Anda di halaman 1dari 10

Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Minyak (Aprian Ramadhan P.

dan Munawar Ali) 44

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI MINYAK


MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS
Aprian Ramadhan P. dan Munawar Ali
Progdi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
e-mail : messiahkiss@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendisain reaktor pirolisis, dan mengamati


pengaruh temperature dan waktu tinggal terhadap kualitas produk pirolisis.Penelitian ini
dilakukan juga untuk mengetahui berapa banyak produk minyak yang dihasilkan. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan reaktor dengan diameter 20 cm dan tinggi 40 cm.
Pirolisis dilangsungkan pada temperatur 250-420 derajat C dan waktu reaksi selama 0-
60 menit.. Dari semua variabel yang dipelajari suhu memberi pengaruh yang paling nyata.
Konstante kecepatan reaksi dipengaruhi oleh suhu sesuai dengan persamaan Arrhenious.
Dengan nilai aktivasi energi 12145,4 cal./mole. Sesuai pernyataan Westerterp dkk. nilai
itu tidak terlalu jauh dari 104 kal/mol. Hal itu menunjukkan reaksi kimia yang berperan.
Konversi volatile matter yang dapat dicapai 80,2%, dan itu terjadi pada waktu 60 menit
dan suhu 420oC.

Kata Kunci : limbah domestik, sampah, kinetika pirolisis

ABSTRACT

This research aims to design pyrolysis reactor, develop pyrolysis operating


procedure, and to investigate the effect of pyrolysis temperature to liquid product quality.
The pyrolysis experiments will be performed in batch reactor equipped from carbon
steel with 20 cm inside diameter and 40 cm height. The experimental conditions are as
follows: temperature range 250-420 degrees C, and reaction time 0-60 min. From all
variables studied, it seemed that temperature had the highest effect. Chemical reaction
rate constant was affected by temperature in accordance with Arrhenius equation. The
activation energy of k was 12145,4 cal./mole, respectively. This value was not so far from
the extreme values (104 cal/mole) presented by Westerterp et al. These facts ascertained
that the chemical reaction step controlled the overall rate of reaction. The highest volatile
matter conversion in this research was 80,2%, and this was obtained at process
conditions of 60 minutes and temperature of 420oC. The pyrolytic oil yield increase with
the increase of the temperature and its composition becomes more variative and few
contents of carboxylic acids and aromatics compound.

