Anda di halaman 1dari 3

BENDA ASING PADA HIDUNG

No. Dokumen : 440/ / /DT.UKP/ Pusk-


BS/2018
No. Revisi : 01
Tgl. Mulai : 17 JULI 2018
DAFTAR Berlaku
TILIK Halaman : 1/1
UPK PUSKESMAS
BANJAR SERASAN

No. Kegiatan Ya Tidak Tidak


berlaku
1. Apakah Petugas melakukan anamnesis terhadap
pasien (Subjective)?
Keluhan
1. Hidung tersumbat
2. Onset tiba-tiba
3. Umumnya unilateral
4. Hiposmia atau anosmia
5. Setelah 2 – 3 hari, keluar sekret mukoid /
mukopurulen dan berbau di satu sisi hidung.
6. Dapat timbul rasa nyeri
7. Bila benda asing organik, terasa ada yang
bergerak-gerak di dalam rongga hidung. Khusus
untuk lintah, sumbatan pada hidung semakin
memberat setiap hari.
8. Adanya laporan dari pasien atau orang tua
mengenai adanya benda yang masuk atau
dimasukkan ke rongga hidung.Faktor Risiko
Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan
masuknya benda asing ke dalam rongga
hidung:
1. Umur: biasanya anak ≤ 5 tahun
2. Adanya kegagalan mekanisme proteksi yang
normal, misal: keadaan tidur,
kesadaran menurun, alkoholisme, epilepsi
3. Adanya masalah kejiwaan, emosi, dan
gangguan psikiatrik
2. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan
penunjang sederhana (Objective)?
Pemeriksaan Fisik
Pada rinoskopi anterior, nampak:
1. Benda asing
2. Sekret purulen (bila sudah berlangsung 2 – 3
hari)
Pemeriksaan Penunjang:

1/3
Foto Rontgen kranium (Schedel) posisi AP dan
lateral, bila diperlukan dan fasilitas tersedia

3. Apakah Petugas melakukan penegakan diagnosis


(Assessment)?
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
4. Apakah Petugas menentukan ada dan tidaknya
komplikasi?
Komplikasi
1. Obstruksi jalan napas akut akibat masuknya
benda asing ke saluran napas yang lebih distal
(laring, trakea).
2. Pada benda asing organik berupa larva /
ulat / lintah, dapat terjadi destruksi mukosa dan
kartilago hidung.
3. Benda asing baterai cepat merusak mukosa
sehingga dapat masuk ke dalam septum atau
konka inferior dalam beberapa jam dan
menyebabkan perforasi septum.
4. Pada benda asing berupa lalat (miasis
hidung), dapat terjadi invasi ke intrakranium
dan, walaupun jarang, dapat menyebabkan
meningitis yang fatal.
5. Apakah Petugas menyusun rencana penatalaksanaan
komprehensif (Plan)?
Penatalaksanaan
1. Non Medikamentosa
a. Tindakan ekstraksi benda asing secara
manual dengan menggunakan pengait tumpul
atau pinset. Dokter perlu berhati-hati agar tidak
sampai mendorong benda asing lebih dalam
sehingga masuk ke saluran napas bawah.
b. Untuk lintah, sebelum ekstraksi, teteskan air
tembakau ke dalam rongga hidung dan biarkan
5 menit hingga lintah terlebih dahulu terlepas
dari mukosa hidung.
2. Medikamentosa
Pemberian antibiotik per oral selama 5 hari bila
telah terjadi infeksi sekunder.

6. Apakah Petugas memberikan konseling dan edukasi?


Konseling dan Edukasi
1. Reassurance bahwa tidak ada kondisi
berbahaya bila segera dilakukan ekstraksi.
2. Sebelum tindakan dilakukan, dokter perlu
menjelaskan mengenai prosedur ekstraksi dan
meminta persetujuan pasien / orang tua (informed
consent).

2/3
3. Setelah benda asing berhasil dikeluarkan,
dokter dapat memberi beberapa saran yang
relevan untuk mencegah berulangnya kejadian
kemasukan benda asing ke hidung di kemudian
hari, misalnya:
a. Pada orang tua, dapat lebih berhati-hati
dalam meletakkan benda-bendayang mudah
atau sering dimasukkan ke dalam rongga hidung.
b. Pada anak, dapat diingatkan untuk
menghindari memasukkan benda-benda ke dalam
hidung.
c. Pada pekerja yang sering terpapar larva
atau benda-benda organik lain, dapat
menggunakan masker saat bekerja

7. Apakah Petugas menetapkan kriteria rujukan?


1.Pengeluaran benda asing tidak berhasil karena
perlekatan atau posisi benda asing sulit dilihat.
2. Pasien tidak kooperatif
8. Apakah Petugas menentukan prognosis?
Prognosis pada pasien pada umumnya bonam.

CR ............................................%
Pontianak,…………………
Pelaksana/Auditor

(………………..)

3/3

Anda mungkin juga menyukai