TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat. Pengujian tarik adalah dasar
dari pengujian mekanik yang dipergunakan pada material. Dimana spesimen uji
tarik relatif sederhana, murah dan sangat terstandarisasi dibanding pengujian lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar penguijian menghasilkan nilai yang valid
adalah; bentuk dan dimensi spesimen uji, pemilihan grip, dan lain-lain[1].
atau D638 yaitu dengan standarisasi spesimen uji seperti terlihat pada
gambar 2.1. Bentuk dari spesimen penting karena kita harus menghindari
terjadinya patah atau retak pada daerah grip atau yang lainnya. Jadi
standarisasi dari bentuk spesimen uji dimaksudkan agar retak dan patahan
Face dan grip adalah faktor penting. Dengan pemilihan setting yang
tidak tepat, spesimen uji akan terjadi slip atau bahkan pecah dalam daerah
4
grip (jaw break). Ini akan menghasilkan hasil yang tidak valid. Face harus
informasi pada kekuatan suatu material dan sebagai pengujian untuk mendapatkan
spesifikasi dari suatu material. Spesimen uji diberi beban gaya tarik uniaxial yang
perpanjangan yang dialami benda uji. Hasil yang didapat dari pengujian tarik
adalah nilai proof stress, yield point, tensile strength, elongation, fracture strength
terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat. Pada uji tarik, benda uji diberi
beban gaya tarik sesumbu yang bertambah besar secara kontinu, bersamaan
dengan itu dilakukan pengamatan mengenai perpanjangan yang dialami benda uji.
Contoh mesin uji tarik ditunjukan pada gambar 2.2 di bawah ini[2]:
5
Force
Grip Movable
crosshea
d
Diameter Gage
lengt
h
Grip
(Gambar 2.3). Tegangan yang digunakan pada kurva adalah tegangan membujur
rata-rata dari pengujian tarik. Tegangan teknik, s, tersebut diperoleh dengan cara
membagi beban, F, dengan luas awal penampang lintang, Ao, benda uji[1][2]:
F
S= A ................................................................. (2.1)
0
linier rata-rata, yang diperoleh dengan cara membagi perpanjangan panjang ukur
L-L0
e= .............................................................. (2.2)
L0
pada komposisi, perlakuan panas, deformasi plastis yang pernah dialami, laju
regangan logam adalah kekuatan tarik, kekuatan luluh atau titik luluh, persen
Regangan
seragam
s Kekuatan
luluh ofset
Kekuatan
tarik
Tegangan patah
e
[2]
Gambar 2.3 Kurva Tegangan-Regangan Teknik
penjelasan lebih lanjut. Pada daerah elastis tegangan berbanding lurus terhadap
regangan. Apabila beban melampaui nilai yang berkaitan dengan kekuatan luluh,
maka benda mengalami deformasi plastis bruto. Deformasi pada daerah ini
untuk menghasilkan deformasi plastis yang kontinu akan bertambah besar dengan
Volume benda uji selama deformasi plastis tetap konstan, AL = AoLo, dan sejalan
Pada mulanya pengerasan regang lebih besar dari yang dibutuhkan untuk
mengimbangi penurunan luas penampang lintang benda uji dan tegangan teknik
7
oleh pengerasan regang. Keadaan ini untuk pertama kalinya dicapai pada suatu
titik dalam benda uji yang sedikit lebih lemah dibandingkan dengan keadaan tanpa
beban. Seluruh deformasi plastis berikutnya terpusat pada daerah tersebut dan
benda uji mulai mengalami penyempitan secara lokal. Karena penurunan luas
regang, beban sebenarnya yang diperlukan untuk mengubah bentuk benda uji akan
berkurang dan demikian juga tegangan teknik pada persamaan (1) akan berkurang
2.3 KekuatanTarik
(UTS) adalah beban maksimum dibagi luas penampang lintang awal benda uji[3]:
Pmaks
Su = ........................................................... (2.3)
A0
Untuk logam-logam yang liat kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban
maksimum dimana logam dapat menahan sesumbu untuk keadaan yang sangat
terbatas.
Tegangan tarik adalah nilai yang paling sering dituliskan sebagai hasil suatu
uji tarik, tetapi pada kenyataannya nilai tersebut kurang bersifat mendasar dalam
tariknya harus dikaitkan dengan beban maksimum, di mana logam dapat menahan
8
beban sesumbu untuk keadaan yang sangat terbatas. Akan ditunjukkan bahwa
nilai tersebut kaitannya dengan kekuatan logam kecil sekali kegunaannya untuk
tegangan yang lebih kompleks, yakni yang biasanya ditemui. Untuk berapa lama,
Salah satu kekuatan yang biasanya diketahui dari suatu hasil pengujian tarik
adalah kuat luluh (yield strength). Kekuatan luluh (yield strength) merupakan titik
Py
Ys = A ............................................................... (2.4)
0
mengalami perubahan sifat dari elastik menjadi plastis yang berlangsung sedikit
demi sedikit, dan titik di mana deformasi plastis mulai terjadi dan sukar
sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan. Definisi yang sering digunakan
untuk sifat ini adalah kekuatan luluhditentukan oleh tegangan yang berkaitan
offsetbiasanya ditentukan sebagai regangan 0,2 atau 0,1 persen (e = 0,002 atau
0,001)[3]:
Foffset
S0 = ............................................................ (2.5)
A0
Keuletan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban pada daerah
ikat antar atom, karena gaya-gaya ini tidak dapat dirubah tanpa terjadi perubahan
mendasar pada sifat bahannya. Maka modulus elastisitas salah satu sifat-sifat
mekanik yang tidak dapat diubah. Sifat ini hanya sedikit berubah oleh adanya
2.7 Ketangguhan
jumlah energi tiap satuan volume yang dapat dikenakan kepada bahan tanpa
kueletan[5].