Key words, domestic waste, rubbish, kinetic, pyrolysis


45 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA


Peningkatan kuantitas sampah kota Pirolisis atau devolatilisasi adalah
merupakan konsekuensi logis dari proses fraksinasi material oleh suhu.
perkembangan kota. Peningkatan Proses pirolisis dimulai pada temperatur
penggunaan plastik untuk keperluan sekitar 230 °C, ketika komponen yang
rumah tangga berdampak pada tidak stabil secara termal, dan volatile
peningkatan timbunan sampah plastik. matters pada sampah akan pecah dan
Saat ini jumlah sampah tiap harinya menguap bersamaan dengan komponen
yang masuk di TPA Benowo sekitar lainnya. Produk cair yang menguap
1500 ton dan sekitar 10% - 20% mengandung tar dan polyaromatic
merupakan sampah plastik. hydrocarbon. Produk pirolisis
Sampah plastik yang tidak umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu
terpungut oleh pemulung, gas (H2, CO, CO2, H2O, dan CH4),
penanganannya tidak bisa dilakukan tar (pyrolitic oil), dan arang. Parameter
dengan metode landfill atau open dump. yang berpengaruh pada kecepatan reaksi
Pemusnahan sampah plastik dengan pirolisis mempunyai hubungan yang
cara pembakaran (incineration), kurang sangat kompleks, sehingga model
efektif dan beresiko sebab dengan matematis persamaan kecepatan reaksi
pembakaran munculnya polutan dari pirolisis yang diformulasikan oleh setiap
emisi gas buang (CO2, CO, NOx, dan peneliti selalu menunjukkan rumusan
SOx) dan beberapa partikulat pencemar empiris yang berbeda (Trianna dan
lainnya sehingga diperlukan cara Rochimoellah, 2002). Selain itu, plastik
pengolahan lain untuk mengolah merupakan polimer yang berat
sampah plastik. molekulnya tidak bisa ditentukan,
ataupun dihitung. Karena itu,
Perlu adanya alternatif proses daur
kecepatan reaksi dekomposisi
ulang yang lebih menjanjikan dan
didasarkan pada perubahan massa atau
berprospek ke depan. Salah satunya
fraksi massa per satuan waktu. Produk
mengonversi sampah plastik menjadi
pirolisis selain dipengruhi oleh suhu
minyak. Hal ini bisa dilakukan karena
dan waktu, juga oleh laju pemanasan.
pada dasarnya plastik berasal dari
Rodiansono dkk.,(2007) melakukan
minyak bumi, sehingga tinggal
perengkahan sampah plastik jenis
dikembalikan ke bentuk semula. Selain
polipropilena dari kemasan air mineral
itu plastik juga mempunyai nilai kalor
dalam reaktor pirolisis terbuat dari
cukup tinggi, setara dengan bahan bakar
stainless steel, dilakukan pada temperatur
fosil seperti bensin dan solar.
475C dengan dialiri gas nitrogen (100
Beberapa penelitian seputar mL/menit).
konversi sampah plastik menjadi
produk cair berkualitas bahan bakar
Faktor-faktor atau kondisi yang
telah dilakukan dan menunjukkan hasil
mempengaruhi proses pirolisis adalah :
yang cukup prospektif untuk
1. Waktu
dikembangkan (Mulyadi, 2004). perlu
Waktu berpengaruh pada produk
dicari data-data kinetika pirolisis dan
yang akan dihasilkan karena, semakin
penentuan kondisi operasi yang sesuai.
lama waktu proses pirolisis
Data-data itu berguna untuk rancang
berlangsung. produk yang
bangun reaktor pirolisis
dihasilkannya (residu padat, tar, dan
gas) makin naik. Kenaikan itu sampai
Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Minyak (Aprian Ramadhan P. dan Munawar Ali) 46

dengan waktu tak hingga (τ) yaitu makin besar akibatnya laju pirolisis
waktu yang diperlukan sampai hasil bertambah dan konversi naik.
padatan residu, tar, dan gas mencapai Berdasarkan teorema Arrhenius
konstan. Nilai τ dihitung sejak proses hubungan konstante persamaan reaksi
isotermal berlangsung. Tetapi jika dengan suhu absolute, adalah
melebihi waktu optimal maka karbon
akan teroksidasi oleh oksigen k = k0. e-(E/RT) (3)
(terbakar), menjadi karbondioksida dan dengan,
abu. Untuk itu pada proses pirolisis k = Konstanta kecepatan reaksi
penentuan waktu optimal sangatlah dekomposisi termal
penting. Dengan mengambil anggapan ko = Faktor tumbukan (faktor
bahwa reaksi dekomposisi berlangsung frekuensi)
secara progresif atau seragam pada E = Energi aktivasi (kal/gr.mol)
seluruh partikel, maka persamaan T = Suhu absolute (0K)
kecepatan reaksi yang dinyatakan dalam R = Tetapan gas (1,987 kal/gr.mol
0
fraksi massa per satuan waktu adalah K)
maka persamaan (1) dapat dinyatakan
dw/dt = - k (w - w∞)n (1) dengan
dengan,
w = fraksi massa sampa plastik, dw/dt = -ko e -E/RT (w - w∞)n (4),
yang dinyatakan dengan
w = mt / mto , bagian, jika kecepatan reaksi (4) mengikuti
w∞ = fraksi residu padat pada saat t persamaan reaksi orde satu, maka
= τ , yang dinyatakan dengan dw/dt = -ko e -E/RT (w - w∞) (5),

