Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

SENSOR DAN TRANSDUSER

Kelas : 2C1

Nama/NIM Praktikan : Irfan Maulana Shidik / 171354015

Partner

Nama/NIM :Abdul Aziz A / 171354001

Nama/NIM : Gandhi Surya Permana / 171354012

No.Urut Percobaan :5

Nama Modul Percobaan : The Amplifier

Tanggal Pelaksanaan : Selasa 19 Maret 2019

Tanggal Pelaporan : Minggu 24 Maret 2019

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRONIKA


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
I. Tujuan
Untuk mengetahui cara amplifier beroperasi sebagai penguat.

II. Rangkaian Percobaan

Rangkaian 1 Rangkaian 2

Rangkaian 3

III. Alat dan Bahan


1. Power Supply : 1 Buah
2. IC 741 : 1 Buah
3. Resistor (10k, 100k Ω) : 1 Buah
4. Resistor Decade : 1 Buah
5. Potensiometer : 1 Buah
6. Multimeter : 1 Buah
7. Papan Percobaan : 1 Buah

Kabel Penghubung : Secukupnya


IV. Langkah-langkah percobaan
 Siapkan alat dan bahan
 Rangkai sesui gambar rangkaian
 Beri catu daya dari power suplay
 Atur nilai resistansi pada resistansi variabel pada modul untuk mengatur nilai
penguatannya.
 Setelah itu praktekan sesuai tabel pada lembar kerja.
 Catat hasil pengukuran
V. Data hasil percobaan

Tabel 1

Voltage
Voltage
between inputs Gain Setting Output
between inputs
(estimate)
0V 4.00 mV -20.00 mV
1V 1.03 V -1.01 V
2V 2.01 V -2.02 V
3V 3.00 V -3.01 V
4V 4.00 V 1 -4.02 V
-1 V -1.00 V 0.99 V
-2 V -2.03 V 2.03 V
-3 V -3.00 V 3.00 V
-4 V -4.02 V 4.02 V

Tabel 2

Pot Input Input Voltage Gain Output


Setting Voltage (estimate) Setting Voltage
0 0V 2.5 mV -79 mV
4.5 0.5 V -0.51 V 5.02 V
8.5 1.0 V -1.0 V 10 9.98 V
4.5 -0.5 V 0.5 V -5.17 V
8.5 -1.0 V 1.0 V -10.10 V
0 0V 1 mV -0.70 V
4.5 0.05 V -52 mV 4.10 V
8.5 0.10 V -101 mV 100 9.45 V
4.5 -0.05 V 51 mV -5.50 V
8.5 -0.10 V 102 mV -10.70 V
Tabel 3

Common Mode
Gain Common Mode Output
Voltage
Setting Voltage Voltage
(estimate)
0V 7 mV -14 mV
2V 2.1 V -7 mV
4V 4.1 V -2 mV
1
6V 6.1 V 2 mV
8V 8.0 V 7 mV
10 V 10.0 V 13 mV
0V 8 mV -77 mV
2V 2.0 V -69 mV
4V 4.0 V -60 mV
10
6V 6.0 V -52 mV
8V 8.0 V -43 mV
10 V 10.0 V -35 mV
0V 2 mV 145 mV
2V 2.0 V 70 mV
4V 4.0 V 0.52 V
100
6V 6.0 V 0.54 V
8V 8.0 V 0.22 V
10 V 10.0 V 0.25 V
0V 1 mV -7.3 V
2V 2.0 V -7.2 V
4V 4.0 V -7.2 V
1000
6V 6.0 V -7.1 V
8V 8.0 V -7.1 V
10 V 10.0 V -6.9 V

VI. Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah hubungan antara tegangan masukan dan tegangan keluaran?
Jawab : Berbeda polaritas
2. Apa yang terjadi pada tegangan keluaran ketika tegangan masukan dibalik?
Jawab : Tegangan keluaran menjadi positif atau bisa disebut berbalik
polaritasnya
3. Apakah tegangan keluaran pada tabel 2 memiliki hubungan yang sama dengan
masukan seperti pada tabel 1?
Jawab : Seharusnya sama, namun pada praktikum inputnya terbalik polaritas
4. Bagaimana hubungannya?
Jawab : Seharusnya sama, namun pada praktikum inputnya terbalik polaritas

5. Berapakah perbedaan tegangan masukan yang memberikan tegangan keluaran


sebesar 0V?
Jawab : 0 V

Gambar 6.1
6. Jika amplifier dihubungkan seperti pada gambar 6.1 di atas, berapakah yang
akan terbaca oleh detektor ketika jembatan seimbang?
Jawab : 0 V
7. Jika gain pada amplifier diatur pada 10, dan jembatan sedikit tidak seimbang
dan menghasilkan perbedaan tegangan pada masukan amplifier sebesar 10mV,
berapakah magnitudo tegangan yang akan terbaca oleh detektor?
Jawab : 100 mV
8. Apakah amplifier memberikan sensitivitas yang besar pada rangkaian
jembatan wheatstone?
Jawab : Iya

Gambar 6.2
9. Dari gambar di atas apakah jembatan dalam keadaan seimbang?
Jawab : Iya
10. Berapakah seharusnya tegangan keluarannya?
Jawab : 0 V
11. Berapakah tegangan di antara masukan amplifier dengan gnd untuk masukan
10V pada jembatan?
Jawab :
12. Pada tabel 3 apakah pembacaan tegangan keluaran sesuai dengan nilai yang
diinginkan?
Jawab : Tidak
13. Apakah pengaturan gain berpengaruh terhadap keluaran?
Jawab : Iya
14. Apakah amplifier baik atau tidak dalam common mode gain?
Jawab : Tidak

VII. Analisa
Untuk meningkatkan sensitifitas, ditambahkan amplifier dengan mode
inverting. Rangkaian inverting ini memiliki dua masukan dan satu keluaran. Dimana
keluaran ini didapat dari perbedaan input non inverting dengan input inverting yang
dikalikan terhadap gain. Gain sendiri didapat dari perbandingan Rf terhadap Rin. Pada
rangkaian inverting ini juga output akan berbalik polaritas dari input, karena input
diberikan pada input inverting.
Rumus Inverting :
Vo = -((Rf/Rin)*Vin)
Pada praktikum dapat dilihat seperti pada tabel 1 dimana tegangan input diberi
pada input inverting sehingga pada input positif, outputnya menjadi negatif begitu
juga sebaliknya. Karena penguatannya disetting pada gain=1 sehingga besarnya
output sama dengan besarnya output, walaupun terdapat sedikit perbedaan yang
disebabkan dari komponen yang tidak ideal.
Pada praktikum selanjutnya sama juga memakai input inverting sehingga
polaritas output terbalik dengan polaritas output. Pada tabel 2 dapat dilihat
penguatannya tidak 1 lagi, penguatannya disetting menjadi 10 dan 100 dengan
besaran input yang berbeda. Pada praktikum ini diuji coba penguatannya, pada gain
10 diberi input maximal 1 V sedangkan pada gain 100 diberi input maximal 0.1 V.
Jika dilihat dari teori seharusnya kedua percobaan ini memiliki nilai output yang
sama, namun pada praktikum memiliki sedikit perbedaan. Jika dilihat dari hasil
praktikum tabel 2 terlihat jika diberi input positif, nilai output sedikit melebihi dari
nilai input*gain, sedangkan jika diberi input negatif nilai outputnya sedikit berkurang
dari nilai input*gain.
Pada praktikum selanjutnya masih menggunakan input inverting, dengan
konfigurasi rangkaian common mode gain. Disini diuji dengan input yang sama
namun dengan besar penguatan yang berbeda. Jika mengacu pada teori seharusnya
rangkaian common mode gain ini memiliki nilai output 0 V, karena kedua input
(inverting dan non inverting) memiliki nilai yang sama sehingga tidak ada perbedaan
diantara kedua input, namun pada praktikumnya ternyata output tidak sama dengan 0
V. Pada hasil praktikum tabel 3 dapat dilihat pada penguatan 1 output tidak sama
dengan 0 V namun mendekati 0 V yaitu satuan mV. Pada penguatan yang lebih besar
ternyata output semakin membesar, menjauhi angka 0 V, hal ini disebabkan adanya
penguatan lebih dari 1 sehingga output yang kecil tadi dikuatkan sebesar
penguatannya (gain). Semakin besar penguatannya semakin besar juga nilai
outputnya, ini menjelaskan bahwa seamakin besar penguatannya maka nilai
sensitivitasnya semakin tinggi, karena dengan nilai input yang kecil dapat
mengeluarkan nilai output yang tinggi sehingga perubahan input sekecil apapun dapat
terdeteksi.

VIII. Kesimpulan
Pada sensor biasanya memiliki nilai output yang sangat kecil, sehingga
memiliki nilai sensitivitas yang rendah. Dengan amplifier ini kita dapat menaikkan
nilai sensitivitas tersebut, sehingga setiap perubahan input pada sensor dapat
terdeteksi walaupun dengan perubahan yang sangat kecil. Rangkaian amplifier dapat
dijadikan sebagai penguat tegangan. Dimana penguatannya dipengaruhi oleh besarnya
nilai Rf dan Rin. Semakin besar penguatannya maka nilai sensitivitasnya semakin
tinggi. Sehingga amplifier ini sangat membantu proses pendeteksian pada sensor yang
memiki nilai sensitivitas rendah sehingga nilai sensitivitasnya dapat dinaikkan.

Anda mungkin juga menyukai