Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
CV termasuk badan usaha bukan berbadan hukum seperti PT, walaupun
demikian keberadaan badan usaha ini tidak mengurangi hak dan kewajibannya
sebagai perusahaan yang diakui pemerintah dan kalangan dunia usaha khususnya.
Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya pengusaha, terutama Pengusaha Kecil dan
Menengah (UKM) yang menggunakan badan usaha CV sebagai landasan untuk
dapat melakukan kegiatan usaha di Indonesia.
Pasal 19 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
menjelaskan bahwa CV adalah Persekutuan secara melepas uang yang dinamakan
persekutuan komanditer, didirikan antara satu orang atau beberapa sekutu yang
tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada pihak satu, dan
satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain. Sedangkan pada pasal
19 ayat 2 berbunyi ‘Dengan demikian bisalah terjadi suatu persekutuan itu pada
suatu ketika yang sama merupakan persekutuan firma terhadap sekutu firma di
dalamnya dan merupakan persekutuan komanditer terhadap pelepas uang. Pada
beberapa referensi lain, pemberian pinjaman modal atau biasa disebut inbreng,
dapat berbentuk selain uang, misalnya benda atau yang lainnya.
Dari ketentuan pasal itu terlihat bahwa di dalam CV terdapat dua alat
kelengkapan, yaitu pesero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng
(pesero aktif, pesero komplementer) dan pesero yang memberikan pinjaman uang
(pesero pasif, pesero komanditer), Persero Aktif ; adalah orang yang mempunyai
tanggung jawab penuh untuk mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai
Direktur. Sedangkan Pesero Pasif ; adalah orang yang mempunyai tanggung
jawab sebatas modal yang ditempatkan dalam perusahaan, yaitu sebagai Pesero
Komanditer.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Persekutuan Komanditer (CV)


Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah
suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang
mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang
menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin. Menurut Pasal 19
KUHD perseroan komanditer adalah perseroan menjalankan suatu perusahaan yang
dibentuk antara satu orang atau beberapa orang pesero yang secara lansung
bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak, dan satu orang atau lebih
sebagai pelepasan uang pada pihak lain
CV berada di antara Firma dan Perseroan Terbatas, dengan demikian, CV
adalah perekutuan dengan setoran uang, barang tenaga atau sebagai pemasukan
para sekutu, dibentuk oleh satu orang atau lebih anggota aktif yang bertanggung
jawab secara renteng, di satu pihak dengan satu atau lebih orang lain sebagai
pelepas uang (Hukum Dagang, 2009 : 144). Perbedaan PT dan CV yang mendasar
adalah Modalnya. Didalam Perseroan Komanditer modal perusahaan tidak
disebutkan didalam akta pendirian atau perubahannya.Terkait hal itu maka para
pendiri harus membuat kesepakatan tersendiri dan membuat catatan yang terpisah
mengenai modal yang disetor.
Dari pengertian di atas, sekutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Sekutu aktif atau sekutu Komplementer
adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian
dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu
aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau persero
pengurus.
2. Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer
adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika
perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal yang
disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka memperoleh terbatas
tergantung modal yang mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat
disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang
hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak

2
ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha
perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam.

B. Unsur-unsur Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap (CV)


atau Limited Partnership)
Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap (CV) atau Limited
Partnership ) sebagai bentuk badan usaha persekutuan memiliki unsur-unsur,
sebagai berikut :
1. Unsur CV sebagai perkumpulan
a. Kepentingan bersama;
b. Kehendak bersama;
c. Tujuan bersama; dan
d. Kerja sama.
2. Sebagai persekutuan perdata :
a. Perjanjian timbal balik;
b. Inbreng; dan
c. Pembagian keuntungan.
3. Sebagai firma:
a. Menjalankan perusahaan (pasal 16 KUHD);
b. Dengan nama bersama atau firma (pasal 16 KUHD); dan
c. Tanggung jawab sekutu (kerja) bersifat pribadi untuk keseluruhan (pasal 18
KUHD).

