Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan


dilembagakan guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan
tekanan pada partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai
karyawan/pegawai baik dalam organisasi pemerintah maupun swasta.
Kelompok kecil pegawai terlibat dalam suatu proses pengkajian bersama
untuk menyikapinya, dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan
pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau
yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan memantau kesempatan. Mekanisme tersebut meneliti
lingkungan sekitarnya untuk melihat kesempatan,tidak menunggu
bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak menunggu bergerak kalau
persoalan timbul,dan tidak menghentikan kegiatannya kalau persoalan
telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti bahwa, untuk kebaikan
organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus bekerja terus-
menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu
satuan kerja naik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus
menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara
optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat
dikembangkan konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan
menungkatkan kinerja organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah
konsep Max Weber tentang birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen
Ilmiah,Fanyol dengan empat belas prinsip,serta konsep perilaku manusia
yang mengutamakan motivasi dan pendekatan demokrasi. Konsep serta
prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu menungkatkan

1|Page
efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan, pemerintah, dan organisasi
sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai
oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang
oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC)
atau Gugus Kendali Mutu.

1.2 Tujuan
1) Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan GKM ( Gugus
Kendali Mutu )
2) Untuk mengetahui Langkah-langkah pengendalian GKM ( Gugus
Kendali Mutu)

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi GKM ( Gugus Kendali Mutu)

Menurut (Kaoru Ishikawa, 1989) dalam bukunya “Gugus Kendali Mutu


Dalam Realita”, Gugus Kendali Mutu adalah : “ Sekelompok kecil orang
yang secara sukarela (JISHUTEKI = tidak terikat, atas inisiatif sendiri,
secara otonom dan seterusnya) menyelenggarakan kegiatan kendali mutu
di dalam suatu lingkungan kerja”. (‘Kaoru Ishikawa, 1989 )’, 1989)

Menurut (Dewar, 1980) Gugus Kendali Mutu didefinisikan sebagai :


“Sekelompok orang yang secara sukarela bertemu secara teratur untuk
mengidentifikasikan, mengawasi dan memecahkan masalah pengendalian
kualitas atas maslah lainnya di bidang mereka”.

Menurut (Wahyudi, Suryohadi, dan Sudarsa ,1984) dalam bukunya


“Manajemen Quality Control Circle” telah merumuskan bahwa Gugus
Kendali Mutu adalah : “ Sekelompok karyawan yang berjumlah antara 5
sampai 10 orang dari bidang tugas yang sama atau kurang lebih sama, di
mana mereka mengadakan pertemuan secara berkala, dalam waktu tertentu
untuk mengenal bidang masalah yang ada dalam bidang tugas mereka,
mempelajari dan menganalisis masalah tersebut untuk menemukan faktor-
faktor penyebabnya yang dominan, mencari alternatif atau pemilihan
pemecahan masalah tersebut, mengajukan usulan pemecahan masalah
kepada atasannya untuk hal-hal yang berada di luar wewenangnya”.

2.2 Struktur Organisasi Gugus Kendali Mutu (GKM)

3|Page
Di bawah ini adalah gambar yang menjelaskan hierarki dari kepengurusan
sebuah penerapan aktivitas Gugus Kendali Mutu di dalam sebuah
perusahaan.

1) Badan Pengarah (Steering Committee)


Adalah sekelompok pejabat yang mengarahkan kegiatan-kegiatan
GKM di dalam organisasi. Komite biasanya bersifat multidisiplin
yang terdiri dari orang-orang yang diambil dari para pekerja atau
pejabat yang berasal dari fungsi-fungsi produksi, personil,
pengendalian kualitas, pelatihan, pemasaran, teknik, keuangan, dan
serikat kerja. Beberapa tolak ukur ukur dari masalah yang ingin
dicapai meliputi : ‰
 Mengurangi error dan meningkatkan kulaitas.
 Kerja tim yang lebih efektif.
 Keterlibatan kerja yang lebih besar.
 Motivasi kerja yang lebih tinggi.
 Waktu naiknya sikap untuk mencegah timbulnya masalah.
Pada fase pertama, komite ini bekerja sama dengan Facillitator
memilih leader (pemimpin) untuk program percontohan (yang

4|Page
biasanya terdiri dari dua atau tiga wilayah kerja yang dipilih sebagai
Pilot Area untuk program GKM). Walaupun komite bertanggung
jawab atas pemilihan para pemimpin ini, di dalam prakteknya
supervisor biasanya dipilih oleh para manajer dari departemen atau
dari bagian-bagian yang akan mengoperasikan program GKM, yang
kemudian para pemimpin GKMyang terpilih ini disetujui oleh
komite. Menurut (Ingle, Sud, 1989) komite yang ada terbagi dua
yaitu :
a. Executif Committee (EC)
Secara aktualnya adalah manajemen puncak dari perusahaan
yang menentukan dan menyetujui kebijakan tentang GKM
dan program-program GKM. EC juga menyetujui
dimulainya program dan pedoman dasar GKM dapat
dilaksanakan dalam kebijakan-kebijakan administrasi
perusahaan. Selain itu, pihak EC juga melakukan fungsi-
fungsi sebagai berikut :
 Sesering mungkin mengikuti atau menghadiri
pertemuan-pertemuan GKM.
 Memahami prinsip-prinsip dan teknik-teknik dari
GKM.
 Memberi nasihat untuk mengatasi masalah-masalah
dari waktu ke waktu.
 Mempromosikan program GKM kepada manajemen
puncak dan menengah.
 Mempromosikan maslabat (Benefits) dan keunggulan
dari GKM.
b. Operating Committee (OC)
Steering Committee yang sebenarnya adalah Operating
Committee. OC ini pada dasarnya GKM informal (tidak
baku) yang mengamati bahwasannya program GKM yang

5|Page
sedang berjalan untuk memastikan bahwa program GKM
diterapkan dengan benar dan tepat serta memajukan
kegiatan-kegiatan GKM. Jika perusahaan berbentuk divisi-
divisi yang masing-masing menghasilkan jenis produk yang
berbeda atau yang menggunakan beberapa pabrik yang
berbeda, maka setiap pabrik atau divisi harus memiliki OC
sendiri-sendiri, dan setiap OC saling bekerja sama di antara
mereka sehingga dapat tercipta keharmonisan dan
kebersamaan. Beberapa fungsi dari OC adalah sebagai
berikut : ™
 OC bertanggung jawab untuk merumuskan sasaran-
sasaran bagi pabrik, dan menjaga agar semua gugus
dapat efektif meraih sasaran-sasaran dan target.
 OC senantiasa berhubungan dengan faslilitator,
karenanya pintu OC harus selalu terbuka, sehingga
komunikasi lancar dan mengurangi kesenjangan.
 Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan dan
meninjau ulang kemajuankemajuan secara terus
menerus.
 OC mempromosikan GKM ke seluruh organisasi.
 Menjaga agar program GKM senantiasa menarik dan
menyenangkan bagi para anggota. Dengan demikian
para pekerja dapat melakukan komunikasi dan
mengamati bagaimana manajemen beroperasi,
membantu pembuatan keputusan dan juga proses
pemecahan di dalam organisasi.
 Mengkaji program pelatihan dan materi pelatihan
yang merupakan bagian dari program GKM yang
sangat Vital. Oleh karena itu, materi pelatihan harus
disiapkan dengan baik, dan harus ditambahkan materi

