bocor. Apabila terjadi kebocoran setelah
pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus
dibongkar dan dipasang baru.

D. PEKERJAAN ARSITEKTURAL
1. Pekerjaan Dinding
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding, plesteran, dan acian

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 36


b. Bahan yang digunakan
Batu bata, pasir pasang, PC
c. Penjelasan Pekerjaan
 Untuk pasangan dinding dipakai spesi 1 PC : 5 Ps. Untuk trasraam
dipakai spesi 1 PC : 3 Ps;
 Ketinggian trasraam dari permukaan sloof minimal adalah 30 cm.
Kecuali kamar mandi termasuk daerah rawa atau mengandung air,
maka ketinggian trasraam adalah 1.5 m;
 Ketinggian perhari dalam pemasangan dinding bata untuk menjaga
kekuatan dinding bata adalah 1.5 m;
 Bidang dinding yang luasnya lebih besar 12 m² harus ditambahkan
kolom praktis dengan tulangan besi 4 Ø 10, beugel Ø 8 – 20;
 Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek Ø 10 mm,
jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian
pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali ditentukan lain.

2. Pekerjaan Pintu & Jendela


a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan kusen, daun pintu, daun jendela dan teralis
b. Bahan yang digunakan
Kayu mutu minimal kelas II, besi, dan kaca
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan Kusen
 Kayu harus dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Kayu maupun
kusen harus dihindarkan/ dilindungi dari hujan dan pengaruh
pekerjaan lain supaya terhindar dari cacat atau rusak;
 Semua kayu yang jelas terlihat bekas pemakuannya harus
didempul atau sejenisnya. Hindari terlalu banyak pemakuan pada
permukaan kayu;
 Setiap bahan yang digunakan, harus terlebih dahulu diberikan obat
anti rayap agar tidak terjadi kerusakan di masa datang;
 Ambang batas bawah jendela minimal adalah 115 cm. Di atas
ambang atas kusen pintu dan jendela harus dipasang balok latei
atau rolaag bata yang dipasang miring.
2) Pekerjaan daun pintu dan jendela
 Sebelum pemasangan, daun pintu dan jendela harus disimpan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban;

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 37


 Semua kayu harus diserut halus, rata, lurus dan harus siku sudut-
sudutnya serta dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan;
 Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka
kayu dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya, dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang yang tampak, tidak boleh ada lubang-lubang
atau bekas penyetelan;
 Seluruh daun pintu harus terbuat dari papan kayu panil/pejal/solid
kecuali untuk daun pintu kamar mandi;
 Daun jendela dibuka keluar dengan engsel diletakkan di ambang
atas, ketebalan kaca jendela adalah minimal 5 mm warna bening.
3) Pemasangan teralis
 Teralis dipasang pada ruang-ruang yang memerlukan pengamanan
lebih tinggi seperti ruang praktik;
 Desain teralis harus cukup rapat dan kuat untuk meningkatkan
keamanan.

3. Pekerjaan Penggantung & Pengunci


a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan engsel, handle, hak angin, pengantung dan pengunci
b. Bahan yang digunakan
Engsel, handle, hak angin, pengunci
c. Penjelasan Pekerjaan
 Semua kunci, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau
tempat aslinya setelah dicoba. Pemasangannya dilakukan setelah
bangunan selesai dicat;
 Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, dilarang
memukul sekrup, cara mencocokkannya hanya diputar sampai ujung,
sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti;
 Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah,
sedangkan untuk engsel ke 3 (tiga) dipasang di tengah-tengah;
 Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu, dipasang setinggi 90 – 100 cm dari lantai atau sesuai gambar.
Jenis kunci tanam yang digunakan adalah kunci tanam besar;
 Untuk daun pintu yang membuka ke dalam menggunakan engsel kupu
sedangkan yang membuka keluar agar mengunakan engsel H.

4. Pekerjaan Plafon
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan plafon dan lis plafon
b. Bahan yang digunakan
Kaso 5/7 dan 3/4, triplek 5 mm, GRC, gypsum, lis plafon

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 38


c. Penjelasan Pekerjaan
 Perhatikan letak titik lampu dan bentuk rumah lampu (armature) saat
memasang rangka plafon;
 Rangka bisa menggunakan kayu atau aluminium persegi (hollow). Jika
menggunakan rangka kayu, terlebih dahulu diberikan anti rayap agar
tidak terjadi kerusakan di masa datang;
 Untuk penutup langit-langit dalam ruangan bisa menggunakan kayu
triplek dengan ketebalan minimal 5 mm. Untuk langit-langit selasar
dan sekeliling bangunan bisa menggunakan GRC atau triplek;
 Hasil akhir pemasangan harus rata, lurus dan ukuran nat ± 0,5 cm.

5. Pekerjaan Lantai
a. Lingkup Pekerjaan
Pemadatan tanah, pembuatan lantai kerja, pemasangan lantai dan plint
pengecoran lantai.
b. Bahan yang digunakan
Keramik lantai Kw 1, Pc, Pasir pasang & pasir cor
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan Lantai Keramik
 Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan di-
sub lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang
rata dan untuk memperoleh daya dukung tanah yang maksimal,
dipergunakan alat timbris (pemadat);
 Pasir urug di bawah lantai disyaratkan harus pasir yang keras,
bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya
dengan tebal minimal 10 cm atau sesuai dengan gambar dan
disiram dengan air kemudian dipadatkan untuk memperoleh
kepadatan yang maksimal. Setelah pekerjaan pasir urug selesai
maka harus dilakukan penyemprotan obat anti rayap;
 Di atas pasir urug diberi adukan rabat beton setebal 5 cm dengan
campuran 1 PC : 3 Ps : 5 Kr;
 Adukan pengikat lantai keramik menggunakan PC. Adukan harus
cukup padat sehingga di permukaan bawah keramik tidak terdapat
rongga udara;
 Untuk menghindari terjadinya “ledakan” pada lantai keramik
sebelum keramik dipasang terlebih dahulu direndam dalam air;
 Bidang lantai keramik yang dipasang harus benar-benar rata;
 Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan
selama 3 x 24 jam setelah pemasangan;
 Lebar nat maksimum 5 mm membentuk garis lurus atau sesuai
dengan gambar, nat diisi dengan bahan pengisi berwarna/ grouting
semen berwarna. Pemberian nat dilakukan minimal setelah 3 x 24
jam setelah pemasangan keramik;

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 39


 Pada sambungan dinding dan lantai keramik harus dipasang plint
dengan tinggi 10 cm.
2) Pekerjaan Lantai Beton
 Untuk lantai beton pada bengkel/workshop umumnya dibuat dari
beton bertulang, dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Kr atau mutu
beton K-175 dan disarankan difinishing dengan floor hardener
sehingga mudah dibersihkan dari minyak pelumas.

6. Pekerjaan Pengecatan
a. Lingkup Pekerjaan
Pengecatan dinding, plafon, listplank, kusen, daun pintu dan jendela
b. Bahan yang digunakan
Cat tembok, cat kayu dan besi, plamur tembok
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pengecatan dinding dan plafon
 Sebelum dicat permukaan dinding harus di plamur rata dan halus;
 Pekerjaan plamur dilakukan sampai pori-pori permukaan dinding
tertutup rapat;
 Pekerjaan pengecatan dinding dilaksanakan setelah pemasangan
plafon;
 Pekerjaan pengecatan dinding harus merata, berwarna sama dan
setelah mengering tidak mengelupas;
 Urutan pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan plafon
sebagai berikut:
 Bidang plafon dibersihkan dan diplamur sebelum dipasang;
 Pengecatan plafon harus merata, berwarna sama dan setelah
mengering tidak mengelupas.
2) Pengecatan kayu dan besi
 Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,
pengecatan minimal 2 (dua) kali;
 Urutan pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan
kayu/besi sebagai berikut:
 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar;
 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu;
 Penghalusan dengan amplas hingga rata;
 Pengecatan dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
 Urutan pekerjaan pengecatan dengan politur pada permukaan
kayu/besi sebagai berikut:
 Lubang-lubang pada permukaan kayu ditutup dengan dempul;
 Penghalusan dengan amplas;
 Pengelapan dengan kain compound (kompon);
 Pemelituran dengan politur sampai rata.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 40


E. PEKERJAAN SANITASI
1. Pekerjaan Sanitair
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan wastafel, kran air
b. Bahan yang digunakan
Wastafel, kran air
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan wastafel
 Wastafel yang digunakan adalah wastafel meja produk standar, Kw
1, tidak ada retak atau cacat lainnya;
 Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan dengan
gambar;
 Pemasangan harus baik, rapi tegak lurus dan dibersihkan dari
semua kotoran serta penyambungan instalasi plumbingnya tidak
boleh ada kebocoran.
2) Perlengkapan sanitair
 Perlengkapan untuk toilet yaitu, tempat sabun, dan lain-lain seperti
ditunjukan dalam gambar, dipakai standar Kw 1 dan dipasang
sesuai gambar;
 Semua kran yang dipakai adalah Kw 1, dengan chromed. Ukuran
disesuaikan dengan keperluan masing-masing. Kran-kran yang
dipasang di halaman harus mempunyai ulir, sedang kran yang
digunakan di Ruang Praktik Siswa pada bak cuci menggunakan
kran leher angsa;
 Stop kran yang dapat digunakan adalah Kw 1 dari bahan kuningan;
 Floor drain dan clean out yang digunakan adalah Kw 1, metal
vercroom dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain,
dop vercroom dengan draad untuk clean out;
 Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat.
Pada tempat-tempat yang akan dipasangi floor drain. Sebelum
dipasang floor drain, maka harus disiapkan terlebih dahulu sparing
yang dipasang pada saat pengecoran.

2. Pekerjaan Plumbing
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan pipa air bersih dan air kotor, stop kran, pipa hawa, bak air
fiberglass.
b. Bahan yang digunakan
Pipa PVC type D kualitas No.1, pipa besi galvanis, kran dan stop kran,
gantungan, klem dan valve.
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan instalasi air bersih

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 41


 Bak kontrol (untuk Valve/Stop Kran) dibuat dari pasangan bata
dengan adukan kuat dan ditutup beton;
 Sambungan pipa PVC untuk air bersih memakai sambungan lem
PVC (Solvent) untuk pipa ø 3“ ke bawah;
 Untuk katup/Valve/ Stop Kran yang mempunyai ø 2” ke bawah
mengunakan katup penutup dengan sistem penyambungan
memakai ulir/screwed;
 Selanjutnya untuk katup ø 3,4” ke bawah dipakai katup tipe bola
(global), yang lebih besar dari ø 3,4” dipakai katup pintu (Gate
Valve/Stop Kran).
2) Pekerjaan instalasi air kotor
 Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat
dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/Cm 2 standar JIS k 674
/kualitas baik;
 Penyambung pipa (knee) untuk pemipaan ini juga terbuat dari
bahan dan merk yang sama;
 Floor drain dan clean out dari bahan stainless steel kualitas baik;
 Kemiringan pipa harus diperhatikan untuk memperlancar
pembuangan air.
3) Pemasangan Penyambungan Pipa-Pipa.
 Untuk penyambung pipa (knee) sambungan harus dari jenis
standar yang dikeluarkan oleh pabrik;
 Sistem sambungan bisa memakai Ring Gaskets/Rubbert Ring Join,
untuk ø 2” digunakan lem/solvent semen;
 Pipa-pipa dalam dinding dipasang sebelum dinding diplester atau
kolom/plat dicor.
4) Perlindungan/Proteksi waktu pelaksanaan
 Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan alat
atau fixtures harus ditutup dengan kap/dop atau plug, sehingga
tidak memungkinkan masuknya kotoran atau benda lainnya;
 Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa
valve/Stop Kran, trap dan penyambung pipa (knee) harus diperiksa
dan dibersihkan dari segala kotoran yang menyumbat.

F. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan Listrik
Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh
sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan
sempurna dan aman.
2. Bahan yang digunakan
Kabel daya tegangan rendah, stop kontak, saklar, lampu dan armature,
junction box dan bahan isolasi.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 42


a. Kabel daya tegangan yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran
dan tipe yang sesuai dengan gambar rencana (NYA, NYM, NYY), kabel
daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau SPLN.
Sebelum dan sesudah dipasang, kabel harus dites dengan pengujian-
pengujian sebagai berikut.
 Test isolasi;
 Test kontinuitas.
b. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
peraturan PUIL/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas
ditandai dengan ukuran, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya;
c. Semua armature lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai
terminal pentanahan (grounding);
d. Semua lampu flourescent dan lampu tabung gas harus dilengkapi
dengan kapasitor sehingga diperoleh faktor daya 0,8;
e. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang
ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan unsur
komponen lampu itu sendiri;
f. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel
dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga
tidak menempel pada ballast atau kapasitor;
g. Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan
karat, kemudian difinish dengan cat akhir oven warna putih;
h. Ballast harus jenis “Low Loss Ballast” dan harus juga digunakan single
lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu flourescent).
3. Penjelasan Pekerjaan
a. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari tipe:
1) Untuk instalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit pipa
PVC;
2) Untuk kabel distribusi digunakan NYY, untuk penerangan taman dan
pompa air digunakan kabel NYFGBY.
b. Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasaan (tembok, jalan,
beton dll) harus berada di dalam conduit PVC class AW yang
disesuaikan dengan ukurannya;
c. Tidak diperkenankan adanya “splice” pencabangan ataupun
sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang
kecuali pada outlet atau pada kotak-kotak penghubung yang biasa
dipakai (acceptable);
d. Dalam membuat pencabangan, connector harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik, sehingga semua konduktor
tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak
bisa lepas oleh getaran;
e. Semua sambungan kabel, baik di dalam junction box, panel ataupun
tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 43


tembaga yang diisolasi dengan porselin atau bakelit ataupun PVC, yang
diamaternya disesuaikan dengan diameter kabel;
f. Semua bahan isolasi untuk percabangan, conector dan lain-lain seperti
karet, PVC asbes tipe sintetis, resin, splice case, composition dan lain-
lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi voltage dan
lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut
anjuran atau manufacture;
g. Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, rating
250 volt, 13 ampere, untuk pemasangan rata dinding. Stop kontak yang
dipasang di dekat kran air harus dilengkapi dengan tutup. Stop kontak
dinding dipasang 75 cm dari permukaan lantai;
h. Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker
dengan rating 250 volt, 10 ampere, single gang, double gangs atau
saklar hotel. Saklar ditempatkan di dekat pintu dan dipasang 120 cm di
atas permukaan lantai;
i. Junction box harus terbuat dari bahan metal dengan kedalaman tidak
kurang dari 35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal
pentanahan;
j. Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada junction box dengan
menggunakan baut atau ditanamkan dalam dinding;
k. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak
harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih
(NYM). Kabel harus mempunyai penampang minimal 2,5 mm²;
l. Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai
berikut: Fasa 1 : Merah, Fasa 2 : Kuning, Fasa 3 : Hitam, Netral : Biru,
Tanda (ground) : Hijau – Kuning
m. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC klas
AW atau GIP;
n. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus
sesuai satu dengan yang lainnya, yaitu tidak kurang dari Φ ¾”;
o. Pipa fleksibel harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak
sambungan (junction box) dan armature lampu.
p. Penyempurnaan kabel :
1) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan;
2) Kabel-kabel disambungkan sesuai dengan warna-warna atau nama-
nama masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan
isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan;
3) Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah
putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran
yang sesuai;
4) Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan
pipa PVC/ protolen yang khusus untuk listrik.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 44