Unsur kekhususan persekutuan komanditer : Persekutuan komanditer merupakan


persekutuan firma dengan bentuk khusus. Bentuk khususnya adalah adanya
sekutu komanditer.

3
C. Ciri Dan Sifat Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap
(CV) atau Limited Partnership )
Adapun di bawah ini beberapa ciri dari CV, yang diantaranya sebagai berikut :
1. Keanggotaan pada CV ada 2 (dua) macam diantaranya anggota aktif dan
anggota pasif;
2. Sekutu yang aktif merupakan anggota yang aktif dalam mengelola perusahaan;
3. Sedangkan sekutu yang pasif hanyalah anggota yang menanamkan modal saja;
4. Tanggung jawab pada sekutu aktif tidak terbatas, sedangkan tanggung jawab
sekutu pasif hanya sebesar modal yang dia tanam.

Sifat Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap (CV) atau Limited


Partnership ):
 Sulit untuk menarik modal yang telah disetor;
 Modal besar karena didirikan banyak pihak;
 Mudah mendapatkan kridit pinjaman;
 Ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang
pasif tinggal menunggu keuntungan;
 Relatif mudah untuk didirikan; dan
 Kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu.

D. Jenis-jenis Persekutuan Komanditer (CV)


Di Indonesia terdapat 5 jenis perkutuan komanditer dengan ciri atau
karakteristik tersendiri, yaitu :
1. CV Murni
CV Murni adalah jenis persekutuan komanditer yang hanya terdapat satu
pemilik aktif sementara pihak lain berperan sebagai pemilikpasif. Dengan kata
lain, pemilik aktif bertugas atau bertanggung jawab seorang diri di dalam
mengurus CV dan berhubungan dengan pihak ketiga tanpa di dampingi oleh
satu pun rekan lain.
2. CV Campuran
CV Campuran adalah jenis persekutuan komanditer dengan bentuk firma yang
membutuhkan tambahan modal. Di dalam CV Campuran, pemilik aktif dan
pasif berasal dari para pemilik firma yang kemudian menjalankan tugas dan

4
tanggung jawab masing-masing dan dilarang bekerja sama atau saling
mencampuri tugas dan tanggung masing-masing.
3. CV Bersaham
CV Bersaham adalah jenis persekutuan komanditer yang mengeluarkan saham
khusus untuk pemilik aktif dan pasif dan dipebolehkan mengambil lebih dari
satu saham sesuai keinginan. Salah satu ciri yang melekat erat pada CV
bersaham adalah tidak mudah menarik kembali modal yang telah di setorkan.
Oleh sebab itu, CV bersaham membebaskan pemilik aktif dan pasif untuk
mengambil saham yang di keluarkan sesuai keinginan.
4. CV Diam-Diam
CV Diam-diam adalah jenis persekutuan komanditer yang memperlihatkan
identitas sebagai sebuah rumah firma, tetapi tetap dimiliki oleh pemilik aktif
dan pasif. Pada CV diam-diam, pemilik aktif menjalankan tugas atau tanggung
jawab sebagai penggerak perusahaan. Sementara itu, pemilik pasif
menjalankan tugas atau tanggung jawab sebatas menyerahkan uang, benda,
atau pun tenaga kerja kepada CV sebagaimanan telah di sanggupi.
5. CV Terang-Terangan
CV Terang terangan adalah jenis persekutuan komanditer yang
memperlihatkan identitasnya dengan nama CV dan bukan sebuah firma. Pada
umumnya, didalama CV terangn-terangan terdapat lebih dari satu pemilik yang
aktif dan pasif mereka bekerja secara berkelompok menjalnkan tugas atau
tanggung jawab masing-masing.

E. Prosedur Pendirian CV
Prosedur pendirian CV sama dengan prosedur pendirian firma.
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan, CV diatur dalam Pasal 16 sampai
dengan 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) sebagaimana juga
proses pendirian firma, dan pada prakteknya di Indonesia telah menjadi suatu
kebiasaan bahwa setiap orang yang hendak mendirikan CV, dibuat dalam Akta
Notaris (Otentik), dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri (PN)
yang berwenang, serta kemudian diumumkan dalam Tambahan Berita Negara
R.I.

5
Tahapan Proses Pendirian CV, yaitu:
1. Pembuatan Akta Pendirian CV oleh Notaris;
2. Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP);
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
4. Surat KeteranganTerdaftar Sebagai Wajib Pajak;
5. Pendaftaran ke Pengadilan Negeri;
6. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);
7. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Dan apabila para pendiri memiliki suatu rencana untuk mengikuti lelang atau
tender, maka beberapa berkas yang harus dipersiapkan berupa :
1. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
3. Tanda Daftar Perseroan (khusus CV); dan
4. Keanggotaan pada Asosiasi dan Sertifikat Badan Usaha, serta Surat Ijin Usaha
Jasa Konstruksi (jika diperlukan).

F. Tanggung Jawab Keluar


Menurut pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang bahwa pihak yang
bertanggung jawab dan berurusan dengan urusan di luar adalah sekutu kerja atau
sekutu komplementer. Namun pihak sekutu komanditer bertanggung jawab juga
ke luar, bila sekutu komanditer tersebut melanggar pasal 20 Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang. Sekutu komanditer hanya berhak mengawasi urusan
intern persekutuan CV (pasal 20 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang). Sekutu
komanditer juga bertanggung jawab kepada sekutu kerja terkait penyediaan modal
(pasal 19 KUHD).
Hak dan Kewajiban Sekutu aktif (komplomenter) :
1. Wajib mengurus CV
2. Wajib bertanggungjawab secara tanggung-renteng atas kewajiban CV terhadap
pihak ketiga
3. Berhak memasukan uang atau kekayaan lainnya kepada CV
4. Berhak menerima pembagian keuntungan.
Hak dan Kewajiban Sekutu pasif (komanditer):
1. Wajib menyerahkan uang atau kekayaan lainnya kepada CV

6
2. Wajib bertanggungjawab atas kewajiban persekutuan terhadap pihak ketiga
terbatas pada jumlah pemasukan yang telah disetor untuk modal persekutuan
3. Berhak memperoleh pembagian keuntungan
4. Dilarang melakukan pengurusan meskipun dengan menggunakan surat kuasa.
Akan tetapi, sekutu komanditer boleh melakukan pengawasan jika ditetapkan
dalam akta pendirian. Apabila sekutu komanditer melakukan pengurusan
persekutuan maka tanggungjawabnya diperluas menjadi sama dengan sekutu
komplementer, yaitu tanggungjawab secara renteng.
Tugas Sekutu Pasif bertugas :
1. Wajib menyerahkan uang, benda ataupun tenaga kepada persekutuan
sebagaimana yang telah disanggupkan
2. Berhak menerima keuntungan
3. Tanggung jawab terbatas pada jumlah pemasukan yang telah disanggupkan
4. Tidak boleh campur tangan dalam tugas sekutu aktif (Pasal 20 Kitab Undang-
undang Hukum Dagang), bila dilanggar maka tanggung jawabnya menjadi
tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan (tanggung jawab sekutu
aktif) berdasarkan pasal 21 Kitab Undang-undang Hukum Dagang.
Tugas Sekutu Aktif bertugas :
1. Mengurus CV
2. Berhubungan hukum dengan pihak ketiga dan
3. Bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan
4. Risiko bagi Pengurus CV
Risiko bagi pengurus CV
Risiko bagi pengurus CV adalah menyangkut kinerja perusahaan. Apabila
perusahaan yang dikelolanya mengalami kerugian, maka penguruslah yang paling
banyak menanggung beban untuk melunasi utang perusahaan. Risiko paling besar
adalah harta kekayaannya bisa menjadi jaminan untuk menutupi utang
perusahaan.

G. Struktur Persekutuan Komanditer (CV)


1. Manager,
1. sebagai pengambil keputusan tertinggi dan pembuat garis-garis
besar kebijakan perusahaan dalam bidang operasional serta membuat rencana
terstruktur untuk pengembangan perusahaan.