6|Page
pelatihan yang baru untuk mempertinggi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap para anggota
GKM, serta siap menghadapi perubahan.
 Menindaklanjuti proyek-proyek yang telah selesai,
selanjutnya membawa ke manajemen puncak dan
memberikan laporan tentang hasil proyek yang telah
selesai untuk mendapatkan dukungan selanjutnya dari
pihak perusahaan.
2) Pemimpin/Ketua Gugus Kendali Mutu (Quality Circle Leader)
Idealnya, pemimpin GKM dipilih dari anggota, namun pada awal-
awal program GKM, yang menjadi pemimpin adalah Supervisor
atau Mandor. Sedangkan dalam perkembangannya pemimpin
GKM, dipilih oleh para anggota kelompok sedangkan mandor yang
tidak terpilih, bisa menjadi anggota kelompok, atau pembantu bagi
kelompok. Yang penting sang mandor harus mendapatkan
informasi tentang kelompok. Jadi GKM tetap mempertahankan
struktur keorganisasian, rantai komando dan wewenang yang ada.
Pemimpin GKM ini bertanggung jawab pada operasi dari
gugusnya, dan karenannya bertanggung jawab atas kegiatan-
kegiatan GKM. Beberapa tugas yang harus dilaksanakan oleh
seorang pemimpin GKM adalah sebagai berikut :
 Membangkitkan antusiasme dari para anggota gugus
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan gugus. Partisipasi
para anggota ini adalah jantung dari konsep GKM.
 Menjaga operasi GKM, karenanya pemimpin gugus
harus dilatih mengenai memelihara beraneka ragam,
sehingga ia tetap mempunyai pandangan bahwasannya
anggota gugus adalah orang-orang yang mempunyai ide-
ide. Dan jika gugus yang dipimpinnya tidak memperoleh
kemajuan, maka pemimpin gugus harus

7|Page
mendiskusikannya dengan fasilitator dan mini
koordinator untuk mencari langkah-langkah korektif
yang harus di ambil.
 Menyelenggarakan pertemuan dengan para anggota
gugus seminggu sekali. Pemimpin gugus harus tetap
menjaga agar pertemuan berada pada jalur yang benar
dan menerapkan teknik-teknik dari penerapan GKM di
dalam mengembangkan pendekatan tim yang padu untuk
memecahkan masalahmasalah mengenai kulaitas.
 Menggunakan fasilitator sebagai pembimbing yang
selain bebperan sebagai pelatih juga berperan sebagai
pembimbing para pimpinan dalam operasi GKM di
lapangan.
 Menjadikan dirinya sebagai penghubung kunci di antara
para anggota dengan manajemen. Pada tingkat rendah
pemimpin GKM harus bekerja sama dengan para mandor
dari kelompoknya.
 Menciptakan koordinasi dan harmoni di dalam gugus
yang ia pimpin.
 Memanfaatkan waktu dengan baik. Seorang pemimpin
GKM harus menganggarkan waktu pelaksanaan program
GKM sebaik mungkin. Ia harus menyelenggarakan
pertemuan yang diawali dan diakhiri pada sat yang tepat.
 Menegaskan GKM dimulai, pemimpin gugus harus
mendiskusikan kode etik dengan para anggotannya.
 Memelihara sikap yang baik atas gugus. Jika antusiasme
dari anggota mulai melemah karena kurangnya ide-ide
baru, maka lewat Brainstorming dilakukan upaya untuk
mencari ide-ide dan usulan baru dari para anggota.
Semua usulan yang ada harus diperhatikan dan

8|Page
didaftarkan untuk pertemuan mendatang, disamping
tindakan-tindakan yang akan dibicarakan pada pertemuan
berikutnya.
 Mewakili gugusnya bahkan perusahaannya untuk
mempromosikan program GKM. Para pemimpin yang
telah mempunyai pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan yang memadai dapat diikiutsertakan untuk
melakukan pelatihanpelatihan di dalam gugusnya, di
pabrik atau divisi yang lain untuk tujuan meningkatkan
kesadaran karyawan akan pentingnya GKM.

Dengan melihat tugas-tugas yang perlu diemban pemimpin GKM,


terlihat jelas bahwasannya progaram GKM memerlukan kerja keras dan
kerjasama dari banyak orang. Pemimpin gugus harus senantiasa
memberikan dorongan bagi kelompoknya dari waktu ke waktu. Bahkan
pada awalnya, proyek ini akan menghadapi tantangan yang sangat besar
yang membutuhkan kesediaan dan pemahaman yang besar dari
pimpinan. Dan jika anggota kelompok telah melihat manfaat dari
kelompok maka pekerjaan pemimpin gugus akan lebih mudah.

