Anda di halaman 1dari 5

BOTANI TUMBUHAN RENDAH

(ABKC – 2307)

JURNAL LICHENES

Oleh:
Rahmi Latifah
(1710119320021)

Asisten Dosen:
Farida Rahmi
M. Gojali

Dosen Pengampu:
Dra. Aulia Ajizah, M.Kes
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si
Nurul Hidayati Utami, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
JANUARI
2019
Identifikasi Lumut Kerak (Lichen) Di Area Kampus Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Efri Roziaty
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammdiyah
Surakarta Corresponding Email:er375@ums.ac.id
Latar belakang:
Pesatnya peningkatan penggunaan kendaraan bermotor di area kampus memberikan
dampak yang besar terhadap munculnya pencemaran di suatu wilayah. Emisi yang dikeluarkan
oleh masing – masing kendaraan menimbulkan akumulasi pencemar di udara. Lichen atau
lumut kerak merupakan organisme yang selama ini digunakan sebagai bioindikator kualitas
udara. Pengambilan sampel lichen menggunakan teknik purpossive sampling. Pemilihan lokasi
pengambilan sampel dibagi menjadi 5 stasiun yaitu 1) Kampus 1; 2) Kampus 2; 3) Asrama
mahasiswa (Pesma Mas Mansyur); 4) Pemukiman 1 (Ds.Gonilam) dan 5) Pemukiman 2 (sekitar
lapangan bola Ds. Gonilan). Persentase lichen yang didapat paling tinggi di stasiun 4 yaitu
Pemukiman 1 (Ds. Gonilan) 48.3 % dan terendah 16.3 % di stasiun 5(Pemukiman 2 sekitar
lapangan bola Ds. Gonilan). Diameter koloni lichen yang paling rendah yaitu 4.6 cm berada di
stasiun 1 (Kampus 1) dan yang tertinggi 5.3 cm di Pemukiman 2 (sekitar lapangan bola Ds.
Gonilan). Spesies lichen yang di temui berasal dari genus Dirinaria yaitu Dirinaria picta dan D.
applanata; Physcia; Xanthomendoza; Pyxine cocoes. Sedikitnya jumlah lichen yang ditemui
mengindikasikan bahwa di daerah tersebut sudah terjadi pencemaran udara.

Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lichen yang terdapat di sekitar kawasan kampus
UMS. Metode yang dilakukan adalah dengan eksploratif melalui penjelajahan.

Metode:
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan teknik survei.
Teknik pengambilan sample adalah purpossive sampling, dilanjutkan dengan identifikasi
spesimen secara morfologi dan kimiawi.
Hasil:
Beberapa jenis lichen diketahui sering berada di wilayah yang tercemar ringan misalnya
Parmotrema austrosinensis. Persentase lichen yang didapat paling tinggi di stasiun 4 yaitu
Pemukiman 1 (Ds. Gonilan) 48.3 % dan terendah 16.3 % di stasiun 5(Pemukiman 2 sekitar
lapangan bola Ds. Gonilan). Diameter koloni lichen yang paling rendah yaitu 4.6 cm berada di
stasiun 1 (Kampus 1) dan yang tertinggi 5.3 cm di Pemukiman 2 (sekitar lapangan bola Ds.
Gonilan).
Spesies lichen yang di temui berasal dari genus Dirinaria yaitu Dirinaria picta dan D. applanata;
Physcia; Xanthomendoza; Pyxine cocoes. Sedikitnya jumlah lichen yang ditemui
mengindikasikan bahwa di daerah tersebut sudah terjadi pencemaran udara.
KEANEKARAGAMAN JENIS LICHENES EPIFIT PADA HUTAN KOPI DAN
HUTAN CAMPURAN DI NGLIMUT GONOHARJO KENDAL
Senjha Mutiara Asih, Jumari dan Murningsih
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang 50275 Telepon
(024) 7474754; Fax. (024) 76480690
email: langit.senjha@gmail.com
Latar belakang:
Wana Wisata Nglimut memiliki permukaan tanah yang berbukit-bukit dan keanekaragaman
hayati yang masih tinggi, salah satunya terdapat banyak kelompok lichenes. Penelitian ini di
lakukan di hutan kopi dan hutan campuran Wana Wisata Nglimut Gonoharjo, Kendal, Jawa
Tengah, pengambilan sampel lichenes di lakukan pada plot kuadrat, penentuan plot kuadrat
menggunakan metode purpossive dan sampel lichenes di identifikasi di laboratorium Ekologi
dan Biosistematika.

Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis lichenes dan keanekaragaman
bentuk talus lichenes yang ada di hutan kopi dan hutan campuran di Wana Wisata Nglimut
Gonoharjo.

Metode:
Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga Desember 2012. Identifikasi tumbuhan
dilakukan di laboratorium Ekologi dan Biosistematika, Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Matematika, Universitas Diponegoro pada bulan November sampai Desember 2012.
Pengambilan sampel di lakukan pada dua stasiun. Stasiun I yaitu hutan kopi. Stasiun II yaitu
hutan campuran. Lichenes yang di ambil adalah lichenes epifit. Pengambilan data lichenes
dilakukan dengan cara menelusuri kawasan jalan setapak yang di jadikan transek utama. Setiap
stasiun di buat plot bujur sangkar berukuran 20 x 20 m (Oosting, 1956) sebagai plot pohon
untuk menentukan pohon inang yang merupakan tempat hidup lichenes. Pengambilan sampel
di setiap pohon inang di lakukan pada batang pohon dengan ukuran 50 cm sampai 150 cm di
atas tanah (Marcelli, 1992). Pada setiap plot dipilih 5 pohon inang yang di lakukan secara
purpossive. Pada setiap pohon inang di buat 5 plot kecil berukuran 20 x 30 cm (Oosting, 1956).
Lichenes yang telah di ambil di masukkan ke dalam amplop untuk di koleksi dan di identifikasi
di laboratorium.

Hasil:
Hasil penelitian tentang keanekaragaman lichenes pada Wana Wisata Nglimut Gonoharjo
Kendal yang di lakukan pada hutan campuran dan hutan kopi, diperoleh 42 spesies lichenes. 9
spesies lichenes yang di temukan di hutan kopi, dan 41 spesies lichenes yang di temukan di
hutan campuran, dan 8 speseies lichenes yang di temukan di hutan kopi dan hutan campuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe crustose merupakan tipe talus lichenes yang paling
banyak ditemukan pada hutan kopi, dan tipe foliose merupakan tipe talus lichenes yang paling
banyak di temukan di hutan campuran.
KEANEKARAGAMAN LUMUT KERAK (LICHENS) SEBAGAI BIOINDIKATOR
KUALITAS UDARA di KAWASAN ASRAMA INTERNASINAL IPB

Oleh :
Andi Handoko S1 (E34120079), Rizki Kurnia Tohir1 (E34120028), Yanuar Sutrisno1(E34120038), Dwitantian H
Brillianti1(E34120054), Dita Tryfani1(E34120100), Putri Oktorina1(E34120105), Prima Yunita1(E34120114), Ai
Nurlaela Hayati1(E34120126)

1
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor
andihandoko61@gmail.com

Latar belakang:
Lumut kerak merupakan tumbuhan indikator yang peka terhadap pencemaran udara, hasil
simbiosis antara fungi dan alga, dimana sebagian besar spesies lumut kerak sangat sensitive
terhadap gas belerang (SO2) dan gas buang lainnya yang berasal darikendaraan bermotor atau
kawasan industri. Oleh sebab itu lumut kerak dapat dijadikan bioindikator pencemaran udara.

Tujuan:
Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui morfologi lichen, membandingkan jumlah
individu lichens yang hidup pada kulit pohon yang menghadap sumber pencemar dengan yang
membelakangi sumber pencemar, dan untuk mengetahui frekuensi penjumpaan terhadap
lichens.

Metode:
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dan plot
pengambilan sampel berupa jalur yang dekat dengan sumber pencemar. Proses pengambilan
data dilakukan dengan cara membuat satu plot contoh di lokasi pengamatan yang terdiri dari
sepuluh pohon, kemudian sampel lumut pada plot contoh diambil sesuai dengan keragaman
jenisnya secara morfologi.

Hasil:
Hasilnya yaitu dari Foliose: A (tidak teridentifikasi), Dirinaria picta dan Parmotrema
reticulatum, sedangkan dari Crustose yaitu : Cryptothecia effusa, Cryptothecia scripta, G (Tidak
teridentifikasi), Graphis assimilis. Frekuensi perjumpaan lichens tertinggi pada jenis Lichens
crustose sebesar 57,14 % sedangkan Foliose memiliki nilai frekuensi sebesar 42,85 %. Crustose
memiliki bentuk kerak dan cenderung melekat pada batang sehingga kebutuhan air sedikit dan
hal tersebut mengambarkan bahwa tipe talus crustose mudah tumbuh.
Isolation and Structure Elucidation of Eumitrin A1 from Lichen Usnea blepharea
Motyka and Its Cytotoxic Activity

Maulidiyah1*, A. Herry Cahyana2, Wahyudi Priyono Suwarso2, Muhammad Nurdin1

1
Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Halu Oleo, Jl. H.E.A.
Mokodompit Kampus Baru, Kendari 93232 – Southeast Sulawesi, Indonesia
2
Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Indonesia, Depok – West
Java 16424

Background:
Powder of lichen was extracted using an acetone and continued separation by employing
column chromatography (CC) with n-hexane and ethyl acetate solvents in a gradient elutionto
produce a pure isolate.

Purpose:
The purpose of this research was to isolate and elucidate structure of secondary metabolite
compoundand to examine its cytotoxic activity of lichen Usnea blepharea Motyka obtained
from Sulawesi – Indonesia.

Result:
The UV-Visspectrophotometer measurement was obtained maximumwavelength of 229 nm
and 334 nm. The LC-MS data of this compound showed a molecular weight of680. The1H-
NMR, 13C-NMR with DEPT spectrums showedthat this compound has 34 carbon atoms
consisting of 2 methyl groups, 2 methoxy groups, 1 methyl group, 6 metin groups, 3 methylene
groups, and 20 C quartener atoms. The2D-NMR (HMBC, HMQC,COSY) spectrums of
analysis could be inferred that this compound is a Eumitrin A1 with the formula structure
C34H32O15. The Eumitrin A1 was examined its cytotoxic activityagainst Murine Leukemia
P388 cells with IC504.5 μg/mL (very active).

Anda mungkin juga menyukai