7
2. Administrasi, Sebagai pelaksana kegiatan administrasi (perkantoran, pelayanan
tamu), ketenagakerjaan (kelancaran dan kenyamanan karyawan), dan laporan
keuangan serta pajak perusahaan.
3. Keuangan, Mengelola dan mengatur setiap pembelanjaan (pengeluaran) dan
pemasukan perusahaan serta pemberian upah karyawan.
4. Maintenance, Bertanggung jawab terhadap pemeriksaan, pemeliharaan dan
perbaikan peralatan dan mesin-mesin produksi guna kelancaran proses
produksi.
5. Supervisor, Mengelola seluruh produksi dan operasional pabrik untuk
menghasilkan produk sesuai dengan target produksi secara kuantitas dan
kualitas yang telah ditetapkan dengan biaya efisien dan mengawasi kerja para
karyawan di bawahnya.
6. Marketing, Mengelola dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
pemasaran produk yang dihasilkan oleh bagian produksi dan mengatur arus
permintaan dan penawaran barang di pasar dan mengkoordinasikannya dengan
bagian produksi.
7. PU (Pembantu Umum), Bertanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan
umum di perusahaan seperti kebersihan, keamanan, dan membantu tugas-tugas
di bagian lain (teknis operasional, maintenance).
8. Operator, Menjalankan tugas-tugas yang ada sesuai bidangnya masing-masing.

H. Berahirnya Persekutuan Komanditer (CV)


Karena persekutuan komanditer pada hakikatnya adalah persekutuan perdata
(Pasal 16 KUH Dagang), maka mengenai berakhirnya persekutuan komanditer
sama dengan berakhirnya persekutuan perdata dan persekutuan firma (Pasal 1646
s/d 1652 KUH Perdata). Pasal 1646 KUH Perdata menyebutkan bahwa paling
tidak ada 4 hal yang menyebabkan persekutuan berakhir yaitu:
1. Lewatnya masa waktu perjanjian persekutuan,
2. Musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok
persekutuan,
3. Kehendak dari sekutu,
4. Jika salah seorang sekutu meninggal atau ditaruh di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit.

8
Akta Otentik Pendirian Persekutuan Komanditer saat ini pada umumnya
mencantumkan ketentuan mengenai tidak berakhirnya Persekutuan dalam hal
salah satu Sekutu dinyatakan Pailit. Secara logika, ketentuan tersebut
bertentangan dengan ketentuan dalam KUH Perdata sedangkan perjanjian yang
bertentangan dengan Undang-Undang adalah batal demi hukum.

I. Tujuan Pendirian CV
Setiap CV mempunyai tujuan dalam setiap pendiriannya, salah satunya
agar dapat melakukan kegiatan usaha yang sama dengan perseroan lain atau
berbeda, bersifat khusus atau umum sesuai dengan keinginan para pendiri persero.
Namun ada beberapa bidang usaha yang hanya bisa dilaksanakan dengan
ketentuan harus berbadan hukum PT. Selain itu tujuan dari pendirian CV adalah
sebagai Badan usaha agar suatu usaha memiliki wadah resmi dan legal untuk
memudahkan pergerakan badan usaha itu sendiri, misalnya “pengadaan barang”,
perlu suatu sarana melakukan kerjasama, selain itu biasanya juga diisyaratkan
apabila akan menjalin kerjasama dengan suatu instansi pemerintah atau pihal lain
adanya pembentukan suatu badan usaha. Contohnya : untuk pengadaan barang di
kantor atau instansi pemerintah dengan nilai s/d Rp 200 juta, harus menggunakan
CV atau PT dengan klasifikasi kecil.

J. Ciri Dan Sifat Persekutuan Komanditer


Adapun di bawah ini beberapa ciri dari CV, yang diantaranya sebagai berikut :
1. Keanggotaan pada CV ada 2 (dua) macam yaitu anggota aktif dan anggota
pasif;
2. Sekutu yang aktif merupakan anggota yang aktif dalam mengelola
perusahaan;
3. Sedangkan sekutu yang pasif hanyalah anggota yang menanamkan modal saja
4. Tanggung jawab pada sekutu aktif tidak terbatas, sedangkan tanggung jawab
sekutu pasif hanya sebesar modal yang dia tanam.
Sifat Persekutuan Komanditer (CV) sebagai berikut :
1. Sulit untuk menarik modal yang telah disetor,
2. Modal besar karena didirikan banyak pihak,
3. Mudah mendapatkan kridit pinjaman,
4. Anggota aktifbertanggung jawab tidak terbatas,

9
5. Anggota pasif tinggal menunggu keuntungan,
6. Relatif mudah untuk didirikan,
7. Kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu.

K. Kelebihan dan Kelemahan CV


Kelebihan CV antara lain :
1. Prosedur pendiriannya relatif mudah
2. Modal yang dapat dikumpulkan lebih banyak
3. Kemampuan untuk memperoleh kredit lebih besar
4. Kemampuan manajemen lebih luas
5. Manajemen dapat didiversifikasikan
6. Struktur organisasi yang tidak terlau rumit
7. Kemampuan untuk berkembang lebih besar
Kelemahan CV antara lain :
1. Sebagian anggota memiliki tanggung jawab tidak terbatas
2. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin
3. Sulit untuk menarik kembali investasinya
4. Hutang perusahaan tanggung jawab seluruh sekutu

L. Modal untuk pendirian CV


Karena CV adalah suatu bentuk usaha yang merupakan salah satu
alternatif yang dapat dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan usaha
dengan modal yang terbatas, maka untuk CV tidak ditentukan jumlah modal
minimalnya. Didalam anggaran dasar perseroan komanditer (AKTA
PENDIRIAN) juga tidak disebutkan besarnya jumlah Modal dasar, modal
ditempatkan atau modal disetor. Penyebutan besarnya modal perseroan dapat
dicantumkan dalam SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) atau Izin Operasional
lainnya. Jadi misalnya, seorang pengusaha ingin berusaha di industri rumah
tangga, percetakan, biro jasa, perdagangan, dll dengan modal awal yang tidak
terlalu besar, dapat memilih CV sebagai alternatif Badan Usaha yang memadai.
Biaya pendirian CV (paket)

10
Golongan Biaya/paket Masa Proses
CV Kecil Rp. 6.500.000,- Maksimal 50 hari kerja
CV Menengah Rp. 7.800.000,- Maksimal 50 hari kerja
CV Besar Rp. 8.700.000,- Maksimal 50 hari kerja

Proses waktu dalam 30 hari kerja ditambah biaya Rp. 1.750.000,-

Produk yang akan dihasilkan:


1. Akta Notaris Pendirian CV
2. Domisili perusahaan
3. NPWP badan usaha
4. Pendaftaran Pengadilan Negri
5. SIUP ( Surat Ijin Usaha Perdagangan )
6. TDP ( Tanda Daftar Perusahaan )

11
Kasus

Pailitnya CV Widya Mandiri di Medan, berdasarkan putusan pailit


Nomor : 01/Pailit/2006/PN.Niaga.Mdn.

Kasus sebagaimana tertuang dalam putusan paillit tesebut berawal dari adanya
perjanjian utang-piutang antara pemohon pailit yaitu CV Widya Mandiri
(selanjutnya disebut debitor) dengan para pihak supplier dan PT Bank Mandiri
Tbk (selanjutnya disebut kreditor). Perjanjian-perjanjian yang dibuat pemohon
pailit merupakan bagian dari transaksi jual produk hasil-hasil bumi antara lain
pinang, gambir, damar, kopi dengan pihak supplier.
Permohonan Pailit diajukan oleh Debitor sendiri yaitu CV Widya Mandiri yang
diwakili oleh Petrus Hendya Suyono dengan dalil Debitor mempunyai 2(dua) atau
lebih Kreditor dan tidak membayar utang yang telah jatuh tempo. Kepailitan CV
Widya Mandiri sebagaimana terkait Pasal 5 Undang-Undang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang disebutkan “Permohonan pernyataan
pailit terhadap suatu firma harus memuat nama dan tempat tinggal masing-
masing pesero yang secara tanggung renteng terikat untuk seluruh utang firma.”
Ketentuan Pasal 5 UUKPKPU di atas secara redaksional berlaku untuk
permohonan pailit yang ditujukan pada Firma. Sementara itu dalam praktik,
bentuk usaha CV lebih banyak ditemukan dan dipergunakan pelaku usaha untuk
bentuk perusahaannya.