q. Pemasangan kabel tanah :
1) Kabel tanah yang dipasang di dalam tanah harus dilindungi terhadap
kemungkinan terjadinya gangguan mekanis dan kimiawi. Perlindungan
terhadap gangguan mekanis pada umumnya dianggap mencukupi
dan aman jika kabelnya ditanam minimum 60 cm di bawah permukaan
tanah yang tidak dilalui kendaraan dan ditanam minimum 80 cm di
bawah permukaan tanah yang dilalui kendaraan;
2) Kabel tanah harus diletakkan di dalam pasir atau tanah lunak yang
bebas dari batu-batuan dan bebas dari benda-benda tajam, serta di
atas galian tanah yang stabil, kuat dan rata. Lapisan pasir atau tanah
lunak harus sekurang-kurangnya 5 cm di sekeliling kabel. Sebagai
perlindungan tambahan di atas timbunan pasir atau tanah lunak dapat
dipasang beton atau batu bata sebagai pelindung;
3) Kabel tanah yang dipasang keluar dari tanah pada tempat di luar
bangunan harus dipasang di dalam pipa atau dari bahan lain yang
cukup kuat sampai di luar jangkauan tangan, kecuali telah
mendapatkan perlindungan lain yang sekurang-kurangnya sederajat.
r. Proteksi dari kejut listrik
Proteksi dari kejut listrik harus diberikan dengan cara mentanahkan
semua bagian konduktif terbuka peralatan dan instalasi listrik.
Pentanahan dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh tahanan
pentanahan kurang dari 5 ohm.
s. Testing/Pengujian
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh Ketua Tim Pembangunan;
ketua Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan SMK
yang disahkan oleh lembaga yang berwenang. Pengujian tersebut
meliputi :
1) Test ketahanan isolasi;
2) Pengukuran tahanan pentanahan;
3) Test kontinuitas.

G. PENYELESAIAN
Sebelum pekerjaan diserah-terima, pelaksana lapangan diwajibkan
membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada
dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan,
bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 45


BAB VII
SPESIFIKASI BAHAN

Dalam Pembangunan Gedung SMK yang diperlukan oleh Tim Teknis Pembimbing
Perencanaan dan Pengawasan untuk menentukan Spesifikasi Bahan Material,
dengan Spesifikasi bahan, sebagai berikut:

A. PEKERJAAN STRUKTURAL
NO URAIAN BAHAN PENJELASAN
Pondasi Batu Kali  Batu kali dengan
ukuran ± 25 cm (30 x
20 cm), Pasir cor, PC
Pondasi Beton  PC, pasir beton, split/  Untuk bangunan 1 lantai, ukuran
PONDASI
Bertulang koral beton, besi besi tulangan yang dipergunakan
Pondasi Batu kali
1. beton dan kawat adalah minimal 12 mm, sedangkan
atau Pondasi
bendrat untuk bangunan lebih dari 2 lantai,
Beton Bertulang
dipergunakan ukuran besi tulangan
sesuai dengan perhitungan
konstruksi.
 Besi SNI.
Sloof  Beton bertulang, PC,  Sloof 15/20 merupakan pasangan
pasir, kawat bendrat, beton tulang besi yang dipasang
tulangan utama min. diatas pondasi dan dipasang
4 ø 12 mm, atau 6 ø sepanjang pondasi dengan ukuran
10 mm, beugel min 8 lebar 15 cm dan tinggi 20 cm.
mm, Mutu Beton K  Besi SNI
175 - K 225 untuk
bangunan 1 lantai,
sedangkan untuk
bangunan bertingkat,
kebutuhan tulangan
berdasarkan
perhitungan
SLOOF, KOLOM,
konstruksi.
2. BALOK, PLAT
Balok  Beton Bertulang, PC,  Besi SNI
LANTAI
Pasir, Kawat Bendrat,
tulangan utama min.
6 ø 12 mm, atau 4 ø
16 mm, Beugel min 8
mm, Mutu Beton K
175 - K 225 untuk
bangunan 1 lantai,
sedangkan untuk
bangunan bertingkat,
kebutuhan tulangan
berdasarkan
perhitungan
Konstruksi.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 46