w∞ = m∞ / mto Pada proses isotermal integrasi


dengan : persamaan (5) dengan keadaan batas
mto = massa umpan saat awal pada antara t = t1 sampai dengan t = t2 ,
suhu isotermal, gram, diperoleh
mt = massa residu padat setiap ln (w1 - w∞) - ln(w2- w∞) = ko e -E/RT (t2 - t1) (6).
saat, gram,
Apabila reaksi dekomposisi terjadi
m∞ = massa residu padat saat t = τ
pada permukaan partikel dan reaksi
pada suhu isotermal, gram,
mengikuti constant size particles, dan
n = orde reaksi,
berlangsung secara unreacted-core
k = konstante laju dekomposisi
model, maka dengan luas permukaan
termal.
butir (a) dan konstante kecepatan reaksi
dekomposisi (k) persamaannya
Pada saat (t), fraksi volatil matter yang
berwujud:
terdekomposisi mencapai (xs),
didefinisikan sebagai devolatilization -(1/a)[(dC)/dt] = k C∞
degree yang nilainya adalah: -(1/a)[(dmt/mto)/dt]= k C∞
xs = [mto - mt]/ [mto- m∞] (2). -[1/a][dmt/dt]= k mto C∞ (7).

2. Suhu Dengan menganggap partikel padat


Suhu sangat mempengaruhi produk berbentuk bola pejal, dan ukuranya
yang dihasilkan karena sesuai dengan relatif seragam, maka
persamaan Arhenius, suhu makin tinggi
nilai konstanta dekomposisi termal dmt = (ρ) dVs = (ρ) 4 π r2 dr ,
47 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

-(1/a)(dmt/dt) = -[1/(4π r 2)][(ρ)(4π r2)dr /dt] = -(ρ) [dr/dt] 4. Berat Partikel


-dr/dt = -[1/(ρ.a)](dmt/dt) (8) Semakin banyak bahan yang
dimasukkan,menyebabkan hasil bahan
subtitusi persamaan (7) ke (8)diperoleh, bakar cair(tar) dan arang meningkat.
-dr/dt = k(mto /ρ) C∞ (9). (Wahyudi,2001)

bila diintegralkan, diperoleh METODE PENELITIAN


t = [ρ/(C∞ mtok)] (ro -r),
Bahan yang digunakan didalam
t = [(ro ρ)/(m∞ k)](1 - r/ro) (10) penelitian ini adalah sampah kota
(plastik), yang berasal dari TPA
Plastik yang belum terdekomposisi (1-
Benowo Surabaya dan yang sudah tidak
xs) dapat dihitung, yaitu:
dipungut oleh pemulung. Sebelum
(1-xs) = (ρ)(4/3)π r3/{(ρ)(4/3)πro3}=(r/r o)3, dipergunakan, sampah plastik dijemur
r/ro =(1-xs)1/3 (11). terlebih dahulu pada panas matahari.
Selanjutnya dipilah dari pengotor tanah
Subtitusi persamaan 10 ke 11 dihasilkan lalu dipotong-potong dalam ukuran
tertentu dan ditimbang. Susunan alat
t = [(ro ρ)/(m∞ k)] [1-(1-xs)1/3] (12).
seperti pada gambar-1 yang terdiri :
Kalau waktu yang diperlukan untuk Reaktor pirolisis, heater, tempat
mencapai dekomposisi sempurna (xs=1) cuplikan, pendingin tar, penampung tar,
adalah τr, maka timbangan digital dengan kapasitas
2000 g.
τr = [(ro ρ)/(m∞ k)] (13).
penggabungan (12 dan (13) menjadi:
[1-(1-xs)1/3] = t/τr (14).
Plastik yang belum terdekomposisi (1-
xs) dapat dihitung, yaitu:

(1-xs) = (ρ)(4/3)π r3/{(ρ)(4/3)π r o3}=(r/r o)3,

r/ro =(1-xs)1/3 (15).


