TKP 270214
K03-GROWTH MINDSET
DOSEN PENGASUH : Ir. Mukiat, MS
Ir. Makmur Asyik, MS
2014
SUB POKOK BAHASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
BACAAN
Dulu, untuk memotret, kita harus menggunakan film rol yang dibeli
terpisah dengan kamera. Sekarang, usaha yang dirintis oleh Kodak dan Fuji
film tersebut mengalami kemunduran digantikan dengan kamera-kamera
digital. Dan kini, kamera pun terancam oleh handphone yang juga
dilengkapi dengan kamera. Hal serupa juga dialami oleh produsen mesin
tik yang diganti dengan komputer, mesin faksimili yang diganti dengan
internet, dan Nokia yang diganti dengan BlackBerry.
Pola pikir memberi tahu kita bagaimana hidup ini harus dimainkan,
yang akhirnya akan menentukan apakah kita akan berhasil atau tidak.
Misalnya, ada pola pikir yang mengatakan “Kehidupan ini sangat keras dan
aku harus berjuang hanya sekedar untuk hidup pas-pasan”. Atau kita
mungkin memiliki pola pikir yang lebih positif, seperti “Aku punya
kemampuan yang hebat dan orang-orang ingin bekerja sama denganku”.
PARADIGMA,
Perubahan pola pikir berarti juga berubah dari satu pola pikir kepada
pola pikir yang lain. Dari pola pikir negatif ke pola pikir yang lebih positif,
dari pecundang menjadi pemenang, dari statis menjadi kreatif, dari
konsumtif menjadi produktif, dan dari pekerja menjadi entrepreneur.
Seorang manusia melakukan self-talk sebanyak 55.000 s/d 60.000
kali/hari. Sayangnya 77% statement yang diucapkan bersifat negatif dan
melemahkan diri kita (Deepak Chopra). Contoh,
JIWA ENTREPRENEUR
1 I O
2 I O
3 I O
4 I O
5 I O
6 I O
7 I O
8 I O
9 I O
10 I O
Keterangan,
I = untuk benda-benda pribadi yang Anda klasifikasikan sebagai barang
modal (investasi)
O = untuk benda-benda pribadi yang Anda klasifikasikan sebagai barang
konsumsi.
Bila kita menganggap bahwa diri kita sudah terlalu tua untuk memulai
usaha, maka ingatlah kisah sukses Colonel Sanders, pemilik waralaba
KFC yang mendunia. Dia memulai usahanya pada saat dia berumur 70
tahun, dan memetik hasil yang gemilang hanya dalam waktu sepuluh tahun
kemudian.
Bila kita menganggap tidak berbakat bisnis atau terlalu muda, makan
ingatlah bahwa banyak pebisnis skala nasional seperti Sunaryo Suhadi
(pengusaha energy), Cak Eko (Bakso Malang Kota Cak Eko), Hendy
Setiono (Kebab Baba Rafi), dan lain-lain, dulunya juga merasa tidak
berbakat bisnis. Mereka berbisnis sejak mahasiswa. Hanya motivasi dan
kemauan yang keras untuk mandirilah yang membuat mereka mampu
mengatasi hambatan mental tersebut.
Bila kita menganggap bahwa kita tidak (belum) punya modal yang
cukup untuk memulai usaha, maka ingatlah bahwa kegigihan dan inovasi
kreasi intelektual adalah modal utama yang jauh lebih berharga dari
sekedar uang. Bill Gates memulai bisnis Microsoft-nya dari garasi dan tanpa
modal uang besar, demikian juga awal mulanya Google, YouTube, Yahoo,
dan sebagainya. Di Indonesia, Femina Group dan Mustika Ratu juga
dimulai dari garasi dapur rumah para pendirinya. Bahkan pabrik rokok
Gudang Garam didirikan oleh Alm. Tjoa Ing Hwie dengan modal dengkul.
INGATLAH!
Saat balita, kita mampu berjalan karena motivasi yang
kuat untuk bisa berjalan. Kita mampu karena tidak
banyak berpikir negatif akan risiko, takut jatuh, dan
sebagainya. Demikian juga seharusnya pola pikir saat
memulai usaha, yaitu harus optimis dan percaya diri
dengan pola pikir positif.
Oleh karena itu, marilah kita singkirkan pikiran negatif yang muncul
dalam benak kita. Menurut Deepak Chopra, setiap hari manusia melakukan
self-talk sebanyak 55.000 sampai 60.000 kali. Dan sayangnya, 77% isi
monolog itu bersifat negatif dan melemahkan diri sendiri. Saat kita
membaca koran – tentang PHK, kenaikan harga makanan, biaya
transportasi, dan lain-lain – maka pikiran kita terinduksi untuk berpikir
negatif, “Wah, ekonomi semakin berat, kebutuhan hidup semakin mahal.”