NO URAIAN BAHAN PENJELASAN
Kolom  Beton Bertulang, PC,  Beton K-175 merupakan campuran
pasir, kawat bendrat, semen, pasir dan kerikil dengan
tulangan utama min. perbandingan semen: pasir: kerikil
4 ø 12 mm, atau 6 ø = 1:2:3, yang mempunyai kekuatan
10 mm, Beugel min 8 tekanan 175kg/cm2, setara dengan
mm, Mutu Beton K- beton K 175 yang dipergunakan
175 - K-225 untuk untuk sloof, kolom, balok dan
bangunan 1 lantai, ringbalk.
sedangkan untuk  Besi SNI
bangunan bertingkat,
kebutuhan tulangan
berdasarkan
perhitungan
Konstruksi.
Plat Lantai  Beton Bertulang,  Tebal minimal plat lantai adalah 12
PC, Pasir, Kawat cm, untuk plat lantai atap minimal
Bendrat, tulangan 10 cm
pokok minimal 10  Besi SNI
mm, Mutu Beton K
175 - K 225. Tebal
plat lantai minimal 12
cm
Rangka  Kayu Kelas II (setara  Sebaiknya batang kayu yang dipilih
Kuda-Kuda Kayu damar laut atau adalah yang lurus tanpa cacat,
Kamper Medan/ terutama untuk pembuatan kuda-
Kruing). kuda.
 Kuda-kuda baja  Menggunakan cat anti karat
sebagai pelindung.
Rangka Kuda-  Kuda-kuda Baja  Menggunakan aplikator dan
kuda Baja Ringan distributor bersertifikat
 Harus ada jaminan produk dan
3. ATAP pemasangannya secara jelas
 Genteng Tanah Liat,  Mempunyai ketebalan yang cukup
Beton, Genteng sehingga tidak mudah pecah.
Metal.  Tidak retak dan mempunyai ukuran
yang sama.
Penutup Atap  Pembakarannya sudah matang
dengan warna merah kehitaman
dan berbunyi nyaring apabila
diketuk.
 Kuat menahan injakan kaki.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 47


B. PEKERJAAN ARSITEKTURAL
NO URAIAN BAHAN PENJELASAN
 Batu bata/batako  Tidak mudah patah (retak-retak) dan tidak
dan sejenis, pasir berlubang.
pasang dan atau  Pembakarannya sudah cukup matang
sejenisnya, PC (warnanya merah kehitaman)
 Bagian sisinya harus tajam dan siku,
permukaan kasar dan bunyinya nyaring
apabila diketuk
Dinding  Agar mutu batu bata terjamin, harus
disusun teratur dan terlindung dari hujan
dan terik matahari
 Pemasangan dinding dengan campuran
spesi/adukan sesuai spesifikasi teknis,
dilakukan secara bertahap dengan
1. DINDING
ketinggian tertentu
 Ukuran batu bata panjang sama dengan 2
x lebar + spesi (tebal spesi 1 - 1,2 cm)
 Spesi dipakai 1 PC  Pekerjaan harus rata dan rapi
: 5 Ps untuk  Pasangan Trasraam adalah pasangan
pasangan dinding. setinggi 20 s/d 40 cm (sesuai kebutuhan)
Plesteran
 Spesi trasraam yang berfungsi menahan rembesan air
(dinding kedap air) dari bawah sehingga dinding tetap kering.
adalah 1PC : 3Ps.
 PC  Campuran untuk melapisi plesteran agar
tidak retak dan menjadi halus dan
Acian
memudahkan pekerjaan pengecatan
 Ketebalan adalah 2-3 mm
 Minimal kayu kelas  Kayu Kusen minimal kayu kelas II.
II atau Aluminium  Batang kayu dipilih yang lurus tanpa
cacat.
 Kayu dengan mata kayu yang lepas atau
busuk akan mengurangi kekuatan dan
menyulitkan pekerjaan.
 Kayu yang retak melintang sebaiknya
Kusen tidak digunakan.
 Harus menggunakan kayu yang kering.
 Pemasangan kusen pintu dan jendela
dilakukan setelah pemasangan pasangan
PINTU &
2. dinding mencapai ketinggian 1.2 m
JENDELA
 Untuk menghindari terjadinya retakan
dinding, di atas kusen pintu/jendela diberi
pasangan balok lantai atau pasangan
bata roolag
Daun Pintu  Daun Pintu Panel,  Kayu Pejal/Solid (Panel)
Minimal kayu kelas  Tidak boleh ada mata kayu
2 atau Aluminium  Finishing rapi (di amplas)
 Minimal kayu kelas
 Tidak boleh ada mata kayu;
Daun Jendela II atau Aluminium
 Finishing rapi (di amplas) sampai rata.
 Kaca Polos
minimal 5 mm

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 48


NO URAIAN BAHAN PENJELASAN
Teralis  Besi  Besi dicat;
 Diameter besi yang digunakan harus
tepat sesuai dengan yang dibutuhkan
(full);
 Ruang Komputer dan Ruang Praktik yang
memerlukan pengamanan.
Engsel  Kualitas baik dan  Untuk pintu yang membuka ke dalam,
tahan lama dipakai engsel kupu-kupu.
 Untuk pintu yang membuka ke luar,
dipakai engsel H.
PENGGAN-
Handle  Kualitas baik dan  Kualitas baik
TUNG &
tahan lama
PENGUNCI
Hak Angin  Kualitas baik dan  Kualitas baik
tahan lama
Pengunci  Kualitas baik dan  Kualitas baik
tahan lama
Rangka  Kaso 5/7 minimal  Terlebih dahulu di beri anti rayap.
Plafon kayu kelas II.  Finishing Rapi
Penutup  Triplek atau GRC  Penutup plafon: triplek 5 mm; GRC 6 mm;
Plafon atau gypsum gipsum 9 mm;
 Rapi dan ketebalan nat seragam;
4. PLAFOND  Untuk yang tidak menggunakan penutup
plafon, maka rangka kayu harus di
finishing rapi.
List Plafon  List plafon kayu  Triplek 4 mm
atau GRC atau
Gypsum
Lantai  Keramik lantai kw1  Ukuran minimal 40 x 40;
Keramik  Ukuran minimal 20 x 20 bertekstur untuk
lantai KM/WC;
 Ukuran 20x25 untuk dinding KM/WC;
 Warna dan tekstur keramik disesuaikan
dengan fungsi ruang.
Lantai Beton  Beton bertulang,  Bengkel/ workshop.
5. LANTAI dengan campuran  Bengkel/workshop beban tidak tetap
1 PC : 2 Ps : 3 Krkl memakai beton bertulang mutu minimal
atau minimal mutu K-175
beton K-175
Plin  Keramik lantai kw1  Ukuran Minimal 10 x 40, untuk lantai
ukuran 40 x 40
 Warna dan tekstur keramik disesuaikan
dengan fungsi ruang
Pengecatan  Cat tembok dan  Sebelum melakukan plamir tembok,
Dinding plamir tembok diperhatikan tentang kematangan proses
pekerjaan Acian agar proses pengecatan
lebih maksimal;
6. PENGECATAN  Sebelum pengecatan dilakukan pekerjaan
plamir terlebih dahulu untuk dinding
bagian luar (outdoor), menggunakan cat
dengan pelindung cuaca (weathershield)
 Proses pengecatan dilakukan minimal 3x

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 49


NO URAIAN BAHAN PENJELASAN
Pengecatan  Cat kayu atau cat  Sebelum pengecatan dilakukan pekerjaan
Plafon tembok plamir terlebih dahulu
Pengecatan  Cat Kayu  Sebelum pengecatan dilakukan pekerjaan
Listplank plamir terlebih dahulu
Pengecatan  Cat Politur, Cat  Sebelum pengecatan dilakukan pekerjaan
Kusen Melamik plamir terlebih dahulu
Pengecatan  Cat Politur, Cat  Sebelum pengecatan dilakukan pekerjaan
Daun Pintu Melamik plamir terlebih dahulu
Pengecatan  Cat Politur, Cat  Sebelum pengecatan dilakukan pekerjaan
Jendela Melamik plamir terlebih dahulu

C. PEKERJAAN SANITASI

NO URAIAN SPESIFIKASI BAHAN PENJELASAN


Wastafel  Kualitas 1
Urinoir  Kualitas 1
1. SANITAIR
Kloset  Kloset jongkok kualitas 1
Kran Air  Kualitas 1
Pipa Air Bersih &  Pipa kualitas 1
Air Kotor
Stop Kran  Kualitas 1
2. PLUMBING
Pipa Hawa  Pipa kualitas 1
Bak Air  Kualitas baik
Fiberglass

D. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

NO URAIAN SPESIFIKASI BAHAN PENJELASAN


1. SDP/MCB  Kualitas 1
(Single
Distribution  Kabel NYY
Panel/Main Circuit tersambung dari Panel
Break) Utama
2. Titik Lampu  Kabel NYA/NYM  Dipasang menyilang untuk
dengan Konduit Pipa memperoleh pencahayaan
PVC yang lebih merata
3. Titik AC  Stop Kontak 1 Phasa  Dipasang mendekati/
dengan konduit pipa berdekatan dengan Indoor
PVC Unit AC.
4. Stop Kontak  Stop Kontak 1 atau 3  Dipasang minimum 120 cm
Phasa dengan Konduit dari Lantai
Pipa PVC

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 50


BAB VII
PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

ORGANISASI DAN MEKANISME PELAKSANAAN PENGAWASAN.


