Anda di halaman 1dari 6

Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2019

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Peran geologist di dunia perminyakan cukup banyak dan penting. Pada tahap eksplorasi
geologist dengan tim GnG berintegrasi guna menemukan target, salah satu perannya ialah wellsite
geologist. Salah satu tugas utama wellsite geologist adalah pengumpulan data bawah permukaan
semaksimal mungkin, sehingga seorang wellsite geologist dapat memprediksi karakter dan
fenomena geologi bawah permukaan, termasuk karakter reservoir dan sifat-sifat petrofisik,
terutama dapat mengindikasi kandungan hidrokarbon di sumur tersebut, dan data yang erat
kaitannya dengan masalah geologi, petrofisika serta karakteristik sumur yang dibor. Data tersebut
akan diperlukan untuk evaluasi lanjutan sumur-sumur berikutnya. Selama pemboran berlangsung,
wellsite geologist disamping melakukan tugas-tugas utamanya yang menyangkut pengambilan
contoh serbuk bor (cutting), teras samping (side wall coring), teras inti (coring), diskripsi batuan
serta pengamatan indikasi hidrokarbon, korelasi dan lain sebagainya, selain mempunyai tugas yang
sifatnya kerjasama, pengawasan (witness) dalam operasi pemboran.

Salah satu komponen penting dalam operasi pemboran adalah lumpur pemboran (biasa
disebut mud) yang mana harus sangat dipahami oleh seorang wellsite geologist. Peranan lumpur
pemboran dalam setiap pemboran sangat menentukan kemajuan pemboran itu sendiri. Fungsi
lumpur pemboran antara lain membawa/mengangkat serbok bor (cutting) dari dasar lubang
kepermukaan, membentuk kerak-kerak (mud cake) pada dinding lubang, sehingga lubang tidak
mudah runtuh (caving in), memberikan tekanan lawan hidrostatis terhadap tekanan formasi,
sehingga terjadi keseimbangan tekanan didalam lubang bor, sebagai pendingin/pelumas drill bit,
sehingga umur bit dapat bertahan lama, sebagai penahan cuting pada saat tidak sirkulasi, sehingga
tidak jatuh kedasar lubang serta sebagai media pengantar pada saat dilakukan logging. Ini sangat
mempengaruhi hasil logging.

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud diadakan praktikum tentang Lag time yaitu untuk mengetahui lag time dari lumpur
pemboran serta melakukan perhitungan terhadap kasus yang diberikan. Sehingga nantinya kita
Nama : Alfian Gilang Gumelar
Nim : 111.160.040
Plug : 3
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2019

bisa mengetahui seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa mengangkut cutting
kepermukaan pada kedalaman tertentu.

Nama : Alfian Gilang Gumelar


Nim : 111.160.040
Plug : 3
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2019

BAB II

METODE

2.1. Langakah Kerja

1. Pahami soal yang telah tersedia.


2. Tulis apa saja yang telah diketahui dari soal tersebut.
3. Menghitung Pump Capacity terlebih dahulu berdasarkan rumus yang ada.
4. .Mengitung nilai volume bagian dalam pipa dan volume bagian dalam collar, dimana hasil
tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai Lag Down.
5. Menghitung nilai volume annulus drill collar, volume annulus dengan casing dan volume
annulus tanpa casing. Hasil tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai Lag Up.
6. Mencari nilai Lag Total dengan menjumlahkan nilai Lag Down dan Lag Up.
7. Mencari jam naikknya cutting.

2.2 Daiagram Alir

Soal Kode
Tatkepep

Masukan Angka
kedalam
Rumus

Hasil Lag time


cutting

Nama : Alfian Gilang Gumelar


Nim : 111.160.040
Plug : 3
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2019

BAB III

PEMBAHASAN

III.1. Perhitungan Lag Time

Panjang stroke (L) = 15” Panjang (kedalaman) casing = 750 ft


Diameter mud pump (D) = 4” Diameter dalam drill collar = 3,75”
Diameter luar drill collar (ODDC) = 4,5”
Diameter dalam pipa (IDDP) = 7,5”
Panjang drill collar = 500 ft
Diameter luar pipa (ODDP) = 8”
Diameter drill hole (DH) = 10”
Panjang (kedalaman) pipa = 1800 ft
SPM = 80 stroke/menit
Diameter luar casing = 12”
Efisiensi = 0,75 (75%)
Diameter dalam casing (IDCSG) = 10,5”

3.1.1. Pump Capacity


Pump Capacity = 0,000243 x D2 x L x efisiensi pompa

= 0,000243 x 4 x 4 x 15 x 0,75

= 0,04374 bbl/stk

3.1.2. Lag Down


𝐼𝐷𝐷𝑃2
1. Volume bagian dalam pipa = 1029,4 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑝𝑎
7,52
= (1029,4) x 1800

= 98,36 bbl
𝐼𝐷𝐷𝐶 2
2. Volume bagian dalam collar = 1029,4 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑐𝑜𝑙𝑙𝑎𝑟
3,752
= (1029,4) x 500

= 6,83 bbl
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚+𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑜𝑙𝑙𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚
3. Lag Down = 𝑝𝑢𝑚𝑝 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑥 𝑆𝑃𝑀
98,36+6,83
= 0,04374 x 80

= 30,061 menit

Nama : Alfian Gilang Gumelar


Nim : 111.160.040
Plug : 3
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2019

3.1.3. Lag Up
𝐼𝐷𝐶𝑆𝐺 2 − 𝑂𝐷𝐷𝑃2
1. Volume annulus dengan casing = 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑐𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔
1029,4

10,52 −82
=( )x 750
1029,4

= 33,70 bbl
𝐷𝐻 2 − 𝑂𝐷𝐷𝑃 2
2. Volume annulus tanpa casing = 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑖𝑝𝑎 tanpa casing
1029,4

102 −82
= ( 1029,4 )x 1050

= 36,72 bbl
𝐷𝐻 2 − 𝑂𝐷𝐷𝐶 2
3. Volume annulus drill collar = 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑟𝑖𝑙𝑙 𝑐𝑜𝑙𝑙𝑎𝑟
1029,4

102 −4,52
=( )x 500
1029,4

= 38,73 bbl
4. Volume annulus total= 109,15 bbl

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑛𝑛𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙


5. Lag Up = 𝑝𝑢𝑚𝑝 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑥 𝑆𝑃𝑀
109,15
= ( 0,04374 )
x 80

= 31,193 menit
3.1.4 Lag Total
Lag Total = Lag Down + Lag Up
= 30,061 + 31,193
= 61,254 menit = 61 menit 15,24 detik

Nama : Alfian Gilang Gumelar


Nim : 111.160.040
Plug : 3
Laboratorium Geologi Minyak dan Gas Bumi 2019

BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan

Dari hasil penghitungan didapat pada Blok M daerah Rozhok dengan sumur M-pang, Tim
tersebut untuk menaikkan cutting membutuhkan waktu 61 menit 15,24 detik. Pada saat ini
menuntukan pukul 12.50 WIB jadi pukul 13.51 WIB cutting sampai dipermukaan.

Nama : Alfian Gilang Gumelar


Nim : 111.160.040
Plug : 3

Anda mungkin juga menyukai