Pedoman Pelaksanaan Dan Pengawasan
Pedoman Pelaksanaan Dan Pengawasan
TAHUN 2018
Adanya penguatan Instruksi Presiden No. 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK
dan untuk peningkatan sumber daya SMK dalam upaya meningkatkan kualitas
Sekolah Menengah Kejuruan di berbagai bidang yang melibatkan berbagai
lembaga antar Kementerian; BUMN; Provinsi guna mendukung
keterlaksanaannya program SMK dibawah koordinasi Direktorat Pembinaan SMK.
Salah satu program kerja Direktorat Pembinaan SMK adalah pemberian bantuan
pemerintah dalam rangka program bantuan Unit Sekolah Baru (USB) SMK, Ruang
Kelas Baru (RKB), Ruang Praktik Siswa (RPS), Ruang Perpustakaan, bantuan
Sekolah Berbasis Komunitas, Rehabilitasi Gedung SMK dan fasilitas lainnya.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dan menyampaikan pemikirannya dalam pembuatan Pedoman Pelaksanaan dan
Pengawasan Pembangunan Gedung SMK. Apabila dalam Pedoman ini masih
terdapat kekurangan atau kekeliruan, maka akan diperbaiki sesuai dengan
ketentuan.
Jakarta, …. Februari 2018
Kepala Subdit Kelembagaan dan
Sarana Prasarana
Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan,
ttd
Moehammad Soleh, SP., M.Si
NIP. 196111161983031004
Telah Membaca
Sarana dan
Kasi Kelembagaan
Prasarana
Paraf : ttd ttd
Tanggal :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
melalui Direktorat Pembinaan SMK melaksanakan program bantuan
Pembangunan Prasarana SMK. Dengan adanya program bantuan
pembangunan Prasarana SMK, diharapkan dapat mendukung pemenuhan
kebutuhan standar minimal Prasarana SMK.
B. TUJUAN
1. Memberikan pedoman pembangunan Prasarana SMK bagi Pemerintah
Daerah/Dinas Pendidikan Provinsi, Kepala Sekolah, Tim Pembangunan
serta Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan;
2. Memberikan penjelasan tentang perencanaan dan pengawasan
pembangunan Prasarana SMK, sehingga tercapai kesamaan persepsi
dalam proses pembangunan dan standar mutu bangunan;
3. Memberikan kemudahan dalam proses pelaksanaan pembangunan fisik di
lingkungan SMK;
C. SASARAN
Pedoman Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Prasarana SMK ini
dibuat untuk:
1. Pemerintah Daerah/Dinas Pendidikan Provinsi;
2. Ketua Tim Pendiri USB SMK/Kepala Sekolah;
3. Tim Pembangunan;
4. Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan;
D. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 45/PRT/M/ 2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
B. Tahap Pelaksanaan
1. Melaksanakan pembangunan berdasarkan gambar kerja yang
dikeluarkan oleh Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan
Pengawasan dan diketahui oleh Ketua Tim Pendiri/Kepala Sekolah;
2. Bersama Tim Teknis Pembimbing Perencanaan dan Pengawasan
menyepakati jadwal penyediaan bahan dan volume kebutuhan
serta spesifikasi maupun kualitas yang ditentukan;
3. Memantau proses Pelaksanaan;
4. Menyediakan bahan sesuai kebutuhan tahapan pekerjaan;
5. Membuat dan menyimpan foto dokumentasi proses.
C. Tahap Pelaporan
1. Bekerjasama dan dibantu oleh Tim Teknis Pembimbing
Perencanaan dan Pengawasan menyiapkan dokumen pelaporan;
2. Tim Pembangunan
a. Merencanakan dan melaksanakan strategi pembangunan;
b. Melaksanakan Pengadaan bahan material;
c. Mendokumentasikan dokumen-dokumen pelaksanaan pekerjaan;
d. Mengadakan dan mengkoordinir tenaga kerja;
e. Mendokumentasikan kemajuan pekerjaan per-hari berupa foto
pekerjaan dan laporan tertulis;
f. Menyusun dan mengajukan daftar kebutuhan material (logistik) sesuai
strategi pembangunan;
A. ARSITEKTURAL
1. Perancangan Prasarana SMK
Dalam pelaksanaan pembangunan Prasarana SMK, maka perlu
diperhatikan beberapa hal terkait dengan perancangan:
a. Perancangan Prasarana SMK meliputi adanya perancangan bangunan
dan fasilitas baru di lingkungan sekolah;
b. Penempatan bangunan baru harus sesuai dengan prinsip zoning
dengan memperhatikan siteplan sehingga tidak merusak tata letak
bangunan;
c. Perancangan Prasarana SMK hendaklah dimungkinkan pengembangan
di masa yang akan datang;
d. Perancangan SMK hendaknya mengikuti pola existing dan kearifan
lokal;
e. Pemilihan dan kesesuaian material yang dipilih sesuai kondisi daerah
dan mengikuti peraturan pemerintah no 45 /PRT/2008 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Pemerintah, terkait standar dan tipe
gedung.
