Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN MODUL PENYUSUNAN PROGRAM

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Nindiya Eka Safitri1
1
Bimbingan dan Konseling, SMK Muhammadiyah Wonosari
nindiya26@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul penyusunan program bimbingan
dan konseling komprehensif di Sekolah Menengah Kejuruan. Jenis penelitian yang
digunakan adalah RnD dengan model 4D (Define, Design, Development dan
Dissemination). Subjek penelitian adalah guru BK SMK Negeri di se-Kota Yogyakarta
yang telah bersertifikat (purposive sampling), sejumlah 25 orang. Instrumen terdiri dari
lembar pengamatan dan tes pemahaman yang divalidasi oleh ahli (expert judgement).
Untuk uji ahli materi dan media menggunakan instrumen lembar pengamatan ahli.
Sedangkan uji coba produk instrument lembar penilaian pengguna produk. Untuk
menguji efektivitas produk, maka diberikan tes pemahaman materi. Hasil uji ahli media
memperoleh skor sebesar 73,44 dengan kategori “Baik”. Hasil uji ahli materi memperoleh
skor sebesar 86,85 dengan kategori “Sangat Baik”. Sedangkan hasil uji coba lapangan (uji
keterbacaan modul) memperoleh skor 80 dengan kategori “Sangat Baik”. Hasil uji
efektifitas modul menunjukkan adanya peningkatan pemahaman guru sebesar 1,52. Hasil
konsultasi dengan tabel distribusi t diperoleh perbandingan t0,05<t0,01<t, yaitu
2,08<2,80<5,60. Perbandingan ini memiliki arti bahwa penggunaan modul memiliki
pengaruh positif (signifikan) baik pada taraf signifikansi t0,05 maupun taraf signifikansi
t0,01. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan modul telah terlaksana dan efektif dalam
meningkatkan pemahaman guru BK dalam menyusun program BK komprehensif di
SMK.
Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling, Komprehensif, SMK

Abstract
This research aims to develop modules drafting a comprehensive guidance and
counseling program in Vocational High School. This type of research is the research and
development. The subjects were guidance and counseling teachers at SMK as the city of
Yogyakarta that has been certified (purposive sampling), some 25 people. The
instruments used consist of sheets of observation and comprehension tests were validated
by an expert (expert judgment). To test the material and media experts using expert
observation sheet instruments. While testing instrument products sheet product user
ratings. To test the effectiveness of the product, then given a comprehension test material.
Media expert test results given a score of 73.44 in the category of "Good". The test results
matter experts given a score of 86.85 with the category of "Very Good". While the results
of field trials (legibility test module) received a score of 80 in the category of "Very
Good". The effectiveness of the module test results showed an increase teacher
understanding of 1.52. result consultation with the t distribution table for the comparison
of t 0.05 <t 0.01 <t, namely 2.08 <2.80 <5.60. This comparison has meant that the use of the
modules has a positive influence (significant) whether or 0.05 significance level t t 0.01
significance level. This suggests that the development of the module has been
accomplished and effective in improving the understanding of guidance and counseling
teachers in drafting a comprehensive guidance and counseling program at VHS.
Keywords: Guidance and Counseling, Comprehensive, Vocational High School

