Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TEKNIK PENGELASAN
PENGELASAN PADA INDUSTRI OTOMOTIF

MUHAMMAD HELMY

13.331.0324

KELAS B

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
TAHUN AJARAN 2015/2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan
logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan
atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan
sambungan yang kontinyu.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas,
meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa
saluran dan sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk
reparasi misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan
las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam –
macam reparasi lainnya.

Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan


sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu
rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan
memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta
kegunaan disekitarnya.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya
didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya
memerlukan bermacam-macam penngetahuan.
Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta
mendampingi praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa
perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus
direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan
las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian
bangunan atau mesin yang dirancang.

Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah


ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut
bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan
menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40
jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan
dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul
dari logam yang disambungkan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Industri Perakitan Mobil


Dalam industri otomotif, khususnya pembuatan mobil, umumnya
melakukan produksi pembuatan komponen mesin dan pembuatan serta perakitan
body mobil. Yang akan dibahas dalam makalah ini hanyalah pembuatan dan
perakitan body mobil. Di bawah ini adalah bagan flow proses perakitan body
mobil yang dilakukan industri otomotif pada umumnya.

Tahapan pembuatan body mobil:


1. Pressing/ Stamping
Pada prosesstamping terjadi proses pengepresan pembuatan body mobil,
seperti tangki bahan bakar, kerangka mobil, dan komponen-komponen
subassembly seperti kabin, dek, dan rangka chasis. Proses utama dari stamping
adalah memproduksi body mobil dengan proses pencetakkan dari plat baja
dengan menggunakan mesin press bertenaga ribuan ton yang kemudian akan
dikirim ke bagian welding untuk disatukan menjadi body kendaraan utuh.
2. Welding
Pada bagian ini, part-part mobil yang sudah dipres digabung menjadi
sebuah kerangka mobil melalui suatu pengelasan yang menggunakan alat spot
welder (Proses ini yang akan kita bahas).
3. Painting
Pada bagian ini, bagian mobil yang sudah dilas kemudian diberi warna
sesuai dengen yang diinginkan.
4. Assembly
Setelah body dinyatakan baik dan selesai dari proses pengecatan menurut
kriteria tertentu, maka tahap pemasangan mesin dan assesoris segera dilakukan.
5. QC Check (Quality Control Check)
Untuk memastikan bahwa mobil yang dihasilkan berkualitas tinggi,
dalam industri otomotif terdapat operasi khusus yakni:
-Delivery, pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap mobil apakah terdapat
defect.
-Leak test, pada tahap ini dilakukan uji kelayakan keseluruhan body mobil
dengan proses penyemprotan air untuk melihat apakah ada kebocoran pada
mobil.
-Test track, pada tahap ini dilakukan pengetesan terhadap kecepatan mobil dan
bagaimana kondisinya di jalan. Pengetesan ini dilakukan oleh seorang driver

B. Welding (Pengelasan)
Pada bagian ini, part-part mobil yang sudah dipres digabung menjadi
sebuah kerangka mobil melalui suatu pengelasan yang menggunakan alat spot
welder. Proses welding merupakan proses pembuatan body kendaraan melalui
beberapa tahapan proses seperti body welding, metal finishing, dan frame
welding.

1. Proses Body Welding (Proses Pengelasan Body)


Pembuatan body kendaraan dimulai dengan pembentukan beberapa jenis
sub assy panel sampai menjadi panel utuh. Pembentukkan dilakukan dengan
menggunakan peralatan welding gun dengan metode las titik (spot welding), las
brazing (oxy-acetilene), las argon dan las CO2, selain itu terdapat pula proses
hamming (pelipatan sisi plat untuk jenis pintu).
Setelah panel terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah
menggabungkan beberapa panel yang telah menjadi utuh. Proses yang dilakukan
sebagai berikut:
-Proses persiapan sub assy: font floor, reat floor, panel dash, engine
comportment, under body, frontat au reat door RH/LH dan body side RH/LH.
-Proses main body: penggabungan beberapa panel mulai dari under body assy,
body assy,dan roof menjadi sebagian body.
-Prosesf itting: pemasangan beberapa panel seperti, engine door, back door,
font/rear doorda n fender sehingga terbentuklah body kendaraan secara utuh.
Setelah body kendaraan terbentuk maka body diteruskan ke proses metal
finish. Pada proses ini dikerjakan penggerindaan, pengamplasan, dan perbaikan
panel body kendaraan ex proses body welding.

2. Proses Metal Finishing (Proses Penyelesaian Logam)


Pengamplasan di metal finish terdiri dari 3 tahap, yaitu:
1. Gerinda batu kasar, untuk memperbaiki bekas las CO2, las kuningan dan spot
tajam.
2. Gerinda sandisc, untuk menghaluskan ex gerinda batu.
3. Amplas, untuk menghaluskan bekas gerinda.

Setelah mengalami proses ini, maka proses selanjutnya adalah persiapan


proses painting.

3. Proses Frame Welding (Proses Pengelasan Kerangka)


Dalam proses ini dikerjakan pemasangan kerangka/chassis kendaraan.
Proses ini menggunakan peralatan las CO2. Setelah frame terbentuk, maka
proses selanjutnya adalah persiapan Black Dipping Chassis (pencelupan cat
hitam).
C. Las Titik (Spot Welding)
Las titik adalah pengelasan memakai metode resistansi listrik dimana
pelat lembaran dijepit dengan dua elektroda. Ketika arus dialirkan maka terjadi
sambungan las pada posisi jepitan.
Siklus pengelasan titik dimulai ketika elektroda menekan pelat dimana
arus belum dialirkan. Waktu proses ini disebut waktu tekan. Setelah itu arus
dialirkan ke elektroda sehingga timbul panas pada pelat di posisi elektroda
sehingga terbentuk sambungan las. Waktu proses ini disebut waktu las.
Setelah itu arus dihentikan namun tekanan tetap ada dan proses ini
disebut waktu tenggang. Kemudian logam dibiarkan mendingin sampai
sambungan menjadi kuat dan tekanan di hilangkan dan pelat siap dipindahkan
untuk selanjutnya proses pengelasan dimulai lagi untuk titik yang baru.
Peralatan mesin las titik ada tiga jenis yaitu : 1) mesin las titik tunggal
stasioner, 2) mesin las titik tunggal yang dapat dipindahlan dan 3) mesin las titik
ganda. Mesin las stasioner dapat dibagi lagi atas jenis : lengan ayun dan jenis
tekanan langsung. Jenis lengan ayun merupakan jenis yang sederhana dan
mempunyai kapasitas kecil.
D. Las Brazing (oxy-aceteline)
Pengelasan oksi-asetilen merupakan proses pengelasan lebur dengan
menggunakan nyala api temperatur tinggi yang diperoleh dari hasil pembakaran
gas asetilen dengan oksigen. Nyala api diarahkan oleh ujung pembakar (welding
torch tip). Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi, dan
tekanan kadang-kadang digunakan untuk menyatukan kedua permukaan benda
kerja yang akan disambung.
Bila digunakan logam pengisi, maka komposisi logam pengisi harus
sama dengan komposisi logam dasar. Logam pengisi sering dilapisi dengan
fluks, untuk membantu membersihkan permukaan dan melindungi las-an agar
tidak terjadi oksidasi.
Nyala api dalam pengelasan oksi-asetilen dihasilkan oleh reaksi kimia
asetilen (C2H2) dan oksigen (O2) dalam dua tahapan.
Tahapan pertama ditentukan oleh reaksi :
C2H2 + O2 2CO + H2 + panas

Hasil reaksi tersebut mudah terbakar, sehingga menyebabkan reaksi yang


tahapan kedua :
2CO + H2 + 1,5O2 2CO2 + H2O + panas

Dua tahapan pembakaran dapat dilihat dalam emisi nyala api oksi-
asetilen yang keluar dari ujung pembakar. Bila campuran oksigen dan asetilen
1 : 1, seperti yang dijelaskan pada formula reaksi kimia di atas, nyala api yang
dihasilkan dikenal sebagai nyala netral.

E. Las Busur Gas dengan Pelindung Gas Mulia (Las Argon & Las CO2)
Proses pengelasan ini sambungan dibentuk oleh panas yang ditimbulkan
oleh busur yang dibangkitkan diantara elektroda dan benda kerja dimana busur
dilindungi oleh gas mulia seperti argon, helium atau bahkan gas CO2 atau
campuran gas lainnya.
Ada dua jenis pengelasan dengan cara ini yaitu : las TIG (tungsten inert
gas) atau disebut juga pengelasan menggunakan elektroda wolfram dengan
logam pengisi, dan las MIG (metal inert gas) atau disebut juga pengelasan
menggunakan elektroda terumpan. Kedua jenis pengelasan ini bisa dilakukan
secara manual ataupun otomatik serta tidak memerlukan fluks ataupun lapisan
kawat las untuk melindungi sambungan.
Las busur yang menggunakan elektroda wolfram (elektroda tak terumpan)
dikenal pula dengan sebutan las busur wolfram gas. Pada proses ini las
dilindungi oleh selubung gas mulia yang dialirkan melalui pemegang elektroda
yang didinginkan dengan air.
Pengelasan ini bisa menggunakan arus bolak-baliok ataupun arus searah,
dimana pemilihan tergantung pada jenis logam yang dilas. Arus searah polaritas
langsung digunakan untuk pengelasan baja, besi cor, paduan tembaga dan baja
tahan karat, sedangkan polaritas terbalik jarang digunakan. Untuk arus bolak-
balik banyak digunakan untuk pengelasan aluminium, magnesium, besi cor dan
beberapa jenis logam lainnya. Proses ini banyak dilakukan untuk pengelasan
pelat tipis karena biayanya akan mahal jika digunakan untuk pengelasan pelat
tebal.
Pengelasan las gas mulia elektroda terumpan dimana antara benda kerja
dan elektroda terumpan dilindungi dengangas pelindung. Efisiensi pengelasan
jenis ini lebih tinggi dan kecepatan pengelasan jauh lebih baik. Pengelasan ini
umumnya dilakukan secara otomatik.
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Berbagai macam tahap dapat dijumpai dalam industri perakitan mobil,
mulai dari proses pressing, welding, painting, sampai assembly. Tahapan-
tahapan tersebut memiliki maksud dan tujuan masing-masing guna menciptakan
body mobil yang memiliki kualitas nomor satu. Welding (pengelasan)
adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan
atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan
metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Proses welding
(pengelasan) pada proses pembuatan body kendaraan melalui beberapa tahapan
proses seperti body welding, metal finishing, dan frame welding. Pengelasan
dilakukan dengan menggunakan peralatan welding gun dengan metode las titik
(spot welding), las brazing (oxy-acetilene), las argon dan las CO2.

B. Saran
Proses pembuatan body mobil memiliki banyak tahap dan fungsi masing-
masing. Tahapan kegiatan tersebut tidak terlepas dari tangan manusia, sebaiknya
tahapan kegiatan tersebut dilakukan oleh para ahli masing-masing sehingga
dapat tercipta body mobil yang baik serta mobil yang baik. Sehingga tidak
merugikan konsumen yang menggunakannya baik dari segi materi maupun
keselamatan.

Anda mungkin juga menyukai