3. Desain Arsitektur
a. Desain Prasarana SMK diharapkan mengutamakan prinsip fungsional,
nilai estetika dan keindahan bangunan, maupun tata ruang luar harus
dioptimalkan dengan menggunakan elemen dan komponen yang ada;
b. Jika Prasarana SMK merupakan bangunan yang terpisah maka jarak
minimal dengan massa gedung lainnya adalah 8 meter. Jarak ini
diperhitungkan sudah mencukupi untuk sirkulasi udara, sirkulasi
manusia dan pencahayaan.
c. Desain jendela dan bouvenlight dibuat efisien sehingga
memaksimalkan pencahayaan dan sirkulasi udara serta kemudahan
dalam membersihkan. Penempatan jendela yang tinggi hendaknya
sudah diperhitungkan terhadap kemudahan pemeliharaannya.
d. Desain pintu hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Pintu untuk ruang administrasi dan penunjang, dengan ukuran lebar
minimal antara 80-120 cm dan tinggi 210 cm;
2) Pintu ruang pembelajaran (teori, perpustakaan, laboratorium) dengan
ukuran lebar minimal antara 2 x (70-80 cm) dan tinggi 210 cm;
3) Pintu untuk ruang praktik/pembelajaran khusus di SMK
mempertimbangkan proses pengangkutan alat dan perabot yang ada
dalam ruang tersebut (lebar pintu minimal 2 x (80-120 cm) dengan
tinggi minimal 210 cm;
4) Daun pintu terbuat dari panil kayu solid dan pemilihan kelengkapan
pintu (engsel, handle, kunci) harus mengutamakan kekuatannya.
e. Secara umum, bagian bangunan yang mudah kotor (contoh: dinding
dan lantai), finishingnya menggunakan material yang mudah
dibersihkan dan awet, sesuai standar bangunan yang dipersyaratkan.
f. Menyediakan akses dan ruang untuk penyelamatan/evakuasi bencana.
4. Tata Cahaya
a. Tata cahaya dalam ruangan secara umum harus memiliki intensitas
yang merata. Cahaya alam harus digunakan secara optimal dengan
cara perhitungan yang benar.
b. Jendela dengan material bening (tembus pandang) sedapat mungkin
dihadapkan sejajar ke arah Timur dan Barat untuk mendapatkan
cahaya sebanyak mungkin.
c. Penerangan dalam ruang, baik secara alamiah maupun buatan harus
menghasilkan penyinaran yang merata ke seluruh ruang (diffuse).
d. Penempatan titik lampu untuk penerangan buatan harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Penyebaran cahaya lampu terhadap semua sisi;
2) Kemudahan pemeliharaan dan penggantian elemen yang rusak.
5. Tata Penghawaan
a. Penghawaan ruangan menggunakan sistem penghawaan silang. Letak
dan ukuran lubang penghawaan harus diperhitungkan berdasarkan
fungsi ruang, terutama posisi orang yang ada dalam ruangan;
b. Terkait dengan tata letak bangunan secara menyeluruh, hendaknya
udara kotor yang keluar dari salah satu ruangan tidak masuk ke
ruangan yang lain;
c. Seluruh bagian ruang harus mendapat penghawaan yang merata.
6. Tata Akustik
a. Terkait dengan akustik ruang, secara umum desain ruang harus dibuat
rencana yang matang sehingga tercapai sistem akustik ruang yang
memadai;
b. Suara bising yang timbul didalam ruangan, dimungkinkan untuk tidak
keluar sehingga tidak menjalar ke ruangan yang lain;
c. Apabila kebisingan tidak bisa dihindari, maka diupayakan pemakaian
panel akustik.
7. Tata Lingkungan
Pembangunan Prasarana SMK diupayakan seminimal mungkin tidak
merubah ekosistem yang ada di sekitarnya, seperti;
a. Tidak mengganggu daerah resapan air;
b. Proses pengolahan dan pembuangan limbah tidak mencemari
lingkungan di sekitarnya;
c. Diupayakan untuk mempertahankan vegetasi (tanaman) yang ada;
d. Penyelesaian desain ruang, bangunan, halaman maupun detail
konstruksi mencegah bersarangnya binatang kecil seperti burung, tikus
dan serangga.
B. STRUKTURAL
1. Material dan Komponen Bangunan
a. Prasarana SMK dibangun dengan mengoptimalkan penggunaan
material yang ada di daerah tersebut. Apabila material tersebut harus
diadakan dari daerah lain, maka harus memenuhi spesifikasi teknis,
harga, waktu dan jarak tempuh;
b. Secara umum, perhitungan dan desain struktur bangunan harus
berdasarkan peraturan;
c. Penggunaan sistem struktur atau material yang memiliki hak paten bisa
dipertimbangkan apabila memang bermanfaat dan ada jaminan
biayanya;
2. Infrastruktur
a. Semua perencanaan infrastruktur yang meliputi pekerjaan kelistrikan,
air kotor, air bersih, air hujan, mekanikal bangunan dan sebagainya
harus dihitung sesuai dengan kebutuhan;
b. Semua jaringan infrastruktur diusahakan penempatannya sedemikian
rupa sehingga mudah pemeliharaan dan penggantiannya apabila ada
kerusakan;
c. Perencanaan kelistrikan baik yang bersumber dari PLN atau generator
di sekolah dengan tegangan 220/240 volt, 1 dan 3 phase, meliputi listrik
penerangan dan listrik tenaga, harus mempertimbangkan:
1) Efisiensi dalam pemasangan jalur listrik dan panel distribusinya;
2) Keamanan penempatan jaringan jalur listrik;
3) Keamanan dan keindahan penempatan panel listrik;
4) Kemudahan menjangkau dan mengoperasikan panel listrik;
5) Kemudahan pemeliharaan dan penggantian instalasi.
d. Titik api untuk listrik sebaiknya dari dinding atau plafon. Jaringan kabel
listrik dalam lantai diharapkan tidak dilakukan. Jaringan kabel listrik
harus didesain dengan memperhatikan fungsi, keamanan, kerapian dan
keindahan.
e. Air bersih yang bersumber dari PDAM dan atau sumur dalam,
dipergunakan untuk kepentingan proses pendidikan, bagian sistem
pemadam kebakaran dan keperluan umum lain seperti KM/WC
direncanakan agar memiliki jaringan masing-masing yang tidak saling
mengganggu.
f. Penanggulangan pertama terhadap kebakaran dilakukan dengan Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) yang diletakkan pada titik-titik yang
mudah dijangkau.
g. Apabila tidak ditampung pada sistem drainase kota, maka penanganan
air kotor harus dilakukan dengan sistem pengolahan setempat.
h. Air hujan diusahakan diresapkan ke dalam tanah.
i. Perlu adanya penanganan limbah hasil praktik sehingga tidak merusak
lingkungan.
j. Jaringan pipa instalasi udara tekan dan gas diletakkan pada dinding
dan atau tergantung pada plafon (misalnya dengan cable tray).
k. Penggunaan peralatan tertentu untuk tujuan kelengkapan mekanikal,
kelistrikan dan pemeliharaan bangunan pada prinsipnya dimungkinkan
dengan tetap mengacu pada biaya yang disediakan dan kemudahan
operasionalnya.
C. MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
1. Aspek Perencanaan antara lain:
a) instalasi listrik penerangan;
b) instalasi listrik tenaga;
c) instalasi penangkal petir;
d) instalasi pipa gas acetilyn;
e) instalasi pipa air (bersih dan kotor);
f) instalasi pengkondisian udara (Air Conditioner/AC) di dalam ruangan.
2. Perencanaan harus berpedoman dan sesuai peraturan, persyaratan dan
standarisasi mengenai instalasi tersebut, baik yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang;
3. Penyajian hasil perencanaan baik mengenai gambar-gambar maupun
persyaratan teknis harus dapat dengan mudah dibaca dan dimengerti
teknisi, agar tidak menimbulkan masalah penafsiran;
4. Sistem instalasi yang direncanakan hendaknya harus tetap “up to date”
dengan teknologi yang ada dengan memikirkan pengembangan atau
perluasan Prasarana SMK dikemudian hari.
A. Perletakan Massa
1. ZONING
Zoning merupakan pengelompokan ruang-ruang berdasarkan dari fungsi
ruang, karakteristik di dalam area yang sama. Pen-zoningan dalam siteplan
SMK meliputi Area Perkantoran, Area Pemelajaran, Area Praktik, Area
Ruang Guru dan Perpustakaan, dan Area Penunjang. Ruang-ruang
tersebut dapat dilihat pada buku Daftar Informasi Kebutuhan Ruang.
a. Ruang Perkantoran
Ruang Perkantoran merupakan massa bangunan yang berada pada
area paling depan, ditempatkan minimal sesuai dengan batas Garis
Sempadan Bangunan (GSB) untuk mendapatkan pencitraan/kesan
yang paling ideal.
SELASAR DEPAN
Selasar
- 0.02 200
Ruang Kelas
+ 0.00
800
900
300
Ruang Simpan
+ 0.00
200 800
Ruang Laboratorium
+ 0.00
Ruang
Instruktur 300
+ 0.00
200
A B C D E
1200
200
A B C D E F
1500
300
300
200
A B C D E
1200
Toilet
- 0.05 partisi gypsum Gudang
t = 2,40 meter + 0.00
C3 R. Utama
Perpustakaan
R. Pustakawan
+ 0.00
+ 0.00
C2
C4
Selasar
- 0.05
SELASAR BELAKANG
SELASAR DEPAN
200
160
800
440
1200
200 450 300 450 200
A B C D E F
3
Toilet
- 0.05 Gudang
partisi gypsum
t = 2,40 meter + 0.00 150
R. Pustakawan
+ 0.00
150
R. Utama
Perpustakaan 2
+ 0.00
720
420
Selasar 180
- 0.05
e. Ruang Penunjang
Ruang penunjang terdiri dari ruang-ruang yang diletakan sebagai
penyangga antara Area Praktik dan Area Teori.
1) Ruang Serbaguna.
Mudah diakses dari luar dan tidak mengganggu proses kegiatan
belajar mengajar;
5) Lapangan Olahraga
Perletakannya di belakang Ruang Praktik dan berada dekat
dengan area penunjang lainnya. Lapangan Olahraga yang
tersedia berupa Lapangan Basket dan Lapangan Voli.
2. Garis Sempadan
Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2002 Pasal 13 tentang Bangunan
Gedung secara Definisi Garis Sempadan adalah Garis batas luar pengaman
untuk mendirikan bangunan dan atau pagar yang ditarik pada jarak tertentu
sejajar dengan as jalan, tepi luar, kepala jembatan, tepi sungai, tepi saluran,
kaki tanggul, tepi situ atau rawa, tepi waduk, tepi mata air, as rel kereta api,
jaringan tenaga listrik, pipa gas.
Permen PUPR no 28 Tahun 2015 tentang Garis Sempadan Sungai (GSS) dan
Garis Sempadan Danau (GSD). Garis sempadan sungai adalah garis maya di
kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan
sungai. Garis Sempadan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi dan
berjarak tertentu dari tepi badan danau yang berfungsi sebagai kawasan
pelindung danau.
Gambar 11: perletakan meja-bangku siswa di ruang kelas, dan bukaan pintu
6. STRATEGI PEMBANGUNAN
a. Penentuan Prioritas Pembangunan
Prioritas pembangunan ruang dalam pembangunan Unit Sekolah Baru
(USB-SMK) adalah:
Prioritas I : Ruang Teori dan Ruang Praktik;
Prioritas II : Laboratorium Dasar, Perpustakaan dan Ruang
Perkantoran;
Prioritas III : Ruang Guru dan Ruang Penunjang.
Gambar 14: Arsiran pada site plan diberikan untuk menandai ruang teori yang akan
dibangun dan darimana sumber dananya
2) Ruang Praktik
Pilih Paket Keahlian yang mempunyai potensi untuk dapat
dikembangkan menjadi Unit Produksi (UP)/ Bussiness Center ;
Dibangun pada lahan yang sudah siap bangun;
Pembangunannya dilaksanakan dalam satu massa bangunan (tidak
terpotong-potong);
Dapat dicapai dengan mudah oleh akses publik;
Arsiran pada site plan diberikan untuk menandai ruang praktik yang
akan dibangun dan sumber dananya.
A. PENGERTIAN
1. Untuk pembangunan Prasarana SMK, Tim Teknis Pembimbing
Perencanaan dan Pengawasan menyajikan dokumen pelaksanaan dalam
bentuk gambar-gambar kerja, spesifikasi dan syarat-syarat teknik
pembangunan yang jelas, lengkap, serta Rencana Anggaran Biaya (RAB)
pelaksanaan. Dokumen-dokumen tersebut merupakan satu kesatuan
yang melengkapi satu sama lain. Untuk pelaksanaan di lapangan, gambar
kerja merupakan suatu keharusan. Gambar kerja adalah gambar-gambar
dan uraian-uraian teknis yang terinci secara tersendiri maupun secara
keseluruhan yang menjelaskan detail bangunan sebagai acuan dalam
pelaksanaan dan pengawasan konstruksi.
2. Gambar kerja harus mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah dalam
bentuk tanda tangan dan di stempel sekolah. Gambar kerja yang
dihasilkan dianggap sebagai rencana akhir dan siap digunakan untuk
acuan pelaksanaan dan pengawasan.
3. Penggambaran instalasi harus didasarkan atas standar gambar dan
lambang-lambang gambar yang umum dipakai di Indonesia baik
merupakan persyaratan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
4. Penggambaran instalasi baik untuk lay-out, potongan dan atau sistem
harus digambar dengan baik, rapi dan jelas. Bagian-bagian dari gambar
yang mungkin dapat menimbulkan keraguan dalam pelaksanaan harus
dibuatkan gambar detailnya.
5. Besaran-besaran yang akan mengikat dalam pelaksanaan harus
dicantumkan dalam gambar-gambar instalasi yang bersangkutan,
sehingga tidak menghasilkan keraguan bagi para pelaksana.
6. Gambar-gambar harus dilengkapi dengan daftar penjelasan mengenai
pemakaian lambang-lambang gambar.
APBN 2018
APBD 2018
PEMBERI TUGAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SMK
PAKET KEAHLIAN:
1. ..................
2. ..................
3. ..................
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN SMK . . . . . . .
KAB/KOTA . . . . . PROVINSI . . . . . . . .
PERENCANA DAN PENGAWAS
TIM PERENCANA DAN PENGAWAS USB
SMK . . . . . . .
DIKETAHUI: DIKETAHUI:
KEPALA DINAS DIREKTUR
PENDIDIKAN PEMBINAAN SMK
PROVINSI
JUDUL GAMBAR
BANGUNAN EKSISTING
PENGEMBANGAN
PEMBERI TUGAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH
PAKET KEAHLIAN:
1. ..................
2. ..................
3. ..................
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN SMK . . . . . . .
KAB/KOTA . . . . . . . . . . , PROVINSI . . . . . . . . .
PERENCANA DAN PENGAWAS
TIM PERENCANA DAN PENGAWAS USB
SMK . . . . . . .
DIGAMBAR:
TIM PERENCANA
JUDUL GAMBAR
300
200 800
Ruang Kelas Ruang Kelas Ruang Kelas
+ 0.00 + 0.00 + 0.00
300
200
A B C D E F G H I J K
300 300 300 300 300 300 300 300 300 300
1500 1500
400
A Panggung A
Ruang Kesenian dan Kebudayaan
800
+ 0,50
0,00
400
Selasar Selasar
200
- 0,03 - 0,03
1200 1200
Denah B
Gambar 20: Gambar Ruang Kesenian dan Kebudayaan
No Jenis Uraian
1 Genteng Minimal genteng tanah liat
2 Metal Deck Genteng metal
C. Pekerjaan Struktural
1. Pekerjaan Pondasi
1.1 Pondasi Batu Kali
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan profil pondasi, pekerjaan galian dan urugan tanah,
pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang terdapat banyak rayap) dan
pembuatan pondasi.