Penyelesaian:

12
Kepailitan Persekutuan Komanditer sebagaimana terkait Pasal 5 Undang-Undang
Kepailitan yang seharusnya mengajukan permohonan kepailitan adalah sekutu
yang secara tanggung renteng terikat untuk seluruh utang persekutuan komanditer,
namun dalam hal ini Permohonan Kepailitan yang diajukan terhadap putusan
Pengadilan Niaga Medan Nomor : 01/Pailit/2006/Pn.niaga Mdn) diajukan oleh
CV Widya Mandiri yang diwakili oleh Petrus Hendra Suyono sebagai Persero
Pengurus. Persekutuan Komanditer (CV) tidak diatur secara khusus oleh undang-
undang, baik di dalam KUHPerdata maupun KUHD, akan tetapi pengaturannya
mengacu pada ketentuan-ketentuan Maatschap dalam KUHPerdata dan
Persekutuan Firma, antara lain Pasal 19, 20, 21, 30 ayat (2) dan 32 KUHD.
Ketentuan-ketentuan Maatschap diberlakukan tentu saja sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan khusus dalam KUHD seperti disebutkan di atas.
Berdasarkan ketentuan KUHPerdata dan KUHD maka hanya sekutu pengurus
(komplementer) yang dapat melakukan tindakan, tidak sekedar melakukan
pengurusan terhadap jalannya Persekutuan Komanditer tetapi juga melakukan
perbuatan/hubungan hukum atas nama Persekutuan Komanditer dengan pihak
ketiga dan bertanggung jawab penuh terhadap persekutuan. Sedangkan sekutu
komanditer hanya memiliki hubungan intern saja dengan sekutu komplementer,
tidak diperkenankan melakukan tindakan hukum atas nama persekutuan dengan
pihak ketiga. Hal ini disebabkan kedudukan sekutu komanditer yang hanya
bertanggung jawab terbatas pada persekutuan sebesar jumlah pemasukannya dan
berkewajiban melunasi pemasukan (modal) tersebut sebagaimana telah dijanjikan
untuk dimasukkan dalam persekutuan.
Pengaturan CV ini berada di dalam pengaturan masalah firma sebab pada
dasarnya CV juga merupakan firma dengan bentuk khusus, dimana
kekhususannya terletak pada adanya sekutu komanditer yang pada firma tidak
ada. Pada firma hanya ada sekutu kerja atau Firmant, sedangkan pada CV, kecuali
ada sekutu kerja juga ada sekutu komanditer atau sekutu diam (sleeping partner).
Menurut H.M.N. Purwosutjipto memberikan pengertian “persekutuan komanditer
itu ialah persekutuan firma yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu

13
komanditer. Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya menyerahkan uang,
barang atau tenaga sebagai pemasukan pada persekutuan, sedangkan dia tidak
turut campur dalam pengurusan atau penguasaan dalam persekutuan”.

