Anda di halaman 1dari 24

LECTURE 10.

RESUSITASI NEONATUS

LIGHT GREEN : DOKTER DYAH KANYAWATI, Sp.A (K)


A. INTRODUCTION

- Mengapa mempelajari resusitasi neonatus?  Asfiksia menjadi penyebab ± 23%

(lima tahun yang lalu masih 30%) dari sekitar 4 juta kematian neonatus di seluruh

dunia setiap tahun. Asfiksia ini menjadi penyebab kematian terbesar pada anak-
anak. Kalo kita bertugas di puskesmas ini adalah tugas utama kita, bidan di sebelah

itu akan meminta kita menjadi pelindung dari praktekknya. Tapi begitu asfiksia

bayinya maka akan segera dateng ke kita “dok saya udah upaya blablabla” jedeg

bayinya biru di depan kita  mau kita apain ni, kalo di rujuk gak transportable
- Apakah setiap bayi baru Lahir Selalu Perlu Resusitasi?

 90 % bayi  Tidak

 10 % bayi  memerlukan resusitasi

 1% bayi  memerlukan resusitasi yang lebih advance


- Penyebab asfiksia  selalu kita kaitkan dengan host, agent dan lingkungan. Jadi

kalo nanti ujian di klinik kek gini caranya jawab selalu kaitkan dengan segitiga ini

 Faktor ibu  host


 Faktor plasenta dan tali pusat  lingkungan

 Faktor bayi  agent

- Ketuban pecah dini itu kasusnya sering sekali

1|Emergency Medicine |Kristian Dwi Cahya


- Kenapa misalnya kek korioamnionitis menyebabkan asfiksia kan Cuma infeksi,

harusnya kan ada striktur pada plasenta


- Nanti dikupas satu persatu pada saat pleno

- Jadi dari semua banyak sitilah itu kita harus bisa mengubah menjadi bahasa yang

sederhana  soalnya orang tuanya selalu nanya “kenapa anak saya bisa begitu”

“kenapa anak saya di begging” “kenapa saya gak nangis”  tapi kesalahan kita
adalah kita tidak menterjemahkan ini kedalam bahasa nya mereka

**

- MATERI

 Perubahan fisiologis saat bayi lahir


 Persiapan Resusitasi

 Diagram Alur resusitasi

 Mekanisme resusitasi

B. FISIOLOGI JANIN

- Perhatikan gambar alveoli, disini ada perubahan alveoli yang terisi cairan

menjadi alveoli yang terisi oleh oksigen (udara) pada bayi-bayi yang lahir SC

sering tidak terperas secara sempurna (fluid in alveoli) karena dia gak melewati
jalan lahir. Jadi sering menyebabkan seolah-olah bayinya sesak napas (tension

takipnea, apneu born) tapi dalam 2-3 hari bayinya akan membaik

- Janin pada umumnya itu ada duktus arteriorsus (penguhubung antara arteri

pulmonalis ke aorta), jadi pada bayi itu masih ada foramen ovale nya
- Aliran darah itu terjadi karena vasokonstriksinya dari alveoli, tekanan yang tinggi
paru sehingga menyebabkan aliran darah menuju ke aorta (sebelum kelahiran).

2|Emergency Medicine |Kristian Dwi Cahya


Kalo tekanan di paru berkurang karena akan lahir atau mulai bernapas, ada tekanan

positif yang masuk ke paru (terutama ke rongga dada)  maka tekanan yang tinggi
dalam paru dan arteri pulmonalis akan berkurang sehingga yang awalnya tekanan

tinggi dari arteri pulmonalis ke aorta sekarang tekanannya akan menurun, jadi

darah tidak lagi menuju ke aorta dan stop disana sehingga foramen ovale menutup

kemudian duktus arteriosus menutup sehingga berjalan lah aliran darah dari
jantung ke seluruh tubuh. Jadi dari jantung akan menuju ke aorta karena tekanan

di jantung akan lebih tinggi dibandingkan di paru, dari aorta akan menuju ke

seluruh tubuh termasuk ke paru

- Jadi secara prinsip : adanya perubahan tekanan pada intrathoracal


- Jadi prinsipnya melakukan resusitasi adalah mengembalikan sirkulasi dari jantung

ke seluruh tubuh

- Kalo terjadi PJB perhatikan apakah disebabkan oleh perubahan aliran darah (artinya

duct dependent) jadi aliran darah itu masih tergantung dari duktus arteriosus atau
si foramen ovale yang ada maka saat kita melakukan resusitasi, si foramen ovale

dan duktus arteriosus ini gak boleh tertutup  karena pencampuran aliran darah

ini masih kita perlukan


- Jadi caranya tau itu bayi kebiruan karena one golder hours nya belum terlampaui

dengan baik atau oleh karena PJB. Kalo PJB kita bisa liat dari saturasi pre dan post

ductal kalo terjadi perbedaan >10% dan kalo kita kasi O2 gak ada perbaikan kita

harus berpikir itu PJB. Kalo PJB jangan dikasi oksigen terlalu tinggi, jadi kalo dikasi
oksigen yang terlalu tinggi maka oksigenasi paru akan sangat baik jadi duktus

arteriosus atau foramen ovale akan terutup, kita gatau duct dependent atau non

C. PERSIAPAN RESUSITASI
- Pengenalan faktor risiko  jadi kalo ada bidan yang bawa bayi ke kita kita udah

pikirkan apa faktor risikonya

- Tim Resusitasi
- Peralatan resusitasi

- Tindakan pencegahan infeksi

3|Emergency Medicine |Kristian Dwi Cahya


D. TIM RESUSITASI

- Jadi seringkali team leader itu malah ada di kanan atau di kiri, jadi team leadernya

itu ada di kepala yang bertugas untuk memaintain airway. Sangat salah kalo team
leader itu ada di kiri (sirkulasi) karena dia harus menghitung disini. Jadi kalo yang
resusitasi itu kan sibuk ngitung 1..2..3 sedangkan team leader itu seharusnya bisa

berpikir jernih apa yang harusnya dilakukan sehingga tidak banyak tindakan yang

memerlukan konsentrasi yang penuh


- Yang sebelah kanan itu drug and equipment biasanya bidan atau perawat, yang

selah kiri biasanya temen dokter kita tapi kalo gak ada ya gak masalah juga

E. PERALATAN/BAHAN YANG DISIAPKAN


1. Penghangat/warmer  ini yang ideal

 infant warmer

 Kain kering

 handuk hangat / pembungkus


 kantong plastik untuk neonatus < 1500 gram  jadi

kantong plastiknya harus besar, karena seluruh

tubuhnya harus di wrapping

4|Emergency Medicine |Kristian Dwi Cahya


2. Penghisap/suction

 Suction
 Kateter suction

 Kalo di perifer mungkin gak ada ini

mungkin makenya buff (?) suction yang

penting bisa dipake ngambil lendir atau


cairan

3. Ventilasi

 Balon mengembang sendiri (self –inflating


bag)
 Sungkup wajah berbagai ukuran

 Balon tidak mengembang sendiri (flow-inflating bag; Jackson-Rees)

 T-piece Resuscitator

 Jadi pada balon mengembang sendiri dia ada katup (katup PEEP) jadi kalo

belebihan kita pompa maka dia akan keluar lewat katupnya itu. Jadi kalo
megang balon yang mengembang sendiri itu jangan terlalu kuat mompa nya

inget volume tidak bayi itu gak banyak Cuma 4-6cc/kg kalo dia lahir 3,5kg 

yang fisiologis 3,5x4 = 12, jadi kita butuh sekitar 20-30 sementara yang di
balonnya itu 400. Jadi kalo kita peras maksimal habis 400 maka akan pecah

paru-parunya

5|Emergency Medicine |Kristian Dwi Cahya


 Kalo balon yang tidak mengembang sendiri itu biasanya dihubungkan dengan

oksigen, jadi nanti dia akan mengembang berdasarkan tekanan oksigen yang
kita buat

 Balon yang mengembang sendiri biasanya dilakukan di puskesmas atau di UGS,

kalo yang tidak mengembang sendiri itu biasanya dilakukan di RS

 Begitu pembuluh darah itu tersisi dengan darah dan jantung itu bedetak
dengan baik sangat cepat merah semua

 Jadi kalo bayinya “keplek” kita pasti lakukan ventilasi setelah airway nya bersih.

Begitu compliance parunya ada, begitu circulation spreadingnya ada tolong

berhenti sebentar  jadi gak usah di blengek terus soalnya bisa merangsang
batuk, makanya dr. Dyah gak ngasi bersihin pake rubbing yang kasar soalnya

bisa memicu batuk soalnya dokternya lagi melakukan resusitasi

 Jadi airway sudah dipastikan bersih, tapi begitu tekanan rongga dadanya tinggi

dia defloating (langsung keluar cairanny), jadi sangat penting itu kita lihat saat
melakukan begging kita liat apa yang terjadi dengan paru, dengan airway

kemudian bayinya kemerahan  okee, tahan biasanya napas bagus  berhenti

 Dokternya paling marah kalo ada yang memberikan oksigen tanpa


sepengetahuan dokternya

**

 Pengaman T-PIECE resuscitator

 Ini wajib ada di dalam tiap puskesmas


 Jadi saat begging itu gak boleh ada tekanan yang tinggi, jadi di dalat ini

kita bisa atur. Jadi setelah bayinya bernapas spontan barangkali bayinya

lahir prematur maka seringkali surfaktan atau PEP (tekanan akhir ekspirasi)

yang ada tidak memadai sehingga kolaps  kemudian misalnya kita ingin
transfer dengan CPEP ke ruang tertentu atau mau merujuknya

 Jadi alat ini akan mempertahankan tekanan akhir saat ekspirasi ataupun

tekanan saat inspirasi


 Pengatur tekanan inspirasi  mengatur  tekanan selama bantuan napas

normal  ini sangat berguna pada saat transport pasien

 Pengatur tekanan maksimum  mencegah tekanan melebihi yang sudah

diatur

6|Emergency Medicine |Kristian Dwi Cahya


 Yang no 6 itu adalah konektor oksigennnya

 Kemudian di no 3 berapa tekanan PIP dan PEP nya  jadi kan kita berikan
tekanan, nanti resultan nya itu akan muncul di sana. Jadi di jarumnya itu

akan kembali kemana, setinggi apa itu tergantung dari tekanan yang kita

setel

 Jadi tempat ngaturnya itu di nomor 2


 Jadi berapa tekanan maksimum yang bisa kita berikan  misalnya PEP nya

kita atur 5, jadi akan tercermin dari jarumnya itu dan pada saat kembali dia

akan kembali ke angka 5

 Kalo kita ingin 10 PIP (pressure inspiration pressure) nya kita mau ngasi
berapa, biasanya 10-12. Dan pada saat end expiration pressure (PEP) itu

biasanya kita berikan 5 maka dia akan kembali ke angka 5

 Jadi dengan begitu saat di transport maka bayinya akan stabil, jadi tekanan

akhir pada saat ekspirasi udah kita tentukan. Jadi gak kek dulu lagi kalo
transportnya dengan begging jadi kalo ngantuk lemes kita ngebagging

kalo semangat kenceng jadi itu bisa hancur parunya orang

 Omg apa dibilang tu gapaham -_-

7|Emergency Medicine |Kristian Dwi Cahya


4. Peralatan intubasi

 Laringoskop
 Lampu dan baterai cadangan untuk laringoskop

 Endotracheal tube (ETT): 2 (untuk premature), 2,5 (premature usia

kehamilan 34-35W), 3 (aterm), 3,5, 4,0 mm  ini diamternya

 Jadi ini laringoskop miller yang digunakan pada bayi


 Disebelahnya ada ETT  jadi panjangnya ini tertentu, jadi ada caranya

menghitung nentuin diameternya juga ada caranya ngitung

 Jadi biasanya kita membuat rangkaiannya plus minus setengah diatas dan

dibawah
 Jadi sebaiknya ada kit kek gambar kanan atas, jadi ada gunting, ada orofaring

(lingkaran biru) kemudian ada miller, liat ukurannya kalo 0 untuk premature

kalo 1 untuk aterm, ada stetoskop, ada batere cadangan

5. Akses sirkulasi  ini di kiri dari team leader soalnya jantung di kiri 

 Jadi yang kita kenal itu kan dengan pemasangan akses perifer, tapi karena sulit

karena kolaps biasanya kita pasang di umbilical dengan kateter umbilical.

Soalnya pada bayi yang keplek tadi itu gak bisa nemu mana pembuluh
darahnya soalnya biru semua

 Perlengkapan untuk memasang akses perifer : abocath, infus set, spuite

 Kateter umbilikal, NGT

8|Emergency Medicine |Kristian Dwi Cahya


 Obat-obatan  jadi drug itu terkahir, tapi inget ini obat-obatan yang

diperlukan
 Epinefrin 1:10.000

 Cairan pengganti volume/plasma expander, satu atau lebih dari bahan di

bawah ini: Salin normal (NaCl 0.9%), RL  disarankan RL terlebih dahulu

 Natrium bikarbonat 4,2%


 Dekstrosa 10%

 Nalokson  untuk ibu yang kecanduan obat bius, kecanduan morphin

biasanya. Bayinya biasanya sleepy baby

 Aqua steril

F. PERSIAPAN RESUSITASI

- Pengenalan faktor risiko

- Tim Resusitasi
- Peralatan resusitasi

- Tindakan pencegahan infeksi

G. DIAGRAM RESUSITASI

9|Emergency Medicine |Kristian Dwi Cahya


- Jadi pertama perhatikan waktu dulu (di bagian kiri) ada 30 detik pertama, kemudian

ada 30 detik kedua, kemudian ada selanjutnya (ini 60 detik)  jadi kalo dijumlahin

sekitar 2 MENIT  jadi ini bisa diulang sampe 5 siklus, jadi kira-kira 10 menit jadi
harus selesai dalam waktu itu karena first golden hour itu melakukan resusitasi

harus secepat-cepatnya untuk mencapai hasil yang baik. Jadi kalo kita liat Ablet (?)

score kalo dilakukan dalam waktu tertentu disana prognosisnya udah bisa
ditentukan

- Jadi dalam 30 detik pertama kita liat apakah bayinya bernapas atau menangis

(bernapas dan menangis itu sama)  JADI UPAYA NAPAS YANG PERTAMA KALI

ITU ADALAH MENANGIS, ini tujuannya agar udara itu masuk memberikan tekanan
yang positif tadi

- Jadi penting kita tanyakan kalo bidan dateng ke kita terus bawa bayi dalam

keadaan tertentu kita tanyakan apakah bayinya menangis atau tidak. Nangis nya

10 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
juga ditanya gimana apakah merintih, keras atau gimana. Jadi dengan menangis

maka rongga dada akan membuka sehingga tekanan positif akan masuk ke paru
sehingga perubahan aliran darah janin akan dimulai disana, kalo tidak menangis

harus hati-hati

- Setelah tanyakan menangis atau tidak kita lanjut melihat tonus otot yang baik. Dari

terisinya rongga dada oleh tekanan yang positif  aliran darah akan mulai dari
jantung ke seluruh tubuh  sehingga terjadi pink baby maka tonus otot itu baru

keluar (baru bisa digerakkan)

- Jadi ventilasi dan perfusi yang baik ditandai dengan adanya upaya napas (nangis),

jadi tonus otot itu muncul setelah semua darah terdistribusi, gak ada bayinya biru
tapi bergerak aktif

- Jadi kalo dalam 30 detik pertama itu kita dapatkan “YA” maka kita tinggal keringkan

bayinya  selesai. Tapi kalo dapetnya “TIDAK” bayinya harus tetap diupayakan

hangat dulu  karena kalo bayinya hipotermia (<36,5). Kalo kita dapet bayi biru,
tidak menangis, tidak ada tonus otot, hipotermia (<36,5)  hangatkan dulu

bayinya  atur dan bersihkan jalan napas  keringkan dan stimulasi  posisikan

kembali
- Jadi ini yang berperan tu yang team leader untuk melihat airway nya jadi udah

clear, kemudian yang kiri (resusitasi) tolong langsung ditaruh stetoskopnya  ini

harus segera tanpa perintah karena ini dilakukan dalam 30 detik

- Ketika dalam 30 detik LDJ kurang dari 100 pada umumnya dia megap-megap

karena oksigennya belum sampe, nangisnya mungkin gak efektif misalnya granting

 kita pastikan airway nya bersih kemudian kita lakukan VTP

- Pada saat melakukan VTP dengan LDJ <100 : kita lihat apakah pengembang
dadanya adekuat barangkali tekanan yang kita berikan itu belum adekuat atau

posisi kepala bayi yang belum tepat atau ada obstruksi. Jadi apapun di airway harus

kita evaluasi kembali  ini yang kita perhatikan kalo dalam VTP gak nyampe denyut
jantung 100 kali permenit

- Kita perhatikan kalo dada mengembang dan denyut jantung lebih dari 100 kali,

kalo TIDAK maka kita harus siap lakukan VTP + KOMPRESI DADA  ini dilakukan

pada 60 DETIK KEDUA

11 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
**

- Pada saat 30 detik pertama : kita perhatikan bagan yang kanan


- Kalo bayi napas spontan, kita perhatikan menangisnya ada granting atau tidak (kalo

granting tu intinya gak nangis kek biasa) granting ini biasanya kita dengar pada

akhir ekspirasi  biasanya disini udah mulai ada napas cuping hidung

- Jadi pada saat disini (kotak merah) kita pertimbangkan menggunakan alat T-Piece
resusitator  harus dirujuk  jadi ini “bonus” untuk mempersiapkan rujukan kalo

kita berhasil disini (kotak biru)

- Kalo dia napas spontan tapi kok sianosis  harusnya kalo udah napas spontan kan

tonus otot nya bagus udah gak sianosis tapi kok bayinya gak pink ya  hati-hati
kalo kek gini OKSIGEN SEGERE TURUNIN. Kita perhatikan preductal nya (preductal

itu di kaki dan tangan kanan)  liat saturasinya kalo kurang dari 70% hati-hati

- Pada PJB kalo gak ada gagal jantung pada umumnya tidak ada distress napas tapi

bayinya sianosis. Kalo kita mau cek sekitar 70-75 barangkali masih hipotermi 
pemberian suplemen oksigen boleh tapi tolong hati-hati, tidak oksigen 100% dan

tidak diberikan dengan target 100% hanya 70%. Jadi lapor sama spesialisnya bilang

“dok saya sudah berikan oksigen 1-2L/menit” ternyata tidak membaik tetep
saturasi 60-70 setelah 2 menit (kalo pada 1 menit wajar) kalo setalah 2 menit hati-

hati laporkan segera

- Kalo dulu “diobrak abrik” dulu bayinya baru dikirim  tapi kalo sekarang kita justru

screening saat bayi baru lahir, saat kita mendapatkan sianosis central dan kita duga
ada PJB. Jadi screeningnya ini minimal kita menduga dari murmur  yang bisa di

treat adalah PDA (bunyi murmur nya sistolik continous di ICS 2)

- Inget ngasi oksigennya gak 100%, kalo kita ngasi segitu SALAH  pada saat ada

PJB kita menjadi salah karena akan tertutup semua. Jadi kalo atresia pulmonum dia
akan sangat tergantung dari aliran darah PDA ini ataupun foramen ovale ini

- Pada 60 detik yang kedua kita mulai berpikir adanya kompresi dada kalo denyut

jantungnya kurang dari 60 kali per menit

H. MENENTUKAN APAKAH BAYI PERLU RESUSITASI

Tanya & jawab hal-hal di bawah ini

1. Bernapas atau menangis

12 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
a) Perhatikan dada bayi

 Tidak ada usaha napas  perlu intervensi


 Megap-megap (bayinya ada granting, dia gak nangis sempurna jadi

bayinya nampak tenang tapi ada suara di akhir ekspirasi) perlu intervensi

(perlu oksigen tapi secukupnya)

