Di Susun Oleh :
1. I Nyoman Nelson Giri ( 12b 013 036 )
2. I Putu Kardhianto ( 12b 013 037 )
3. I Wayan Sudiartha ( 12b 013 038 )
4. Ida Ayu Wayan Meryawira S.D ( 12b 013 039 )
5. Ida Royani ( 12B 013 040 )
UNIVERSITAS MATARAM
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Untuk dapat menjelaskan lebih mendalam menganai filsafat ilmu dan
metafisika adapun rumusan masalah yang mejadi kajiannya :
1. Apakah yang dimaksud dengan metafisika ?
2. Bagaimanakah hubungan antara filsafat ilmu dan metafisika ?
3. Apa saja yang menjadi objek kajian dalam metafisika ?
4. Bagaimanakah pengaruh tentang kajian metafisika dalam kehidupan
dan dalam pengembangan ilmu pengetahuan ?
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas adapun
tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui dan menjelasakan pengertian metafisika.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan antara filsafat ilmu dan
metafisika.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan objek kajian dalam metafisika.
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh tentang kajian
metafisika dalam kehidupan dan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih
kepada para pembacanya mengenai filsafat ilmu dan metafisika, terutama
bagi rekan-rekan yang sedang menempuh studi pasca sarjana ilmu hukum di
Universitas Mataram.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metafisika
4
Delfgaauw,B, 1988.“Ontologi dan Metafisika”.dalam Soejono Soemargono (Ed)
Berpikir Secara Kefilsafatan Yogyakarta : Nur Cahaya, hal. 22
yang berlainan namun mempunyai substansi yang sama. Perndapat
ini ditolak oleh kaum yang menganut paham dualistic.Dalam
metafisika, penafsiran dualistic membedakan antara zat dan
kesadaran (pikiran) yang bagi mereka berbeda secara
subtsansif.Aliran ini berpendapat bahwa yang ditangkap oleh
fikiran adalah bersifat mental.Maka yang bersifat nyata adalah
fikiran, sebab dengan berfikirlah maka sesuatu itu lantas ada.
6
Mustofa, A. 2007 “filsafat islam” bandung : Pustaka Setia. Hal 38
mengajarkan pada peminat filsafat untuk mencari prinsip pertama
sebagai kebenaran yang paling akhir.
7
Fakhry, Majid, A History of Islamic Philsopy alih bahasa R. Mulyadi Kartanegara 1987
“Sejarah Filsafat Islam” Jakarta : Pustaka Jaya,.hal. 27
Descartes hanya dapat diperoleh jika kita menggunakan
metode deduksi yang bertitik tolak dari premis yang paling
kuat (Cogito ergo sum) Skeptis-Metodis Rene Descartes
g. Manusia yang bebas sebagai kunci bagi akhir pengada,
artinya manusia memiliki kebebasan untuk merealisasikan
dirinya sekaligus bertanggungjawab bagi diri, sesame, dan
dunia. Penghayatan atas kebebasan di satu pihak dan
tanggungjawab di pihak lain merupakan sebuah kontribusi
penting bagi pengembangan ilmu yang sarat dengan nilai
(not value-free). (Bakker)
h. Metafisika mengandung potensi untuk menjalin komunikasi
antara pengada yang satu dengan pengada yang lain.
Aplikasi dalam ilmu berupa komunikasi antar ilmuwan
mutlak dibutuhkan, tidak hanya antar ilmuwan sejenis,
tetepi juga antar disiplin ilmu, sehingga memperkaya
pemahaman atas realitas keilmuwan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada bagian
sebelumnya maka dapat tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Metafisika adalah merupakan cabang filsafat yang bertugas mencari
jawaban tentang yang ‘ada’ yaitu filsafat yang memburu hakikat
sesuatu yang ada atau menyelidiki prinsip-prinsip utama.
2. Hubungan antara filsafat ilmu dan metafisika adalah bahwa
kedudukan metafisika dalam dunia filsafat sangat kuat. Pertama,
metafisika merupakan sebuah cabang ilmu tersendiri dalam
pergulatan filosofis. Kedua, telaah filosofis terdapat unsur metafisik
merupakan hal yang signifikan dalam kajian filsafat. Ini tentu
sejajar dengan signifikannya yang menyebut bahwa filsafat adalah
induk dari segala ilmu.
3. Yang menjadi objek kajian dalam metafisika adalah metafisika
umum membahas mengenai yang ada sebagai yang ada, artinya
prinsip-prinsip umum yang menata realitas. Sedangkan metafisika
khusus membahas penerapan prinsip-prinsip umum ke dalam
bidang-bidang khusus : teologi, kosmologi dan psikologi.
Pemilahan tersebut didasarkan pada ada dapat tidaknya diserap
melalui perangkat indrawi suatu objek filsafat pertama. Metafisika
umum mengkaji realitas sejauh dapat diserap melalui indra sedang
metafisika khusus (metafisika) mengkaji realitas yang tidak dapat
diserap indra, apakah itu realitas ketuhanan (teologi), semesta
sebagai keseluruhan (kosmologi) maupun kejiawan (psikologi).
4. Pengaruh tentang kajian metafisika
a. Dalam kehidupan, dengan kedudukannya sebagai salah satu
ilmu , filsafat (metafisika) bertugas mengeksplisitkan prinsip
hidup yang sedikit banyak masih implisit adanya dalam diri
seseorang. Filsafat ingin mengangkat ke permukaan
kebijaksanaan hidup yang lebih sering didominasi oleh
kepentingan tertentu. Metafisika akan menemukan jawaban dari
ketidakpastian hidup, yang mungkin ada.
b. Sumbangan metafisika terhadap ilmu pengetahuan tidak dapat
disangkal lagi adalah pada fundamental ontologisnya,
sumbangan metafisika pada ilmu pengetahuan adalah
persinggunggan antara metafisika dan ontology dengan
epistimologi. Manfaat filsafat ilmu dan Metafisika bagi
Pengembangan Ilmu :
1. Kontribusi metafisika terletak pada awal terbentuknya
paradigm ilmiah
dunia.
Jakarta.
Yogyakarta.
Kristen.
Sinar Harapan.