Laporan Source Gilang
Laporan Source Gilang
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pada dasarnya petroleum system terdapat 5 unsur dan 5 proses, 5 unusr itu
adalah : batuan induk; batuan reservoir; batuan seal; trap; dan migrasi rate.
Sedangkan 5 proses itu adalah: generasi; akumulasi; migrasi; preserfasi; timing.
Sehingga pentingnya kelengkapan unsur dan proses pada petroleum system menjadi
tolak ukur apakah lapangan yang akan dikaji lebih lanjut atau ditinggalkan. Pada
laporan kali ini yang akan dibahas lebih detail ialah batuan induk.
Batuan induk (source rock) merupakan batuan yang mempunyai banyak
kandungan material organik. Batuan ini biasanya batuan berbutir halus dan
terendapkan pada lingkungan reduksi, sehingga mampu mengawetkan kandungan
material organik di dalamnya, seperti batulempung, serpih, atau batuan yang
memiliki banyak kandungan material organik seperti batugamping dan batubara.
Analisis batuan induk memerlukan diperlukan tahapan-tahapan analisa,
diantaranya adalah analisa jumlah material organik, analisa tipe material organik,
dan analisa kematangan batuan induk. Dalam analisa jumlah material organik
menggunakan persentase nilai TOC menurut Peter & Cassa (1994), analisa tipe
kerogen dengan menggunakan metode pyrolisis dan modifikasi diagram van
Krevelen dan diagram generasi tipe hidrokarbon dan kerogen menurut Dow &
O’Connor (1982, sedangkan analisa kematangan menggunakan analisis pantulan
vitrinit, Thermal Alteration Index (TAI), dan Rock Eval Pyrolisis.
Oleh karena itu, berdasarkan data interval, formasi, litologi, TOC (w.t%), S1,
S2, S3, Tmax, SCI, Ro (%), dan kerogen di cekungan Jawa TimurUtara dapat
dilakukan analisa jumlah material organik, analisa tipe material organik, dan analisa
kematangan batuan induk.
BAB II
METODE
BAB III
PEMBAHASAN
Data analisa batuan induk Cekungan Jawa Timur yang tersedia berupa interval,
Total Organic Carbon (TOC), S1, S2, S3, Tmax, dan Ro%. Dari beberapa data tersebut
dapat digunakan untuk mencari nilai Hydrogen Index (HI), Oxygen Index (OI), dan
Potential Yield (PY). Data analisa batuan induk di Cekungan Jawa Timur diambil dari
kedalaman 3000 sampai 3100 meter,
III.4. Analisa Diagram Potential Yield (PY) vs Total Organic Carbon (TOC)
Tabel 4. Data pirolisis dan TOC
utama berupa minyak/gas. Sedangkan tipe II dicirikan dengan produk utama berupa
minyak.
nilai S3. Berdasarkan pembagian tersebut, maka tipe kerogen dapat diklasifikasikan
berdasarkan parameter yang dihasilkan oleh Rock Eval Pyrolisis (After Merrill, 1991)
dengan ketentuan adalah nilai <3 merupakan kerogen yang menghasilkan gas, nilai 3 – 5
merupakan kerogen yang menghasilkan campuran minyak dan gas, dan nilai >5
merupakan kerogen yang menghasilkan minyak. Oleh karena itu, terdapat 3 sampel yang
menghasilkan gas, 5 sampel yang menghasilkan minyak dan gas, dan 2 sampel yang
menghasilkan minyak.
Berdasarkan data yang tersedia berupa SCI di Cekungan Jawa Timur, maka dapat
digunakan untuk mencari palynomorph colour dan tingkat kematangan dari batuan induk.
Nilai SCI yang berada di Cekungan Jawa Timur berkisar 5 sampai dengan 7. Berdasarkan
tabel hubungan antara palynomorph colour dan tingkat kematangan bahwa nilai SCI 5
berwarna orange sampai kuning dengan tingkat kematangan mature, nilai SCI 6 berwarna
orange dengan tingkat kematangan optimum oil generation, dan nilai SCI 7 berwarna
coklat dengan tingkat kematangan optimum oil generation. Oleh karena itu, berdasarkan
tingkat kematangan terdapat 1 sampel batuan induk yang memiliki tingkat kematangan
mature dan 9 sampel yang memiliki tingkat kematangan optimum oil generation.
Sedangkan, berdasarkan palynomorph colour terdapat 1 sampel yang berwarna orange
sampai kuning, 4 sampel berwarna orange, dan 5 sampel berwarna coklat.
III.9. Analisa Diagram Tipe Hidrokarbon dan Kerogen menurut Dow & O’Connor
(1982)
Tabel 4. Data Kerogen Cekungan Jawa Timur
Berdasarkan data yang tersedia berupa persentase Amorf, Exinit, Liptinit, Vitrinit,
dan Inertinit di Cekungan Jawa Timur, maka dapat dicari total eksinit. Sehingga, dari data
di atas dapat dilakukan plotting untuk mencari tipe hidrokarbon dan kerogen dalam
diagram tipe hidrokarbon dan kerogen menurut Dow & O.Connor (1982). (lampiran)
Berdasarkan plotting pada diagram tipe hidrokarbon dan kerogen menurut Dow
& O.Connor (1982), didapatkan hasil berupa dua sampel merupakan dry gas, yaitu
sampel pada interval 3060 – 3070 m dan 3070 – 3080 m, serta delapan sampel condensate
wet gas, yaitu sampel pada kedalaman 3000 – 3060 m dan 3080 – 3100 m.
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Tabel 5. Hasil Analisa Batuan Induk Cekungan Jawa Timur
Berdasarkan data analisa batuan induk di Cekungan Jawa Timur di atas dapat
disimpulkan bahwa :
1. Terdapat dua formasi di Cekungan Jawa Timur yang diambil datanya untuk
analisa batuan induk, yaitu Formasi Kimmeridge dan Formasi Heather.
2. Terdapat dua macam litologi yang ditemukan, yaitu napal + lempung dan napal +
gamping.
3. Kedalaman Cekungan Jawa Timur yang diambil datanya untuk analisa batuan
induk berkisar dari 3000 meter sampai 3100 meter.
4. Berdasarkan analisa Total Organic Carbon (TOC), didapatkan dua kualitas
material organik, yaitu fair dan good.