3) Anggota Gugus Kendali Mutu (Quality Circle Member)


Anggota gugus adalah yang paling penting, tanpa mereka tidak ada
program gugus dan tidak ada GKM. Di mana penggunaan
kekeuatan otak milik mereka yang sebelumnya belum ditampung
dengan benar, adalah kunci mencapai sukses. Keanggotaan gugus
harus dijaga tetap bersifat sukarela dari setiap orang dan yang ingin
bergabung harus diterima dengan baik, demikian juga mereka
bebas menanggalkan keanggotaannya.
Para anggota GKM dapat berasal dari semua bagian karyawan atau
masyarakat serta harus mendapat pelatihan yang memadai,
sehingga mereka memahami konsep-konsep dasar dan menjadi

9|Page
akrab dengan teknik-teknik dari GKM. Karenanya pelatihan harus
direncanakan dan dikelola dengan baik. Secara umum anggota
gugus melakukan hal-hal berikut ini :
 Menyalin semua pertemuan yang melibatkan dirinya dan hadir
tepat waktu.
 Mempelajari teknik-teknik GKM (terutama teknik-teknik
statistik).
 Mengikuti dan melakukan kode etik gugus bagi para anggota.
 Setelah anggota menguasai dan berhasil menerapkan program
GKM, anggota GKM dapat ikut serta mempromosikan program
GKM.
 Para anggota GKM perlu menyukai pekerjaannya dan senang
untuk berperan serta untuk pemecahan masalah.
 Ikut serta mencari anggota baru bagi gugus yang ia ikuti.
4) Fasilitator
Di Amerika Serikat, fasilitator atau koordinator adalah seseorang
yang paling berjasa membuat program GKM dapat diterapkan.
Sedangkan aslinya di Jepang, fasilitator dibentuk sebagai posisi
yang terpisah-pisah, namun ada juga yang memanfaatkan bagian
industrial untuk memikul beraneka ragam tanggung jawab.
Sedangkan untuk negara-negara yang baru menerapkan program
GKM, sebaiknya ada orang yang selalu diserahi tanggung jawab
untuk mengkoordinasikan program. Dan setelah keputusan program
GKM dibuat, maka perusahaan harus mencari fasilitator, sehingga
ia dapat menangani program dan mulai penearpan rencana.
Seorang fasilitator harus mempunyai latar belakang yang baik,
sebaiknya lulusan perguruan tinggi. Faslitator sebaiknya
mempunyai pengalaman yang cukup dalam bidang manufaktur
untuk industri yang berkaitan. Kewajiban-kewajiban dari seorang
faslitator dapat ditinjau dari dua segi, segi yang pertama berkenaan

10 | P a g e
dengan tugas-tugas yang harus ditangani seorang faslilitator, dan
segi yang ke dua berkaitan dengan kewajiban faslitator untuk
menangani program GKM (Kemenperin, 2007).
Dari segi tugas-tugas khas seorang faslitator, dapat disebutkan
kewajibankewajiban faslitator adalah sebagai berikut :
 Duduk sebagai anggota yang aktif dari Operating (Steering)
Committee.
 Bertindak sebagai koordinator program GKM.
 Mengkoordinir beberapa gugus.
 Mengatur pertemuan-pertemuan di dalam gugus.
 Memecahkan masalah-masalah pribadi.
 Sehari-hari bekerja di pabrik (bengkel).
 Mencari ide-ide baru.
 Mempublikasikan program GKM yang ia tangani.
 Menyebarkan kata-kata pujian tentang GKM.
 Menyiapkan presentasi dari gugus.
 Menyiapkan materi pelatihan yang baru.
 Menindaklanjuti proyek-proyek yang telah selesai.
 Menghadiri konferensi-konferensi.
 Membaca materi dari luar untuk memprluas wawasan.
 Mengoordinasikan pertemuan informal.

Sedangkan dari segi pegelolaan program GKM kewajiban-


kewajiban dari faslitator dapat diuraikan sebagai berikut :
 Menunjang kegiatan beberapa gugus di berbagai tahapan
pertumbuhannya.
 Mengawasi kemajuan dari gugus yang mereka tangani.
 Membantu menyiapkan presentasi dihadapan manajemen.
 Menindaklanjuti jika proyek telah dimulai.

11 | P a g e
 Melatih.

2.3 Langkah-langkah Pelaksanaan GKM


a. Konsolidasi
1. Diadakan diskusi atau dialog bagi pemimpin perusahaan supaya
benar-benar memahami makna dan kepentingan. gugus dalam
meningkatkan mutu.
2. Pimpinan harus merekomendasi untuk mengadakan aktifitas
GugusKendali Mutu dalam perusahaan.
3. Mengangkat kepala dan anggota komite gugus.
4. Mengadakan pelatihan dan pendidikan GKM bagi anggota komite
gugus.
5. Mengadakan pelatihan dan pendidikan GKM bagi calon pimpinan
gugus.

b. Sosialisasi
1. Pendaftaran gugus dan pengangkatan pimpinan gugus.
2. Pelatihan GKM bagi pimpinan dan anggota gugus.
3. Pendafaran nama masing-masing gugus dan menentukan rencana
kegiatannya.
c. Operasional
1. Melaksanakan pertemuan semacam kick off meeting
2. Pelaksanaan aktifitas gugus melalui pekerjaan keseharian.

d. Publikasi
1. Menerbitkan majalah/ terbitan berkala yang isinya melaporkan
aktifitas dan hasilyang dicapai gugus.
2. Membantu segala aktifitas gugus dan peningkatan ketrampilan dan
tehnik gugusdalam memperbaiki mutu
3. Mengadakan evaluasi rutin untuk mengetahui perkembangan gugus.

12 | P a g e
2.4 Langkah Pengendalian Mutu
Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu, GKM memutar roda
Deming (PDCA) dan melakukan 8 langkah dan 7 alat secara
berkesinambungan yaitu :
a. Delapan Langkah
Delapan Langkah yang digunakan meliputi :
P berarti “Planning” (perencanaan) meliputi 4 langkah yaitu :
1. Menentukan pokok masalah
2. Membahas penyebab
3. Menguji Penyebab
4. Menyusun rencana penanggulangan
D berarti “Do” (pelaksanaan) meliputi 1 langkah yaitu :
1. Pelaksanaan penanggulangan
C berarti “Check” (meneliti hasil) meliputi 1 langkah yaitu :
1. Meneliti hasil
A berarti “Action” (tindakan) meliputi 2 langkah yaitu :
1. Standarisasi
2. Langkah berikutnya

b. Tujuh Alat
Tujuh alat yang digunakan meliputi :
1. Check Sheet aatau Lembar Pengumpul Data
Check Sheet adalah merupakan alat yang mutlak diperlukan bagi
mereka yang melaksanakan penelitian dan pengendalian kualitas
atau kuantitas barang ataupun jasa. Karena dari data yang didapat
/dikumpulkan dapat mengambil suatu gambaran, kesimpulan
ataupun keputusan yang akurat. Tanpa mempunyai data membuat
pengambilan kesimpulan/keputusan ataupun rencana tindakan hanya

13 | P a g e
berdasarkan kira-kira saja, sehingga bukan suatu yang mustahil
akhirnya kesimpulan/keputusan akan jauh dari yang diharapkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Check Sheet,


antara lain :
 Sasarannya harus jelas
 Keterangan yang diperlukan memenuhi sasaran
 Dapat diisi dengan mudah dan cepat
 Dapat disimpulkan dengan cepat

Secara umum Check Sheet dibagi dalam 3 jenis dengan fungsinya


masing-masing :
a. Check Sheet Suatu lembaran yang berisi bahan-bahan keterangan
yang telah ditentukan sasaran/keperluannya dengan kolom
jumlah/ukuran barang atau kegiatan yang diperiksa dengan
penentuan waktu yang teratur ataupun bebas. Fungsi Check Sheet :
 untuk menghitung jumlah produksi/jasa yang dihasilkan
 untuk menghitung kerusakan/kesalahan produk yang dibuat
 untuk mengukur bentuk (panjang/volume hasil produksi)
 untuk mengukur keadaan/kondisi alat/hasil produksi
 untuk mengukur waktu proses pekerjaan

b. Check List Suatu lembaran yang berisi bahan-bahan keterangan


yang telah ditentukan sasaran/keperluannya, kegiatan yang
dicocokkan keberadaanya/jumlahnya dengan penentuan waktu yang
tertentu
Fungsi Check List
 Untuk mencocokkan ukuran hasil produksi dengan standar
 Untuk mencocokkan jumlah pengiriman dengan pesanan

14 | P a g e
 Untuk mencocokkan barang dengan jumlah yang
dibawa/dikirim
 Untuk mengontrol jenis barang yang dibeli

c. Check drawing
Suatu lembaran yang berisi gambar barang yang telah ditentukan
untuk diperiksa keadaannya dan setiap barang menggunakan lembar
yang berbeda. Fungsi Drawing :
 Untuk menunjukkan posisi/lokasi kerusakan
 Untuk mencocokkan posisi pemasangan bagian barang
produksi
 Untuk pengontrolan lokasi masalah yang akan/telah
diselesaikan
2. Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah kombinasi dua macam bentuk grafik yaitu
grafik kolom dan grafik garis, berguna untuk :
 menunjukkan masalah utama/pokok masalah
 menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap
keseluruhan
 menunjukkan perbadingan masalah sebelum dan sesudah
perbaikan
3. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)
Disebut juga “ Grafik Tulang Ikan”, yaitu diagram yang
menunjukkan sebab akibat yang berguna untuk mencari atau
menganalisa sebab-sebab timbulnya masalah sehingga memudahkan
cara mengatasinya.
Penggunaan Analisis Sebab Akibat :
 Untuk mengenal penyebab yang penting
 Untuk memahami semua akibat dan penyebab

15 | P a g e
 Untuk membandingkan prosedur kerja
 Untuk menemukan pemecahan yang tepat
 Untuk memecahkan hal apa yang harus diilakukan
 Untuk mengembangakan proses
4. Histogram
Histogram adalah bentuk dari grafik kolom yang memperlihatkan
distribusi yang diperoleh bila mana dat dalam bentuk angka telah
terkumpul. Meskipun suatu histogram dibuat berdasarkan contoh
data, namun tujuannya adalah untuk memberikan saran mengenai
kemungkinan distribusi keseluruhan data (populasi) yang contoh
datanya diambil. Dalam Histogram, nilai dari peubah
berkesinambungan digambarkan pada sumbu horizontal yang dibagi
dalam kelas atau sel yang mempunyai ukuran sama. Biasanya ada
satu kolom untuk tiap kelas dan tingginya kolom menggambarkan
jumlah terjadinya nilai data dalam jarak yang digambarkan oleh
kelas. Histogram ini dipakai untuk menentukan masalah dengan
melihat bentuk dan sifat dispersi dan nilai rata-rata.
5. Diagram Tebar ( Scatter Diagram)
Diagram Tebar (Scatter Diagram) Menggambarkan hubungan antara
dua data yang dipetakan dalam suatu diagram. Diagram tebar
digunakan sebagai alat penguji hubungan antara sebab dan akibat.
6. Grafik
Grafik adalah kumpulan data yang dinyatakan dalam bentuk gambar
secara sistematis Gunanya grafik :
 Mempermudah, memperjelas serta mempercepat pembacaan
data
 Dapat memaparkan data yang lalu dan data yang baru
sekaligus
 Dapat melihat dengan jelas perbadingan dengan data lain
yang berhubungan

16 | P a g e
 Untuk membantu/mempermudah manganalisa dalam
pengambilan keputusan
Berbagai jenis grafik digunakan, yang pemakaiannya tergantung
pada tujuan analisis. Jenis-jenis grafik adalah :
 Grafik Garis (Line Graph)
 Grafik Kolom/Balok (Bar Graph)
 Grafik Lingkaran (Circle Graph)

17 | P a g e
BAB III

PENUTUP

18 | P a g e
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/23174/1/Ayu%20Permatasari_B74214019.pdf

http://tugaskuliah0601.blogspot.com/2016/10/gugus-kendali-mutu.html

‘Kaoru Ishikawa, 1989 )’ (1989), pp. 5–67.

Kemenperin (2007) ‘Gugus Kendali Mutu (GKM)’, pp. 1–75.

19 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai