Anda di halaman 1dari 11

TUGAS IV

PENGOLAHAN SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI

PAN AMERICAN JIG

Dibuat sebagai Tugas Mata Kuliah Pengolahan Sumberdaya Mineral dan


Energi pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh
Muhammad Kahfi Habibi
03021181621011

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIIWIJAYA
2019
A. Pengertian Jig
Jig merupakan salah satu alat pemisahan yang berdasarkan perbedaan
berat jenis, bekrja secara mekanis yang menggunakan adanya perbedaan
kemampuan menerobos dari butiran yang akan dipisahkan terhadap suatu lapisan
pemisah (bed). Secara umum jig merupakan suatu tangki terbuka yang berisi air
dengan saringan horizontal terletak pada bagian atasnya dimana terdapat lapisan
pemisah.
Tangki jig dilengkapi dengan lubang pengeluaran konsentrat (spigot) pada bagian
bawahnya. Disaning itu jig juga memiliki suatu mekanisme penyebab terjadinya
tekanan (pulsion) yang diimbangi dengan pemakaian air tambahan.
Alat utama yang banyak dipakai dalam konsentrasi gravitasi salah satunya
adalah jig. Dalam jig, pemisahan mineral berharga (umumnya dengan
berat jenis tinggi) dari pengotornya (berat jenis rendah) dilakukan didalam suatu
aliran fluida. Lumpur (pulp) yang merupakan umpan (feed) disebarkan di
atas screen (pengayak) yang mana diatasnya disebarkan pula material lain (bed).
Berat jenis bed merupakan faktor yang cukup penting dan biasanya terletak di
antara mineral berat dan mineral ringan.
Aliran air ke atas (pulsion) dan aliran air ke bawah (suction) akan
membentuk getaran sedemikian rupa sehingga mineral-mineral berat akan akan
tertarik ke bawah sedang mineral-mineral ringan akan terdorong ke atas. Aliran
air ke atas dengan kecepatan yang cukup tinggi akan membuka bed dan mineral
akan terdorong ke atas. Pada aliran air ke bawah, bed akan tertutup, mineral-
mineral berat akan terperangkap di dalam bed. Proses ini berlangsung berulang-
ulang sehingga mineral berat dapat dipisahkan dari mineral ringan.
Gambar 1. Pan American Jig

Gambar 2. Pan American Jig di Instalasi Pencucian Bijih Timah Tb 1.42 Pemali
B. Bagian- Bagian Pan American Jig
1. Kompartemen Jig
Dinding tangki harus kaku dengan maksud untuk menghindari ikut
bergerakya dinding tangki ketika terjadi proses pulsion dan suction. Hal ini
apabila terjadi akan mempengaruhi keefektifan pukulan torak. Berikut merupakan
gambar kompartemen jig.
2. Jig Screen
Jig screen berguna untuk menahan batu Hematite agar tidak sampai turun ke
bawah dan dapat meloloskan bijih timah. Ukuran lubangnya harus lebih kecil dari
Hematite dan lebih besar dari bijih timah. Biasanya digunakan ukuran saringan
4x10 mm, dimana ukuran yang besar diletakkan melintang terhadap arah aliran
material, dengan tujuan agar lubang saringan tidak mudah tersumbat (buntu).
3. Jig Bed
Bed adalah lapisan material di atas saringan jig yang terdiri dari batu
Hematite atau bijih timah kasar yang berfungsi sebagai bahan perantara dalam
memisahkan bijih timah yang berat jenisnya besar dengan bijih yang memiliki
berat jenis yang lebih kecil. Besar butiran bed untuk jig primer adalah ø 9-12 mm
sedangkan jig sekunder (clean up) ø 6-9 mm. Untuk menghitung kebutuhan bed
jig per unit adalah :

H = A x t x BJ x jumlah cell

Keterangan :
A = Luas area/cell (m2)
T = Tinggi rooster (m)
Bj = 2,3 ton/m3

4. Afsluiter Underwater
Afsluiter underwater berfungsi untuk mengatur crossflow dan mengatur
pemasukan air ke tiap tangki jig dan menjaga keseimbangan air dalam jig. Air
ditambahkan dan dialirkan ke dalam jig dari sebelah bawah saringan. Selain itu,
fungsi terpenting dari afsluiter underwater ini adalah untuk mengontrol
pemisahan konsentrat dan tailing, sehingga tailing yang sudah masuk ke dalam jig
bed dapat terdorong kembali ke atas dan terdorong oleh aliran air horizontal di
atas kompartemen jig sebagai tailing. Afsluiter underwater ini juga berfungsi
sebagai air tambahan bagi jig yang berguna untuk membantu proses pulsion dan
suction.
5. Penggerak Jig
Alat-alat penggerak jig terdiri dari roll dan eksentrik, dimana roll berfungsi
untuk meneruskan gerakan eksentrik ke torak agar torak dapat terjadi proses
pulsion dan suction. Sedangkan eksentrik berguna untuk mendapatkan gerakan
pukulan yang sesuai dengan Standar Operasi Pencucian (SOP).
6. Membran Jig
Membran ini berfugsi untuk menyatukan bagian atas jig dengan bagian
bawah jig yang berbentuk konis agar tidak terjadi kebocoran dengan cara menutup
rapat antara keduanya menggunakan karet penghubung. Bagian ini tidak boleh di
cat karena dapat menyebabkan mudah retak atau bahkan pecah
7. Spigot
Spigot berfungsi untuk mengeluarkan konsentrat yang keluar dari suatu pipa
yang berada di bawah bagian jig. Biasanya ukuran diameter lubang spigot yang
digunakan adalah 3/8 inch – 1/2 inch.

C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi


Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja jig, antara lain :
1. Sifat-sifat umpan (feed), yakni:
a. Bentuk dan ukuran feed
Semakin besar (kasar) ukuran butir mineral, maka recovery semakin
tinggi. Tetapi ada satu hal yang harus diperhatikan, makin besar ukuran
partikel mineral makin makin cepat pula pemadatan padabed, sehingga
terjadi kebuntuhan yang mengakibatkan feed yang masuk berikutnya tidak
dapat menerobos bed.
b. Kadar mineral
Makin tinggi atau kaya kadar mineral berharga yang masuk
sebagai feed, maka recovery akan semakin tinggi. Dan makin banyak kadar
mineral pengganggu yang masuk sebagai feed pemisahan semakin sulit,
berarti perolehan recovery akan rendah.
c. Berat jenis mineral
Semakin tinggi berat jenis mineral berharga terhadap mineral
pengganggu maka recovery akan semakin tinggi.
2. Parameter-parameter proses jig
Pada proses pemisahan dengan menggunakan alat jig, terdapat beberapa
parameter yang mempengaruhi efektifitas kerja jig. Adapun parameter yang
mempengaruhi proses pemisahan tersebut antara lain :
a. Ukuran lubang spigot
Lubang spigot adalah suatu lubang yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya konsentrat hasil pemisahan. Besarnya ukuran lubang spigot ini
akan mempengaruhi volume air yang terdapat dalam tangki jig. Apabila
ukuran lubang spigot terlalu besar, maka volume air yang keluar melalui
lubang spigot akan menjadi besar.
b. Amplitudo membran atau frekuensi stroke
Amplitudo membran adalah jarak yang ditempuh oleh torak atau
membran dari awal dorongan (pulsion) hingga akhir hisapan (suction),
sedangkan frekuensi stroke merupakan banyaknya dorongan per menit. Bila
jumlah (rpm) pukulan besar, maka panjang langkahnya (amplitudo) lebih
pendek demikian sebaliknya.
c. Kecepatan aliran horizontal
Kecepatan aliran horizontal adalah kecepatan air yang mengalir di atas
lapisan bed . Fungsi kecepatan horizontal adalah untuk membawa material
ringan, baik yang berukuran besar ataupun kecil. Kecepatan aliran
horizontal ini sangat berpengaruh terhadap pengendapan mineral.
d. Ketebalan bed dan ukuran batu pada lapisan bed yang digunakan
Bed merupakan bahan padat yang terdiri dari lapisan batu hematite
yang digunakan sebagai media pemisah mineral berat pada jig. Ketebalan
dan ukuran bedsangat mempengaruhi hasil pemisahan dan tergantung
kepada mineral yang akan dipisahkan . Semakin tebal dan besar ukuran
butir bed, maka akan semakin sulit kecepatan aliran vertical ke atas untuk
mendorong lapisan bed, sehingga semakin sedikit partikel mineral berharga
yang mengendap sebagai konsentrat. Sebaliknya semakin tipis dan kecil
ukuran butir bed, maka ada kemungkinan aliran vertical ke atas akan
melontarkan bed, sehingga ruangan antara bed menjadi terlalu besar. Hal ini
menyebabkan mineral ringan yang berukuran besar akan menerobos
lapisan bed dan mengendap sebagai konsentrat, sehingga kadar konsentrat
menjadi rendah.
e. Volume air tambahan (Under water)
Selama proses pemisahan berlangsung dengan baik sesuai rencana, air
di dalam tangki ada yang masuk ada pula yang keluar. Air yang masuk
adalah air yang bercampur bersama feed dan air yang berasal dari header
tank (air tambahan). Sedangkan air yang keluar adalah air yang keluar
bersama-sama dengan tailing dan air yang keluar melalui spigot bersama
konsentrat.
f. Feeding dan proses padatan
Feeding adalah proses pemasukan bahan baku campuran mineral baik
bijih berharga atau mineral lainnya dengan mengalir kepermukaan jig, yang
disesuaikan dengan kapasitas alat pencucian. Distribusi feed dipermukaan
jig harus diatur dengan baik agar proses jigging dapat berjalan dengan
sempurna.
g. Jig screen
Jig screen merupakan saringan yang terbuat dari kawat (ketebalan
kawat 1,5 mm) yang dipasang diantara rooster bawah dan rooster atas.
Posisi pemasangan jig screen berpengaruh terhadap jumlah dan luas lubang
bukaan jig screen tersebut.
h. Motor jig
Motor jig merupakan motor penggerak stroke yang menyebabkan
terjadinya pulsion dan suction pada proses pemisahan. Penentuan daya atau
HP motor yang digunakan berdasarkan beban yang akan didorong pada
saat pulsion, jumlah putaran gear box dan panjang pukul motor yang
digunakan.
i. Kemiringan jig
Kemiringan jig berpengaruh terhadap kecepatan aliran horizontal pada
kondisi yang stabil, dengan perbandingan kemiringan jig 1:12, dalam artian
bila kemirinagan jig ditambah satu derajat maka kecepatan akan bertambah
dua belas kali dari kecepatan pada posisi jig yang datar.
j. Kecepatan aliran didalam jig tank
Kecepatan aliran didalam tangki jig berpengaruh terhadap proses
pengendapan mineral berharga. Apabila kecepatan aliran vertikal keatas
akibat pulsionlebih besar dari kecepatan jatuh butir mineral berharga, maka
mineral berharga tidak memiliki kesempatan untuk turun mengendap
sebagai konsentrat. Sebaliknya jika kecepatan aliran vertikal ke atas terlalu
kecil maka kadar konsentrat akan menjadi rendah. Hal ini disebabkan
karena mineral pengotor yang kecepatan jatuhnya juga kecil akan turun
sebagai konsentrat.

D. Prinsip Jigging
Pada proses jigging terjadi gerakan tekanan (pulsion) dan isapan (suction)
akibat gerakan naik turun membran. Apabila terjadi pulsion maka bed akan
terdorong naik. Sehingga batuan pada lapisan bedakan merenggang karena adanya
tekanan. Kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh mineral berat untuk
menerobos bed masuk ke tangki sebagai konsentrat sedangkan mineral ringan
akan terbawa oleh aliran horizontal diatas permukaan bed dan akan
terbuang sebagai tailing.
Pada saat terjadi suction, bed menutup kembali sehingga mineral berat
berukuran besar dan mineral ringan berukuran besar tidak berpeluang masuk ke
tangki. Jadi mineral berat berukuran besar akan mengendap diatas bed untuk
menunggu kesempatan pulsion berikutnya, sedangkan mineral ringan berukuran
besar akan terbawa aliran arus horizontal. Pada pemisahan partikel mineral dalam
prosesjigging dipengaruhi tiga faktor, antara lain:
1. Differential Acceleration
Pada awal jatuhnya mineral pada suatu fluida maka akan terjadi dua proses
yaitu, mineral dengan berat jenis yang besar akan lebih cepat jatuh dibandingkan
mineral yang memiliki berat jenis yang ringan. Differential acceleration
merupakan faktor perbedaan kecepatan jatuh partikel mineral ke bed, karena
adanya gerakan yang terjadi pada alat jig. Hal ini akan menyebabkan partikel
mineral yang memiliki berat jenis besar akan memiliki kecepatan jatuh yang lebih
besar. Pada proses ini kecepatan dari mineral hanya dipengaruhi oleh berat jenis
mineral dan berat jenis fluida. Dan tidak dipengaruhi oleh ukuran dari mineral
(karena kondisi berlangsung pada free settling).
2. Hindered settling classification
Hindered settling adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh gaya pulsion
(pukulan) dansuction (hisapan) dari panjang pukulan yang mengakibatkan
timbulnya hentakan pada suatu medium yang mengakibatkan adanya perubahan
kecepatan pengendapan partikel pada suatu pulb (suspensi)yang bergejolak.
Partikel-partikel yang memiliki bentuk ukuran dan berat jenis yang berbeda, akan
memiliki kecepatan pengendapan yang berbeda. Dimana bentuk ukuran dan berat
jenis partikel akan menentukan besarnya gaya pengendapan (∑F) dari suatu
partikel. Hal ini dapat dilihat pada persamaan di bawah ini menurut Pryor, E. J,
1965.
Pada kondisi hindered settling besarnya gaya pulsion (Fpulsion) akan
diteruskan sama besar untuk setiap partikel. Partikel dengan gaya pengendapan
lebih besar dari gaya pulsion (∑F > FPulsion), akan tetap tenggelam. Sedangkan
partikel dengan gaya pengendapan yang lebih kecil dari gaya pulsion (∑F <
FPulsion), akan terangkat menuju permukaan fluida. Hal ini akan menimbulkan
perbedaan kecepatan pengendapan partikel.
Pada awal jatuhnya mineral menuju medium pemisah (fluida) nilai terminal
velocity dari mineral akan menentukan posisi dari mineral pada proses
pemisahan.
3. Consolidation trickling
Consolidation trickling pada akhir jatuh merupakan suatu keadaaan pada
saatsuction dari bed. Bed akan merapat sehingga mineral yang mempunyai ukuran
butir yang kecil dengan berat jenis besar akan mempunyai kesempatan untuk
menerobos celah-celah dari bed. Sedangkan mineral besar dengan berat jenis kecil
tidak sanggup berpindah karena pengaruh perbedaan kecepatan pengendapan
mineral dengan bed. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut.Dari
ketiga proses tersebut terjadilah proses pemisahan mineral yang memiliki
perbedaan dalam berat jenis pada jig. Pada pemisahan mineral tersebut, perbedaan
dari nilai terminal velocity dari suatu mineral menjadi faktor yang utama pada
proses pemisahan.

E. Mekanisme Kerja
Cara kerja dari alat ini di mana pertama umpan masuk melalui
lubang jig yang disebut pulp, umpan dimasukan bersama aliran fluida. Saat
umpan masuk rag setelah bergerak naik dan turun yang disebut pulsion dan
suction di bantu dengan hutch water. Fungsi hucth water pada konsentrasi jig:
1. Untuk meminimalisir ruangan yang vakum pada saat suction sehingga
hisapan akibat suction berkurang
2. Menambah air untuk memperkirakan apakah suatu mineral akan dapat
dipisahkan dengan baik atau tidak dari mineral lainnya adalah dengan cara
mengetahui kriteria concentration.
Adapun agar mendapatkan hasil yang lebih baik rag yang digunakan harus
memiliki berat jenis diantara mineral ringan dan berat yang akan dipisahkan. Jika
Ukuran rag yang besar akan memberikan celah yang besar, sehingga mineral berat
lebih bebas bergerak turun dan akan menambah jumlah konsentrat. Rag yang
terlalu tebal akan menyulitkan partikel-partikel untuk lolos pada lapisan rag dan
ini akan mengurangi konsentrat. Fungsi rag pada jig antara lain :
1. Meratakan dorongan ke atas selama pulsion, sekaligus mencegah dorongan
sebagian.
2. Sebagai pengatur atau pengendali dan mencegah mineral ringan lewat
menuju konsentrat.
3. Pada saat pulsion, lapisan ditambah mineral akan membentuk
suspense sehingga membuat kondisi hindered settling, dengan
perbandingannya yang sangat besar.
4. Mencegah lolosnya mineral ringan.
Sehingga dapa dibuat mekanisme nya sebagai berikut :
Umpan berupa slurry dengan 25% - 45% padatan masuk pada salah satu
ujung jig mengalir membentuk arus horizontal dipermukaan jig.Partikel – partikel
terutama yang berbutir halus terbawa arus dan keluar pada ujung yang
lainnya.Pengendapan partikel pada arus horizontal ini mengikuti mekanisme
pengendapan seperti pada palong.
Partikel – partikel yang mengendap dari arus horizontal masuk kedaerah
dimana jigging bekerja yaitu daerah antara arus horizontal dan ayakan.
Mekanisme jigging seperti percepatan differensial hindered settling dan
trickling bekerja didaerah tersebut yang dapat dibedakan antara daerah roughing
sebelah atas dan daaerah separating dibawahnya.Partikel – partikel didaerah
roughing terutama terdiri dari partikel middling dan partikel mineral ringan yang
berusaha masuk kedaerah separating. Mineral ringan didorong keatas memasuki
daerah tertransportasi dan terbawa arus horizontal.Middling memiliki peluang
masuk kedaerah separating, daerah separating dengan mudah menerima mineral
berat dan berusaha mendorong keatas middling.Consolidation trickling terjadi
didaerah ini, mineral berat dan besar dengan cepat mencapai permukaan ayakan
diikuti mineral berat kecil melalui daerah roughing dan separating, dan dengan
mekanisme consolidation trickling melewati mineral berat besar.

Anda mungkin juga menyukai