PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EVOLUSI
Evolusi sering diartikan sebagai proses perubahan yang berlangsung sedikit
demi sedikit yang memakan waktu yang lama (Waluyo, 2005). Evolusi merupakan
ilmu yang memperlajari tentang perubahan yang berlangsung bertahap menuju ke
arah yang sesuai dengan masa dan tempat. Teori evolusi mempelajari proses
perubahan pada makhluk hidup, selain itu teori ini merupakan kajian yang dinamis
atau berkembang disebutkan pula merupakan perpaduan antara ide dan fakta
(Yusuf, 2006). Teori evolusi semakin berkembang seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga kajian pendekatan yang dilakukan
semakin beragam (Widodo dkk, 2003).
3
4
d. Cavier
Cavier memiliki pendapat yang sama dengan Linnaeus yaitu semua
yang ada dibumi berasal dari proses penciptaan, dan spesies bersifat tetap
dan tidak pernah berubah (kekal). Jika pada masa saat ini ditemukan ragam
fosil terpendam dalam lapisan tanah pasti disebabkan karena terjadinya
bencana alam. Fosil yang berbeda-beda dan khas yang terpendam dalam
tiap lapisan tanah ini adalah hasil dari suatu ciptaan baru (Yusuf, 2006).
Sehingga fosil yang dikandung semakin dalam berbeda dengan makhluk
yang sekarang.
2. Teori J.B Lamarck
Jean Baptis Lamarck (1744-1829) merupakan ahli Zoologi Prancis, dalam
bukunya ‘Philosophie Zoologique” dikenal teori adaptasi-transformasi.
Lamarck menyatakan bahwa proses evolusi berlandaskan pada diwariskannya
sifat-sifat yang di dapat. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa tidak ada
satupun makluk hidup yang identik.
Ada dua konsep evolusi yang dikemukakan oleh Lamarck yaitu: Pertama,
spesies berubah dalam waktu lama menjadi spesies baru. Lamarck berpendapat
bahwa dalam suatu waktu tertentu suatu spesies dapat berubah bentuk akibat
suatu kebiasaan yang terjadi berulang-ulang. Kedua, perubahan yang terjadi
tersebut dapat diturunkan (Yusuf, 2006).
Menurut Widodo dkk (2003) Lamarck menjelaskan bahwa
Suatu organisme berubah sesuai dengan aktivitas atau kebiasaan sewaktu
masih hidup dan perubahan tersebut diwariskan pada generasi berikutnya.
Organ tubuh yang sering digunakan untuk aktivitas mengalami perubahan dan
penyempurnaan fisik dan fungsinys, namun organ yang tidak digunakan akan
terdegeneratif.
Gambar 2.1 Fenomena Jerapah menurut Lamarck. Awal mula jerapah berleher pendek, Jerapah berusaha
menjangkau makanan yang tinggi dengan merenggangkan leher, lama kelamaan leher jerapah menjadi
panjang dan perubahan tersebut diwariskan pada keturunannya.
Sumber: www.biologiedu.wordpress.com
Kebiasaan yang berulang ini disebut adaptasi dan perubahan yang timbul
adalah proses transformasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa evolusi yang
terjadi menurut Lamarck merupakan akibat dari respon organisme pada kondisi
lingkungannya.
Gambar 2.2 Burung-burung finch di kepulauan Galapagos. Semua spesies diturunkan dari satu
nenek moyang, tetapi kemudian menampilkan bentuk-bentuk yang berbeda, sesuai habitat dan
sumber makanannya. (Sumber: Johnson L.G. 1987 : 740).
8
kacang ercis (Pisum sativum), persilangan dua induk yang berbeda varietas
ini menghasilkan ciri baru pada keturunannya. Pada eksperimen pertama
Mendel menyilangkan satu sifat beda dari Pisum sativum (yaitu tumbuhan
ercis Tinggi dan Pendek) (Widodo dkk, 2003).
Mendel menarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan pertama adalah
bahwa setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi (faktor tertentu)
dari parental. Satu informasi (faktor) berasal dari sel jantan dan satu
informasi (faktor) yang lain berasal dari sel betina. Kedua informasi (faktor)
ini yang sekarang dikenal dengan gen. Mendel mengungkapkan bahwa
kedua informasi (faktor) ini akan berpisah pada saat pembentukan gamet
dan kemudian akan menentukan ciri-ciri atau sifat yang akan nampak pada
keturunan (Yusuf, 2006).
Bila keturunan ini dikawinkan sendiri akan menghasilkan keturunan
generasi kedua, dimana sel-sel (induk jantan) dan sel-sel (induk betina)
masing-masing mengandung satu gen dominan (A) dan satu gen resesif (a).
Oleh karena itu, ada empat kombinasi yang mungkin terjadi yaitu: AA, Aa,
Aa, dan aa. Tiga kombinasi yang pertama menghasilkan keturunan dengan
ciri dominan, sedangkan kombinasi terakhir menghasilkan keturunan
dengan ciri resesif.
Parental x Parental
Jantan Tinggi Betina
Pembentuk
A a
an gamet
a AA a
a A Keturunan generasi
ke-2 (F2) 3 tinggi : 1
a
5. Teori Neo-Darwinian
Berdasarkan Teori Neo-Darwinian bahwa peristiwa seleksi alam
sesungguhnya tidaklah cukup sempurna menjelaskan perubahan evolusioner
dari seluruh ciri (struktur). Peristiwa seleksi alam bukanlah penyebab utama
12
lebih baik pada proses perubahan organisasi makhluk hidup. Selain itu juga
ditemukan adanya gen yang tidak banyak berubah selama proses evolusi.
Sehingga dapat dilakukan perbandingan DNA untuk menentukan derajat
persamaan antara spesies yang berbeda. Dengan demikian dapatlah ditentukan
bahwa suatu makhluk hidup memiliki kekerabatan dekat atau jauh terhadap
makhluk hidup lainnya (Widodo dkk, 2003).
Dalam tinjauan molekuler evolusi adalah perubahan struktur genetik pada
generasi ke generasi. Keragaman organisme pada masa ini dipandang sebagai
perubahan organisme yang berawal dari struktur DNA yang dimulai dari
perubahan struktur molekul DNA yang memungkinkan adanya keragaman
individu. Selain itu kajian evolusi modern dapat dilihat pula melalui
penyimpangan dalam struktur protein yang telah menyebabkan terjadinya
mutasi secara acak (Harris, 1994). Sebagai contoh pendekatan molekuler yang
telah dilakukan oleh peneliti di Berkeley yang mengemukakan hasil analisis
DNA mitokondria , menunjukkan bahwa DNA mitokondria manusia primitif
ada di Afrika (Widodo, 2003).
Johnson L.G. 19876. Biology. 2nd Ed. Wm.C. Brown Publishers. Dubuque, Iowa.
Widodo, H., Lestari, U., Amin, M. 2003. Bahan Ajar Evolusi. Malang: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi