Oleh
Muhammad Kahfi Habibi
03021181621011
Gambar 2. Pan American Jig di Instalasi Pencucian Bijih Timah Tb 1.42 Pemali
B. Bagian- Bagian Pan American Jig
1. Kompartemen Jig
Dinding tangki harus kaku dengan maksud untuk menghindari ikut
bergerakya dinding tangki ketika terjadi proses pulsion dan suction. Hal ini
apabila terjadi akan mempengaruhi keefektifan pukulan torak. Berikut merupakan
gambar kompartemen jig.
2. Jig Screen
Jig screen berguna untuk menahan batu Hematite agar tidak sampai turun ke
bawah dan dapat meloloskan bijih timah. Ukuran lubangnya harus lebih kecil dari
Hematite dan lebih besar dari bijih timah. Biasanya digunakan ukuran saringan
4x10 mm, dimana ukuran yang besar diletakkan melintang terhadap arah aliran
material, dengan tujuan agar lubang saringan tidak mudah tersumbat (buntu).
3. Jig Bed
Bed adalah lapisan material di atas saringan jig yang terdiri dari batu
Hematite atau bijih timah kasar yang berfungsi sebagai bahan perantara dalam
memisahkan bijih timah yang berat jenisnya besar dengan bijih yang memiliki
berat jenis yang lebih kecil. Besar butiran bed untuk jig primer adalah ø 9-12 mm
sedangkan jig sekunder (clean up) ø 6-9 mm. Untuk menghitung kebutuhan bed
jig per unit adalah :
H = A x t x BJ x jumlah cell
Keterangan :
A = Luas area/cell (m2)
T = Tinggi rooster (m)
Bj = 2,3 ton/m3
4. Afsluiter Underwater
Afsluiter underwater berfungsi untuk mengatur crossflow dan mengatur
pemasukan air ke tiap tangki jig dan menjaga keseimbangan air dalam jig. Air
ditambahkan dan dialirkan ke dalam jig dari sebelah bawah saringan. Selain itu,
fungsi terpenting dari afsluiter underwater ini adalah untuk mengontrol
pemisahan konsentrat dan tailing, sehingga tailing yang sudah masuk ke dalam jig
bed dapat terdorong kembali ke atas dan terdorong oleh aliran air horizontal di
atas kompartemen jig sebagai tailing. Afsluiter underwater ini juga berfungsi
sebagai air tambahan bagi jig yang berguna untuk membantu proses pulsion dan
suction.
5. Penggerak Jig
Alat-alat penggerak jig terdiri dari roll dan eksentrik, dimana roll berfungsi
untuk meneruskan gerakan eksentrik ke torak agar torak dapat terjadi proses
pulsion dan suction. Sedangkan eksentrik berguna untuk mendapatkan gerakan
pukulan yang sesuai dengan Standar Operasi Pencucian (SOP).
6. Membran Jig
Membran ini berfugsi untuk menyatukan bagian atas jig dengan bagian
bawah jig yang berbentuk konis agar tidak terjadi kebocoran dengan cara menutup
rapat antara keduanya menggunakan karet penghubung. Bagian ini tidak boleh di
cat karena dapat menyebabkan mudah retak atau bahkan pecah
7. Spigot
Spigot berfungsi untuk mengeluarkan konsentrat yang keluar dari suatu pipa
yang berada di bawah bagian jig. Biasanya ukuran diameter lubang spigot yang
digunakan adalah 3/8 inch – 1/2 inch.
D. Prinsip Jigging
Pada proses jigging terjadi gerakan tekanan (pulsion) dan isapan (suction)
akibat gerakan naik turun membran. Apabila terjadi pulsion maka bed akan
terdorong naik. Sehingga batuan pada lapisan bedakan merenggang karena adanya
tekanan. Kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh mineral berat untuk
menerobos bed masuk ke tangki sebagai konsentrat sedangkan mineral ringan
akan terbawa oleh aliran horizontal diatas permukaan bed dan akan
terbuang sebagai tailing.
Pada saat terjadi suction, bed menutup kembali sehingga mineral berat
berukuran besar dan mineral ringan berukuran besar tidak berpeluang masuk ke
tangki. Jadi mineral berat berukuran besar akan mengendap diatas bed untuk
menunggu kesempatan pulsion berikutnya, sedangkan mineral ringan berukuran
besar akan terbawa aliran arus horizontal. Pada pemisahan partikel mineral dalam
prosesjigging dipengaruhi tiga faktor, antara lain:
1. Differential Acceleration
Pada awal jatuhnya mineral pada suatu fluida maka akan terjadi dua proses
yaitu, mineral dengan berat jenis yang besar akan lebih cepat jatuh dibandingkan
mineral yang memiliki berat jenis yang ringan. Differential acceleration
merupakan faktor perbedaan kecepatan jatuh partikel mineral ke bed, karena
adanya gerakan yang terjadi pada alat jig. Hal ini akan menyebabkan partikel
mineral yang memiliki berat jenis besar akan memiliki kecepatan jatuh yang lebih
besar. Pada proses ini kecepatan dari mineral hanya dipengaruhi oleh berat jenis
mineral dan berat jenis fluida. Dan tidak dipengaruhi oleh ukuran dari mineral
(karena kondisi berlangsung pada free settling).
2. Hindered settling classification
Hindered settling adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh gaya pulsion
(pukulan) dansuction (hisapan) dari panjang pukulan yang mengakibatkan
timbulnya hentakan pada suatu medium yang mengakibatkan adanya perubahan
kecepatan pengendapan partikel pada suatu pulb (suspensi)yang bergejolak.
Partikel-partikel yang memiliki bentuk ukuran dan berat jenis yang berbeda, akan
memiliki kecepatan pengendapan yang berbeda. Dimana bentuk ukuran dan berat
jenis partikel akan menentukan besarnya gaya pengendapan (∑F) dari suatu
partikel. Hal ini dapat dilihat pada persamaan di bawah ini menurut Pryor, E. J,
1965.
Pada kondisi hindered settling besarnya gaya pulsion (Fpulsion) akan
diteruskan sama besar untuk setiap partikel. Partikel dengan gaya pengendapan
lebih besar dari gaya pulsion (∑F > FPulsion), akan tetap tenggelam. Sedangkan
partikel dengan gaya pengendapan yang lebih kecil dari gaya pulsion (∑F <
FPulsion), akan terangkat menuju permukaan fluida. Hal ini akan menimbulkan
perbedaan kecepatan pengendapan partikel.
Pada awal jatuhnya mineral menuju medium pemisah (fluida) nilai terminal
velocity dari mineral akan menentukan posisi dari mineral pada proses
pemisahan.
3. Consolidation trickling
Consolidation trickling pada akhir jatuh merupakan suatu keadaaan pada
saatsuction dari bed. Bed akan merapat sehingga mineral yang mempunyai ukuran
butir yang kecil dengan berat jenis besar akan mempunyai kesempatan untuk
menerobos celah-celah dari bed. Sedangkan mineral besar dengan berat jenis kecil
tidak sanggup berpindah karena pengaruh perbedaan kecepatan pengendapan
mineral dengan bed. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut.Dari
ketiga proses tersebut terjadilah proses pemisahan mineral yang memiliki
perbedaan dalam berat jenis pada jig. Pada pemisahan mineral tersebut, perbedaan
dari nilai terminal velocity dari suatu mineral menjadi faktor yang utama pada
proses pemisahan.
E. Mekanisme Kerja
Cara kerja dari alat ini di mana pertama umpan masuk melalui
lubang jig yang disebut pulp, umpan dimasukan bersama aliran fluida. Saat
umpan masuk rag setelah bergerak naik dan turun yang disebut pulsion dan
suction di bantu dengan hutch water. Fungsi hucth water pada konsentrasi jig:
1. Untuk meminimalisir ruangan yang vakum pada saat suction sehingga
hisapan akibat suction berkurang
2. Menambah air untuk memperkirakan apakah suatu mineral akan dapat
dipisahkan dengan baik atau tidak dari mineral lainnya adalah dengan cara
mengetahui kriteria concentration.
Adapun agar mendapatkan hasil yang lebih baik rag yang digunakan harus
memiliki berat jenis diantara mineral ringan dan berat yang akan dipisahkan. Jika
Ukuran rag yang besar akan memberikan celah yang besar, sehingga mineral berat
lebih bebas bergerak turun dan akan menambah jumlah konsentrat. Rag yang
terlalu tebal akan menyulitkan partikel-partikel untuk lolos pada lapisan rag dan
ini akan mengurangi konsentrat. Fungsi rag pada jig antara lain :
1. Meratakan dorongan ke atas selama pulsion, sekaligus mencegah dorongan
sebagian.
2. Sebagai pengatur atau pengendali dan mencegah mineral ringan lewat
menuju konsentrat.
3. Pada saat pulsion, lapisan ditambah mineral akan membentuk
suspense sehingga membuat kondisi hindered settling, dengan
perbandingannya yang sangat besar.
4. Mencegah lolosnya mineral ringan.
Sehingga dapa dibuat mekanisme nya sebagai berikut :
Umpan berupa slurry dengan 25% - 45% padatan masuk pada salah satu
ujung jig mengalir membentuk arus horizontal dipermukaan jig.Partikel – partikel
terutama yang berbutir halus terbawa arus dan keluar pada ujung yang
lainnya.Pengendapan partikel pada arus horizontal ini mengikuti mekanisme
pengendapan seperti pada palong.
Partikel – partikel yang mengendap dari arus horizontal masuk kedaerah
dimana jigging bekerja yaitu daerah antara arus horizontal dan ayakan.
Mekanisme jigging seperti percepatan differensial hindered settling dan
trickling bekerja didaerah tersebut yang dapat dibedakan antara daerah roughing
sebelah atas dan daaerah separating dibawahnya.Partikel – partikel didaerah
roughing terutama terdiri dari partikel middling dan partikel mineral ringan yang
berusaha masuk kedaerah separating. Mineral ringan didorong keatas memasuki
daerah tertransportasi dan terbawa arus horizontal.Middling memiliki peluang
masuk kedaerah separating, daerah separating dengan mudah menerima mineral
berat dan berusaha mendorong keatas middling.Consolidation trickling terjadi
didaerah ini, mineral berat dan besar dengan cepat mencapai permukaan ayakan
diikuti mineral berat kecil melalui daerah roughing dan separating, dan dengan
mekanisme consolidation trickling melewati mineral berat besar.