 Tidak ada perbedaan yang bermakna setelah dilakukan observasi pada bayi
tersebut. Jadi kalo kita memberikan oksigen 100% gak ada perbedaan yang
bermakna mengenai mortalitas dan 2 parameter tersebut (neurodevelopmental

dan hypoxic ischemic encephalopathy)

 Tapi kalo bayi itu mengalami PJB maka akan membawa dampak yang fatal 

jadi masih konsisten dari 5 tahun yang lalu

2. Tonus otot?

 Jadi kalo kita dapet telp ada bayi post SC kek di gambar kanan itu alamat kita

gak tidur sehari. Kita perhatikan rongga dadanya kempes dibandingkan dengan

bayi yang viable. Tidak ada tonus, pucat dan kebiruan. Jadi langkah

penanganannya sama yaitu 30 detik pertama, 30 detik kedua dan 60 detik


kedua

13 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
 Pada bayi yang cukup bulan dia menangis dengan kuat, rongga dadanya

mengembang dengan baik , berwarna pink di seluruh tubuh, melengkung


dengan baik  ini menandakan end perfusionnya itu sampe di end arterial dan

parunya udah ngembang dengan sempurna

I. LANGKAH AWAL RESUSTASI


- Berikan kehangatan

- Posisikan; bersihkan jalan napas  bila perlu. Jadi kita gak terlalu sering suction,

jadi secukupnya aja soalnya kalo sampe kena nervus vagalnya malah jadi apnea

bayinya, pasiennya dimiringkan juga bisa. Risiko besar terjadi pada pasien SC, kalo
lahir spontan itu gak perlu memberishkan jalan napas yang terlalu agresif

- Keringkan, rangsang, reposisi

- Selama 30 detik

1. Memberikan kehangatan

 Jadi potong ujung atas dan bawah dari plastik nya habistu bungkus segera, jadi
kita tidak bersihkan bayinya dan transfer panas itu kita stop dengan

memberikan plastik

 Gambar di kiri itu bayinya ditaruh dibawah radiant/infant warmer  kita liat
posisinya lucu ya kek sarang burung, jadi kakinya naik itu akan menjamin

tekanan yang kembali ke jantung itu akan baik dan menjamin napas bayi juga

akan baik

14 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
2. Posisikan dan Bersihkan Jalan Napas

 Jadi jangan sampe menekuk kek gambar kiri atas karena akan terjadi obstruksi
akibat lehernya yang fleksi
 Kalo hiperekstensi pada bayi dan infant tidak kita sarankan jadi akan tertekuk

kek digambar, karena occipital bayi itu besar

 Jadi posisi occipital yang besar ini udah memberikan posisi slightly ekstensi 
ini yang kita inginkan

 Kalo diatas infant bisa kita pake alas handuk tapi infant kebawah hati-hati

soalnya kepalanya masih besar

3. Keringkan, merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi yang benar

15 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
 Kalo menghangatkan itu dengan menggunakan handuk yang hangat jangan

yang dingin
 Jadi kalo dokternya itu biasanya mempersiapkan 2 handuk yaitu untuk alas satu

dan untuk resusitasi lagi satu (jika perlu)

 Kalo dibersihkan dengan handuk yang hangat maka warna pinknya akan cepat

menyebar karena waktu dimana kita bisa memberikan suhu yang optimal kita
bisa lampaui dengan cepat  jadi bayinya merah, menangis dan aktif bergerak

itu kurang dari 1 menit kalo diamati sama dokter Dyah

 Tapi kalo handuknya itu suhunya dingin atau suhu yang normal aja itu agak

lama
 Jadi gambar yang dikanan itu cara yang benar memberikan rangsangan

pernapasan bukan dijungkirkan dan diberi air dingin. Jadi kita cukup tepuk

tepuk kakinya, habistu kita pentil atau kita rubbing di bawah  jadi gak

menyakiti bayi
**

16 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
- Langkah awal

 Hangatkan
 Posisikan

 Bersihkan jalan napas

 Keringkan

 Stimulasi taktil
 Posisikan kembali  dengan posisi slightly extended

- Setelah Langkah Awal, bayi masih seperti tanda dibawah ini lakukan ventilasi

tekanan positif

 Tidak bernapas / Apnu


 Megap-megap

 Frek. Jantung < 100 x/menit, meskipun bernapas

J. VENTILASI TEKANAN POSITIF


1. Sungkup

 Cara meletakkan balon dan sungkup pada

wajah
 Ini tindakan CPEP

 Jadi perhatikan tangan yang melalukan

tindakan itu memegang ujung dari rahang

bawah (C-E clamp)

**

 Peralatan balon & sungkup

 Sungkup harus menutupi: ujung dagu,


mulut, hidung

17 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
 Tindakan diatas tadi harus dibarengi dengan peralatan balon dan sungkup

 Yang bener itu adalah sebagian hidung, semua bagian mulut dan dagu. Mata
tidak tertutup karena itu jaringan ikat longgar, kalo keteken akan ada injury

 Kalo gambar yang paling kiri itu sungkupnya di ujung hidung sehingga yang

terjadi jalan masuknya tertutup, karena 2/3 depan adalah tulang rawan tapi

dibagian akhir nya itu adalah rongga dimana udara itu masuk

2. Oksimeter dengan probe

 Ini untuk cek saturasi

 Ini tergantung posisi dan suhu daripada tubuh, juga tergantung dari kurva

disosiasi dari Hb

 Yang bener seharunys PaO2 (tekanan oksigen di arteri)

3. Kecepatan Melakukan Ventilasi

18 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
4. Bila dada tidak mengembang

 Jadi sebelum menghitung kita liat dulu tekanannya udah adekuat apa tidak,

kalo belum adekuat pasang kembali, soalnya gak boleh ada udara yang keluar

 Kalo jalan napas tersumbat lakukan reposisi kepala. Lakukan ventilasi dengan

mulut sedikit terbuka untuk menambah tekanan itu gaapa asalkan sungkupnya
sesuai

 Kalo pemberian tekanan positif nya benar maka dadanya akan naik turun naik

turun

5. Tanda VTP efektif dan dapat dihentikan

 Frekuensi Jantung meningkat >100 dpm

 Saturasi oksigen membaik


 Mulai terjadi pernapasan spontan

 Kalo bayi pink boleh langsung selesai gausah nunggu 40-60 kali hitungan

 Jadi begitu dada bergerak diangkat sedikit jangan terus diteken

6. Kompresi dada

 Dilakukan apabila Pengembangan dada adekuat, tapi LDJ < 60x/menit

K. KOMPRESI DADA

- Butuh 2 penolong :

 Teknik ibu jari  ini kedua ibu jari harus ketemu, ini bagus juga karena kita bisa

mengukur 1/3 kedalamannya


 Teknik dua jari  pada umumnya teknik 2 jari ini yang dilakukan

19 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
- Posisi penolong (2 penolong)

1. KOMPRESI DADA
- Posisi jari : 1/3 bawah tulang dada/sternum

- Penekanan : ± 1/3 diameter anterior-posterior dada  gak boleh lepas dari tulang

dada, harus selalu melekat

- Kecepatan : satu siklus terdiri dari 3 kompresi + 1 ventilasi (waktu 2 detik)


jadi hitungannya satu dua tiga satu || satu dua tiga satu  90 kompresi & 30

ventilasi per menit  90 nya denyut jantung optimal dan 30 nye napas optimal

minimal bayi
- Satu - Dua - Tiga - Pompa - Satu - Dua -Tiga - Pompa

- Hentikan bila FJ > 60 /menit

- Push hard push fast dan recoil

20 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
2. FREKUENSI

3. BAGAIMANA BILA TIDAK ADA PERBAIKAN KLINIS BAYI?

- Apakah gerakan dada adekuat (apakah telah dipertimbangkan intubasi


endotrakeal)?

- Apakah oksigen 100% telah diberikan? Kalo dalam keadaan seperti ini mau gak

mau kita memberikan oksigen 100%


- Apakah kedalaman penekanan  1/3 dari diameter dada?