Subtitusi persamaan 14 ke 15 dihasilkan
t = [(ro ρ)/(m∞ k)] [1-(1-xs)1/3] (16). Gambar 1 . Rangkaian Alat Percobaan
Sampah plastik yang telah
Menurut Mulyadi (2010) hubungan dikeringkan dan dipilah dari zat
antara [1-(1-xs)1/3] dengan waktu t, pengotor, dipotong dengan ukuran
berbentuk linear dengan tangen arah [τr] rerata 1-2 cm2 . Kemudian ditimbang
atau [(ro ρ)/(m∞ k)], maka hal ini dengan berat awal (mo) 500 gram.
merupakan bukti bahwa langkah reaksi Masukkan sampah plastik kering
kimia yang berperan. seberat 500 gram ke dalam tempat
3. Ukuran Partikel umpan reactor. Pemanas reaktor
Ukuran partikel berpengaruh dijalankan dan ditunggu sesuai suhu
terhadap hasil,semakin besar ukuran yang akan dipelajari. Setelah mencapai
partikel. Luas permukaan per satuan suhu yang ditentukan, maka saat itu
berat semakin kecil,sehingga proses waktu mulai dihitung sebagai waktu
akan menjadi lambat. (Wahyudi,2001)
Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Minyak (Aprian Ramadhan P. dan Munawar Ali) 48

awal (to) dan dilakukan pembacaan tercapai, berat plastik ditimbang dan
neraca/timbangan untuk mengukur diketahui jumlah penurunan massa
massa residu padat (mto). Selanjutnya sebagai massa awal (Mt0). Suhu dijaga
pada setiap selang waktu 10 menit konstan dan proses dilanjutkan sampai
kompor dimatikan dan tempat cuplikan massa konstan, dilakukan pengamatan
sampah plastik di ambil untuk di pengurangan massa setiap 10 menit.
timbang sebagai massa residu padat Pengaruh waktu terhadap penurunan
(mt). Gas yang mempunyai berat massa plastik terlihat pada gambar 2
molekul besar akan terkondensasi
dalam siklon dan yang ringan
terkondensasi dalam pendingin es.
Setelah massa residu padat mencapai
konstan (m∞ ) proses dihentikan dan
waktu dihitung sebagai waktu
maximum (τ). Hasil tar juga diambil
dan diukur. Seluruh percobaan
dilakukan dengan berat sampah plastik
yang dimasukkan 500 gram, dan ukuran
rata-rata 1-2 cm2. Variabel yang Gambar 2. Pengaruh Suhu dan Waktu Dalam
dipelajari adalah : Penurunan Massa Plastik (HDPE)

1. Waktu Pemanasan (menit) : Dari gambar 2 diperoleh penurunan


0; 10 ; 20 ; 30; 40; 50; 60 massa plastik pada masing-masing suhu
2. Suhu ( oC) : operasi tiap 10 menit. Data penurunan
200; 250; 300; 350; 400; 420 massa terendah terjadi pada suhu 250oC
dengan waktu operasi 0-60 menit,
Penentuan nilai konversi volatile matter massa plastik yang ada dalam reaktor
(xs) atau devolatilization degree sebesar 413,8-491,4 gr. Nilai penurunan
dihitung berdasarkan persamaan (2). massa tertinggi terjadi pada suhu 420oC
Analisis hasil yang dilakukan meliputi dengan nilai 98,8 gr pada waktu operasi
penentuan nilai kalor dan berat arang 60 menit. Menunjukkan semakin tinggi
yang tertinggal dalam reaktor, berat tar suhu proses, maka massa yang ada di
(minyak pyrolytic) dan larutan hasil dalam reaktor akan semakin turun.
yang ber as a l ko nd e nso r ju g a Dengan bertambah tingginya suhu
d it e nt uk a n nilai kalornya. pemanasan maka zat-zat yang
terkandung dalam plastik akan terurai
dengan sempurna. Zat-zat tersebut akan
PEMBAHASAN terurai menjadi gas dan cair (minyak).
Penurunan masaa plastik pada suhu
Pengaruh Waktu dan Suhu
420oC tidak jauh berbeda dengan hasil
Terhadap Massa Plastik penurunan massa pada suhu 400oC
dikarenakan adanya proses pembakaran
1. Plastik HDPE yang tidak sempurna. Pada waktu 60
Proses pirolisis, suhu dan waktu menit massa plastik yang tersisa dalam
adalah faktor yang sangat penting,maka reactor semakin kecil pada suhu 250oC-
kenaikan suhu dalam proses harus 420oC. Dengan demikian semakin lama
diamati. Suhu yang digunakan dalam waktu proses maka massa plastik yang
penelitian sebesar 250oC, 300oC, 350oC, ada akan semakin turun. Pada proses
400oC, 420oC. Setelah suhu operasi pirolisis rantai panjang hidrokarbon
49 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

diubah menjadi rantai pendek. Peruraian diurai menjadi rantai pendek. Peruraian
senyawa-senyawa plastik menyebabkan senyawa-senyawa didalam plastik
terjadinya penurunan massa plastik menyebabkan terjadinya penurunan
yang ada di dalam reaktor. massa plastik yang ada di dalam reaktor.
2. Plastik LDPE
Pengaruh Waktu dan Suhu
Pengaruh waktu dan suhu dengan Terhadap Proses Pembentukan
parameter jenis plastic LDPE. Dalam Minyak Pirolisis
penelitian ini suhu yang digunakan
sebesar 250oC, 300oC, 350oC, 400oC, 1. Plastik HDPE
420oC. Pengaruh Suhu dan waktu Penelitian ini meneliti seberapa
terhadap penurunan massa plastik banyak minyak yang dihasilkan dengan
terlihat pada gambar 3. massa plastik HDPE yang ditetapkan
sebesar 500 gr. Hasil minyak diambil
pada tiap waktu operasi 10 menit.
Pengaruh waktu terhadap minyak yang
dihasilkan terlihat pada gambar 4.

Gambar 3. Pengaruh Suhu dan Waktu Dalam


Penurunan Massa Plastik (LDPE)

Dari gambar 3 diketahui penurunan


massa plastik pada masing-masing suhu
operasi tiap 10 menit. Penurunan massa
Gambar 4 Pengaruh Suhu dan Waktu pada
terendah terjadi pada suhu 250oC Minyak yang Dihasilkan (HDPE)
dengan waktu operasi 0-60 menit,
massa plastik yang masih ada dalam Dari gambar 4 diketahui terjadi
reaktor sebesar 491,4-413,8 gr. Nilai kenaikan jumlah minyak yang
penurunan massa tertinggi terjadi pada dihasilkan yang terjadi pada masing-
suhu 420oC dengan nilai 102,8 gr pada masing suhu operasi tiap 10 menit.
waktu operasi 60 menit. Menunjukkan Semakin tinggi suhu dan semakin lama
semakin tinggi suhu proses, maka waktu pemanasan hasil minyak yang
massa yang ada didalam reaktor akan dihasilkan akan semakin banyak . Hal
semakin turun. Dengan bertambah ini sama dengan penelitian yang
tingginya suhu pemanasan zat-zat yang dilakukan oleh Sumarni,2008.
terkandung dalam plastik akan terurai Variabel yang terbanyak
dengan sempurna. Zat-zat tersebut akan menghasilkan produk cair dengan
terurai menjadi gas dan cair (minyak). parameter plastik HDPE terjadi pada
Pada waktu 60 menit terjadi perbedaan suhu 400oC dan waktu operasi 60 menit
massa plastik yang tersisa dalam reactor dengan jumlah produk sebesar 453 ml
semakin kecil pada suhu 250oC-420oC.
Dengan demikian bahwa semakin lama 2. Plastik LDPE
waktu proses massa plastik yang ada Pengaruh waktu terhadap minyak
semakin turun. Pada saat proses yang dihasilkan oleh plastik LDPE
tersebut, rantai panjang hidrokarbon terlihat pada gambar 5.
Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Minyak (Aprian Ramadhan P. dan Munawar Ali) 50

Dari tabel 1 menunjukkan pada


suhu 250oC efesiensi reaktor dalam
mengurai sampah plastik masih sangat
kecil, dikarenakan pada suhu ini proses
pembakaran belum sempurna. Sehingga
masih banyak senyawa-senyawa pada
plastik yang belum terurai. Semakin
tinggi suhu dan semakin lama waktu
pemanasan Efesiensi reaktor dalam
Gambar 5 Pengaruh Suhu dan Waktu pada
menguraikan sampah plastik akan
Minyak yang Dihasilkan (LDPE) semakin tinggi. Efesiensi tertinggi
tercapai pada suhu 420oC dengan waktu
pemanasan 60 menit dengan nilai
Dari gambar 5 diketahui
80,24% pada plastik HDPE dan 79,44%
kenaikan jumlah minyak yang
pada plastik LDPE
dihasilkan pada masing-masing suhu
operasi tiap 10 menit. Semakin tinggi
Efesiensi Reaktor Terhadap Jumlah
suhu dan semakin lama waktu
pemanasan maka hasil minyak yang Minyak yang Dihasilkan pada Plastik
HDPE dan LDPE
dihasilkan akan semakin banyak. Dalam
peneletian ini dilakukan pengulangan Tabel 2 Efesiensi Reaktor Terhadap jumlah
percobaan berkali-kali disebabkan tidak minyak yang dihasilkan
sempurnanya proses karena beberapa
faktor, sehingga hasil akhir produk cair
yang diharapkan tidak keluar. Variabel
yang terbanyak menghasilkan produk
cair dengan parameter plastik LDPE
terjadi pada suhu 400oC dan waktu
operasi 60 menit dengan jumlah produk
sebesar 445 ml.

Efesiensi Reaktor Terhadap Dari tabel 2 menunjukkan pada


Peruraian Massa Plastik dan Jumlah suhu 250oC efesiensi reaktor dalam
Minyak yang Dihasilkan menghasilkan minyak masih sangat
kecil,dikarenakan pada suhu ini proses
Tabel 1 Efesiensi Reaktor Terhadap Peruraian pembakaran belum sempurna. Semakin
Massa
tinggi suhu dan semakin lama waktu
pemanasan efesiensi reaktor dalam
menghasilkan minyak semakin tinggi.
Efesiensi tertinggi tercapai pada suhu
400oC dengan waktu pemanasan 60
menit dengan nilai 90,6% pada plastik
HDPE dan 89% pada plastik LDPE.
51 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

Perbandingan Kualitas Minyak Pirolisis suhu. Nilai (mto– mt) adalah massa yang
dengan Jenis-Jenis Minyak Lain tervolatilisasi pada plastik tiap saat dan
total massa yang bisa tervolatilisasi
Tabel 3 Perbandingan dengan Jenis-Jenis adalah pada plastik (mto – m∞).
Minyak Lain
Konversi volatil matter dalam plastik
(xs), dari semua hasil percobaan yang
ditunjukkandengan menggunakan
persamaan (8) nilai konversi dapat
dihitung dan dirangkum dalam table 4

Tabel 4. Nilai konversi volatil matter


Berdasarkan table 3 dapat

Dari tabel 3 diketahui bahwa


minyak hasil pirolisis dalam penelitian
ini mempunyai prospek yang cukup
bagus sebagai bahan bakar alternative.
Nilai kalor dari minyak hasil pirolisis
menunjukan nilai yang tidak jauh beda
dengan minyak-minyak lain. Dimana Dari tabel 4, terlihat bahwa
untuk minyak pirolisis (HDPE) sebesar konversi volatil sampah (xs) sangat
10786 kkal/kg dan minyak pirolisis dipengaruhi oleh waktu pirolisis.
(LDPE) sebesar 10885. Semakin lama waktu proses, maka
kesempatan dari volatil matter
Hubungan Konversi dengan Waktu melakukan dekomposisi lebih lama dan
dan Suhu pada pirolisis. xs naik. Begitu juga pada variasi suhu,
semakin tinggi suhu yang digunakan
1. Plastik HDPE maka semakin besar pula fraksi volatil
Perhitungan konversi volatile maternya. dan kemudian nilai xs
matter didefinisikan sebagai menjadi konstan setelah mencapai
devolatilization degree yang nilainya waktu ultimate yaitu keadaan pada saat
adalah: semua volatil matter sudah
xs = [mto - mt]/ [mto- m∞] (8), terdekomposisi. Pengaruh waktu
dengan terhadap xs, pada berbagai suhu dapat
mto= massa plastik saat awal pada memberikan ilustrasi mengenai langkah
suhu isotermalnya, gram, reaksi yang berperan (gambar 6).
mt = massa residu padat setiap
saat, gram,
m∞ = massa residu padat saat t = τ
pada suhu isotermal, gram,

Konversi pirolisis massa plastik


atau konversi volatile matter (xs)
dihitung berdasarkan nilai mto , mt, dan
m∞ .Untuk menghitung konversi, massa
plastik dalam reaktor (residu padat)
Ganbar 6. Pengaruh waktu terhadap xs, pada
diukur pada berbagai variasi waktu dan berbagai suhu
Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Minyak (Aprian Ramadhan P. dan Munawar Ali) 52

Berdasarkan model kinetika reaksi Dari table 5, terlihat bahwa


heterogen, ternyata semua data dapat konversi volatil sampah (xs) sangat
dikorelasikan dengan baik terhadap dipengaruhi oleh waktu pirolisis.
model homogen semu . Oleh sebab itu, Semakin lama waktu proses, maka
anggapan bahwa mekanisme reaksi kesempatan dari vola Dari tabel 1,
mengikuti model reaksi homogen semu terlihat bahwa konversi volatil sampah
dapat dibenarkan (xs) sangat dipengaruhi oleh waktu
Seperti halnya pengaruh waktu, pirolisis. Semakin lama waktu proses,
kenaikkan suhu pirolis juga maka kesempatan dari volatil matter
menyebabkan bahan yang tervolatilisasi melakukan dekomposisi lebih lama dan
semakin besar, sehingga fraksi yang xs naik. Begitu juga pada variasi suhu,
terdekomposisi (xs) naik. Kenaikan itu, semakin tinggi suhu yang digunakan
terjadi karena gerakan molekul-molekul maka semakin besar pula fraksi volatil
volatil matter bertambah sehingga maternya. dan kemudian nilai xs
frekuensi tumbukan (ko) dan tenaga menjadi konstan setelah mencapai
pengaktif (E) meningkat, akibatnya waktu ultimate yaitu keadaan pada saat
konstante laju dekomposisi (k) semua volatil matter sudah
bertambah besar. Hasil perhitungan nilai terdekomposisi. Pengaruh waktu
k pada variasi suhu seperti ditunjukkan terhadap xs, pada berbagai suhu dapat
dalam persamaan dengan kesalahan memberikan ilustrasi mengenai langkah
rerata 1,04%, dan nilai frekuensi reaksi yang berperan (gambar 7).
tumbukan,ko=0,12468 menit, tetapan
gas, R = 1,987 cal/g.mol.oK, dan tenaga
pengaktif, E = 95842 cal/gmol.K =
0,12468 exp(-95842/RT)
Atas dasar besarnya nilai E, maka
proses dekomposisi volatil matter lebih
dikendalikan oleh peristiwa kimia dari
pada proses perpindahan massa.