14
Berkaitan dengan putusan Nomor 01/PAILIT/2006/PN Niaga/Mdn yang
memutuskan CV Widya Mandiri dinyatakan dalam keadaan Pailit dengan segala
akibatnya. Maka seluruh harta persekutuan Komaditer dari CV Widya Mandiri
berlaku sitaan umum, kehilangan wewenang dalam pengurusan harta kekayaan,
diberikannya hak eksekusi kepada kreditor separatis setelah masa tangguh (stay)
90 (sembilan puluh) hari sejak putusan pailit, dan dilakukannya pengurusan dan
pemberesan yang dilakukan oleh kurator dan di dampingi oleh hakim pengawas.
Dalam hal penjualan harta pailit sesuai ketentuan Pasal 107 ayat (1) UUK-PKPU,
atas persetujuan hakim pengawas, kurator dapat menjual harta pailit sepanjang hal
itu diperlukan untuk menutup ongkos kepailitan atau apabila penahanannya atas
barang tersebut akan mengakibatkan kerugian terhadap harta pailit, meskipun
terhadap putusan pernyataan pailit diajukan kasasi atau PK. Menurut pasal 107
ayat (2) UUK-PKPU, dalam hal sebagaimana dalam ayat (1) maka pasal 185 ayat
(1) berlaku. Menurut pasal 185 ayat (1), semua benda harus dijual dimuka umum
sesuai dengan tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
Ketentuan tentang keharusan melakukan penjualan dimuka umum buka tanpa
pengecualian. Menurut pasal 185 ayat (2) UUK-PKPU, dalam hal penjualan
dimuka umum sebagaimana dimaksud pada pasal 185 ayat (1) UUK-PKPU tidak
tercapai maka penjualan dibawah tangan dapat dilakukan dengan izin hakim
pengawas.
Setelah dilakukan penjualan kurator wajib menyusun suatu daftar pembagian
untuk dimintakan persetujuan kepada Hakim Pengawas. Daftar pembagian
tersebut memuat rincian penerimaan dan pengeluaran termasuk didalamnya upah
Kurator, nama kreditor, jumlah yang dicocokan dari tiap tiap piutang, dan bagian
yang wajib diterimakan kepada kreditor.

15
Daftar pembagian yang telah disetujui oleh hakim pengawas wajib disediakan di
Kepaniteraan Pengadilan agar dapat dilihat oleh kreditor selama tenggang waktu
yang ditetepkan hakim pengawas pada waktu daftar waktu tersebut disetujui.
Penyediaan daftar pembagian dan tenggang waktu diumumkan oleh kurator dalam
surat kabar (Pasal 192 UUK-PKPU).
Dalam kepailitan CV Widya Mandiri, PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai
kreditor yang dijamin dengan Hak tanggungan dan Fidusia berdasarkan pasal 55
ayat (1) UU No 37 Tahun 2004 dapat melaksanakan eksekusi hak tanggungan
seolah olah tidak terjadi kepailitan memohon kepada Kurator untuk melaksanakan
eksekusi atas hak tanggungan. Apabila hasil penjualan benda jaminan tidak
mencukupi untuk membayar seluruh piutang kreditor separatis maka untuk
kekurangannya mereka berkedudukan sebagai kreditor konkuren (Pasal 189
UUK-PKPU).
Segera setelah kepada kreditor yang telah dicocokkan dibayarkan jumlah piutang
mereka, dan seluruh kreditor telah menerima pembayaran piutangnya atau segera
setelah daftar pembagian daftar pembagian penutup menjadi mengikat, maka
berakhirlah kepailitan, dengan tidak mengurangi berlakuknya ketentuan Pasal 203
UUK-PKPU. Selanjutnya kurator melakukan pengumuman mengenai berakhirnya
kepailitan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan surat kabar (Pasal 202
ayat (2) UUK-PKPU). kurator wajib memberikan pertanggung jawaban mengenai
pengurusan dan pemberesan yang telah dilakukannya kepada hakim pengawas
paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya kepailitan. Semua buku dan
dokumen mengenai harta pailit yang ada pada kurator wajib diserahkan kepada
debitor dengan tanda bukti yang sah (Pasal 202 ayat (4) UUK-PKPU).
Kesimpulan
1. Permohonan Kepailitan CV Widya Mandiri diajukan oleh Direktur CV Widya
Mandiri mewakili Persekutuan Komanditer. Dalam pasal 5 UU No 37 tahun
2004 seharusnya yang mengajukan permohonan adalah sekutu pengurus yang
bertanggung jawab secara tanggung renteng. Permohonan Kepailitan
seharusnya menyebutkan nama dan tempat tinggal sekutu pengurus bukan CV
Widya Mandiri yang diwakili oleh sekutu pengurus. Kedudukan CV Widya
Mandiri sebagai badan usaha yang tidak berbadan hukum tidak dapat menjadi
subjek hukum kepailitan walaupun yang

16
menjadi objek hukum dari kepailitan adalah harta persekutuan komanditer, maka
mengakibatkan bunyi putusan Pengadilan Niaga tidak tepat.

