PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Deteksi dini adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang dilaksanakan untuk
menemukan penyimpangan kelainan tumbuh kembang secara dini dan mengetahui serta
mengenal faktor-faktor resiko terjadinya kelainan tumbuh kembang tersebut.
1
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi
rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh
kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak,
pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di
lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya
stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan
yang menetap.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak
yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya.
Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak
yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian anak.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. METODE PENELITIAN
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Setiap orang tua menginginkan mempunyai anak yang sehat, cerdas, sholeh,
berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan
mempunyai generasi penerus yang mampu bersaing dan unggul ditengah persaingan
global yang sangat kompetitif, hal ini harus dianggap sebagai suatu investasi untuk masa
depan dan hal ini juga merupakan Hak Anak, seperti yang tercantum dalam Undang-
undang Dasar 1945, pasal 28 B ayat 2; “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi”.
Salah satu upaya untuk mendapatkan anak yang seperti diinginkan tersebut adalah
dengan melakukan upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita atau yang
dikenal dengan nama Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak prasekolah
merupakan tindakan skrining atau deteksi secara dini (terutama sebelum berumur 3
tahun) atas adanya penyimpangan termasuk tindak lanjut terhadap keluhan orang tua
terkait masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi, anak balita dan anak prasekolah,
kemudian penemuan dini serta intervensi dini terhadap penyimpangan kasus tumbuh
kembang akan memberikan hasil yang lebih baik.
Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak prasekolah
dilakukan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak
yang menyeluruh dan terkoordinasi antar sektor dan program. Tindakan koreksi
dilakukan untuk mencegah masalah agar tidak semakin berat dan apabila anak perlu
dirujuk, maka rujukannya harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan pedoman yang
berlaku.
3
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat
diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian.
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 – 6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi
rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh
kembang anak dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengganti orang tua/pengasuh anak,
anggota keluarga lain atau kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-
masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2) Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena akan meniru tingkah laku
orang-orang yang terdekat dengannya.
3) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
4) Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
5) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke
4 aspek kemampuan dasar anak.
6) Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
7) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8) Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
4
Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan
stimulasi awal yang penting, karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif, misalnya
mengangkat alis, membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan, dan sebagainya.
Selain itu anak juga memerlukan stimulasi taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat
menimbulkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan motorik.
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan seorang anak,
misalnya dengan bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain, dan lain-lain. Stimulasi
ini akan menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak, sehingga anak akan
lebih responsive terhadap lingkungannya dan lebih berkembang.
Ada beberapa contoh alat permainan balita dan perkembangan yang distimulasi
antara lain:
Untuk tenaga kesehatan ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat
dikerjakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas dan jaringannya, berupa:
a) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan
status gizi kurang/buruk dan mikrosefali/makrosefali.
b) Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (Keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya
dengar.
c) Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
5
B. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
6
b) Cara pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) dengan
meggunakan metlin dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Anak berada dalam posisi berdiri
2. Anak tidak memakai sandal ataupun sepatu
3. Berdiri tegap menghadap kedepan
4. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur
5. Turunkan batas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.
6. Baca angka pada batas tersebut.
7
b. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
8
Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu;
1. Faktor Lingkungan
Penyakit Generik yang dapat didiagnosa selama masa kehamilan antara lain :
a. Sindroma down
b. Sindroma Turner
c. Thalasemia.
2. Faktor lingkungan
Dalam deteksi dini memerlukan data data konkrit dari macam-macam
perjalanan suatu penyakit yang berbeda-beda di masyarakat.
9
D. Format Pemeriksaan SDIDTK
10
11
12
13
Grafik
14
Tes Daya Lihat
15
Kuesioner KPSP
16
17
18
Cek list CHAT
19
B Pengamatan Ya Tidak
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus An.A umur 24 bulan dapat dikategorika pertumbuhan dan perkembangan
normal dikaenakan mempunyai hasil perkembangan bahwa anak mampu melakukan tindakan
yang berada dalam semua qusioner yang diujikan sesuai umurnya dari segi motoric kasar
adalah anak mampu menendang bola mainan kedepan dan menendang bola mainan tanpa
kehilangan keseimbangan. Sangatlah sesuai dengan teori yang ada yaitu Motorik Kasar :
Berjalan sendiri tanpa jatuh, Melompat di tempat, Naik turun tangga atau tempat yang lebih
tinggi dengan bantuan, Berjalan mundur beberapa langkah, Menarik dan mendorong benda
yang ringan (kursi kecil), Melempar bola ke depan tanpa kehilangan keseimbangan,
Menendang bola ke arah depan, Berdiri dengan satu kaki selama satu atau dua detik dan
Berjongkok.
Segi moral yang ditunjukkan adalah mengucapkan salam dan terima kasih kepada
orang lain, dalam hal ini dapat dikategorikan balita dengan perkembangan normaldan sangat
sesuai dengan teori yang sudah ada. Yaiu Nilai Agama dan Moral : Menirukan gerakan
ibadah dan doa, Mulai menunjukkan sikap-sikap baik (seperti yang diajarkan agama)
terhadap orang yang sedang beribadah, Mengucapkan salam dan kata-kata baik, seperti maaf,
terima kasih pada situasi yang sesuai
21
22
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak prasekolah
merupakan tindakan skrining atau deteksi secara dini (terutama sebelum berumur 3
tahun) atas adanya penyimpangan termasuk tindak lanjut terhadap keluhan orang tua
terkait masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi, anak balita dan anak prasekolah,
kemudian penemuan dini serta intervensi dini terhadap penyimpangan kasus tumbuh
kembang akan memberikan hasil yang lebih baik.
Upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak prasekolah
dilakukan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak
yang menyeluruh dan terkoordinasi antar sektor dan program. Tindakan koreksi
dilakukan untuk mencegah masalah agar tidak semakin berat dan apabila anak perlu
dirujuk, maka rujukannya harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan pedoman yang
berlaku.
Deteksi dini adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang dilaksanakan untuk
menemukan penyimpangan kelainan tumbuh kembang secara dini dan mengetahui serta
mengenal faktor-faktor resiko terjadinya kelainan tumbuh kembang tersebut.
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan dilingkungan puskesmas dan jaringannya, berupa : Pertumbuhan,
Perkembangan dan Mental Emosional. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
meliputi: pengukuran BB, TB, dan LK, kemudian lihat perkembangannya di grafik.
Kemudian untuk deteksi dini perkembangan meliputi : KPSP, TDD, dan TDL dan
deteksi dini mental emosional meliputi : KMME, CHAT serta CONNER.
23
DAFTAR PUSTAKA
24