Laporan Fix Sken A Blok 4

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tutorial atau tutoring adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik
oleh tutor kepada mahasiswa ( tutee ) untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri
mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutorial
merupakan bentuk pelaksanaan atau penerapan metode Problem Based Learning (PBL).
Problem Based Learning (PBL) adalah pengetahuan yang berlandaskan ilmiah dalam
pembelajaran mahasiswa. PBL meningkatkan pembelajaran, namun hal ini akan
berkompetensi dengan kebiasaan mahasiswa/i. Melalui metode pembelajaran ini
mahasiswa diberikan sebuah masalah, lalu mahasiswa dituntut untuk mengidentifikasi apa
saja yang harus diketahui dan mempelajari serta mengaplikasikan apa yang dipahami untuk
menyelesaikan masalah tersebut (Larry D, 2001)
Dalam tutorial kali ini, dibahas tentang Tn. Sartorius, 20 tahun, mengeluh nyeri otot
pada betis kanan dan kiri serta belakang paha kepada kakaknya yang merupakan mahasiswa
tingkat akhir di FK UM Palembang. Nyeri ini di rasakan pada saat perpindahan gerakan
sholat seperti dari ruku’ ke sujud. Nyeri terutama di rasakan pada saat duduk di antara dua
sujud.
Satu hari sebelumnya, Tn. Sartorius melakukan olahraga squat bersama teman-
temannya. Menurut kakaknya, kemungkinan nyeri tersebut disebabkan karena olahraga
yang berlebihan yang dilakukan Tn. Sartorius kemudian menjelaskan kepada Tn. Sartorius
otot-otot terkait nyeri yang dirasakan saat ini.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Untuk memenuhi laporan tugas kelompok tutorial sebagai bahan pembelajaran di
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan skenario kasus yang telah diberikan dengan metode seven jump
steps dan diskusi kelompok.
3. Dapat mencapai tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Tutor : dr. Ratika Febriani, M.Biomed
Moderator : Pitantio Sagi Syahputra
Sekretaris Papan : Suci Dwi Cahya
Sekretaris Meja : Mona Regita Utami
Waktu : 1. Senin, 31 Desember 2018
Pukul : 13.00 – 15.00 WIB
2. Rabu, 2 Januari 2019
Pukul : 13.00 – 15.00 WIB
Aturan tutorial : 1. Dilarang mengaktifkan ponsel.
2. Dilarang makan di dalam ruangan.
3. Dilarang keluar tanpa izin tutor.
4. Boleh menjawab/mengajukan pertanyaan setelah ditunjuk
Oleh moderator.
2.2 Skenario Kasus
Tn. Sartorius, 20 tahun, mengeluh nyeri otot pada betis kanan dan kiri serta belakang
paha kepada kakaknya yang merupakan mahasiswa tingkat akhir di FK UM Palembang.
Nyeri ini dirasakan pada saat perpindahan gerakan sholat seperti dari ruku’ ke sujud. Nyeri
terutama di rasakan pada saat duduk diantara dua sujud.

Satu hari sebelumnya, Tn. Sartorius melakukan olahraga squat bersama teman-
temannya. Menurut kakaknya, kemungkinan nyeri tersebut disebabkan karena olahraga
yang berlebihan yang dilakukan Tn. Sartorius, kemudian menjelaskan kepada Tn. Sartorius
otot-otot terkait nyeri yang dirasakan saat ini.

2.3 Klarifikasi Istilah

No. Sumber
Istilah Klarifikasi
1 Nyeri Berasa sakit sekali seperti ditusuk KBBI
jarum, rasa yang menimbulkan
penderitaan
2 Paha Bagian kaki dari lutut ke atas KBBI

3 Olahraga squat Posisi jongkok dan panggul ditekuk KAMUS SAKU


bokong di sandarkan pada tumit DORLAND

4 Betis Bagian kaki antara lutut dan KBBI


pergelangan kaki

5 Otot Urat yang keras pada tubuh hewan KBBI


dan manusia, jaringan kenyal dalam
tubuh untuk menggerakkan organ
tubuh

6 Ruku’ Gerakan membungkuk dengan KBBI


meletakkan kedua telapak tangan di
lutut
7 Sujud Berlutut serta menundukkan kepala KBBI
sampai ke lantai mengenai sholat
menurut ajaran islam

