oleh :
Suhandi
(Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategis LDK SALIM UNJ 2019)
1
Muhammad Naquib Al Attas, Risalah Untuk Kaum Muslimin (Kuala Lumpur : International
Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC), 2001), hal. 21
2
Syamsuddin Arif, Orientalis dan Diabolisme Pemikiran (Jakarta : Gema Insani, 2008), hal. 104-
105
Suatu hal yang menarik, ketika Virgoun, vokalis band Last Child,
menuturkan kisah dibalik lagu Diary Depresiku. Lagu tersebut, dilatarbelakangi
kisah seorang perempuan yang diusir dari rumahnya dan berkeliaran di jalanan
pukul setengah 3 pagi. 6 Entah kebetulan atau tidak, lagu Diary Depresiku ini seolah
menggambarkan keadaan Feminis belakangan ini. Bak, seorang wanita yang
menulis sebuah diary dan berharap agar setiap orang membaca catatan kegelisahan
tersebut, kemudian pandangan Feminis tersebut termanifestasi ke dalam Rancangan
Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU-PKS).
3
Dinar Dewi Kurnia, Penghapusan Kekerasan Seksual : Sebuah Kritik, dalam
https://thisisgender.com/ diakses pada 30 Januari 2019 pukul 05.56, hal. 3
4
Syamsuddin Arif, Op. Cit, hal. 107
5
Naskah Akademik Rancangan dan Draft Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual, hal.
11
6
https://hot.detik.com/music/2277790/cerita-di-balik-lagu-lagu-melankolis-last-child/228
diunduh pada 29 Januari pukul 23.47
الصا ِد ِق َي َّ ات َو ِ ات َوالْ َقا ِنتِ َي َوالْ َقا ِن َت
ِ َات َوالْ ُم ْؤ ِم ِن َي َوالْ ُم ْؤ ِمن ِ ا َّن الْ ُم ْس ِل ِم َي َوالْ ُم ْس ِل َم
ْ ْ ْ ِ
ات َوال ُم َت َص ِد ِق َي ِ
ِ الصا ِب َر ِات َوالخ َِاشع َي َوالخ َِاش َع َّ الصا ِب ِر َين َو
َّ ات َو ِ
ِ َالصادق َّ َو
ات َو َّاذلا ِك ِر َين ِ وَج ْم َوالْ َحا ِف َظُ َ ات َوالْ َحا ِف ِظ َي فُ ُر ِ الصائِ َمَّ الصائِ ِم َي َو َّ ات َو ِ ََوالْ ُم َت َص ِدق
اّلل لَه ُْم َم ْغ ِف َر ًة َو َأ ْج ًرا َع ِظميًا
ُ َّ اّلل َكثِ ًريا َوا َّذلا ِك َر ِات َأعَ َّد
َ َّ
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya,
laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki
dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki
dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,
Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
7
Naskah Akademik Rancangan dan Draft Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual, hal. 84
8
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al Sheikh, Lubaabut Tafsir Min Ibni Katsir,
pen. M. Abdul Ghoffar jilid 6 (Jakarta : Pustaka Imam Syafi’I, 2005), hal. 481-482
Rasul pun tidak menjawab apa-apa. Ketika suatu hari, turunlah ayat
tersebut. Hal itu menyiratkan, kedudukan seorang wanita sama dengan seorang
laki-laki, yang sebelumnya kedudukan perempuan pada masa jahiliyah sangat hina.
Contoh lain yang lebih sporadis, yaitu perubahan makna karama ( )كرم berarti
kemuliaan garis keturunan yang berkaitan erat dengan kedermawanan yang luar
biasa. Pemaknaan itu berlaku pada masa jahiliyah. Ketika kemuliaan seseorang
diukur dari banyaknya harta dan tingginya status sosial di masyarakat. Namun, QS
Al Hujurat ayat 13 ( )ا َّن َأ ْك َر َم ُ ُْك ِعندَ أ َّ ِّلل َأتْ َق ٰى ُ ُْكturun , mengganti makna yang
ِ
berlaku sebelumnya, dan ‘menabrak tatanan nilai sistem sosial, ekonomi, politik
dan budaya’. Ukuran kemuliaan bukan lagi diukur dari hal yang besifat fisik,
melainkan hal yang bersifat metafisik, yaitu taqwa ( )تقوى. Itu artinya, kedudukan
9
setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan di bidang sosial, politik, ekonomi
dan budaya setara. Bahkan, tidak hanya menyetarakan, Islam pun meninggikan
derajat perempuan. “Dunia ialah perhiasan,” tutur Nabi SAW sebagai mana yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim, “dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita
shalihah.”
9
Naquib Al Attas, Konsep Pendidikan Islam terj. The Concept of Education in Islam : A Framework
for an Islamic Philosophy of Education oleh Haidar Bagir (Bandung : Mizan, 1992), cet. ke-4, hal.
28
10
Naskah Akademik Rancangan dan Draft Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual, hal.
33
Banyak hal yang ingin kaum Feminis capai melalui diary depresi –RUU-
PKS- nya. Pelegalan LGBT, aborsi dan seks di luar nikah, menjadi contohnya.
Namun, karena mereka tahu bahwa hal tersebut bertentangan dengan norma yang
ada di masyarakat, mereka menggunakan magic word dan mengajukan terminologi
“kekerasan seksual.” Ada 15 jenis kekerasan seksual yang diajukan oleh Komnas
Perempuan, yaitu11 :
1. Perkosaan
2. Intimidasi Seksual
3. Pelecehan Seksual
4. Eksploitasi Seksual
5. Perdagangan Perempuan untuk tujuan seksual
6. Prostitusi Paksa
7. Perbudakan Seksual
8. Pemaksaan Perkawinan
9. Pemaksaan Kehamilan
10. Pemaksaan Aborsi
11. Pemaksaan Kontrasepsi dan Sterilisasi
12. Penyiksaan Seksual
13. Penghukuman Tidak Manusiawi dan Bernuansa Seksual
14. Praktik Tradisi Bernuansa Seksual yang Membahayakan atau
Mendiskriminasi Perempuan
15. Kontrol Seksual
11
Ibid, hal. 34-37
12
KBBI online
13
Dinar, Op. Cit, hal. 8