b. Bahan yang digunakan
Batu kali dengan ukuran antara 20 cm s/d 30 cm, Pasir cor dan Pc.
c. Penjelasan Pekerjaan
Siapkan lantai kerja dari pasir kosong tebal ± 5 cm, kemudian
lakukan penyemprotan anti rayap. Letakkan batu kosong
(aanstamping) dengan posisi berdiri, batu kali yang digunakan
berdiameter antara 20 – 30 cm. Pasangan batu kali menggunakan
adukan spesi 1 PC : 4 Ps;
Pada lokasi-lokasi yang tidak menemukan tanah keras, maka
dapat dibantu dengan pemasangan cerucuk dari kayu (ulin/besi/
dolken) atau bambu dipancang sampai mencapai tanah keras.
1.2 Pondasi Beton Bertulang
a. Lingkup Pekerjaan
3. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap meliputi pekerjaan rangka atap dan penutup atap
3.1 Pekerjaan Rangka Kuda-Kuda Kayu
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kayu, pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang terdapat
banyak rayap)
b. Bahan yang digunakan
Kayu, paku, beugel, obat anti rayap
c. Penjelasan Pekerjaan
Kayu yang digunakan pada pekerjaan struktural adalah minimal
jenis kayu kelas II (setara kamper);
Kayu yang digunakan untuk kuda-kuda, rangka atap, tiang
maupun kantilever untuk daerah yang terdapat rayap harus
diberikan obat anti rayap;
Setelah kuda-kuda tertumpu di atas kolom atau ring balk harus
dijepit dengan angkur minimal Ø 12 mm.
D. PEKERJAAN ARSITEKTURAL
1. Pekerjaan Dinding
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dinding, plesteran, dan acian
4. Pekerjaan Plafon
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan plafon dan lis plafon
b. Bahan yang digunakan
Kaso 5/7 dan 3/4, triplek 5 mm, GRC, gypsum, lis plafon
5. Pekerjaan Lantai
a. Lingkup Pekerjaan
Pemadatan tanah, pembuatan lantai kerja, pemasangan lantai dan plint
pengecoran lantai.
b. Bahan yang digunakan
Keramik lantai Kw 1, Pc, Pasir pasang & pasir cor
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan Lantai Keramik
Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan di-
sub lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang
rata dan untuk memperoleh daya dukung tanah yang maksimal,
dipergunakan alat timbris (pemadat);
Pasir urug di bawah lantai disyaratkan harus pasir yang keras,
bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya
dengan tebal minimal 10 cm atau sesuai dengan gambar dan
disiram dengan air kemudian dipadatkan untuk memperoleh
kepadatan yang maksimal. Setelah pekerjaan pasir urug selesai
maka harus dilakukan penyemprotan obat anti rayap;
Di atas pasir urug diberi adukan rabat beton setebal 5 cm dengan
campuran 1 PC : 3 Ps : 5 Kr;
Adukan pengikat lantai keramik menggunakan PC. Adukan harus
cukup padat sehingga di permukaan bawah keramik tidak terdapat
rongga udara;
Untuk menghindari terjadinya “ledakan” pada lantai keramik
sebelum keramik dipasang terlebih dahulu direndam dalam air;
Bidang lantai keramik yang dipasang harus benar-benar rata;
Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan
selama 3 x 24 jam setelah pemasangan;
Lebar nat maksimum 5 mm membentuk garis lurus atau sesuai
dengan gambar, nat diisi dengan bahan pengisi berwarna/ grouting
semen berwarna. Pemberian nat dilakukan minimal setelah 3 x 24
jam setelah pemasangan keramik;
6. Pekerjaan Pengecatan
a. Lingkup Pekerjaan
Pengecatan dinding, plafon, listplank, kusen, daun pintu dan jendela
b. Bahan yang digunakan
Cat tembok, cat kayu dan besi, plamur tembok
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pengecatan dinding dan plafon
Sebelum dicat permukaan dinding harus di plamur rata dan halus;
Pekerjaan plamur dilakukan sampai pori-pori permukaan dinding
tertutup rapat;
Pekerjaan pengecatan dinding dilaksanakan setelah pemasangan
plafon;
Pekerjaan pengecatan dinding harus merata, berwarna sama dan
setelah mengering tidak mengelupas;
Urutan pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan plafon
sebagai berikut:
Bidang plafon dibersihkan dan diplamur sebelum dipasang;
Pengecatan plafon harus merata, berwarna sama dan setelah
mengering tidak mengelupas.