Saat melihat orang lain sukses, maka timbul pikiran negative dalam
kehidupan seperti “saya kurang sukses,” “saya sudah terlambat untuk
berubah dan menjadi orang sukses,” atau “mereka sukses karena mencuri.”
Untuk memulai usaha, kita hanya butuh 3M, yaitu, Motivasi yang
kuat, Mindset yang tepat (produktif, kreatif, positif), dan Make it (Just
do it - lakukan saja). Untuk meningkatkan motivasi dalam usaha, setting-
lah hasrat Anda (Impian atau cita-cita anda) agar berusaha seperti hasrat
ketika Anda sedang jatuh cinta. Pupuklah hasrat tersebut dengan
membayangkan bahwa seorang entrepreneur akan mempunyai waktu yang
luang dan uang yang lapang. Sementara seorang karyawan, meskipun
banyak uang, dia tidak memiliki kemerdekaan dalam mengatur hidupnya.
Persaingan saat ini sangat ketat, sangat cepat berubah dan sangat
komplek. Peluang bisnis datang dan juga hilang sangat cepat. Ide bisnis
bila tidak segera direalisasikan akan jadi tidak berguna dalam waktu
kurang dari 6 bulan. Apalagi yang berhubungan dengan dunia online. Ide
yang dianggap baru, fresh dan kreatif akan cepat menjadi basi.
Dalam menciptakan ide bisnis kita dituntut untuk selalu berpikir kreatif
dan keluar dari kotak. Hindari membangun bisnis dengan berkaca dari
kesuksesan orang lain kecuali Anda punya inovasi lebih yang bisa menarik
pelanggan dan unik.
1. RISET,
Pelajari mekanisme bisnis Anda secara detail mulai dari hulu sampai hilir.
Cari informasi sebanyak mungkin dari manapun, dengarkan cerita teman
Anda yang sudah sukses karena Anda bisa mempelajari bagaimana
meraih kesuksesan dari orang yang Anda percaya yaitu teman Anda
sendiri.
4. BERANI GAGAL,
Selalu siap untuk mengambil jalan yang sama sekali berbeda dengan
orang lain dan selalu siap dengan resiko yang dihadapi. Yakinlah dengan
jalan yang Anda ambil. Jadikan kesuksesan orang lain sebagai motivasi
diri sendiri dan ikuti proses bagaimana dia bisa menjadi sukses tapi akan
lebih baik bila kita tidak ikuti ide bisnisnya. Cari ide lain yang sama sekali
beda.
PENGERTIAN,
VISI, adalah gambaran kondisi masa depan dari suatu organisasi yang
belum tampak sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca
oleh setiap organisasi (anggota organisasi).
MISI, keseluruhan tugas pokok yang dijabarkan dari tujuan startegik
untuk mewujudkan visi organisisasi.
PENGERTIAN LAIN,
VISI,
Adalah sebuah gambaran akan masa depan yang Idial, atau cita-cita
mulia tentang situasi masa depan yang jauh dimuka,
Semakin jelas Visi tersebut diungkapkan, akan semakin fokus & jelas
arah yang akan dituju.
MISI,
Adalah sebagai sebuah sistem dasar untuk pelaksanaan Visi, atau
dapat juga dikatakan sebagai Komitmen tertentu, fungsi yang khas
atau tugas yang spesial yang akan dilakukan demi tercapainya
sebuah Visi (Tujuan/Impian) tertentu.
Dengan kata lain, misi adalah panduan utama dalam melaksanakan
segala upaya atau kegiatan untuk mencapai Visi (Tujuan/Impian),
MENYUSUN VISI
Visi yang baik (Vision of success), deskripsi tentang apa yang ingin
dicapai oleh organisasi setelah organisasi tersebut
mengimplementasikan strateginya dan mencapai potensi sepenuhnya.
Memiliki dua unsur utama, yaitu ideologi inti dan menggambarkan masa
depan.
Empat komponen
Visi dibangun berdasarkan nilai inti
Visi perlu mengelaborasi tujuan organisasi
Visi perlu memasukkan gambaran singkat mengenai bagaimana cara
organisasi mencapai tujuannya
Visi perlu merumuskan sasaran umum
MENYUSUN MISI
Pernyataan misi bersifat eksternal, fokus pada pasar dan pelanggan, dan
menspesifikasikan pada usaha tertentu.
Menjelaskan masa depan yang Idial atau sebuah gambaran hari esok
yang paling didambakan sehingga setiap kali kita membacanya
membuat kita merasa pantas untuk memberikan pengorbanan dan
investasi waktu, tenaga, emosi, perasaan dan biaya.
Visi & Misi akan menjadi panduan dalam menyusun strategi dan
melaksanakan tindakan taktis sehari-hari,
Sebagai acuan bagi setiap individu dalam memahami tujuan dan arah
organisasi, dan membatasi mereka yang tidak memahami tujuan dan
arah organisasi tersebut secara lebih jauh turut serta dalam kegiatan
orgainsasi.
Produk atau jasa yang disediakan usaha ini dapat memberikan manfaat
setidak-tidaknya sama dengan harganya.
Tekonologi yang digunakan dalam produk atau jasa yang biaya dan
kualitas bersaing.
Dengan kerja keras dukungan pihak-pihak lain, bisnis tidak saja dapat
bertahan melainkan juga tumbuh dan memberikan keuntungan.
Filosofi manajemen dari bisnis ini akan menghasilkan citra yang baik
dimata publik dan akan memberikan imbalan keuangan dan psikologis
bagi mereka yang bersedia menginvestasikan tenaga dan dana dalam
membantu bisnis untuk berhasil.
Strategi, adalah sebuah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan
organisasi untuk mencapai tujuan.
Sederhana (Simple)
Terukur (measurable)
Terjangkau (reasurable)
Beralasan (Reasonable)
Ambisius
Periode waktu (time Frame)
Bersifat strategis (Strategic)
Adanya kejalasan (reality)
Kondisikan usaha yang akan datang (prespectif)
Komunikatif (comunication)
Apakah anda sudah mempelajari apa yang perlu anda ketahui guna
mencapai Inpian tersebut.
KARAKTERISTIK IMPIAN
1. IMPIAN HARUS BESAR,
Setelah anda menentukan Impian, sesuatu dalam diri anda mulai
berkata, “Ayo .., ayo …”. Jangan membuat rencana yg kecil karena
tidak akan mampu mengobarkan jiwa manusia. Cara anda melihat
kehidupan (sikap) akan menentukan apa yang anda peroleh dari sana.
Karena, setiap orang tidak akan tertarik dgn pekerjaan anda, spt yg
anda rasakan, kadang-kadang mungkin anda merasa bahwa
beberapa orang sengaja merintangi atau menghambat langkah anda,
tetapi kenyataannya orang terbesar yg menghambat anda adalah Diri
anda sendiri.
Saya waktu masih menjadi pengusaha kecil, tentu mimpi juga menjadi
seorang pengusaha besar. Karena saya lihat pengusaha besar itu enak
sekali, bebas, mau apa saja bisa, mau beli apa saja bisa, tetapi saya juga
sadar bahwa tidak bisa usaha itu tiba-tiba besar. Harus ada unsur
kesabaran, tetapi tidak boleh sabar dalam pengertian menyerah. Biasanya
kita akan menekuni dulu apa yang sekarang ada, jangan juga bermimpi
terlalu banyak, mengerjakan ini, itu, ini, itu, ini, itu, akhirnya tidak fokus,
maka yang saya lakukan adalah menekuni apa yang saya tekuni saat itu,
sampai betul-betul saya menguasai, mendalami, menjiwai. Mimpi pun
mimpi tentang bisnis yang saya lakukan siang malam dan akhirnya timbul
ide-ide baru, timbul pikiran-pikiran baru.
Biasanya orang merasa sulit, apa lagi yang harus diperbuat. Apa lagi
yang bisa mengembangkan. Tetapi kalau sungguh-sungguh dipikirkan
siang malam, pintu itu terbuka sendiri. Kalau pintu tidak terbuka, sebaiknya
kita merenung diri apakah kita yang kurang memikirkan. Jadi intinya adalah
sungguh-sungguh.
Jadi, intinya adalah bagi yang masih menjadi pengusaha kecil, jangan
berpikir yang terlalu macam-macam. Nanti baru menjadi pengusaha kecil
terus sudah terpikir untuk menjadi tim sukses politik. Masih jadi pengusaha
kecil sudah berpikir, kok enak jadi caleg. Masih pengusaha kecil berpikir
mau menjadi orang politik, itu akan membuat usaha itu gagal. Lebih baik
usaha dulu berhasil, kayak saya lah. Saya sekarang kan jadi orang
pemerintah tetapi saya tidak memimpikan jadi menteri. Saya awalnya hanya
menekuni usaha yang juga sangat kecil, hampir mati, tapi lama-lama besar,
lama-lama serius, dan ketika usaha sudah besar, anak sudah besar, usaha
saya serahkan kepada anak-anak saya, saya jadi pengangguran. Tapi toh
orang melihat, “Lho, Pak Dahlan ini kok jadi pengangguran?”. Kemudian
Bapak Presidan meminta saya menjadi Dirut PLN, saya menolak, tetapi
beliau minta betul saya menjadi Dirut PLN, saya hanya mau tiga tahun, tidak
mau lima tahun, tapi belum dua tahun Bapak Presiden sudah minta saya
menjadi menteri, dan saya sebetulnya juga tidak mau tetapi beliau bilang
harus jadi menteri. Begitulah. Tapi awalnya sangat sulit juga.
Jadi, jangan melihat saya sekarang, tetapi lihatlah saya sepuluh tahun
pertama ketika umur 28 sampai umur 38. Itu saya bekerja lebih dari 16 jam
satu hari. Tidur hanya tiga, empat jam selama sepuluh tahun terus menerus.
Tidak ada hari sabtu, tidak ada hari minggu, dan banyak orang sudah lupa
awal-awal waktu menjadi pengusaha. Banyak orang mengatakan, “Iya, Pak
Dahlah kan enak, sudah besar”. Iya, sekarang. Tapi, sepuluh tahun pertama
sama seperti para pengusaha kecil sekarang, sengsaranya bukan main.
Tapi kan kita tahu itu ada film yang bagus. Judulnya sengsara membawa
nikmat. Ya harus sengsara dulu baru nanti nikmat, daripada nikmat dulu
baru sengsara?
Jadi menteri bagaimana? Sama saja. Tidak enak. Apa lagi tiap hari
dihujat orang, sudah kerja juga nggak dipuji, berprestasi juga seperti nggak
ada artinya. Saya tetep menganggap bahwa jadi pengusaha lah saat-saat
paling membahagiakan karena kemerdekaan ada di kita, mau jungkir balik
terserah kita, dan pengusaha adalah manusia yang sangat medeka, dan
peranannya bagi Negara, pengusaha lebih besar.
Demikian pulalah dengan faktor Impian itu. Ia melekat pada diri Anda
masing-masing dan baru menjadi faktor Impian kalau ia berhasil
menemukan pintunya. Celakanya, di dunia ada ribuan atau bahkan jutaan
pintu yang pasangannya berbeda. Maka, temukan dan ketuklah pintu-pintu
itu.
Sikap Anda terhadap “pintu” itu akan tercermin pada apa yang Anda
dapatkan. Sikap itu adalah sebuah pilihan. Pilihannya bermacam-macam,
Ada yang mendiamkan saja. Dia adalah orang yang percaya diri dengan
“bakat”-nya dan membiarkan “pintu” menemukan dirinya. Kalau dia
beruntung, bisa saja dia berhasil. Namun faktanya, sedikit sekali orang
yang berhasil menggunakan cara ini.
Mengirim sinyal positif. Orang kedua ini sepertinya diam dan menunggu
pintu mendatanginya, tetapi sesungguhnya ia tidak diam. Dia
mengirimkan signal agar “pintu” itu bergerak menghampirinya. Dengan
kata lain, dia mengetuk “pintu” itu dengan bahasa tubuhnya. Apakah itu
penampilannya yang menarik, suaranya yang khas, dan sebagainya.
Mencari pintu, mengetuk pintu. Orang yang ketiga ini adalah orang yang
kurang beruntung. Mereka sadar bahwa “pintu” tidak akan terbuka,
kecuali mereka mendatangi dan mengetuk-ngetuknya, maka mereka
mendatangi sebuah pintu. Pintu itu mungkin Cuma dibuka separuh oleh
pemilikinya atau penghuninya. Ia tidak welcome. Anda harus pergi
mencari pintu lainnya. Terus mencari dan mengetuknya. Namun, begitu
berada di dalam pintu itu, lagi-lagi sikap mereka berbeda-beda,
Ada yang sudah merasa nyaman dengan berada di ruang tunggu yang
membukakan pintu itu. Dia tidak mengerti bahwa dia hanya welcome
di ruang itu saja. Ruang itu terlalu kecil, tetapi ia sudah merasa betah.
Ada yang segera menyadari bahwa ruang itu sekadar ruang tunggu
saja. Kalau pintu utama tidak dibukakan, dia segera keluar mencari
pintu lainnya yang lebih welcome dan di dalamnya tersimpan pintu-
pintu lain yang boleh dia ketuk dan masuk ke dalamnya.
4. CERDAS
Penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan tidak selalu dikaitkan
dengan nilai akademik semata, tetapi aspek non-akademik yang lebih
luas lagi tak ayal membentuk pribadi seseorang.
Contoh, Paul Allen. Pendiri Microsoft, Ia sempat menekuni pendidikan
di Washington State University tetapi dikeluarkan pada tahun
keduanya untuk bekerja sebagai programmer di Honeywell, Boston,
AS yang menempatkan dirinya dekat dengan teman lamanya yakni,
Bill Gates.
5. PERCAYA DIRI
Kepercayaan diri sangat penting untuk membangun kesuksesan di
masa depan.