2. Plastik LDPE Ganbar 7. Pengaruh waktu terhadap xs, pada


berbagai suhu
Dengan metode perhitungan yang
sama maka bisa diketahui berapa nilai Berdasarkan model kinetika reaksi
konversi Xs pada plastik LDPE,seperti heterogen, ternyata semua data dapat
yang terangkum pada tabel 5 dikorelasikan dengan baik terhadap
Tabel 5 nilai konversi Xs pada plastik LDPE model homogen semu. Oleh sebab itu,
anggapan bahwa mekanisme reaksi
mengikuti model reaksi homogen semu
dapat dibenarkan
Seperti halnya pengaruh waktu,
kenaikkan suhu pirolis juga
menyebabkan bahan yang tervolatilisasi
semakin besar, sehingga fraksi yang
terdekomposisi (xs) naik. Kenaikan itu,
terjadi karena gerakan molekul-molekul
volatil matter bertambah sehingga
frekuensi tumbukan (ko) dan tenaga
pengaktif (E) meningkat, akibatnya
53 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

konstante laju dekomposisi (k) Mulyadi, E., 2010 “ Kinetika Reaksi


bertambah besar. Hasil perhitungan nilai Katalitik Dekomposisi Gambut”,
k pada variasi suhu diperoleh dengan Semnas Hasil Penelitian Balitbang prov
kesalahan rerata 1,74%, dan nilai Jatim, ISBN 978-979-10-8
frekuensi tumbukan,k0=0,02004 menit,
tetapan gas, R = 1,987 cal/g.mol.0K, dan Rodiansono, Trisunaryanti,W.,dan
tenaga pengaktif, E = 7660 cal/gmol. K Triyono,2007, Pembuatan, dan Uji
= 0,02004 exp(-7660/RT) Aktivitas Katalis NiMo/Z pada Reaksi
Atas dasar besarnya nilai E, maka Hidrorengkah Fraksi Sampah Plastic
proses dekomposisi volatil matter lebih menjadi Fraksi Bensin, Berkala
dikendalikan oleh peristiwa kimia dari MIPA,17,2.
pada proses perpindahan massa
Sumarni.,2008 “Kinetika Reaksi
KESIMPULAN Pirolisis Plastik Low Density
Poliethylene (LDPE)”,Jurusan Teknik
1. Hasil dekomposisi dengan efeiensi Kimia,Institut Sains dan Teknologi
yang terbaik dalam menguraikan AKPRIND Yogyakarta
sampah plastik terjadi pada suhu
420oC dengan waktu operasi 60 Trianna, N.W.dan Mulyadi,E., 2006,
menit Mekanisme Reaksi Dekomposisi
2. Hasil produk minyak terbanyak pada Gambut, Jurnal Hasil Penelitian Kimia
plastik LDPE dan HDPE terjadi pada dan Teknologi, ISSN 0216-163X, Vol-
suhu 400oC dengan waktu operasi 60 1, USB,Solo
menit
3. Kinematika pada plastik HDPE Setiaji, B., Tahir, I., and Wahidiyah,
mempunyai nilai k = 0,12468 exp(- D.R.N., 2007, Pemisahan Komponen
95842/RT)sedangkan Kinematika Tar Batubara Dengan Kolom
pada plastik LDPE memupnyai nilai Fraksinasi Menggunakan Fasa Diam
k = 0,02004 exp(-7660/RT) Zeo/it-Mn, Berkala MIPAUGM
4. Minyak Pirolisis dari sampah plastik
ini memiliki karakteristik yang tidak Wahyudi,I.,2001.Pemanfaatan Blotong
jauh berbeda dengan dengan Menjadi Bahan Bakar Cair Dan Arang
karakteristik minyak diesel Dengan Proses Pirolisis. Jurusan Teknik
Lingkungan FTSP UPN “Veteran”
DAFTAR PUSTAKA Jatim
Budiman, S. dan Fudiesta, Yusi.,
(2007), Kemungkinan Penggunaan
Arang Plastik yang Diaktifkan sebagai
Pengadsorpsi pada Warna Minyak
Goreng Curahan. Jurnal MIPA
UNJANI, Nomor Perdana.

Mulyadi,E.,2004, Termal Dekomposisi


Sampah Plastik , Jurnal Rekayasa
Perencanaan, ISSN 1829-913x, Vol-1

Anda mungkin juga menyukai