“Pengendalian Hasil
Studi Kasus – Puente Hills Toyota”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Oleh :
1. Erny Budy Rahayu (1221600020)
2. Dewi Puspitasari D (1221600047)
3. Kholilatul Ummah (1221600069)
4. Sylvira Ayu Puspita (1221600174)
5. Fitri Sugiarti (1221600191)
LANDASAN TEORI
manajer, dan desain sistem insentif untuk memotivasi manajer mendapatkan hasil
yang diinginkan, adalah bagian dari pilihan penting dalam mendesain organisasi
dalam konteks pengendalian hasil; ini adalah bagian dari apa yang disebut oleh
mengenai desentralisasi dan sistem insentif seharusnya dibuat secara bersama, dan
diberikan tinggi dan cukup longgar bagi manajer untuk cepat memperluas jaringan
bangunan ditahap awal, hal ini juga mendorong meluasnya pengambilan suap
pada tingkat lokal dan, sepanjang waktu mendorong tingginya biaya operasi dan
imbalan.
karyawan bertindak. Jika kinerja gagal dan tidak sesuai dengan yang diharapkan,
intervensi ketika kinerja menyimpang dari yang diharapkan adalah esensi dari
perusahaan besar
dari dimensi yang telah dipilih;(3) menetukannsi dari hasil yang diinginkan; (2)
mengukur kinerja dari dimensi yang telah dipilih;(3) menetukan target kinerja
karyawan pada tiap-tiap ukuran pencapaian; dan (4) menyediakan imbalan bagi
pencapaian target dan mendorong perilaku yang akan membawa pada hasil yang
diinginkan.
konsumen atau karyawan? Apakah fokus kinerja tersebut saling terpisah atau
lebih saling menguatkan? Dari mana dimensi kinerja seperti inovasi dan
dimensi kinerja yang diinginkan sesuai dengan mereka. Jika mereka tidak
2. Pengukuran kinerja
Objek dari pengukuran adalah kinerja yang khusus dari entitas organisasi atau
objektif, seperti laba bersih, laba per lembar saham, dan return on asset (ROA)
mereka sendiri.
4. Pemberian imbalan
hasil. Imbalan yang termasuk dalam perjanjian insentif bisa dalam berbagai
bentuk yang bernilai bagi karyawan dan hukuman adalah kebalikan imbalan
Pengendalian hasil kerja dengan baik hanya ketika seluruh kondisi berikut ada
dalam perusahaan: (1) Organisasi dapat menentukan hasil apa yang diinginkan di
diinginkan, yang berarti lebih dari hasil kualitas yang diwakili oleng
seharusnya dapat memberi pengruh pada hasil secara maeterial dalam jangka
berdaya guna hanya pada batasan jika informasi mengenai tindakan yang
hasil. Sering kali, hasil yang dapat dikendalikan dari keinginan organisasi dan
karyawan terkait dapat berpengaruh, yang tidak dapat diukur secara efetif.
waktu, dan dapat dipahami. Dan bahkan ketika sebuah pengukuran memiliki
semua kualitas tersebut, pengukuran juga harus menggunakan biaya secara
juga diperhatikan.
4. Ketepatan
mana pengukuran yang diulang pada situasi yang hampir sama menunjukkan
hasil yang sama; jika hal ini terjadi, pengukuran dapat dikatakan reliabel.
5. Objektivitas
tidak dipengaruhi oleh perasaan seseorang atau interprestasi oleh sebab itu,hal
lebih tinggi dari nilai yang sesungguhnya). Dalam hal ini, pengukuran
mungkin tepat, tetapi mungkin menjadi tidak akurat. Pengukuran yang baik
bias).
Ada dua cara utama untuk menaikan objektivitas pengukuran.
Alternatif kedua adalah memiki pengukuran yang telah diverifikasi oleh pihak
6. Tepat waktu
pengukuran (dan pemberian provisi yang didasarkan pada hasil). Tepat waktu
menjadi penting dalam pengukuran kualitas karena dua alasan. Pertama adalah
7. Mudah dipahami
bertanggung jawab terhadap apa yang mereka laukuan. Hal ini membutuhkan
8. Efesiensi biaya
Puente Hills Toyota, Hitchcock diler terbesar, meskipun semua diler Hitchcock
memiliki masalah yang sama, yaitu : (1) mentalitas karyawan dalam bekerja,
dimana beberapa orang mencoba melarikan diri dengan apa yang bisa mereka
lakukan; (2) pengukuran kinerja dan insentif; (3) masalah manajemen pengukuran
Meski Howard yakin bahwa PHT adalah satu-satu diler yang memiliki
efektif. Hal itu disebabkan oleh beberapa tindakan karyawan masih belum dapat
Solusi yang dapat dilakukan adalah ; dalam pengaturan target kinerja PHT
potensi tetapi tidak memiliki semangat bisa diberikan tantangan seperti tanggung
insentif seharusnya PHT tidak menggunakan Flag Hour sebagai standar melaikan
menentukan standar kualitas hasil yang tepat, objektif, tepat waktu dan dapat
dipahami, sehingga pengukuran kinerja dan insentif dapat dikendalikan, selain itu,
keluhan dan saran para pelanggan melalui customer service, menyewa jasa ghost
mengetahui solusi yang tepat agar mantan pelanggan dapat kembali loyal pada
PHT, dan melakukan survei pelanggan yang bisa dilakukan melalui otomatisasi
lebih valid.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Manajer Umum
Staf Kantor
Manajer Penjualan Manajer Servis Manajer Bengkel Manajer Suku Direktur Keuangan
Umum Cadang dan Asuransi
Manajer Kendaraan “Desk” Manajer Kepala Bengkel Teknisi Bengkel Karyawan Suku Penulis F&I
Bekas Penjualan (1) (23) Cadang (6)
(1) (3) (7)