71
72 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 71 - 81

PENDAHULUAN Adapun model bimbingan


Saat ini telah terjadi perubahan komprehensif sendiri menurut
paradigma pendekatan bimbingan Gysbers dan Henderson (2012: 62)
dan konseling, yaitu dari pendekatan adalah “A comprehensive guidance
yang berorientasi tradisional, and counseling program is a
remedial, klinis, dan terpusat pada program as having a common
konselor kepada pendekatan yang language organizational framework
berorientasi perkembangan dan with a spesific configuration of
preventif. Sebagaimana pendapat planned, sequenced, and coordinated
Sutoyo, dkk (2015: 48) bahwa BK guidance and counseling activities
perkembangan berbicara “fokus” and services based on student,
atau pusat perhatian membantu school, and community needs and
perkembangan potensi, sedangkan resources, designed to serve all
BK komprehensif bicara “cakupan students and their parents or
aspek” yang dikembangkan yang guardians in a local school district.”
menyeluruh (komprehensif), artinya Kaitannya dengan bimbingan
bukan hanya aspek jasmani saja, atau dan konseling komprehensif,
rohani saja, tetapi menyeluruh”. pemerintah Indonesia telah
Orientasi dari BK perkembangan mengeluarkan Peraturan Menteri
adalah terwujudnya perkembangan Pendidikan Nasional Nomor 27
yang optimal pada diri siswa. Sitti & Tahun 2008 tentang Standar
Caraka (2016: 270) menyatakan Kualifikasi Akademik dan
bahwa “optimum development is not Kompetensi Konselor. Dalam
limited to the achievement of permendiknas ini dijelaskan bahwa
achievement in accordance with the guru BK/konselor dituntut untuk
intellectual capacity and interest, but dapat merancang dan
as a developmental condition that mengimplementasikan program
allow leaners are able to make bimbingan dan konseling yang
choice and decisions in komprehensif. Tuntutan ini
responsibility and adaptability to the sebagaimana dijelaskan pada butir D
dynamics of their life.” nomor 13 yang meliputi: (a)
Model bimbingan dan menganalisis kebutuhan konseli; (b)
konseling berorientasi perkembangan menyusun program bimbingan dan
dan preventif disebut juga dengan konseling berkelanjutan berdasarkan
bimbingan dan konseling kebutuhan peserta didik secara
komprehensif. Model program komprehensif dengan pendekatan
bimbingan dan konseling perkembangan; (c) menyusun
komprehensif mulai berkembang di rencana pelaksanaan program
beberapa negara maju di Amerika bimbingan dan konseling; serta (d)
Serikat semenjak tahun 1970-an. merencanakan sarana dan biaya
Nindiya;Pengembangan Modul Penyusunan Program Bimbingan….. 73

penyelenggaraan program bimbingan bimbingan dan konseling


dan konseling. komprehensif sangat panjang. Guru
Hal tersebut sesuai dengan BK/konselor di sekolah perlu
standar yang ditentukan oleh Council memahami langkah-langkah atau
for Accreditation of Counseling and prosedur penyusunan program
Related Educational Program bimbingan dan konseling
(CACREP) tahun 2009 dalam komprehensif.
Dollarhide (2012: 3) bahwa konselor Untuk jenjang Sekolah
sekolah harus mampu merancang, Menengah Kejuruan (SMK),
mengimplementasikan dan penyusunan program bimbingan dan
mengevaluasi program bimbingan konseling komprehensif memiliki
dan konseling komprehensif; karakteristik tersendiri. Sebagaimana
merancang kegiatan untuk dijelaskan dalam Permendikbud
memfasilitasi peserta didik Nomor 70 Tahun 2013 tentang
mengembangkan kompetensi Kerangka Dasar dan Struktur
akademik, karir dan pribadi-sosial; Kurikulum SMK/MAK, bahwa
serta mengetahui dasar hukum dan peserta didik di tingkat SMK dididik
kode etik dalam praktek konseling di agar siap untuk langsung bekerja di
sekolah. Dalam Permendikbud dunia kerja. Pendidikan di SMK
Nomor 111 Tahun 2014 tentang difokuskan pada pengembangan
Bimbingan dan Konseling Pada minat dan potensi diri melalui
Pendidikan Dasar dan Pendidikan berbagai program keahlian yang
Menengah. Permendikbud juga telah ditawarkan di sekolah menengah
memberikan pedoman bagi kejuruan. Dengan demikian,
penyelenggaraan layanan bimbingan penyusunan program bimbingan dan
dan konseling di pendidikan dasar konseling komprehensif di SMK
dan menengah dengan menggunakan hendaknya lebih mengarah pada
program bimbingan dan konseling penyiapan lulusan yang siap kerja.
komprehensif. Faktanya, sebagian guru
Saat ini, guru BK/konselor BK/konselor di tingkat SMK belum
dituntut untuk memahami secara memahami secara utuh konsep dasar
lebih mendalam tentang konsep dan cara penyusunan program
dasar teoritis dan praksis bimbingan bimbingan konseling komprehensif.
dan konseling komprehensif Hasil penelitian Hesty Nurrahmi
termasuk cara penyusunan program (2015) tentang kompetensi guru BK
bimbingan dan konseling tingkat SMK di Pontianak dalam
komprehensif sesuai dengan tugas merancang program juga
perkembangan peserta didik pada menunjukkan bahwa guru BK
jenjang sekolah tertentu. Proses tingkat SMK dalam merancang
kegiatan penyusunan program program berada pada kategori kurang
74 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 71 - 81