- Apakah kompresi dada dan ventilasi dilakukan secara terkoordinasi baik? Dalam 2

detik lakukan 3 kompresi 1 VTP. Kalo semua itu udah bener harusnya bayi menangis

L. INDIKASI INTUBASI ENDOTRAKEA

- Terdapat mekonium & bayi mengalami depresi

- Jika VTP dengan balon & sungkup tidak efektif

- Membantu koordinasi kompresi dada & VTP


- Pemberian epinefrin untuk stimulasi FJ

- Indikasi lain: sangat prematur & hernia diafragmatika

- **cerita dokter**

21 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
- Kenali dan tentukan lokasi glotis, letak pipa endotrakea yang benar : antara pita

suara dan karina  masukkan pipa sampai garis pedoman pita suara berada
sebatas pita suara
- Menekan krikoid ke bawah dengan jari kelingking, dapat membantu visualisasi
glotis

- Setiap tindakan pemasangan ETT dibatasi hanya dalam 20 detik


**

- Kedalaman pipa endotrakea (intubasi dari mulut)

- Jarak ujung bawah pipa endotrakea ke bibir = berat lahir (kg) + 6

M. OBAT-OBATAN

- Diberikan Setelah VTP 30 detik dan VTP + kompresi dada selama 45-60 deti  FJ

tetap < 60 kali/menit

1. Epineprine
 Indikasi :

 Setelah VTP 30 detik dan VTP + kompresi dada selama 45-60 detik

 FJ tetap < 60 kali/menit

 Asistolik
 Persiapan : 1 ml cairan 1:10.000

22 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
 Dosis

 IV : 0,1-0,3 mL/kgBB larutan 1:10.000


 ET : 0,3-1,0 mL/kgBB larutan 1:10.000

 Kecepatan pemberian : secepat mungkin

2. Cairan Penambah Volume Darah

 Indikasi: Bila bayi pucat, kehilangan darah & / tak memberikan respons yang
memuaskan terhadap resusitasi

 Cairan yang dipakai:

 Garam fisiologis (dianjurkan)

 Ringer laktat
 Darah O – negatif

 Dosis : 10 mL/kgBB

 Jalur : vena umbilikalis

 Kecepatan : 5-10 menit

N. PENGHENTIAN RESUSITASI

- Dipertimbangkan setelah 10 menit upaya resusitasi adekuat tidak didapatkan


tanda-tanda kehidupan (TAK ADA DENYUT JANTUNG & USAHA NAPAS)

- Orang tua perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan

- Jadi tadi kan yang kita lakuin tu yang 2 menit siklus 5 kali, kalo dalam 5 menit kita

gak nemu repson gak ada tanda tanda kehidupan ambil senter liat midriasis atau
tidak  langsung panggil orang tua

O. KAPAN HARUS MERUJUK

- Paling ideal adalah rujukan antepartum


- Bila RS tidak mempunyai fasilitas lengkap  tidak memberi respons terhadap

tindakan resusitasi selama 2-3 menit

- Bila RS mempunyai fasilitas lengkap dan kemampuan melakukan pemasangan ET


& pemberian obat-obatan  bayi tdk memberikan respons thp tindakan resusitasi

 rujuk

- Jangan dirujuk ketika mendapatkan pupil midriasis maksimal. Jadi rujuklah kalo

pupil masih miosis tapi gaada respon dalam 2-3 menit

23 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a
- Jadi katakan aja apa adanya sama keluarga pasien

- Jadi kalo ada anestesi bisa diajak membantu untuk memasang ET, CPEP kemudian
intubasi

- Jadi kalo menerima telp ada bayi sedang dalam kondisi critical misalnya HR 135

langsung kita suruh cek BS, karena bukan Cuma HR yang tinggi biasanya gula darah

juga akan sangat tinggi


- Jadi HR, RR, GCS, reflek pupil itu berjalan secara simultan CRT juga gak bisa

dibohongi

- Jadi kalo udah critical tolong dong di intubasi pasiennya, tolong dong infusnya 2

dan tolong merujuk ke RS tersier

24 | E m e r g e n c y M e d i c i n e | K r i s t i a n D w i C a h y a

Anda mungkin juga menyukai