Contoh, Steve Jobs. Chief Executive Officer (CEO) Apple ini banyak
menghabiskan waktunya bersama Ayahnya di garasi rumah. Kala itu
sang Ayah kerap menunjukkan Steve bagaimana cara membongkar
dan membangun kembali berbagai perangkat elektronik, seperti radio
dan televisi, Karena terbiasa, maka hal itu memberinya kepercayaan
diri yang luar biasa pada diri Jobs. Sejak itu ia tertarik untuk
mengembangkan hobi mengutak-atik elektronik yang kemudian
mendorongnya untuk menciptakan inovasi teknologi yang lebih
kompleks.
8 PRINSIP SUKSES
TEKNIK VISUALISASI
TEKNIK AFIRMASI
1. Coba Anda ucapkan kalimat berikut, “Saya adalah orang berada. Saya
berkelimpahan.”
Bagaimana ekspresi keinginan anda tersebut ?.
Apakah perasaan Anda nyaman ?,
Mungkin tidak karena Anda memang belum berada.
2. Coba ucapkan kalimat lain seperti berikut, “Saya ingin menjadi orang
berada, tetapi saya ini karyawan rendahan. Mana mungkin saya menjadi
kaya?”
Terasa rasa pesimisnya bukan? Namun, kali ini perasaan Anda
membenarkan.
Sayang sekali, walaupun terasa benar, kalimat macam inilah yang
menarik segala kesusahan Anda.
Mari kita koreksi kalimat tersebut menjadi POSITIF dan BENAR
sebagai berikut,
3. Contoh lain dari pemilihan kata yang POSITIF dan BENAR adalah kata
“Semakin Baik”, perhatikan dialog berikut,
Tanya, “Bagaimana kabar Anda (kemajuan kuliah, bisnis, dan lain-
lain)?”
Jawab, “Semakin baik.”
Jawaban ini terasa lebih nyaman. “Semakin baik” bernuansa positif
dan jujur. Positif karena menimbulkan senyum (cobalah). Dan juga
jujur karena selalu ada yang semakin baik dari sebelumnya. Yang
tadinya baik, lalu meningkat, berarti semakin baik. Yang tadinya sakit,
lalu berkurang sakitnya, itu juga semakin baik (kalau kita sakit, lalu
menjawab “baik” atau “dahsyat” tentu ada suara kecil yang protes
bahwa jawaban kita tidak jujur atau berlebih-lebihan. Kalau kita sakit
lalu menjawab “semakin baik”, masih selaras dengan keadaan
sebenarnya karena sakit yang berkurang. Jawaban itu juga berlaku
sebagai doa).
Setiap hari, selalu saja ada hal yang menjadi “semakin baik”. Mungkin
penyelesaian pekerjaan kita, hubungan dengan pasangan, kesehatan,
keuangan, dan ibadah. Apa saja bisa menjadi semakin baik dari
sebelumnya. Yang tadinya shalat sekali sehari, lalu mejadi shalat 2 kali
sehari, ini semakin baik. Yang tadinya shalat di akhir waktu lalu menjadi di
awal waktu, ini juga semakin baik. Yang tadinya merasa uang selalu tak
cukup sehingga sering menggerutu, lalu menjadi lebih bersyukur karena
masih punya uang walau sedikit, ini juga semakin baik.
TIPS PRAKTIS
Ciptakan apa yg ingin anda ciptakan, lihat keadaan anda seperti yang
anda inginkan, tempatkan diri anda dalam gambaran itu dan lihat
keadaan melalui mata anda, jika anda ingin mobil, lihat dunia dari dalam
mobil itu ketika anda sedang mengendarainya.
Dengarkan suara yang akan anda dengar jika anda telah mencapai
Impian anda.
Rasakan perasaan yang ingin anda rasakan ketika anda telah
menciptakan apa yang anda inginkan.
Gambarkan apa yang anda alami dalam pernyataan singkat, termasuk
apa yang anda rasakan.
Jika perlu, edit afirmasi anda supaya memenuhi semua pedoman diatas.
1. Kaji ulang afirmasi anda satu sampai tiga kali sehari, Waktu yang
terbaik adalah sesudah bangun tidur, tengah hari untuk memfokuskan
anda kembali dan menjelang waktu tidur.
2. Jika memungkinkan, baca setiap afirmasi dengan suara keras.
3. Pejamkan mata dan visualisasikan diri anda seperti yang digambarkan
afirmasi itu, lihatlah seolah-olah anda sedang menatap gambaran di
luar diri anda, dengan kata, jangan melihat diri anda berdiri diluar,
lihatlah gambaran itu seolah anda sedang benar-benar menjalaninya.
4. Dengarkan suara apapun yang mungkin anda dengar ketika anda
berhasil mencapai apa yang digambarkan afirmasi anda suara ombak,
gemuruh orang banyak dan lain-lain, sertakan orang penting lain
dalam kehidupan anda saat mereka sedang memberikan selamat dan
menyatakan betapa senangnya mereka dengan kesuksesan anda.
5. 5. Rasakan perasaan yang akan anda rasakan ketika anda
mencapai kesuksesan itu, semakin kuat perasaan itu, semakin efektip
proses itu,
6. Ulangi lagi afirmasi anda, dan kemudian ulangi proses itu dengan
afirmasi berikutnya.
MELINDUNGI IMPIAN
Pengusaha property, untuk diversifikasi dan juga untuk scale up, maka
dibuka lagi perusahaan kelapa sawit.
Perusahaan IT Komputer. Perusahaan ini bisa dikategorikan
perusahaan kecil, perusahaan menengah atau perusahaan besar,
tetapi masih skala nasional. Sesudah di scale up menjadi perusahaan
internasional, membuka cabang di Singapore, Vietnam, Kamboja, di
Cina. Jadi, ada beberapa strategi yang bisa anda lakukan.
Ciputra Group, suatu perusahaan property yang cukup sukses,
dimana property adalah suatu bisnis yang bergelombang, seperti
pelari marathon yang menempuh melalui lembah, melalui gunung, ada
naik turun, ada jaman booming, ada jaman glooming, jadi, jika ingin
diversification. Tadi itu perusahaan itu dalam bidang konstruksi jadi
kalau timbul misalnya sesuatu booming, glooming, maka kita hanya
terpaku pada satu jenis usaha saja. Dan kedua, bisnis itu hanya
domestik, tidak internasional sehingga kita akan bisa terjebak seperti
pada tahun 1998. Kita ingin bagaimana kita mau scale up Ciputra
Grup. Tapi sebelum saya teruskan begini, saya ingin melakukan
sesuatu biasanya kalau ada dua manfaat. Manfaat untuk keamanan
daripada itu perusahaan secara diversification, tapi juga manfaat
untuk bisnis menjadi lebih besar dan bisa yang ketiga untuk
membentuk kader-kader yang baru.
2. Scale up kita mulai step by step, misalnya satu project, tambah dua
project. Project perumahan ditambah dengan project kantor, ditambah
dengan mall, dan sebagainya. Jadi itu scale up. Tadi kami sudah
sampaikan tentang scale up ke suatu bidang yang baru sama sekali. Itu
tentu sangat sulit sekali, contoh kasus ciputra group,
2. Rapat rutin,
Para pendiri startup yang kini telah sukses memiliki gairah yang besar
terhadap apa yang mereka lakukan.
Mereka akan melakukan apa pun untuk bisa membuat bisnis jadi
sukses.
Ini sangat penting bagi setiap pemimpin, terutama untuk para pendiri
startup.
Sebab, reputasi mereka adalah kunci untuk membuat bisnis itu
menjadi sukses.
Bersikap jujur, to the point, dan tegas adalah kunci untuk membangun
hubungan baik dengan anggota tim, klien, dan media. Dengan
melakukan ini, Anda akan dihargai dan dihormati oleh jaringan Anda.
Perusahaan itu pada saat masih kecil atau sedang dirintis sebagai
sebuah start up bisnis tentu masalah operation sangat perlu diperhatikan
sangat ini heavy operation, artinya memang entrepreneur itu dia akan
sangat terlibat sangat intensif sekali kepada hal-hal yang sifatnya
operasional. Berbicara bisnis, operasional itu tentu yang menentukan
sebuah bisnis untuk bisa mulai berjalan itu adalah bisa jualan atau tidak.
Jadi ini buat sales manajemen sebetulnya di awal ya. Tentu sales itu yang
dijual adalah barang, kalau perusahaannya merchandising company, tentu
dia beli lalu dijual, kalau dia manufacturing company kemudian sales itu
baru bisa berhasil kalau di back up dengan manufacturingnya yang handal.
Tetapi kalau saya cenderung melihatnya di awalnya yang nomor satu yang
kita dekati adalah soal sales dulu. Kenapa sales? Karena dari sales lah
kita menghasilkan uang sebetulnya. Dengan kita jualan laku, uang itu boleh
masuk. Kalu uang sudah mulai masuk dengan asumsi itu dikelola dengan
baik, maka di situ akan menghasilkan keuntungan. Bisnis itu baru bisa
tumbuh dengan baik kalau dia untung. Jadi keuntungan itu memang
diperlukan seperti sebuah nutrisi diperlukan tubuh ini supaya bisa tumbuh.
Namun balik lagi kalau ditarik ke belakang keuntungan itu bisa terjadi kalau
sudah ada penjualan. Sehingga lalu fokusnya adalah bagaimana kita bisa
memastikan supaya penjualan itu bisa terjadi. Nah, ini yang di level-level
pertama.
Tentu kalau kita masuk lebih dalam lagi, jualan itu bisa laku kalau, kita
memang mempunyai produk atau servis yang berbeda dengan
kompetitor. Simple aja sebenarnya bisnis itu filosofinya adalah about
differentiation perbedaan saja. Tapi perbedaan bukan saja asal berbeda,
tapi juga perbedaan yang memberikan nilai tambah bagi konsumennya.
Dan nilai tambah ini adalah nilai tambah yang diperlukan dan dianggap
penting oleh konsumen. Nah, lalu differentiation itu bisa differentiation pada
produknya, bisa differentiation pada cara mendistribusiannya, bisa
differentiation itu pada cara mengkomunikasikannya. Bisa differentiation
itu sampai pada hal-hal yang sifatnya itangible yang sudah dalam bentuk
brand value itu bagaimana kemudian membangun persepsi benak
konsumen kita.
Jadi kalau kita melihat memang suatu konsep memulai usaha dan
kalau saya bisa merefleksikan kembali ke awal tahun 1997 waktu saya
memulai usaha itu situasinya memang sangat berbeda. Start up yang saya
lakukan itu bukan karena peluang, tapi karena saya sedih. Saya waktu
itu di-PHK dari satu pekerjaan. Satu yang melandasi kita waktu memulai
periode itu adalah survival. Dalam suatu survival, acuan survival itu adalah
apa aja kita kerjain. Pokoknya dimana kita harus bisa tetap survival.
Ibarat kita kecemplung ke air, kita harus pakai gaya apa pun untuk
supaya mengapung.
Kalau kita berbicara mengenai scale up, ini betul-betul a different ball
game of together. Karena kalau kita untuk survival, start up itu bisa
gaya ngapung model kiri kanan, tangan ke samping ke kiri ke kanan
yang penting asal ngapung, kita bisa lakukan itu. Tapi begitu kita memiliki
suatu tujuan, dan memulai menata daripada business plan kita, kita harus
belajar betul-betul skill untuk scale up. Bagaimana kita belajar beranang
gaya bebas, gaya dada, bagaimana kita teknik pernapasan, bagaimana kita
bisa membaca arus, bagaimana kita bisa mempelajari rythm, sehingga kita
bisa mencapai tujuan itu dengan baik.
1. challenge pertama dari pada scale up itu adalah mindset. Bahwa kita
sebagai entrepreneur itu bukan hanya berjalan di tempat tapi kita harus
bertumbuh. Tantangan kita sebagai entrepreneur setelah kita
melakukan strart up adalah mengembangkan usaha kita, bagaimana
kita bisa menciptakan lapangan kerja, bagaimana kita scale up our
business sehingga dampaknya kepada society itu jauh lebih besar. Ini
yang menjadi tantangan buat kita. Teman-teman itu setelah kita coba
challenge mindsetnya, kita ubah scale up.
2. challenge kedua adalah comfort zone. Selalu mereka mengatakan
bahwa, “Begini aja sudah cukup kok”. Dalam sesuatu comfort zone itu
banyaknya kategori professional. Dalam entrepreneur ada juga comfort
zone. Begitu mereka merasakan hal yang sudah cukup nyaman, kira-kira
cukup yang dia dapatkan, aman dan nyaman, jadi dia nggak
berkembang. Dia bilang, “Udahlah, segini aja cukup”. Itu banyak saya
temukan di beberapa UMKM yang sudah masuk ke skala bukan mikro
lagi, kecil tapi nggak bisa naik lagi ke kelas medium. Saya tanya mereka,
bagaimana bisa meningkatkan ini? “Ah, sudahlah. Sudah cukup”. Nah,
itu namanya comfort zone. Ini yang perlu kita, sekali lagi tantangan
kedua, mindsetnya kita ubah bahwa bagaimana mereka meingkatkan
usaha mereka dengan tentunya kunci pertama adalah terus
meningkatkan keinginan mereka untuk growing.
3. Kunci ketiga saya rasa inovasi. Scaling up itu tanpa inovasi itu nggak
akan mungkin bisa berjalan lancar dan perusahaan yang mencoba scale
up tanpa inovasi, pasti tidak akan bisa berdaya saing. Tantangan
berinovasi ini sama juga karena kalau kita tidak berubah dengan inovasi,
kita pasti akan tertinggal jaman ya. Banyak sekali kita lihat perusahaan-
perusahaan yang berhasil melewati comfort zone, tapi tidak melakukan
inovasi, dia berjalan di suatu track yang mereka yakini itu adalah track
yang sudah aman, ternyata inovasi-inovasi yang muncul dalam
teknologi, dalam dunia yang sangat cepat ini bisa mematikan
entrepreneur tersebut. Jadi, inovasi itu harus menjadi bagian dari setiap
tarikan napas kita, bagaimana kita meleverage daripada bisnis yang
sudah kita kelola dan bagaimana caranya kita mendorong terus supaya
inovasi ini menjadi suatu solusi bagi bukan hanya kita sebagai
entrepreneur, meningkatkan usaha, dan lain-lain, tapi juga sebagai bisnis
yang pada ujungnya meningkatkan daya saing bangsa.