Tugas dan Tanggungjawab Pengawas Pembangunan Prasarana SMK adalah
mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan perencanaan,
termasuk mendeteksi masalah dan memberikan solusi dalam aspek teknis dan
administrasi di lapangan. Tugas Pengawas juga memberikan rekomendasi yang
terkait dengan aspek administratif dan kelayakan teknis untuk penyusunan
laporan kegiatan.

A. Pengawas Dalam Sistem Pembangunan Prasarana SMK.


Untuk kepentingan terjaganya kesesuaian antara perencanaan dengan
pelaksanaan, dalam sistem manajemen Pembangunan Prasarana SMK
diperlukan pengawas Pelaksanaan (selanjutnya disebut Pengawas) yang
mempunyai kompetensi terhadap hal tersebut. Pengawasan bukan saja
sekedar menjaga kesesuaian antara perencanaan fisik dengan pelaksanaan,
melainkan juga meliputi aspek lainnya, yaitu waktu pelaksanaan.

Apabila terjadi ketidaksesuaian pelaksanaan, maka Pengawas dapat


mengajukan pertanyaan/meminta penjelasan kepada perencana maupun
Tim/Pelaksana Pembangunan; termasuk apabila terjadi perubahan atas
perencanaan dan atau spesifikasi teknis.

Keterlibatan Pengawas ini dimaksudkan untuk menjaga agar semua yang


sudah direncanakan dapat terlaksana sesuai dengan syarat administrasi dan
teknis.

B. Tugas Pengawas
1. Membantu Kepala Sekolah mengarahkan dan membimbing secara
periodik kepada Tim Pembangunan SMK selama pekerjaan berlangsung;
2. Mengawasi, memeriksa kualitas dan kuantitas bahan yang diterima
dilokasi;
3. Mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan
pembangunan;
4. Memberikan saran administrasi dan teknis atas pelaksanaan
pembangunan di lapangan;
5. Membantu Kepala Sekolah membuat laporan kemajuan pekerjaan.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 51


BAB VIII
PENUTUP

Pedoman Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Gedung SMK


diharapkan menjadi acuan bagi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan program
pembangunan USB-SMK, RKB, RPS, Perpustakaan, Asrama Siswa, Ruang
Pengelola, Insfrastruktur/Utilitas, dan Ruang Penunjang lainnya. Melalui
penyesuaian dengan persyaratan pembangunan USB-SMK, RKB, RPS,
Perpustakaan, Asrama Siswa, Ruang Pengelola, Insfrastruktur/Utilitas, dan Ruang
Penunjang lainnya.

Dengan demikian diharapkan terdapat kesamaan pandangan dan persepsi dalam


perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program Bantuan USB-SMK, RKB, RPS,
Perpustakaan, Asrama Siswa, Ruang Pengelola, Insfrastruktur/Utilitas, dan Ruang
Penunjang lainnya.

Program Bantuan USB-SMK, RKB, RPS, Perpustakaan, Asrama Siswa, Ruang


Pengelola, Insfrastruktur/Utilitas, dan Ruang Penunjang lainnya, akan berjalan
lancer apabila semua yang terlibat dalam pelaksanaan program konsisten
terhadap Peraturan Perundang-undangan yang berlaku termasuk penerapan
Pedoman Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Gedung SMK.

Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Pelaksanaan dan Pengawasan


Pembangunan Gedung SMK akan diatur lebih rinci dalam Surat Perjanjian
pemberian Bantuan, dan Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan yang dikeluarkan Direktorat PSMK.

Pedoman Pelaksanaan & Pengawasan Pembangunan Gedung SMK 52

Anda mungkin juga menyukai