menguasai (52,63%). Masih ditemui adanya usaha untuk meningkatkan


guru bimbingan dan konseling yang kemampuan guru BK tingkat SMK
belum memiliki kemampuan optimal dalam menyusun program bimbingan
dalam menyelenggarakan program dan konseling komprehensif. Oleh
bimbingan dan konseling terutama karena itu, penulis tertarik untuk
dalam merancang dan menyusun mengembangkan modul sebagai
program bimbingan dan konseling. pedoman penyusunan program
Sementara itu, hasil penelitian Juli bimbingan dan konseling
Wantoro (2016) tentang profil komprehensif, khususnya untuk
tingkat pemahaman guru BK di SMK tingkat Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri se-kota Yogyakarta dalam (SMK).
penyusunan program bimbingan dan
konseling komprehensif menunjukan METODE PENELITIAN
bahwa profil tingkat pemahaman Jenis penelitian yang
guru BK di SMK Negeri se-kota digunakan adalah penelitian dan
Yogyakarta dalam penyusunan pengembangan atau Research and
program BK komprehensif secara Development (RnD) dengan model
keseluruhan menunjukan kategori 4D (Define, Design, Development
sedang, yaitu sebanyak 14 guru dan Dissemination). Prosedur
(50%), jika dilihat dari masing– penelitian model ini meliputi tahap
masing aspek. Profil tingkat define (pendefinisian), design
pemahaman guru bimbingan dan (perancangan), development
konseling dalam penyusunan (pengembangan), dan dessimination
program BK komprehensif adalah (penyebarluasan) (Endang, 2011).
aspek 1 berada pada kategori sedang Peneliti melaksanakan
yaitu sebanyak 14 guru (50%), aspek penelitian di seluruh SMK Negeri se-
2 berada pada kategori sedang yaitu Kota Yogyakarta, pada bulan
sebanyak 24 guru (85,7%), aspek 3 Desember sampai dengan Maret
berada pada kategori tinggi yaitu 2017. Sedangkan, subjek dalam
sebanyak 17 guru (60,7%), aspek 4 penelitian adalah guru BK SMK
berada pada kategori rendah yaitu Negeri di se-Kota Yogyakarta yang
sebanyak 17 guru (60,7%) dan aspek telah bersertifikat (purposive
5 berada pada kategori sedang yaitu sampling), sejumlah 25 orang. Objek
sebanyak 12 guru (42, 9%). penelitian ini adalah tentang
Berdasarkan beberapa hasil pengembangan modul penyusunan
penelitian di atas, diketahui bahwa program bimbingan dan konseling
kemampuan guru BK/konselor di komprehensif di SMK.
SMK dalam menyusun program Adapun prosedur penelitian ini
bimbingan dan konseling mengikuti langkah pelaksanaan RnD
komprehensif belum maksimal. Perlu
Nindiya;Pengembangan Modul Penyusunan Program Bimbingan….. 75

berdasarkan model 4D, yaitu sebagai BK dalam menyusun program


berikut; bimbingan dan konseling
1. Define (pendefinisian) komprehensif. Sedangkan teknik
analisis data yang digunakan
Menganalisis kebutuhan produk
menggunakan teknik analisis data
yang akan dikembangkan, yaitu deskriptif kuantitatif.
dengan melakukan studi
pendahuluan (wawancara) HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan guru BK SMK se-Kota Penelitian diawali dengan
Yogyakarta kegiatan menganalisis kebutuhan
2. Design (perancangan) produk yang akan dikembangkan.
Menentukan dan membuat Hasil analisis kurikulum
rancangan produk awal, yaitu mengungkapkan bahwa SMK Negeri
membuat desain sampul dan di Yogyakarta sebagian besar telah
kerangka isi modul, serta mengacu pada kurikulum 2013 dan
mengembangkan instrument menggunakan model program
pengampilan data bimbingan dan konseling
3. Development (pengembangan) komprehensif dengan berlandaskan
Mengembangkan produk pada Permendikbud Nomor 111
sembari, lalu melakukan uji ahli Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
(ahli media dan materi) dan Konseling Pada Pendidikan Dasar
melakukan uji coba produk dan Menengah. Dimana di dalam
(calon pengguna produk). Setelah lampiran permendikbud ini, guru BK
itu, juga melakukan perbaikan dituntut untuk dapat menyusun
sesuai saran ahli dan calon program bimbingan dan konseling
pengguna produk komprehensif yang terdiri dari 10
4. Dessimination (penyebarluasan) (sepuluh) struktur program, yaitu
Mensosialisasikan hasil rasional, visi dan misi, deskripsi
pengembangan produk akhir kebutuhan, tujuan layanan,
Sementara itu, teknik pengumpulan komponen layanan, bidang layanan,
data yang digunakan dalam uji ahli pengembangan tema/topik, evaluasi,
adalah teknik non tes, berupa lembar pelaporan dan tindak lanjut,
pengamatan. Instrumen ini untuk anggaran biaya dan rencana kegiatan
menguji kualitas modul dari segi
(action plans). Hasil analisis
media dan materi. Teknik
pengumpulan data lain yang karakteristik pengguna produk
digunakan adalah teknik tes, berupa mengungkapkan guru BK bahwa
tes pemahaman berbentuk multiple membutuhkan media cetak berupa
choice dengan 4 (empat) alternatif bacaan yang disertai dengan contoh-
jawaban. Instrumen ini untuk contoh agar dapat menyusun
mengetahui efektivitas
program bimbingan dan konseling.
pengembangan modul dalam
mengembangkan pemahaman guru Sedangkan analisis materi relevan
76 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 71 - 81

dengan substansi yang terdapat (perancangan) draft awal modul.


dalam Lampiran Permendikbud No. Draft awal modul meliputi desain
111 Tahun 2014 tentang Bimbingan sampul depan dan belakang, struktur
dan Konseling Pada Pendidikan modul dan rancangan penulisan
Dasar dan Pendidikan Menengah, materi. Desain sampul modul dibuat
terutama tentang materi struktur dengan menggunakan aplikasi desain
program BK komprehensif. grafis, yaitu Corel Draw X7,
Sementara itu, berdasarkan hasil sedangkan pengetikan isi modul
analisis di atas, peneliti merumuskan menggunakan Microsoft Word 2013.
bahwa tujuan pembelajaran modul Adapun konten yang terdapat pada
tersebut adalah untuk meningkatkan sampul depan modul itu sendiri
pemahaman dan kemampuan guru terdiri dari tulisan judul modul, nama
BK di SMK dalam menyusun penulis, nama instansi/lembaga
program bimbingan dan konseling penulis dan sejumlah gambar hidup
komprehensif secara mandiri, serta yang relevan dengan judul modul.
secara baik dan benar. Sedangkan untuk sampul belakang
Selanjutnya, penelitian modul berisi biografi penulis.
dilanjutkan dengan kegiatan design

Gambar 1. Desain Sampul Depan dan Belakang Modul

Adapun struktur isi modul sebagaimana dalam tabel di bawah


yang dikembangkan adalah ini:
Tabel 1.
Struktur Modul Penyusunan Program BK Komprehensif

BAGIAN MATERI SUB MATERI


I Konsep Dasar Program 1. Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Bimbingan dan 2. Struktur Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Konseling Komprehensif
II Pengembangan Rasional 1. Konsep Pengembangan Rasional
Nindiya;Pengembangan Modul Penyusunan Program Bimbingan….. 77

2. Contoh Pengembangan Rasional


III Pengembangan Visi dan 1. Konsep Pengembangan Visi dan Misi Bimbingan dan
Misi Bimbingan dan Konseling
Konseling 2. Petunjuk Pengembangan Visi dan Misi Bimbingan dan
Konseling

IV Pengembangan Deskripsi 1. Konsep Deskripsi Kebutuhan


Kebutuhan 2. Contoh Analisis Kebutuhan Siswa
3. Pengembangan Deskripsi Kebutuhan Layanan
V Pengembangan Tujuan 1. Konsep Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan Bimbingan dan 2. Pengembangan Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling
Konseling
VI Pengembangan 1. Hakikat Komponen Program Bimbingan dan Konseling
Komponen Program 2. Petunjuk Pembagian Prosentase Komponen Program
Bimbingan dan Bimbingan dan Konseling
Konseling
VII Pengembangan Bidang 1. Konsep Pengembangan Bidang Layanan Bimbingan dan
Layanan Bimbingan dan Konseling
Konseling 2. Petunjuk Pengklasifikasian Bidang Layanan Bimbingan
dan Konseling
VIII Pengembangan 1. Konsep Dasar Pengembangan Tema/Topik Layanan
Tema/Topik Layanan 2. Petunjuk Pengembangan Tema/Topik dalam RPLBK
IX Pengembangan Evaluasi, 1. Konsep Dasar Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut
Pelaporan dan Tindak 2. Petunjuk Pengembangan Laporan Hasil Kegiatan
Lanjut
X Pengembangan Anggaran 1. Konsep Anggaran Biaya
Biaya 2. Petunjuk Pengembangan Anggaran Biaya
XI Pengembangan Rencana 1. Konsep Pengembangan Rencana Kegiatan Petunjuk
Kegiatan (Action Plans) 2. Pengembangan Rencana Kegiatan (Action Plans)

Setelah diperoleh rancangan, media dan uji ahli materi terhadap


maka segera berlanjut pada kegiatan modul penyusunan program
develop (pengembangan). Jenis bimbingan dan konseling
kertas yang digunakan sebagai komprehensif di SMK.
sampul modul adalah kertas Ivory
260 ukuran B5 (25,7x18,2 cm).
Sedangkan jenis kertas untuk bagian
isi modul adalah kertas HVS 80
gram ukuran B5 (25,7x18,2 cm).
Pencetakan modul menggunakan
printer HP Laser Jet Seri 1102 Full
Colour. Setelah diperoleh modul
cetak, dilakukan uji ahli media oleh
dosen ahli media bimbingan dan
konseling, serta uji ahli materi oleh
dosen ahli manajemen bimbingan Grafik 1. Hasil Uji Ahli Media
dan konseling. Berikut ini adalah
grafik yang hasil analisis uji ahli
78 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 71 - 81

Berdasarkan grafik di atas, akurasi) memperoleh nilai 100


diperoleh keterangan bahwa hasil uji berada pada kategori “Sangat Baik”,
ahli media pada aspek 1 (aspek pada aspek 2 (aspek bahasa)
format) memiliki nilai 87,5 berada memperoleh nilai 87,5 berada pada
pada kategori “Sangat Baik”, pada kategori “Sangat Baik”, pada aspek 3
aspek 2 (aspek organisasi) (aspek membangkitkan motivasi)
memperoleh nilai 70 berada pada memperoleh nilai 100 berada pada
kategori “Baik”, pada aspek daya kategori “Sangat Baik”, pada aspek 4
tarik (aspek 3) memperoleh nilai (aspek partisipasi) memperoleh nilai
87,5 berada pada kategori “Sangat 75 berada dalam kategori “Baik”,
Baik”, pada aspek 4 (aspek bentuk pada aspek 5 (aspek kebermanfaatan)
dan huruf) memperoleh nilai 75 memperoleh nilai 100 berada pada
berada pada kategori “Baik”, pada kategori “Sangat Baik”, dan pada
aspek 5 (aspek spasi kosong) aspek 6 (aspek penjelasan materi)
memperoleh nilai 62,5 berada pada memperoleh nilai 81,82 berada pada
kategori “Baik”, dan pada aspek 6 kategori “Sangat Baik”. Sementara
(aspek konsistensi) memperoleh nilai itu, diketahui bahwa nilai akhir dari
66,67 berada pada kategori “Baik”. uji ahli materi adalah sebesar 86,85
Sementara itu, diketahui bahwa nilai atau berada pada rentang nilai 76-
akhir dari uji ahli media adalah 100 sehingga termasuk dalam
sebesar 73,44, atau berada pada kategori “Sangat Baik”.
rentang nilai 51-76 sehingga Pada tahap selanjutnya, peneliti
termasuk dalam kategori “Baik”. melakukan perbaikan produk
berdasarkan saran/komentar dari
masing-masing ahli. Setelah
perbaikan selesai dilakukan, peneliti
melakukan uji coba produk (uji
lapangan) dengan hasil sebagao
berikut:

100 Hasil Uji Coba Lapangan


Nilai Akhir

50

Grafik 2. Hasil Uji Ahli Materi 0


Aspek 1 Aspek
Aspek2Penilaian
Aspek 3
Berdasarkan grafik di atas,
diperoleh keterangan bahwa hasil uji
Grafik 3. Hasil Uji Coba Produk (Uji
ahli materi pada aspek 1 (aspek
Lapangan)
Nindiya;Pengembangan Modul Penyusunan Program Bimbingan….. 79

aspek 3 (aspek kualitas materi)


Berdasarkan grafik di atas, memperoleh nilai 80,8 berada pada
diperoleh keterangan bahwa uji coba kategori “Sangat Baik”. Sementara
lapangan (uji keterbacaan produk) itu, diketahui bahwa nilai akhir dari
pada aspek 1 (aspek kualitas desain) uji coba lapangan (uji keterbacaan
memperoleh nilai 79,75 berada pada produk) adalah sebesar 80,00 atau
kategori “Sangat Baik”, pada aspek 2 berada pada rentang nilai 76-100
(aspek penjelasan materi) sehingga termasuk dalam kategori
memperoleh nilai 79,73 berada pada “Sangat Baik”.
kategori “Sangat Baik” dan pada

Grafik 3. Skol Hasil Pretest dan Posttest

Grafik di atas menunjukkan Perbandingan ini memiliki arti


hasil uji efektivitas penggunaan bahwa penggunaan modul memiliki
modul dalam meningkatkan pengaruh positif (signifikan) baik
pemahaman 25 guru BK dalam pada taraf signifikansi t0,05 maupun
menyusun program BK taraf signifikansi t0,01. Pada saat
komprehensif di SMK. Hasil uji sebelum membaca/menggunakan
efektifitas modul menunjukkan modul, guru BK belum memiliki
adanya peningkatan dengan rata-rata wawasan yang mendalam tentang
skor pretest 14,44 dan rata-rata skor cara menyusun program bimbingan
posttest 15,96, dengan selisih skor dan konseling komprehensif di SMK
sebesar 1,52. Kemudian, berdasarkan sehingga belum paham secara utuh.
perhitungan rumus t-test diperoleh t Setelah diberikan modul, maka guru
sebesar 5,60, dan setelah BK dapat mempelajari modul dengan
dikonsultasikan dengan tabel baik dan menyerap materi modul.
distribusi t diperoleh perbandingan Hal ini sesuai dengan konsep bahwa
t0,05<t0,01<t, yaitu 2,08<2,80<5,60. modul merupakan bahan belajar
80 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 71 - 81

yang mudah dipelajari oleh segenap media yang efektif dalam


kalangan, karena di dalamnya juga meningkatkan pemahaman bagi guru
disertai latihan soal yang relevan BK kaitannya dengan konsep teoritis
dengan materi modul. Hal ini dan praktis bimbingan dan konseling
sebagaimana pendapat Sukmadinata komprehensif.
(2013: 165) bahwa “untuk dapat
meningkatkan kemampuan guru SIMPULAN
yang tersebar dalam suatu daerah Penelitian tentang
yang sangat luas membutuhkan pengembangan modul penyusunan
bahan latihan atau penataran yang program bimbingan dan konseling
komprehensif di SMK, mencakup
disusun dalam bentuk modul”.
kegiatan perancangan,
Akhirnya, telah terbukti bahwa pengembangan, uji ahli media, uji
modul penyusunan program ahli materi, uji coba lapangan (uji
bimbingan dan konseling keterbacaan produk), dan uji
komprehensif di Sekolah Menengah efektivitas produk). Hasil penelitian
Kejuruan efektif dalam menunjukkan hasil uji ahli media
meningkatkan pemahaman guru BK memperoleh nilai akhir sebesar 73,44
dengan kategori “Baik”. Hasil uji
di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta
ahli materi memperoleh nilai akhir
tentang cara menyusun program sebesar 86,85 dengan kategori
bimbingan dan konseling “Sangat Baik”. Sedangkan hasil uji
komprehensif. coba lapangan (uji keterbacaan
Berdasarkan hasil yang modul) memperoleh skor 80 dengan
diperoleh dari serangkaian tahap kategori “Sangat Baik”. Hasil uji
pengembangan, maka dihasilkan efektifitas modul menunjukkan
adanya peningkatan dengan rata-rata
produk akhir berupa “Modul skor pretest 14,44 dan rata-rata skor
Penyusunan Program Bimbingan dan posttest 15,96, dengan selisih skor
Konseling Komprehensif di Sekolah sebesar 1,52. Kemudian, berdasarkan
Menengah Kejuruan”. Modul ini perhitungan rumus t-test diperoleh t
telah layak untuk digunakan sebagai sebesar 5,60, dan setelah
pedoman bagi guru BK dalam dikonsultasikan dengan tabel
distribusi t diperoleh perbandingan
menyusun program bimbingan dan
t0,05<t0,01<t, yaitu 2,08<2,80<5,60.
konseling komprehensif di Sekolah Perbandingan ini memiliki arti
Menengan Kejuruan. Modul tersebut bahwa penggunaan modul memiliki
diharapkan dapat dipergunakan guru pengaruh positif (signifikan) baik
BK dalam mempersiapkan sampai pada taraf signifikansi t0,05 maupun
dengan menyusun program taraf signifikansi t0,01. Hal ini
bimbingan dan konseling menunjukkan bahwa pengembangan
modul penyusunan program
komprehensif yang sesuai dengan
bimbingan dan konseling di SMK
kebutuhan siswa serta telah terlaksana dan modul ini efektif
lingkungannya. Modul ini menjadi dalam meningkatkan pemahaman
Nindiya;Pengembangan Modul Penyusunan Program Bimbingan….. 81

guru BK di SMK dalam menyusun Juntika. (2011). Membangun


program BK komprehensif. Peradaban Bangsa Indonesia
Pembahasan materi dalam modul ini Melalui Pendidikan dan
masih secara umum, sehingga Komprehensif Bernutu. Pidato
penelitian selanjutnya dapat lebih Pengukuhan Prof. Dr. H.
mendetail secara khusus membahas Juntika, M.Pd sebagai Guru
komponen program satu per satu. Besar/Profesor dalam Bidang
Hasil dari penelitian ini diharapkan Bimbingan dan Konseling Pada
dapat digunakan sebagai bahan Fakultas Ilmu Pendidikan
kajian keilmuan bimbingan dan Universitas Pendidikan
konseling serta sebahai bahan kajian Indonesia, 15 November 2011.
pembanding pada penelitian Mulyatingsih, Endang. (2011). Riset
selanjutnya. Terapan: Bidang Pendidikan &
Teknik. Yogyakarta: UNY Press.
Nurrahmi, Hesty. (2015).
DAFTAR PUSTAKA
American School Counselor Kompetensi Profesional Guru
Association. (2012). The ASCA Bimbingan dan Konseling.
National Model: A Frame work Jurnal Dakwah Alhikmah, Vol.
For School Counseling 9, No.1. Pontianak: IAIN
Program. Third Edition. Pontianak.
Alexandria, VA: Author. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Dollarhide. (2011). Comprehensive Kebudayaan Nomor 111 Tahun
School Counseling Programs: 2014 tentang Bimbingan dan
K-12 Delivery Systems in Action Konseling Pada Pendidikan
(2nd Edition). Pearson. Dasar dan Menengah.
Gysbers, N.C. & Henderson P. Peraturan Menteri Pendidikan
(2012). Developing and Nasional Nomor 27 Tahun 2008
Managing Your School tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi
Guidance and Counseling
Program FIFTH Edition. Konselor.
Alexandria : American Peraturan Menteri Pendidikan
Counseling Assosiation. Nasional Nomor 70 Tahun 2013
Hasan, S. U. N., & Bhakti, C. P. tentang Kerangka Dasar dan
(2016). Guidance and Struktur Kurikulum Sekolah
Counselling: A Comparison Mengah Kejuruan/Madrasah
between Indonesia and Aliyah Kejuruan.
Malaysia. Scientific Journal of Sutoyo, Anwar, dkk. (2015).
PPI-UKM, 3(6), 267-271. Bimbingan dan Konseling
Juliwantoro. (2016). Profil Tingkat Perkembangan. Semarang:
Pemahaman Guru BK Dalam Pasca Sarjana Bimbingan dan
Menyusun Program BK Konseling UNNES.
Komprehensif SMK Negeri se- Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Kota Yogyakarta. Jurnal Skripsi 2003 tentang Sistem Pendidikan
Bimbingan dan Konseling UAD, Nasional
September 2016.

Anda mungkin juga menyukai