Pada waktu kita melihat sesuatu, kita merasa ini layak dilakukan. Ada
dua hal yang harus diperhatikan dan dilakukan, yaitu,
Jadi yang pertama tentang informasi dan yang kedua, kenali ilmunya.
Khususnya ilmu entrepreneurshipnya. Bagaimana Anda
mengentrepreneurkan bidang ini. Pelajari itu. Anda sedang
memperbesar bagian kelayakan atau kesanggupannya.
Orang-orang yang memiliki fixed mindset atau mindset yang tidak mau
berubah, bisanya mereka selalu menjauhi atau menghindari tantangan.
Sangat mudah sekali untuk menyerah. Ada hambatan sedikit sudah
langsung menyerah. Dan buruknya, kalau dia dikritik, cenderung diabaikan
atau cenderung tersinggung. Dan kalau ada tugas, dia akan
cenderung memilih tugas-tugas yang mudah. Cenderung defensif, seperti
saya sebutkan tadi mudah tersinggung. Dan yang lebih buruk, berbuat
curang. Ini berbeda dengan orang yang memiliki mindset untuk bertumbuh.
Ada hal yang buruk pada orang-orang yang selalu mengalami kesuksesan
yaitu justru orang-orang ini takut mengahadapi resiko. Mengapa? Karena
mereka tidak terbiasa mengahadapi kegagalan. Banya orang-orang yang di
level, “Kamu itu orang-orang yang hebat, jenius, rajin”. Justu dalam hal
keentrepreneuran mungkin akan mengalami hambatan karena orang-orang
ini justru takut mengahadapi resiko, takut berusaha atau takut sampai dia
kemudian dianggap tidak lagi pintar. Ini adalah sebuah hambatan.
Termasuk salah satu bentuk dari sebuah fixed mindset.
Ada banyak orang yang memiliki yang tidak mau berubah. Walaupun
ada yang mewujudkannya dalam sikap yang angkuh misalnya. Tapi
kadang-kadang juga ada yang negatif. Misalnya gini, ketika dia mengalami
kegagalan dia akan mengatakan, “Ya, saya ini memang bodoh. Saya ini
memang tidak bisa”. Nah, sebagai seorang yang ingin bertumbuh, jangan
melakukan hal itu. Kita harus bisa mengubah. Memang kita mungkin
melakukan kesalahan, tapi jangan terpuruk atau jangan kemudian
mengulang-ulang, “Ini adalah salahku”. Atau mungkin sebaliknya, “Ini
bukan salahku”. Tapi apa yang bisa kita pelajari supaya kita melakukan
perbaikan, perbaikan, dan perbaikan.
Dalam buku ini juga dikatakan kalau kita memiliki mindset yang
bertumbuh, kita akan bisa meraih sukses. Tentu sekali lagi, bukan hal yang
mudah. Karena mengubah mindset itu juga tidak segampang yang
diomongkan dalam banyak seminar, training, atau banyak motivasi-
motivasi, tetapi kalau kita punya keyakinan dan punya keinginan yang
sangat besar, sangat sungguh-sungguh, maka itu akan pasti bisa. Saya
ingin memberikan satu contoh dalam buku ini dikatakan bahwa salah
satunya adalah rasa malu. “Rasa malu yang dimiliki manusia dapat
mencegah mereka dari upaya mencari teman dan mengembangkan
hubungan”. Padahal kita tahu sebagai seorang entrepreneur, perlu kita itu
menjalin network.
Nah, ada orang yang kemudian mengatakan bahwa, “Ya, saya ini
memang tidak bisa berteman dengan orang lain, saya ini memang tidak bisa
memulai percakapan”. Ini adalah contoh fixed mindset. Dia merasa bahwa
dia sudah sejak lahirnya atau ketika dia saat ini tidak bisa membuat sebuah
hubungan dengan orang lain. Padahal kalau kita punya growth mindset,
atau mindset yang bertumbuh, kita punya keyakinan bahwa kita bisa
mengubah diri kita, kita bisa melatih diri kita untuk menjadi lebih percaya
diri, lebih berani menjalin sebuah hubungan, sehingga kita bisa lebih sukses
dalam berentrepreneur.