Pengendalian Temperatur Tangki Pemanas Dengan Kendali Berbasis PLC (Programmable Logic Controller)
Pengendalian Temperatur Tangki Pemanas Dengan Kendali Berbasis PLC (Programmable Logic Controller)
AKPRIND YOGYAKARTA
Jln. Kalisahak no 28 Komplek Balapan,
Yogyakarta 55222
MAKALAH
KONVERSI ENERGI – SISTEM PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT
Disusun Oleh :
A. PENDAHULUAN
tidak terapung dan OWC terapung. Untuk OWC tidak terapung prinsip
kerjanya sebagai berikut. Instalasi OWC tidak terapung terdiri dari tiga
bangunan utama, yakni saluran masukan air, reservoir (penampungan), dan
pembangkit. Dari ketiga bangunan tersebut, unsur yang terpenting adalah
pada tahap pemodifikasian bangunan saluran masukan air yang tampak
berbentuk U, sebab ia bertujuan untuk menaikkan air laut ke reservoir.
Bangunan untuk memasukkan air laut ini terdiri dari dua unit, kolektor
dan konverter. Kolektor berfungsi menangkap ombak, menahan energinya
semaksimum mungkin, lalu memusatkan gelombang tersebut ke konverter.
Konverter yang didesain berbentuk saluran yang runcing di salah satu
ujungnya ini selanjutnya akan meneruskan air laut tersebut naik menuju
reservoir. Karena bentuknya yang spesifik ini, saluran tersebut dinamakan
tapchan (tappered channel).
Setelah air tertampung pada reservoir, proses pembangkitan listrik
tidak berbeda dengan mekanisme kerja yang ada pada pembangkit listrik
tenaga air (PLTA).
Selain OWC tidak terapung, kita juga mengenal OWC tidak terapung
lain seperti OWC tidak terapung saat air pasang. OWC ini bekerja pada
saat air pasang saja, tapi OWC ini lebih kecil. Hasil survei
hidrooseanografi di wilayah perairan Parang Racuk menunjukkan bahwa
sistem akan dapat membangkitkan daya listrik optimal jika ditempatkan
sebelum gelombang pecah atau pada kedalam 4-11 meter. Pada kondisi ini
akan dapat dicapai putaran turbin antara 3000-700 rpm. Posisi prototip II
OWC (Oscillating Wave Column) masih belum mencapai lokasi minimal
yang disyaratkan, karena kesulitan pelaksanaan operasional alat mekanis.
Posisi ideal akan dicapai melalui pembangunan prototip III yang berupa
sistem OWC apung. Untuk OWC terapung, prinsip kerjanya sama seperti
OWC tidak terapung, hanya saja peletakannya yang berbeda.
Energi tidal juga merupakan salah satu macam dari energi ombak.
Kelemahan energi ini diantaranya adalah membutuhkan alat konversi yang
handal yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungan laut yang keras
yang disebabkan antara lain oleh tingginya tingkat korosi dan kuatnya arus
laut.
Saat ini baru beberapa negara yang yang sudah melakukan penelitian
secara serius dalam bidang energi tidal, diantaranya Inggris dan Norwegia.
Di Norwegia, pengembangan energi ini dimotori oleh Statkraft,
perusahaan pembangkit listrik terbesar di negara tersebut. Statkraft bahkan
memperkirakan energi tidal akan menjadi sumber energi terbarukan yang
siap masuk tahap komersial berikutnya di Norwegia setelah energi hidro
dan angin. Keterlibatan perusahaan listrik besar seperti Statkraft
mengindikasikan bahwa energi tidal memang layak diperhitungkan baik
SEJARAH
Tercatat, paten pertama penggunaan gelombang laut ada pada tahun 1799
di Paris, dibuat oleh Girard, namun paten ini belum diteruskan menjadi
sebuah alat konversi energi. Alat konversi energi gelombang laut pertama
dibuat oleh Bochaux-Praceique, seorang Perancis, untuk menyalakan
lampu-lampu dan alat listrik di rumahnya sendiri. Selanjutnya, dari tahun
1855 hingga 1973, sudah ada 340 paten (hanya di Inggris) mengenai
penggunaan energi gelombang laut ini. Eksperimen modern mengenai
sumber energi ini dimulai oleh seorang warga Jepang bernama Yoshio
Masuda. Dia sudah merancang berbagai alat konversi gelombang laut,
beberapa ratus di antaranya digunakan untuk menyalakan lampu navigasi
(mercusuar). Munculnya kembali ketertarikan orang untuk meneliti
sumber energi jenis ini dimulai saat krisis minyak pada tahun 1973,
banyak peneliti dari berbagai universitas yang meriset alat konversi energi
jenis ini. Tahun 1980, harga minyak turun kembali dan ketertarikan pada
sumber energi ini kembali menurun. Namun, isu perubahan iklim baru-
baru ini membuat ketertarikan pada sumber-sumber energi terbarukan,
termasuk energi gelombang laut, menjadi tinggi kembali.
B. PEMBAHASAN
Prinsip Kerja
sehingga turbin berputar hanya pada satu arah walaupun arus udara dalam
tabung beton bergerak dalam 2 arah.
1. Float System
Alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerakan vertikal dan
rotasional pelampung dan dapat ditambatkan pada untaian rakit yang
mengambang atau alat yang tertambat di dasar laut dan dihubungkan
Sistem ini kontrol pada pembangkit tenaga gelombang laut terdiri dari
fisik, generator turbin drive, dan inersia. Area turbin dan torsi reaksi
generator dapat dikontrol oleh berbagai tegangan dan kontrol frekuensi.
Ada beberapa sistem pendukung lainnya, misalnya rem dan katup. Sistem
kontrol dalam pembangkit harus berhubungan satu sama lain. Gambar
dibawah ini menunjukkan turbin yang dikendalikan oleh suatu algoritma
pitch dan kombinasi drive generator yang dikendalikan oleh suatu
algoritma daya.
dimana P adalah daya, b adalah berat jenis air laut, g adalah percepatan
gravitasi, T adalah periode gelombang, dan H adalah tinggi ombak rata-
rata.
Perkembangan Teknologi
relatif lebih stabil dan dapat diprediksi karena intensitas dan kondisi
ombak di laut dapat diperkirakan sejak jauh-jauh hari.
Estimasi Biaya
Potensi di Dunia
Teknologi ini tergolong baru dan hanya dikuasai beberapa negara sehingga
diperlukan pendanaan yang besar dalam pengembangannya di Indonesia.
Hal ini terkait kondisi sumber arus Indonesia yang spesifik dan tidak dapat
disamakan dengan negara-negara yang telah berhasil mengembangkan
teknologi ini sehingga diperlukan penelitian yang lebih mendalam baik
dalam hal perancangan alat ataupun penentuan tempat yang efektif untuk
dibangunnya teknologi ini dan tentu saja pendanaan untuk para ahli yang
bersangkutan.
C. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_gelombang
http://www.listrikindonesia.com/pembangkit_listrik_tenaga_gelombang_laut_tan
pa_bahan_bakar_fosil__dan_ramah_lingkungan_70.htm