telusuri
NOV
29
Relasi dan Oklusi Maksila Mandibula
2. Kelas 2
Pada hubungan kelas 2, lengkung gigi bawah terletak lebih posterior daripada lengkung gigi atas
dibandingkan pada hubungan kelas 1. Karena itulah, keadaan ini kadang disebut sebagai
“hubungan postnormal”. Ada dua tipe hubungan kelas 2 yang umum dijumpai, dan karena itu,
dikelompokkan menjadi dua divisi:
3. Kelas 3
Pada hubungan kelas 3, lengkung gigi bawah terletak lebih anterior terhadap lengkung gigi atas
dibandingkan pada hubungan kelas 1. Oleh karena itu, hubungan ini kadang-kadang disebut juga
sebagai “hubungan prenormal”.
Ada dua tipe utama dari hubungan kelas 3. Yang pertama, biasanya disebut kelas 3 sejati,
dimana rahang bawah berpindah dari posisi istirahat ke oklusi kelas 3 pada saat penutupan normal.
Pada tipe yang kedua, gigi-gigi insisivus terletak sedemikian rupa sehingga gerak menutup
mandibula menyebabkan insisivus bawah berkontak dengan insisivus atas sebelum mencapai
oklusi sentrik. Oleh karena itu, mandibula akan bergerak ke depan pada penutupan translokasi,
menuju ke posisi interkuspal. Tipe hubungan semacam ini biasanya disebut kelas 3 postural atau
kelas 3 dengan pergeseran.
Pada masing-masing tipe hubungan oklusal, malposisi gigi setempat bisa mempengaruhi
hubungan dasar dari kedua lengkung gigi. Jadi, rincian interkuspal dari gigi-gigi tidak sama
dengan klasifikasi keseluruhan dari hubungan lengkung gigi. Jika banyak gigi yang malposisi,
akan sulit bahkan tidak mungkin untuk menentukan klasifikasi oklusi. Disamping itu, asimetris
bisa menyebabkan hubungan pada satu sisi rahang berbeda dari sisi yang lain. Pada situasi
semacam ini, oklusi perlu dideskripsikan dengan kata-kata, bukan hanya dengan klasifikasi verbal
saja.
Chandra. 2004. Textbook of Dental and Oral Anatomy Physiology and Occlusion. New Delhi:
Jaypee Brothers Publishers
Foster, T. D. 1997. Buku Ajar Ortodonsi, edisi ke 3. Jakarta: EGC. Hal 32-35.
Gros, Martin D; Mahtews, J.D. 1991. Oklusi Dalam Kedokteran Gigi Restoratif. Surabaya :
Airlangga University Press.
Gunadi, Haryanto A; dkk. 1994. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Jakarta :
Hipokrates.
Hamzah, Zahreni drg, dkk. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Blog Stomatognatik.
Jember: Unej
Hamzah, Zahreni; dkk. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia. Jember : Bag. Biomedik Lab
Fisiologi Manusia FKG Universitas Jember.
Soeyoto; Wiyono, Adi; Nindyo P. Aris. 2009. Gigi dan Mulut. http://rssm.
Iwarp.com/konsultasi.html.
Thomson, Hamish. 2007. Oklusi Edisi 2. Jakarta: EGC
Diposting 29th November 2012 oleh irma damayanti suryana
Label: oklusi gigi ORTHODONSI relasi gigi
0 Tambahkan komentar
Memuat