Anda di halaman 1dari 12

Didaktika Biologi (2017), 1 (2), 123–134 123

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN UNTUK MENGUKUR


KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

DEVELOPMENT OF ASSESSMENT INSTRUMENTS TO MEASURE THE


SCIENCE PROCESS SKILLS OF HIGH SCHOOL STUDENTS

Etty Nurmala Fadillah


FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang
Jalan Ahmad Yani, 13 Ulu Palembang, Sumatera Selatan
ettynurmalafadillah@ymail.com; ettynurmalafadillah@um-palembang.ac.id

Diterima: September 2017; Disetujui: November 2017; Diterbitkan: November 2017

Abstrak
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan instrumen penilaian untuk
mengukur keterampilan proses sains siswa SMA ditinjau dari karakteristik standar tes dan (2) seberapa
besar tingkat penguasaan instrumen penilaian untuk mengukur keterampilan proses sains siswa SMA.
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini dengan model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan yaitu
define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebarluasan).
Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa angket, wawancara, dan soal pilihan ganda beralasan.
Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dengan menggunakan statistik Aiken’s V dan analisis
kuantitatif dengan menggunakan program QUEST. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Instrumen
penilaian untuk mengukur keterampilan proses sains siswa SMA dikatakan layak ditinjau dari karakteristik
standar tes yaitu kecocokkan butir soal dengan INFIT MNSQ 0,86 sampai 1,29, Reliabilitas sebesar 0,80,
dan tingkat kesukaran dengan jangkauan -1,47 sampai 1,59 terdiri dari 3 katergori: 11 butir soal mudah, 7
butir soal sedang, dan 5 butir soal Sukar. (2) Persentase tingkat penguasaan keterampilan proses sains siswa
pada sekolah dengan kategori tinggi 76,64%, kategori sedang 73,71% dan rendah 70,12%.

Kata kunci: instrumen penilaian, keterampilan proses sains

Abstract
This development research aimed to determine: (1) the feasibility of assessment instrument to measure the
science process skills of high school students in terms of test standard characteristics and (2) how the level
of assessment instrument mastery to measure the science process skills of high school students. The
development procedure used in this study was by using 4-D model that was found by Thiagarajan; define,
design, develop, and disseminate. The instruments used in collecting the data were questionnaires,
interview, and multiple choice questions reasoned. The technique for analyzing the data used in this study
was qualitative analysis by using Aiken's V statistics and quantitative analysis by using QUEST program.
The results of this study were (1) assessment instrument to measure the process skills of high school students
where could be categorized as effective from test standard characteristic namely the matching of question
items with INFIT MNSQ was 0.86 until 1.29. The reliability was 0.80 and the difficulty level was -1.47 until
1.59 consisted of 3 categories: 11 items of easy question, 7 items of medium questions, and 5 questions of
difficult question. (2) The percentage of assessment instrument mastery level science process skills of high
school students in high level was 76.64%, medium category was 73.71%, and poor level was 70.12%.

Keywords: assessment instrument, science process skills

©Didaktika Biologi Universitas Muhammadiyah Palembang


p-ISSN 2549-5267
e-ISSN 2579-7352

Pendahuluan Pearson 2014 yang menggambarkan indeks


Pembangunan suatu negara merupakan global kemampuan kognitif, Indonesia
salah satu aspek penting tujuan dari adanya mendapatkan peringkat 64 dari 65 negara
pendidikan. Berdasarkan hasil dari Program anggota PISA dengan skor literasi sains
for International Student Assessment (PISA) sebesar 382 dan berada pada posisi terendah
di tahun 2012 dan hasil The Learning Curve yaitu peringkat 40 dari keseluruhan negara

Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio


124 Etty Nurmala Fadillah/Pengembangan Instrumen Penilaian.....

anggotanya pada The Learning Curve mata pelajaran biologi dikembangkan


Pearson 2014. Hal tersebut menunjukkan melalui kemampuan berpikir analitis,
bahwa kualitas pendidikan di Indonesia induktif dan deduktif untuk menyelesaikan
masih rendah jika dibandingkan dengan masalah yang berkaitan dengan peristiwa
negara-negara lainnya. Salah satu yang alam sekitar dan penyelesaian masalah
mempengaruhi kualitas pendidikan di bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan
Indonesia adalah guru sebagai pendidik. dengan menggunakan pemahaman dalam
Peranan guru sebagai pendidik bidang lainnya. Salah satu indikator untuk
terdapat pada Undang-Undang No. 20 Tahun melihat keberhasilan pembelajaran biologi
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah dengan hasil penilaian.
pasal 1 ayat 20 yang menyatakan bahwa Istilah penilaian merupakan alih
pembelajaran adalah proses interaksi peserta bahasa dari istilah assessment, bukan dari
didik dengan pendidik dan sumber belajar istilah evaluation. Depdikbud (Arifin, 2014)
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran mengemukakan penilaian adalah suatu
merupakan usaha sengaja, terarah dan kegiatan untuk memberikan berbagai
bertujuan agar orang lain dapat memperoleh informasi secara berkesinambungan dan
pengalaman yang bermakna. Hamalik (2013) menyeluruh tentang proses dan hasil yang
menyatakan bahwa pembelajaran merupakan telah dicapai siswa. Kata “menyeluruh”
suatu proses dari suatu kegiatan dan bukan mengandung arti bahwa penilaian mencakup
hanya sekedar hasil atau tujuan. Hamalik aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
melanjutkan bahwa belajar bukan hanya nilai-nilai. Selanjutnya, Gronlund (Arifin,
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, 2014) mengartikan penilaian sebagai suatu
yakni perubahan tingkah laku. William proses yang sistematis dari pengumpulan,
Burton (Hamalik, 2013) menambahkan “a analisis, dan interpretasi informasi/data untuk
good learning situation consist of a rich and menentukan sejauh mana peserta didik telah
varied series of learning experiences unified mencapai tujuan pembelajaran. Dengan
around a vitorous purpose and carried on in demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian
interaction with a rich, varied and merupakan suatu kegiatan untuk memberikan
propocative environment.” Berdasarkan infromasi yang sistematis dan
beberapa definisi tersebut, pembelajaran berkesinambungan tentang proses dan hasil
dapat didefinisikan sebagai proses interaksi belajar peserta didik dalam rangka membuat
yang disengaja oleh peserta didik, pendidik, keputusan-keputusan berdasarkan kriteria
sumber belajar serta lingkungan belajar untuk dan pertimbangan tertentu.
memperoleh serangkaian pengalaman belajar Griffin dan Nix (Kurniawan &
yang bermakna. Mutaqimah, 2009) mengatakan bahwa
Pembelajaran biologi pada hakikatnya penilaian adalah suatu pernyataan yang
merupakan suatu proses untuk didasarkan pada sejumlah fakta untuk
menghantarkan siswa ke tujuan belajarnya menjelaskan karakteristik seseorang atau
dan biologi itu sendiri berperan sebagai alat sesuatu. Menurut Reynolds, Livingston &
untuk mencapai tujuan tersebut. Biologi Willson (2010), penilaian adalah beberapa
sebagai ilmu dapat diidentifikasikan melalui prosedur yang bersifat sistematis untuk
objek, benda alam, persoalan/gejala yang mengumpulkan informasi dan digunakan
ditunjukkan oleh alam, serta proses keilmuan dalam membuat kesimpulan mengenai
dalam menemukan konsep-konsep biologi. karakteristik seseorang atau objek,
Proses pembelajaran biologi merupakan sedangkan menurut Sudjiono (2011),
penciptaan situasi dan kondisi yang kondusif penilaian berarti menilai sesuatu dan menilai
sehingga terjadi interaksi antara subjek didik berarti mengambil keputusan atas suatu hal
dengan objek belajarnya yang berupa yang berdasar akan baik atau buruk, pandai
makhluk hidup dan segala aspek atau bodoh, dan lain sebagainya. Berdasarkan
kehidupannya. Melalui interaksi antara beberapa definisi tersebut, penilaian dapat
subjek didik dengan objek belajar dapat diartikan sebagai semua aktifitas yang
menyebabkan perkembangan proses mental dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
dan sensori motorik yang optimal pada diri untuk menilai diri mereka sendiri, yang
siswa. Berdasarkan KTSP (BSNP, 2006), memberikan informasi sebagai umpan balik

Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio


Didaktika Biologi (2017), 1 (2), 123–134 125

untuk memodifikasi aktifitas belajar dan dengan lingkungan. Permasalahan-


mengajar yang lebih baik. permasalahan ini sangat bagus untuk
Hasil penilaian tidak identik dengan mengembangkan keterampilan proses sains
hasil kognitif saja, namun juga keterampilan- siswa. Keterampilan proses sains dapat
keterampilan yang menunjang pembelajaran diperoleh dari aktivitas siswa mulai dari
dari siswa. Salah satu keterampilan yang pengamatan sampai membuat kesimpulan.
dapat dinilai dari aktifitas siswa adalah Berdasarkan studi awal yang telah
keterampilan proses. Keterampilan proses dilakukan pada beberapa guru biologi di
sains sangat penting dikuasai siswa karena provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
dibandingkan dengan keterampilan lainnya, guru mengalami kesulitan menilai
keterampilan proses sains dapat lebih melihat keterampilan proses sains dari siswa.
perkembangan kemampuan peserta didik Performance test yang diketahui dan guru
dalam melakukan suatu aktivitas untuk gunakan sangat sulit untuk diterapkan dengan
menemukan suatu konsep. Dengan kondisi jumlah siswa yang cukup banyak
menemukan sendiri konsep tersebut, siswa dalam satu kelas, sehingga aktivitas siswa
dapat lebih lama mengingatnya dibandingkan tidak dapat diamati satu persatu. Tes
dengan menghafal. penilaian tertulis merupakan salah satu
Chiappetta & Koballa (2010) alternatif permasalahan ini. Penggunaan
menyatakan bahwa keterampilan proses sains instrumen ini akan membantu guru dalam
(science process skill) dibedakan menjadi menilai keterampilan proses tanpa
dua bagian, yaitu keterampilan proses sains melakukan observasi atau metode diskusi
dasar (basic science process skill) dan yang selama ini digunakan. Hasil studi awal
keterampilan proses sains yang terintegrasi yang lainnya adalah belum tersedianya
(integrated science process skill). instrumen penilaian biologi untuk mengukur
Keterampilan proses sains dasar mencakup: keterampilan proses dalam bentuk tes tertulis.
(1) mengobservasi (observing); (2) Agar hasil dari penilaian tersebut
mengklasifikasikan (classifying); (3) benar-benar menilai keterampilan siswa,
hubungan ruang/waktu (space/time relation); hasil penilaian haruslah mengungkapkan
(4) menggunakan bilangan (using number); informasi secara lengkap dan sesuai dengan
(5) melakukan pengukuran (measuring); (6) data yang diperlukan. Untuk mendapatkan
menginferensi (inferring); dan (7) hasil penilaian yang sesuai, seharusnya juga
memprediksi (predicting). digunakan instrumen penilaian yang tepat.
Adapun keterampilan proses sains Menurut Arifin (2014), salah satu
terintegrasi menurut Bundu (2006) meliputi karakteristik instrumen yang baik adalah
(1) mengindentifikasi variabel, (2) menyusun bersifat relevan. Relevan berarti instrumen
tabel data, (3) menyusun grafik (4) yang digunakan haruslah sesuai antara materi
menggambarkan hubungan antar variabel, (5) yang diajarkan dengan konteks penilaian
memperoleh dan memproses data, (6) hasil belajar. Kegiatan penilaian yang
menganalisis investigasi, (7) menyusun dilakukan oleh guru dapat dilakukan dengan
hipotesis, (8) merumuskan variabel secara berbagai cara, salah satunya dalam bentuk
operasional, (9) merancang investigasi, dan paper and pencil test. Namun, selama ini
(10) melakukan eksperimen paper and pencil test yang digunakan guru
Pembelajaran biologi menekankan hanya mengukur kemampuan kognitif saja
adanya interaksi antara subjek dan objek dan kurang memperhatikan pada penilaian
yang dipelajari. Pembelajaran biologi di keterampilan proses siswa.
Sekolah Menengah Atas (SMA) diharapkan Kegiatan penilaian tidak dapat
dapat menjadi wahana bagi peserta didik dipisahkan dengan kegiatan pembelajaran.
untuk mempelajari diri sendiri dan alam Menurut Sudjana (2005), tujuan dari adanya
sekitar, serta prospek pengembangan lebih penilaian adalah (a) mendeskripsikan
lanjut dalam kehidupan sehari-hari. Salah kecakapan belajar para siswa, (b) mengetahui
satu materi yang terdapat pada SMA kelas X keberhasilan proses pendidikan dan
semester genap adalah materi ekosistem. pengajaran di sekolah, (c) menentukan tindak
Materi ekosistem dipilih karena pada materi lanjut hasil penilaian, (d) memberikan
ini terdapat banyak permasalahan terkait pertanggungjawaban dari pihak sekolah

Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio


126 Etty Nurmala Fadillah/Pengembangan Instrumen Penilaian.....

kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Penelitian ini merupakan Research


Tujuan penilaian inilah yang harus dicapai and Development (R&D). Tujuan dari
dalam menilai keterampilan-keterampilan penelitian ini yaitu mengembangkan
dalam pembelajaran biologi. Untuk itu perlu instrumen penilaian biologi untuk mengukur
adanya instrumen penilaian yang digunakan keterampilan proses siswa SMA kelas X pada
oleh guru untuk menilai keterampilan siswa. materi ekosistem. Model pengembangan
Siswa SMA yang mendapatkan pembelajaran instrumen yang digunakan dalam penelitian
biologi sudah seharusnya menggunakan ini adalah model pengembangan 4-D yang
instrumen penilaian yang bukan hanya dikemukakan oleh Thiagarajan (1974), yaitu
mengukur keterampilan kognitif saja, namun define, design, develop, dan disseminate.
meliputi keterampilan proses sains. Oleh
karena itu, penelitian ini mengembangkan Target/Subjek Penelitian
instrumen penilaian dalam bentuk tes tertulis Subjek dari penelitian ini adalah siswa
pada mata pelajaran biologi untuk mengukur SMA kelas X semester genap dari empat
keterampilan proses sains siswa SMA kelas SMA Negeri di Kabupaten Sleman.
X. Pengambilan SMA Negeri ini menggunakan
Indikator keterampilan proses sains teknik purposive sampling yaitu sekolah
yang diukur di dalam penelitian ini yang telah menjalankan proses pembelajaran
merupakan sintesis dari indikator menggunakan Kurikulum 2013 dan dalam
keterampilan proses sains dasar yang pembelajaran biologi telah menerapkan
disampaikan oleh Chiappetta & Koballa keterampilan proses sains. Pemilihan
(2010) dan keterampilan proses sains sekolah berdasarkan kriteria kelulusan Ujian
terintegrasi yang disampaikan oleh Bundu Nasional tahun 2014 yaitu pada tingkat
(2006), sehingga indikator keterampilan tinggi, sedang, dan rendah.
proses sains yang diukur meliputi: (1) Uji coba terbatas dilakukan di SMA
mengamati, (2) mengelompokkan, (3) Negeri 2 Ngaglik yang terdiri atas empat
menafsirkan, (4) meramalkan, (5) kelas X MIA dengan jumlah total subjek 121
merumuskan hipotesis, (6) merencanakan orang peserta didik, sedangkan uji coba luas
percobaan, (7) berkomunikasi. dilakukan di tiga SMA yaitu SMA Negeri 1
Adapun rumusan masalah dari Godean, SMA Negeri 1 Prambanan, dan
penelitian ini adalah (1) apakah instrumen SMA Negeri 1 Seyegan. Distribusi subjek
penilaian mata pelajaran biologi yang penelitian uji coba luas yang digunakan dapat
dikembangkan layak atau berkualitas dilihat dalam Tabel 1.
menurut aspek-aspek penilaiannya? dan (2) Tabel 1. Distribusi Subjek Penelitian Uji Coba
seberapa besar tingkat keterpakaian Luas
instrumen penilaian untuk mengukur Nilai UN
No. SMA Sampel
keterampilan proses sains siswa SMA kelas Biologi
X pada mata pelajaran biologi materi 1 SMAN 1 7,40 63
Godean
ekosistem?
2 SMAN 1 6,36 60
Berdasarkan perumusan masalah, Prambanan
tujuan penelitian yang akan dicapai dalam 3 SMAN 1 5,55 64
penelitian ini adalah mengetahui: (1) Seyegan
kelayakan instrumen penilaian untuk Jumlah peserta didik 187
mengukur keterampilan proses sains siswa
SMA kelas X pada mata pelajaran biologi Prosedur
materi ekosistem; dan (2) seberapa besar Penelitian ini merupakan Research
tingkat keterpakaian instrumen penilaian and Development (R&D) yang menggunakan
untuk mengukur keterampilan proses sains model pengembangan 4-D. Tujuan dari
siswa SMA kelas X pada mata pelajaran penelitian ini adalah menghasilkan instrumen
biologi materi ekosistem. penilaian biologi yang dapat mengukur
keterampilan proses sains siswa SMA kelas
Metode Penelitian X pada materi ekosistem. Adapun prosedur
Jenis Penelitian pengembangan instrumen penilaian biologi

Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio


Didaktika Biologi (2017), 1 (2), 123–134 127

ini meliputi empat tahap, yaitu: Define, 4. Disseminate


Design, Develop, dan Disseminate. Tahapan disseminate merupakan tahapan
1. Define penyebarluasan produk hasil akhir
Tahap ini bertujuan untuk menetapkan pengembangan ke seluruh populasi, yaitu
dan mendefinisikan kebutuhan dalam setelah melewati tahap Define, Design,
penilaian keterampilan siswa. Tahapan ini dan Develop.
dilakukan dengan studi wawancara
kepada guru biologi SMA yang mengajar Data, Intrumen dan Teknik Pengumpulan
di kelas X. Hasil yang diperoleh Data
menggambarkan bahwa teknik observasi Teknik pengumpulan data berupa tes
yang dilakukan guru selama ini untuk dan non tes. Teknik non tes dengan melalui
menilai keterampilan siswa dinilai cukup wawancara dan angket, sedangkan teknik tes
sulit oleh guru karena guru tidak mampu dengan menggunakan produk instrumen
mengamati aktivitas siswa satu persatu. penilaian.
Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu Angket yang digunakan yakni angket
instrumen penilaian biologi yang dapat penilaian soal oleh dosen ahli evaluasi, dosen
mengukur kognitif siswa sekaligus ahli materi, dan guru biologi kelas X. Angket
keterampilan proses sains siswa. ini digunakan untuk mendapatkan data
2. Design tentang kelayakan instrumen penilaian.
Tahap ini berisi perancangan model dan Angket untuk dosen ahli evaluasi, dosen ahli
prosedur pengembangan. Pada tahapan ini materi dan guru biologi kelas X merupakan
dilakukan perancangan instrumen angket tertutup.
penilaian biologi. Tahapan ini berupa Wawancara digunakan untuk
menentukan KI, KD, materi, menjabarkan mengetahui informasi cara penilaian guru
indikator dari keterampilan proses sains, terhadap keterampilan proses sains siswa
merancang kisi-kisi penyusunan soal, yang dilakukan selama ini. Tujuan dari
serta naskah soal dan rubrik penilaiannya. wawancara adalah untuk mengetahui
3. Develop masalah guru dalam mengukur keterampilan
Tahap ini merupakan tahap proses sains siswa. Hasil wawancara ini
pengembangan instrumen sebagai produk. dijadikan need assessment sebagai langkah
Produk yang dikembangkan berupa kisi- awal penelitian.
kisi penyusunan soal, naskah soal pilihan Produk instrumen penilaian yang
ganda yang disertai alasan memberi dikembangkan adalah naskah soal dalam
jawaban, dan rubrik penilaian. Pada bentuk soal pilihan ganda beralasan beserta
tahapan ini dilakukan validasi produk oleh rubrik penilaian dan kisi-kisinya. Produk ini
validator, yang meliputi peer reviewer divalidasi secara teori terlebih dahulu oleh
(teman sejawat), dosen ahli yang terdiri enam validator, kemudian divalidasi secara
dari dosen ahli evaluasi terutama di empiris dalam uji coba terbatas. Tahapan
bidang pengurukuran dan evaluasi selanjutnya produk soal ini digunakan untuk
pendidikan, serta dosen ahli materi mengukur ketercapaian keterampilan proses
lingkungan, serta guru sebagai pelaksana sains siswa SMA.
pembelajaran. Setelah dilakukan validasi
oleh peer reviewer, produk direvisi Teknik Analisis Data
berdasarkan masukan peer reviewer Draf awal yang divalidasi
(revisi I), kemudian divalidasi oleh dosen menghasilkan data kualitatif. Data tersebut
ahli evaluasi pendidikan dan ahli materi berupa masukan dan saran pada instrumen
lingkungan, revisi produk berdasarkan penilaian yang berasal dari validator.
hasil validasi (revisi II), selanjutnya Masukan dan saran dari validator dipadukan
divalidasi oleh guru, revisi produk dan digunakan untuk merevisi draf awal yang
berdasarkan hasil validasi guru (revisi III), sudah diberikan. Hasil penilaian dari ahli
dilanjutkan uji coba terbatas, revisi materi, ahli evaluasi, dan guru biologi
produk berdasarkan uji coba terbatas dianalisis dengan menggunakan statistik
(revisi IV), serta uji coba luas. Aiken’s V. Tujuan dari analisis ini adalah

Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio


128 Etty Nurmala Fadillah/Pengembangan Instrumen Penilaian.....

untuk mengetahui kelayakan isi instrumen Keterangan:


penilaian. x = rerata skor dari keterampilan proses sains yang
Data berupa skor dianalisis dengan dijawab oleh siswa
Statistik Aiken’s V yang dirumuskan sebagai n = jumlah butir soal keteramplan proses sains
berikut (Azwar, 2014):
Analisis kuantitatif atau sering disebut
validitas empiris (empirical validity) adalah
penelaahan butir soal berdasarkan
karakteristik internal tes melalui data yang
keterangan:
V = validitas; diperoleh secara empiris. Karakteristik
s = r – lo; internal yang dimaksud meliputi kecocokan
lo = angka penilaian validitas yang terendah; butir instrumen, reliabilitas soal, dan tingkat
c = angka penilaian validitas yang tertinggi; kesukaran. Analisis kuantitatif ini dilakukan
r = angka yang diberikan oleh seorang penilai. setelah soal diujikan dengan menggunakan
program QUEST.
Nilai V tersebut akan diinterpretasikan
dalam rentang antara 0,00 sampai dengan Kecocokan Butir Instrumen
1,00 sebagai koefisien validitas isi yang baik Pengujian goodness of fit (kecocokan
ataupun tidak baik serta nilai tersebut sebagai butir instrumen) untuk mengetahui fit item
ukuran mendukung atau tidaknya validitas isi dan testi terhadap model. Keeves &
secara keseluruhan (Aiken, 1985). Untuk Alagumalai (Subali & Suyata, 2012)
menginterpretasikan nilai validitas isi yang menyatakan bahwa Item Characteritic Curve
diperoleh dari perhitungan di atas, maka (ICC) akan membentuk kurva yang mendatar
digunakan pengklasifikasian validitas seperti (flat) bila besar INFIT MNSQ intuk item
yang ditunjukkan pada Tabel 2. lebih besar dari satuan logit 1,30 atau lebih
Tabel 2. Kriteria Validitas kecil dari satuan 0,77 dengan rata-rata 1,0.
No. Hasil Validitas Kriteria Validitas Oleh karena itu dalam program QUEST,
1 0,80 < V < 1,00 Sangat tinggi Adam & Khoo (Subali & Suyata, 2012)
2 0,60 < V < 0,80 Tinggi menyatakan bahwa suatu item atau testi/
3 0,40 < V < 0,60 Cukup case/ person dinyatakan fit dangan model
4 0,20 < V < 0,40 Rendah
5 0,00 < V < 0,20 Sangat rendah
dengan batasan kisaran INFIT MNSQ dari
0,77 sampai 1,30. Dengan demikian, suatu
item menjadi tidak fit menurut model Rasch
Penguasaan keterampilan proses sains
bila memiliki nilai <-2,0 atau >+2,0
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tinggi,
(probability atau peluang <0,05).
sedang, dan rendah. Kategori ini diadaptasi
dari Azwar (2014) seperti yang ditunjukkan
Reliabilitas
pada Tabel 3.
Tabel 3. Kategori Penguasaan Keterampilan Hasil analisis program QUEST juga
Proses Sains menampilkan estimasi reliabilitas tes
Persentase Rerata Skor berdasarkan item. Subali & Suyata (2012)
No. Kategori menyatakan bahwa dari hasil analisis
(%)
1 Tinggi 66,67% < X program QUEST, nilai estimasi reliabilitas
2 Sedang 33,33% < X < 66,67% menurut IRT jika dihitung berdasarkan item
3 Rendah X < 33,33% disebut indeks sparasi item. Apabila
berdasarkan testi (case/person) disebut
Persentase tersebut didapatkan dengan dengan indeks sparasi person. Semakin
membagi rerata skor pada keterampilan tinggi estimasi indeks sparasi item, maka
proses sains yang dijawab benar oleh siswa semakin tepat keseluruhan item dianalisis
dengan jumlah butir soal. Jika dituliskan menurut model yang digunakan dalam hal ini
secara matematis adalah sebagai berikut. sesuai dengan Rasch Model. Semakin tinggi
% indeks sparasi person semakin konsisten
setiap item pengukur digunakan untuk
mengukur testi bersangkutan. Estimati
reliabilitas berdasarkan testi yakni reliabilitas

Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio


Didaktika Biologi (2017), 1 (2), 123–134 129

alpha Cronbach untuk data politimus. SMA kelas X pada materi ekosistem. Uraian
Menurut Wright & Master (Subali & Suyata, dari hasil pengembangan instrumen penilaian
2012), indeks sparasi item (item separation sebagai berikut.
index) disebut dengan istilah reliabilitas 1. Define
sampel, sedangkan indeks sparasi person Produk instrumen penilaian yang
disebut reliabilitas tes.” dikembangkan berupa kisi-kisi soal,
naskah soal pilihan ganda beralasan, serta
Tingkat Kesukaran rubrik penilaian. Instrumen penilaian
Karakteristik yang kedua adalah dalam penelitian ini merupakan alat yang
tingkat kesukaran atau indeks kesukaran. digunakan untuk menilai capaian
Indeks kesukaran atau tingkat kesukaran pembelajaran siswa, baik aspek
diperoleh dengan menggunakan program pengetahuan yaitu kognitif maupun
QUEST. Subali & Suyata (2012) menyatakan keterampilan proses sains. Penilaian
skala politomus memiliki skor x sebesar 0, 1, dilakukan dengan menggunakan tes dalam
2, 3, …. mi. Butir dikatakan baik jika indeks bentuk tertulis. Tes yang dikembangkan
kesukaran lebih dari –2,00 atau kurang dari berupa pilihan ganda beralasan dengan
2,00. Difficulty merupakan mean (rerata) jumlah item soal sebanyak 35 butir.
indeks kesukaran pada skor 0, skor 1, skor 2, 2. Design
dan skor 3 pada setiap butir. Tahap ini merupakan tahap merancang
instrumen penilaian. Pada tahap ini
Hasil dan Pembahasan dihasilkan kisi-kisi penyusunan soal,
Hasil Pengembangan naskah soal awal, dan rubrik penilaian.
Hasil pengembangan merupakan Kisi-kisi penyusunan soal dirancang
pencapaian yang telah didapatkan setelah dengan adanya identitas, KI, KD,
menyelesaikan prosedur penelitian. Produk indikator pembelajaran, indikator
yang dikembangkan berupa instrumen keterampilan proses sains, nomor soal dan
penilaian biologi yang bertujuan untuk ranah kognitif. Hal ini dapat dilihat pada
mengukur keterampilan proses sains siswa Tabel 4.

Tabel 4. Kisi-kisi Penyusunan Soal KPS


Nomor Ranah
No. Indikator Pembelajaran Indikator KPS
Soal Kognitif
1 Mengamati dampak yang ditimbulkan oleh Mengamati 1 C2
faktor abiotik terhadap faktor biotik 14 C2
2 Mengelompokkan interaksi makhluk hidup Mengelompokkan 2 C4
serta faktor biotik berdasarkan hasil 15 C4
pengamatan
3 Mengelompokkan jenis-jenis ekosistem Mengelompokkan 16 C2
berdasarkan ciri-cirinya
4 Mengelompokkan jenis organisme Mengelompokkan 3 C2
berdasarkan peranannya 17 C2
5 Menafsirkan hasil pengamatan tentang Menafsirkan 4 C5
ekosistem dalam bentuk grafik, diagram, atau 18 C5
skema
6 Menafsirkan konsep eutrofikasi pada Menafsirkan 5 C4
ekosistem perairan 19 C4
7 Meramalkan hasil pengamatan dan Meramalkan 6 C5
memprediksi kemungkinan yang terjadi dari 20 C5
hasil pengamatan
8 Mengkomunikasikan konsep aliran energi, Berkomunikasi 7 C4
rantai makanan, jaring-jaring makanan, 21 C4
piramida ekologi, daur biogeokimia
9 Merumuskan hipotesis suatu permasalahan Merumuskan hipotesis 8 C4
terkait dengan piramida makanan dan jaring- 22 C4
jaring makanan

Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio


130 Etty Nurmala Fadillah/Pengembangan Instrumen Penilaian.....

Nomor Ranah
No. Indikator Pembelajaran Indikator KPS
Soal Kognitif
10 Merumuskan hipotesis hasil penelitian Merumuskan hipotesis 9 C2
berdasarkan grafik atau tabel 23 C2
11 Merencakan percobaan terkait dengan Merencanakan 10 C1
ekosistem percobaan
Merencanakan 11 C2
percobaan
Merencanakan 12 C1
percobaan
Merencanakan 13 C2
percobaan

Naskah soal awal terdiri dari petunjuk guru sebagai pelaksana pembelajaran.
soal, contoh soal, dan soal sebanyak 35 Instrumen penilaian biologi ini berbentuk
item soal, sedangkan rubrik penilaian soal pilihan ganda beralasan. Soal ini terdiri
terdiri dari identitas, nomor, nomor soal, dari 35 soal. Validasi instrumen penilaian
ide pokok, skor, dan kriteria. Pada skor biologi ini dilakukan oleh dosen ahli evaluasi
diberikan skor 0, 1, 2, dan 3. Pada skor 0 dan dosen ahli materi.
apabila tidak menjawab, skor 1 apabila Hasil validasi dibagi menjadi tiga
jawaban pilihan ganda salah dan alasan yaitu valid tanpa revisi, valid dengan revisi,
salah, skor 2 apabila jawaban pilihan dan tidak valid. Saran ketika terjadi revisi
ganda benar dan alasan salah atau apabila dibagi menjadi 21 macam, 6 untuk ahli materi
jawaban pilihan ganda salah dan alasan dan 15 untuk ahli evaluasi. Selain pada
benar dengan memunculkan semua ide lembar validasi, masukan dan saran juga
pokok, dan skor 3 apabila jawaban pilihan didapatkan dari validator secara operasional
ganda benar dan alasan benar dengan melalui lembar soal. Soal terdiri dari 35 butir
memunculkan semua ide pokok. yang mewakili keterampilan proses sains.
3. Develop Hasil dari validasi instrumen penilaian
Tahap pengembangan merupakan tahap dari dosen ahli menunjukkan bahwa terdapat
pengembangan produk instrumen beberapa komponen yang memerlukan
penilaian yang telah direncanakan perbaikan lebih lanjut. Setelah itu dianalisis
sebelumnya disusun untuk menjadi menggunakan statistik Aiken’s V dengan
produk yang siap untuk diujicobakan. bantuan program Microsoft Excel. Dari
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis Aiken’s V diperoleh nilai rata-rata
tahap pengembangan instrumen penilaian 0,86 yang berarti valid.
biologi ini antara lain validasi oleh dosen Pada rubrik penilaian ada beberapa
ahli dan guru biologi sebagai pelaksana aspek yang dinilai yaitu substansi,
pembelajaran. konstruksi, dan bahasa. Berdasarkan lembar
validasi yang telah dinilai oleh dosen ahli
Validasi Dosen Ahli menunjukan hasil validasi rubrik penilaian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk pengembangan keterampilan proses
oleh Akani (2015), draf instrumen yang sains siswa pada materi ekosistem dinyatakan
digunakannya divalidasi oleh lima orang ahli, valid.
satu dari ahli pengukuran dan evaluasi, satu
dari ahli biologi, satu dari ahli kimia, satu dari Validasi Guru
ahli fisika, dan satu lagi dari ahli ipa Validasi selanjutnya dilakukan oleh
terintegrasi. guru sebagai pelaksana pembelajaran.
Produk instrumen penilaian biologi Validasi dilakukan oleh guru A dari SMAN 1
dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang Prambanan, guru B dari SMAN 1 Godean,
mengacu pada KI, KD dan indikator yang guru C dari SMAN 1 Seyegan, dan guru D
ada, divalidasi oleh dosen ahli untuk dari SMAN 2 Ngaglik sebagai guru kelas X
mengetahui kelayakan produk instrumen di SMAN Kabupaten Sleman. Berdasarkan
penilaian biologi sebelum divalidasi oleh lembar validasi, hasil validasi dibagi menjadi

Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio


Didaktika Biologi (2017), 1 (2), 123–134 131

tiga yaitu valid tanpa revisi, valid dengan atau mengamati nilai rata-rata INFIT t (Mean
revisi, dan tidak valid. Soal terdiri dari 35 INFIT t) beserta simpangan bakunya. Jika
butir yang mewakili keterampilan proses rerata INFIT MNSQ sekitar 1,00 dan
sains. Hasil dari validasi instrumen penilaian simpangan bakunya 0,00 atau rerata INFIT t
dari guru menunjukkan bahwa terdapat mendekati 0,00 dan simpangan bakunya 1,00,
beberapa komponen yang memerlukan maka keseluruhan tes fit dengan model PCM
perbaikan lebih lanjut. Hal yang harus 1 PL. Berdasarkan perhitungan, nilai rerata
diperhatikan yaitu pada kategori layak INFIT MNSQ 1,00 (sekitar 1,00) dan
dengan revisi. simpangan baku 0,12 (sekitar 0,00), maka
Berdasarkan validasi soal dari guru keseluruhan tes fit dengan PCM 1 PL.
diperoleh saran berupa pengurangan butir Pengujian penetapan fit setiap butir
soal dari yang semula 35 butir soal menjadi terhadap model mengikuti kaidah Adam &
23 butir soal. Masukan dan saran dari guru Khoo (Subali & Suyata, 2012), yakni suatu
tersebut digunakan untuk merevisi produk butir fit terhadap model jika nilai INFIT
awal instrumen penilaian, sehingga diperoleh MNSQ antara 0,77 sampai dengan 1,30.
instrumen penilaian yang siap diujicobakan. Dengan batas penerimaan butir
Selanjutnya validasi instrumen penilaian menggunakan INFIT MNSQ atau fit menurut
menggunakan statistik Aiken’s V dengan model (antara 0,77 sampai dengan 1,30) dan
bantuan program Microsoft Excel. Dari menggunakan INFIT t dengan batas -2,00
analisis Aiken’s V diperoleh nilai rata-rata sampai 2,00, maka diperoleh butir-butir yang
0,94 yang berarti valid. cocok memenuhi goodness of fit. Nilai INFIT
Dari hasil analisis validasi instrumen MNSQ memiliki jangkauan dari 0,86 sampai
penilaian oleh guru dapat diketahui bahwa dengan 1,29.
sebanyak 17 item soal dengan kategori sangat Berdasarkan batas penerimaan butir
tinggi, 5 item soal dengan kategori tinggi, dan menggunakan INFIT MNSQ atau fit menurut
1 soal dengan kategori cukup. model, maka semua butir sebanyak 23 butir
fit semua.
Uji Coba Terbatas
Tindak lanjut hasil revisi produk oleh Reliabilitas Tes pada Uji Coba
dosen ahli dan guru adalah uji coba terbatas. Selain untuk menguji kecocokan,
Uji coba terbatas dilaksanakan di SMAN 2 output program QUEST juga menampilkan
Ngaglik dengan sampel penelitian 121 orang estimasi reliabilitas perangkat instrumen tes.
siswa. Uji coba terbatas ini dilakukan untuk Berdasarkan hasil analisis dengan program
mengetahui kecocokan butir instrumen QUEST, reliabilitas tes berdasarkan item
(Goodness of fit), reliabilitas, dan tingkat (indeks aparasi item sebesar 0,76 yang
kesukaran dari instrumen penilaian yang tergolong kategori cukup tinggi, sedangkan
dikembangkan. reliabilitas tes berdasarkan testi (indeks
Informasi tentang karakteristik soal sparasi person) sebesar 0,80 yang tergolong
diperoleh dari analisis menggunakan kategori sangat tinggi (Sumintono &
program komputer QUEST. Uji coba yang Widhiarso, 2014).
dilakukan memanfaatkan waktu pelajaran
biologi yaitu 2 jam pelajaran biologi dengan Tingkat Kesukaran (Difficulties Index)
total waktu yang diperlukan yaitu 90 menit. Penelitian yang dilakukan oleh
Penskoran dilakukan dengan diskor Sukarno, Permanasari, dan Hamidah (2013)
politomus. dengan menggunakan soal tes keterampilan
sains dasar yang dikembangkan oleh The
Goodness of fit pada Uji Coba International Energy Management Courses
Pengujian fit tes secara keseluruhan (IEC) dan The University of Queensland.
maupun tiap butir dengan menggunakan Item yang dikembangkan meliputi
program QUEST. Pengujian fit tes keterampilan menyimpulkan,
keseluruhan dikembangkan oleh Adam & mengobservasi, memprediksi, mengukur, dan
Khoo (Subali & Suyata, 2012) berdasarkan mengklasifikasikan. Data yang telah
nilai rerata INFIT Mean of Square (Mean dikumpulkan kemudian dilakukan
INFIT MNSQ) beserta simpangan bakunya

Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio


132 Etty Nurmala Fadillah/Pengembangan Instrumen Penilaian.....

kategorisasi skor menjadi tiga yaitu mudah, nilai persentase jawaban benar pada masing-
sedang, dan tinggi. masing jenis keterampilan proses sains yang
Berdasarkan hasil analisis dengan muncul. Hasil analisis ketercapaian
QUEST, tingkat kesukaran (difficulty) butir- keterampilan proses sains pada uji coba luas
butir terletak dalam jangkauan dari -1,47 tersaji pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan
sampai dengan 1,59 dengan rata-rata 0,00 dan tingkat penguasaan keterampilan proses sains
simpangan baku 0,87. Butir dikatakan baik pada uji coba luas. Hasil tersebut diperoleh
jika nilai difficulty lebih dari -2,00 atau dari siswa di tiga sekolah di SMA Negeri
kurang dari 2,00. Nilai difficulty rata-rata Sleman yang dijadikan subjek uji coba.
perangkat tes keterampilan proses sains yang Tabel 5. Penguasaan Keterampilan Proses Sains
dipakai pada tahap uji coba sebesar 0,00 + pada Uji Coba Luas
0,87 dengan kategori sedang. Jadi, Rata-rata
berdasarkan nilai difficulty dari 23 butir soal, No. Subjek Penelitian Penguasaan
terdapat 11 soal dengan kriteria mudah, 7 soal (%)
1 SMAN 1 Godean 76,64
dengan kriteria sedang dan 5 soal dengan
2 SMAN 1 Prambanan 73,71
kriteria sukar. Distribusi tingkat kesukaran 3 SMAN 1 Seyegan 70,12
butir soal dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Tingkat Kesukaran Butir
Dari Tabel 5 dapat diketahui untuk
Soal
No. Kriteria Jumlah
penguasaan keterampilan proses sains paling
1 Mudah 11 tinggi dari semua indikator adalah siswa
2 Sedang 7 SMAN 1 Godean dengan indikator
3 Sulit 5 mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan
Jumlah Soal 23 merumuskan hipotesis, dan merencanakan
percobaan lebih tinggi persentase
Berdasarkan data pada Tabel 4, maka penguasaannya dibandingkan dengan
dapat diperoleh produk instrumen penilaian sekolah lainnya.
yang diterima dari uji coba terbatas sebanyak
23 butir soal, artinya semua butir soal Revisi Produk
diterima. Soal yang diterima digunakan 1. Revisi Berdasarkan Hasil Validasi
sebagai produk akhir pada instrumen Produk instrumen penilaian yang
penilaian sebelum digunakan pada uji coba dikembangkan melalui revisi 3 validator
luas. yaitu satu orang dosen ahli evaluasi, satu
orang dosen ahli materi, dan empat orang
Uji Coba Luas guru sebagai pelaksana pembelajaran kelas
Setelah produk instrumen penilaian X. Hasil validasi instrumen penilaian
keterampilan proses sains yang telah diuji menunjukkan instrumen penilaian valid.
coba secara terbatas direvisi dan diperoleh Menurut Azwar (2014) estimasi validitas
soal pilihan ganda beralasan pada uji terbatas tidak dapat dituntut suatu koefisien sangat
sebanyak 23 butir soal, berarti tidak ada butir tinggi sebagaimana halnya dalam penilaian
soal yang ditolak atau gugur melainkan butir terhadap koefisien reliabilitas. Selanjutnya
soal bisa diuji lapangan seluruhnya. Azwar menungkapkan apabila koefisien
Uji coba luas melibatkan 3 SMA validitas itu lebih dari 0,33 dianggap valid
Negeri dengan kategori sekolah berbeda di dan jika kurang dari 0,33 biasanya dianggap
Kabupaten Sleman yaitu SMA Negeri 1 tidak memadai atau tidak valid. Jadi
Godean (ketegori sekolah tinggi), SMA keseluruhan penilaian dari validator tersebut
Negeri 1 Prambanan (kategori sekolah dapat disimpulkan valid atau dengan kata lain
sedang), dan SMA Negeri 1 Seyegan layak.
(kategori sekalah rendah). Kategori ini Validator ahli evaluasi memutuskan 23
berdasarkan peringkat Ujian Nasional (UN) butir soal valid tanpa revisi dan 12 soal valid
tahun ajaran 2013/2014. dengan revisi, sedangkan validator ahli
Berdasarkan hasil uji coba luas di materi 30 soal valid tanpa revisi dan 5 soal
lapangan, analisis penguasaan keterampilan valid dengan revisi. Validator guru
proses sains dilakukan dengan mencari rerata memutuskan 33 butir soal valid tanpa revisi

Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio


Didaktika Biologi (2017), 1 (2), 123–134 133

dan 2 soal valid dengan revisi. Semua butir Simpulan


soal yang valid tanpa revisi dapat digunakan Dari hasil analisis dan pembahasan
langsung pada uji coba terbatas. Butir soal dapat dikemukakan beberapa simpulan
yang valid dengan revisi sebelum digunakan sebagai berikut: (1) Instrumen penilaian
pada uji coba terbatas, diperbaiki terlebih biologi untuk mengembangkan keterampilan
dahulu. Revisi dari ketiga validator ahli proses sains siswa SMA kelas X pada materi
tersebut kemudian diperbaiki dengan ekosistem dikatakan layak ditinjau dari
memperhatikan masukan dan saran pada karakteristik standar tes. Penilaian dari dosen
lembar validasi dan lembar soal. ahli diperoleh validitas isi Aiken’s V sebesar
Semua butir soal yang telah direvisi 0,86 dan dari guru diperoleh validitas isi
berdasarkan masukan dan saran validator Aiken’s V sebesar 0,92. Berdasarkan hasil uji
selanjutnya disusun kembali sehingga coba secara empiris diperoleh sebanyak 23
diperoleh produk instrumen penilaian yang butir soal fit dengan nilai goodness of fit
siap diujicobakan secara terbatas. Produk memiliki jangkauan dari 0,86 sampai dengan
instrumen penilaian yang berjumlah 35 butir 1,41. Reliabilitas soal diperoleh nilai 0,80
soal direduksi menjadi 23 butir soal. dengan kategori bagus dan tingkat kesukaran
Pada rubrik penilaian saran dan dengan rentang antara -1,47 sampai dengan
masukkan dari validator adalah skor 1,59; dan (2) Persentase tingkat penguasaan
penilaian. Awalnya skor penilaian adalah keterampilan proses sains sekolah dengan
Skor 4 jika jawaban benar dan alasan tepat, kategori tinggi adalah sebesar 76,64%;
Skor 3 jika jawaban benar dan alasan kurang sekolah dengan kategori sedang sebesar
tepat. Skor 2 jika jawaban benar dan alasan 73,71%; dan sekolah dengan kategori rendah
tidak tepat, skor 1 jika jawaban benar dan sebesar 70,12%.
tidak ada alasan dan jika jawaban salah dan
alasan tidak tepat, dan skor 0 jika jawaban Daftar Pustaka
salah dan tidak ada alasan. Saran dan Aiken, L.R. (1985). Three coefficients for
masukkan validator adalah skor 3 apabila analyzing the reliability and validity of
jawaban benar dan alasan benar, skor 2 ratings. Educational and
apabila jawaban benar dan alasan salah dan Psychological Measurement. 45, 132-
apabila jawaban salah dan alasan benar, skor 142.
1 apabila jawaban salah dan alasan salah, Akani, Omiko. (2015). Levels of Possession
skor 0 apabila tidak menjawab. of Science Process Skills by Final Year
Students of Colleges of Education in
2. Revisi Berdasarkan Uji Coba Terbatas South-Eastern States of Nigeria.
Berdasarkan uji coba terbatas, semua Journal of Education and Practice,
butir soal yang sebelumnya sudah divalidasi 6(27), 94-101.
oleh dosen ahli dan guru ketika dilaksanakan Arifin, Z. (2014). Evaluasi pembelajaran.
ujicoba terbatas sebanyak 23 butir soal Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
hasilnya memenuhi kriteria standar tes dan Azwar, S. (2014). Penyusunan skala
berada pada kategori diterima. Semua butir psikologi. Yogyakarta: Pustaka
soal yang diterima langsung dimasukkan Pelajar.
produk instrumen penilaian, sedangkan yang BSNP. (2006). Panduan penyusunan
berada pada kategori diperbaiki, dilakukan kurikulum tingkat satuan pendidikan
perbaikan sehingga menjadi produk jenjang pendidikan dasar dan
instrumen penilaian yang siap dipakai dalam menengah. Jakarta: BSNP.
uji coba luas (pengukuran). Semua perbaikan Bundu, P. (2006). Penilaian keterampilan
dilakukan sesuai dengan hasil validitas proses dan sikap ilmiah dalam
empiris, maka semua butir soal disusun dan pembelajaran sains SD. Jakarta:
dirakit kembali. Butir soal yang sudah dirakit Depdiknas Dirjen Dikti.
menjadi produk instrumen penilaian Chiappetta, E.L. & Koballa, T.R. (2010).
kemudian digunakan dalam uji coba luas. Science instruction in the middle and
secondary schools (7th ed.). Boston:
Pearson Education Inc.

Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio


134 Etty Nurmala Fadillah/Pengembangan Instrumen Penilaian.....

Hamalik, O. (2013). Proses belajar Sudjiono, A. (2011). Pengantar evaluasi


mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Kurniawan, E & Mutaqimah, E. (2009). Sumintono, B. & Widhiarso, W. (2014).
Penilaian. Jakarta: Depdiknas. Aplikasi model RASCH untuk
Republik Indonesia. (2008). Undang-undang penelitian ilmu-ilmu sosial. Cimahi:
RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Trim Komunikata Publishing House.
Sistem Pendidikan Nasional. Sukarno, Permanasari, A, & Hamidah, I.
Reynolds, C.R., Livingston, R.B., & Willson, (2013). The Profile of Science
V. (2010). Measurement and Process Skill (SPS) Student at
assessment in education (2nd ed.). Secondary High School (Case Study
Upper Saddle River: Pearson. in Jambi). International Journal of
Subali, B. & Suyata, P. (2012). Scientific Engineering and Research
Pengembangan item tes konvergen (USER), 1(1), 79-83.
dan divergen dan penyelidikannya Thiagarajan, S., Semmel, D.S. & Semmel,
secara empiris. Yogyakarta: Diandra. M.I. (1974). Instructional
Sudjana, N. (2005). Penilaian hasil proses development for training teachers of
belajar mengajar. Bandung: PT exceptional children. Minneapolis:
Remaja Rosdakarya. University Of Minneasota.

Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio

Anda mungkin juga menyukai