GUBERNUR SULAWFSI TENGGARA
PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
NOMOR: 4 ‘TAHUN 2013
TENTANG
PENGELOLAAN PERTAMHANGAN MINERAL DAN BATUBARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang
Mengingat
ra,
GUBERNUR SULAWESI TENGGARA,
bahwa dalam rangka optimalisasi pemanfaatan mineral,
batubara dan batuan, maka pengelolaannya harus
terarah dan terpadu, berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan untuk memberikan nilai tambah bagi
perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat
secara berkeadilan;
bahwa — pertambangan mineral dan batubara
mempuriyai peranan yang sangat penting dalam
pembangunan daerah sehingga__perlu adanya
pengaturan ; ‘dalam pengelolaannya dan
Pengusahaannya dengan memperhatikan _prinsip
lingkungan hidup, transparansi dan __ partisipasi
masyarakat;
bahwa dengan ditetapkannya undang-undang Nomor 4
tahun 2009 tentang Pertambangan mineral dan Batu
bara maka perlu adanya pengaturan dibidang
pertambangan yang dapat_—smengelola.— dan
mengusahakan potensi mineral dan Batu bara secara
mandiri, transparan, daya saing, fisien dan
berwawasan lingkungan guna menjamin pembangunan
daerah secara berkelanjutan;
bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana
dimaksud huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
membentuk. Peraturan Daerah tentang Pengelolaan
Pertambangan Mineral dan Batubara.
Pasal 18 ayat (6) Undang -Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat | Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I
Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang-Undang
Nomor 47 Prp.fahun 1960 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat I Sulawesi Utara - ‘Tengah dan Daerah
Tingkat 1 Sulawesi Selatan - Tenggara -(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 94,
‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2687);-2-
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
di ubah dua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran, Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia
Nomor 4844);
4 Undang-Undang = Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Ferlindungan dan Pengelolaan Lingkungan_Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara’ Pemerintahs
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan. Daerah
Kabupaten/Kota {Lembaran Negara” Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
7 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang
Wilayah Pertambangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5110);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dar
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 29; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5111);sebagaimana telah diubah dengan
Peraturati Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5282);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran
Negara’ Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5142);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang
Reklamasi dan Pasca Tambang (Lembaran Negara Republile
Indonesia Tahun 2010 Nomor 138, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5172);Dengan Persetujuan Bersama.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH.
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
dan
GUBERNUR SULAWESI TENGGARA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA,
BAB I
«KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan
1. Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia;
2. Menteri adalah Menteri yang membidangi Pertambangan dan Energi;
3. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Tenggara;
4. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara;
5. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Tenggara;
‘ 6. Kabupaten/Kota adalah kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara;
7. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota se Sulawesi Tenggara;
8. Dinas adalah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi
‘Tenggara;
9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Sulawesi Tenggara;
10. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam
rangka penclitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara
yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan,
serta kegiatan pasca tambang;
11.Pengelolaan pertambangan mineral dan batubara adalah optimalisasi
pemanfaatan bahan galian mineral dan batubara yang dilakukan secara
terpadu dan terintegrasi meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pengembangan;
12.Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk
memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya;
13. Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki
sifat fisik dan ‘kimia tertentu” serta susunan kristal teratur atau
gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau
padu;
14.Batubara adalah ‘endapan senyawa organik karbonan yang membentuk
secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan;
15. Pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang
berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, serta air tanah;