2. Akibat hukum kepailitan persekutuan komanditer terhadap harta kekayaan


para sekutu dalam Putusan Pengadilan niaga Medan nomor :
01/Pailit/2006/Pn.niaga Mdn atas Kepailitan CV Widya Mandiri adalah terjadi
sitaan umum, kehilangan wewenang dalam pengurusan harta kekayaan,
diberikannya hak eksekusi kepada kreditor separatis setelah masa tangguh
(stay) 90 (sembilan puluh) hari sejak putusan pailit, dan dilakukannya
pengurusan dan pemberesan yang dilakukan oleh kurator dan di dampingi oleh
hakim pengawas.

3. Pelaksanaan pemberesan Kepailitan CV Widya Mandiri telah dilaksanakan


oleh kurator dan hakim pengawas dengan melakukan pembagian hasil
pelelangan harta pailit CV Widya Mandiri kepada kreditornya, baik kreditor
separatis, kreditor preferen, maupun kreditor kongkuren. Tetapi dalam
mengumpulkan harta pailit kurator mengalami kesulitan akibat sejak putusan
pailit diucapkan, debitor sudah tidak berada di tempat.

Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang ada, maka penulis memiliki
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bahwa perlu pengaturan permohonan kepailitan persekutuan komanditer di
masukkan di dalam Rancangan Undang-Undang Tentang Persekutuan Perdata,
Persekutuan Firma, dan Persekutuan Komanditerter, karena badan usaha ini
sangat banyak digunakan oleh masyarakat dalam melakukan

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran Badan Usaha dalam perekonomian Indonesia sangat penting guna
mengembangkan perekonomian negara, meningkatkan kemakmuran rakyat
Indonesia, memupuk keuntungan dan pendapatan, dan melaksanakan dan
menunjang pelaksanaan program kebijakan pemerintah di bidang ekonomi.
Banyak sekali bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia, salah satunya adalah
Persekutuan Komanditer atau CV.
Perseroan Komanditer atau biasa disebut CV adalah salah satu jenis badan
usaha di Indonesia. CV termasuk badan usaha bukan berbadan hukum seperti
PT, walaupun demikian keberadaan badan usaha ini tidak mengurangi hak dan
kewajibannya sebagai perusahaan yang diakui pemerintah dan kalangan dunia
usaha khususnya. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya pengusaha, terutama
Pengusaha Kecil dan Menengah (UKM) yang menggunakan badan usaha CV
sebagai landasan untuk dapat melakukan kegiatan usaha di Indonesia.
Menurut Pasal 1 butir 5 RUU, CV adalah badan usaha bukan badan
hukum yang mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer dan sekutu
komanditer. Sekutu komplementer berhak bertindak untuk dan atas nama bersama
semua sekutu serta bertanggung jawab terhadap pihak ketiga secara tanggung
renteng. Namun sekutu ini bertanggung jawab sampai harta kekayaan pribadi. Hal
ini terjadi jika harta CV tidak cukup untuk membayar hutang saat CV bubar.
B. Saran

Dari penjelasan mengenai CV dalam makalah ini, kami dapat memberikan


beberapa saran bagi para pembaca, yaitu:

1. Bagi pengusaha baru yang ingin mendirikan usaha dan bekerjasama dengan
para koleganya perlu dipahami dulu macam-macam jenis bentuk usahanya.
2. Perlu diperhatikan pula mengenai modal, dasar hukum dan pembagian
kekuasaan bagi para stokeholder
3. Patuhi Prosedur dan aturan yang berlaku dalam mendirikan usaha.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://www.badanhukum.com/service/cv-perusahaan-komanditer
http://www.lawindo.biz/perseroan-komanditer
http://www.matalink.com/2015/09/jenis-jenis-cv.html
http://www.legal4ukm.com/prosedur-pendirian-cv/
http://artonang.blogspot.co.id/2015/12/jenis-tanggungjawab-hak-dan
kewajiban.html
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol17820/sekelumit-tentang-
persekutuan-komanditer

http://makalahpengantar.blogspot.co.id/

19

Anda mungkin juga menyukai