2) Pengecatan kayu dan besi
Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama,
pengecatan minimal 2 (dua) kali;
Urutan pekerjaan pengecatan dengan cat pada permukaan
kayu/besi sebagai berikut:
2 (dua) kali pengerjaan meni kayu/cat dasar;
1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu;
Penghalusan dengan amplas hingga rata;
Pengecatan dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
Urutan pekerjaan pengecatan dengan politur pada permukaan
kayu/besi sebagai berikut:
Lubang-lubang pada permukaan kayu ditutup dengan dempul;
Penghalusan dengan amplas;
Pengelapan dengan kain compound (kompon);
Pemelituran dengan politur sampai rata.
2. Pekerjaan Plumbing
a. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan pipa air bersih dan air kotor, stop kran, pipa hawa, bak air
fiberglass.
b. Bahan yang digunakan
Pipa PVC type D kualitas No.1, pipa besi galvanis, kran dan stop kran,
gantungan, klem dan valve.
c. Penjelasan Pekerjaan
1) Pekerjaan instalasi air bersih
F. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan Listrik
Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh
sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan
sempurna dan aman.
2. Bahan yang digunakan
Kabel daya tegangan rendah, stop kontak, saklar, lampu dan armature,
junction box dan bahan isolasi.
G. PENYELESAIAN
Sebelum pekerjaan diserah-terima, pelaksana lapangan diwajibkan
membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada
dalam lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan,
bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.
Dalam Pembangunan Gedung SMK yang diperlukan oleh Tim Teknis Pembimbing
Perencanaan dan Pengawasan untuk menentukan Spesifikasi Bahan Material,
dengan Spesifikasi bahan, sebagai berikut:
A. PEKERJAAN STRUKTURAL
NO URAIAN BAHAN PENJELASAN
Pondasi Batu Kali Batu kali dengan
ukuran ± 25 cm (30 x
20 cm), Pasir cor, PC
Pondasi Beton PC, pasir beton, split/ Untuk bangunan 1 lantai, ukuran
PONDASI
Bertulang koral beton, besi besi tulangan yang dipergunakan
Pondasi Batu kali
1. beton dan kawat adalah minimal 12 mm, sedangkan
atau Pondasi
bendrat untuk bangunan lebih dari 2 lantai,
Beton Bertulang
dipergunakan ukuran besi tulangan
sesuai dengan perhitungan
konstruksi.
Besi SNI.
Sloof Beton bertulang, PC, Sloof 15/20 merupakan pasangan
pasir, kawat bendrat, beton tulang besi yang dipasang
tulangan utama min. diatas pondasi dan dipasang
4 ø 12 mm, atau 6 ø sepanjang pondasi dengan ukuran
10 mm, beugel min 8 lebar 15 cm dan tinggi 20 cm.
mm, Mutu Beton K Besi SNI
175 - K 225 untuk
bangunan 1 lantai,
sedangkan untuk
bangunan bertingkat,
kebutuhan tulangan
berdasarkan
perhitungan
SLOOF, KOLOM,
konstruksi.
2. BALOK, PLAT
Balok Beton Bertulang, PC, Besi SNI
LANTAI
Pasir, Kawat Bendrat,
tulangan utama min.
6 ø 12 mm, atau 4 ø
16 mm, Beugel min 8
mm, Mutu Beton K
175 - K 225 untuk
bangunan 1 lantai,
sedangkan untuk
bangunan bertingkat,
kebutuhan tulangan
berdasarkan
perhitungan
Konstruksi.
C. PEKERJAAN SANITASI
D. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
B. Tugas Pengawas
1. Membantu Kepala Sekolah mengarahkan dan membimbing secara
periodik kepada Tim Pembangunan SMK selama pekerjaan berlangsung;
2. Mengawasi, memeriksa kualitas dan kuantitas bahan yang diterima
dilokasi;
3. Mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan
pembangunan;
4. Memberikan saran administrasi dan teknis atas pelaksanaan
pembangunan di lapangan;
5. Membantu Kepala Sekolah membuat laporan kemajuan pekerjaan.