2.4 Identifikasi Masalah


1. Tn. Sartorius, 20 tahun, mengeluh nyeri otot pada betis kanan dan kiri serta belakang
paha kepada kakaknya yang merupakan mahasiswa tingkat akhir di FK UM Palembang.
Nyeri ini dirasakan pada saat perpindahan gerakan sholat seperti dari ruku’ ke sujud.
Nyeri terutama di rasakan pada saat duduk diantara dua sujud.
2. Satu hari sebelumnya, Tn.Sartorius melakukan olahraga squat bersama teman-
temannya. Menurut kakaknya, kemungkinan nyeri tersebut disebabkan karena olahraga
yang berlebihan yang dilakukan Tn. Sartorius, kemudian menjelaskan kepada Tn.
Sartorius otot-otot terkait nyeri yang dirasakan saat ini.
2.5 Prioritas Masalah
Tn. Sartorius, 20 tahun, mengeluh nyeri otot pada betis kanan dan kiri serta belakang
paha kepada kakaknya yang merupakan mahasiswa tingkat akhir di FK UM Palembang.
Nyeri ini dirasakan pada saat perpindahan gerakan sholat seperti dari ruku’ ke sujud. Nyeri
terutama dirasakan pada saat duduk diantara dua sujud.
Alasan :
Karena identifikasi masalah no 1 menjelaskan masalah yang mengganggu aktivitas Tn.
Sartorius.

2.6 Analisis Masalah


1. Tn. Sartorius, 20 tahun, mengeluh nyeri otot pada betis kanan dan kiri serta belakang
paha kepada kakaknya yang merupakan mahasiswa tingkat akhir di FK UM Palembang.
Nyeri ini dirasakan pada saat perpindahan gerakan sholat seperti dari ruku’ ke sujud.
Nyeri terutama dirasakan pada saat duduk diantara dua sujud.
A. Apa struktur anatomi pada extremitas inferior (Tulang, sendi, otot,
pembuluh darah, regio)?
Jawab :

Regio Extremitas inferior Anterior dan Posterior

1. Regio Cruris Anterior


2. Regio Cruris Posterior
3. Regio Calcaena
4. Regio Surae
5. Regio Genus Anterior
6. Regio Genus Posterior
7. Regio Femoris Anterior
8. Regio Femoris Posterior

Otot pada Extremitas Inferior

1. M. Gastrocnemius
2. M. Iliopsaos
3. M. Tensor Fasciae Latae
4. M. Sartorius
5. M. Quadriceps Femoris
6. M. Gracilis
7. M. Adductor Longus
8. M. Pectineus
9. M. Soleus
10. M. Plantaris
11. M. Tibialis Anterior
12. M. Fibularis (peroneus) Longus
13. M. Extensor Digitorum Longus
14. M. Extensor Hollucis Longus

Saraf pada Extremitas Inferior

1. N. Isschiadicus
2. N. Cutaneusfemoris Posterior
3. N. Tibialis
4. N Fibularis Communis
5. N. Cutaneus Surae Medialis
6. N. Cutaneus Surae Lateralis
7. N. Communicans Fibularis
8. N. Suralis
9. N. Cutaneus Dorsalis Lateralis
10. N. Cutsneus Dorsalis Intermedius
11. N. Cutsneus Dorsalis Medialis
12. N. Plantaris Latealis
13. N. Plantaris Medialis
14. N. Saphenus
15. N. Fibularis Communis
16. N. Fibularis Profundus
17. N. Fibularis Superficialis
18. N. Saphenus
19. N. Digitales Dorsales Pedis

Tulang dan sendi Extremitas Inferior

Tulang:

1. Femur
2. Patella
3. Fibula
4. Tibia
5. Ossa Tarsi
6. Ossa Metatarsalia
7. Ossa Digitorum
Sendi:

1. Articulatio Coxae
2. Articulatio Genus
3. Articulatio Talocuralis
4. Articulatio Calcaneocuboidea
5. Articulatio Subtalaris
6. Articulatio Telocalcaneonavicularis
7. Articulatio Cuneocuboidea
8. Articulatio Intercuneinformes
9. Articulatio Tarsometatarsalis
10. Articulatio Metatarsophalangeae
11. Articulatio Interphalangeae pedis

Pembulu darah Femur

Arteri pada Femur:

1. A. Femoralis
2. A. Obturatoria
3. A. Circumflexa Femoris Medialis
4. A. Circumflexa Femoris Lateralis
5. A. Descendens Genus
6. A.Profunda Femoris
7. A.Superior Medialis Genus
8. A. Inferior Medialis Genus
9. A.Perforans
Vena pada Femur:
1. V. Saphena Magna
2. V. Femoralis
3. V.Iliaca Externa
4. V. Profunda Femoris

Pembulu darah pada Cruris:

Arteri pada Cruris:

1. A. poplitea
2. A. Suralis
3. A Inferior Medialis Genus
4. A. Tibialis Posterior
5. A. Tibialis Anterior
6. A. Fibularis
7. A. Dorsalis Pedis
Vena pada Cruris:

1. V.Tibiales Anteriores
2. V. Tibiales Posterior
3. V. Poplitea
4. V. Saphena Parva
5. V. Suralis

B. Regio apa yang terkena dampak pada kasus?


Jawab : Regio yang terkena dampak pada kasus adalah Regio Femoris dan
Regio Cruris
C. Apa makna Tn. Santorius merasakan nyeri?
Jawab ; Maknanya adalah kemungkinan terjadi gangguan jaringan otot pada
kaki Tn. Sartorius akibat penumpukan asam laktat.
D. Apa yang dimaksud dengan saraf?
Jawab : Saraf adalah system yang mengatur dan mengendalikan semua
kegiatan aktifitas tubuh kita sepeti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah,
dan lainnya. Sistem saraf tersusun dari jutaan serabut sel saraf (neuron) yang
berkumpul membentuk suatu berkas (faskulum). Neuron adalah komponen
utama dalam system saraf.
E. Apa saja jenis-jenis saraf?
Jawab : Sistem saraf dibagi dua bagian utama: Sistem Saraf Pusat, yang
terdiri dari otak dan medulla spinalis, dan Sistem Saraf Tepi yang terdiri dari
dari 12 pasang saraf otak dan 31 pasang saraf spinal beserta ganglianya. Secara
fungsional , system saraf dapat dibagi menjadi Sistem Saraf Somatik, yang
mengatur gerakan volunteer, dan Sistem Saraf Otonom, yang mengatur
gerakan involunter. (Snell, 2008)

F. Apa yang dimaksud dengan sendi?


Jawab : Menurut Suharyanto, 2017 Sendi ialah sebagai penghubung antar
tulang sehingga tulang tersebut dapat digerakkan. Sendi tersebur ialah
merupakan sebagai perantara antar tulang yang satu dengan yang lain
sehingga pada tulang tersebut akan dapat menyatu.
G. Apa saja macam-macam sendi?
Jawab ; Menurut Suharyanto, 2017 Macam-macam sendi dikelompokan dalam
beberapa 4 macam yakni macam-macam sendi berdasarkan arah gerakannya,
berdasarkan struktur, berdasarkan fungsi, berdasarkan anatomi lokasinya.
a. Macam-Macam Sendi Berdasarkan Arah Gerakannya
Macam-macam sendi berdasarkan Arah gerakannya antara lain sebagai
berikut..
1. Sendi Engsel adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan
satu arah maju atau mundur. Contoh sendi engsel adalah persendian pada
siku, lutut, dan persendian antara ruas jari tangan.
2. Sendi Peluru adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan gerak ke
segala arah. Contoh sendi peluru adalah persendian antara tulang paha dan
tulang gelang panggul serta antara persendian pangkal lengan atas dan gelang
bahu.
3. Sendi Putar adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan
tulang yang satu mengelilingi tulang lainnya sebagai poros. Contoh sendi
putar adalah persendian tulang tengkorak dan tulang atlas serta persendian
tulang hasta dan tulang pengumpul.
4. Sendi Geser adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan
tulang yang satu menggeser pada tulang yang lain. Contoh sendi geser adalah
persendian antar tulang karpal.
5. Sendi Pelana adalah antar tulang yang memungkinkan gerakan tulang ke dua
arah yang saling tegak lurus seperti gerakan orang naik kuda. Contoh sendi
pelana adalah persendian tulang tumit dan tulang kering.
b. Macam-Macam Sendi Berdasarkan Sifat
Macam-macam sendi berdasarkan sifat dan biasa pula dikatakan dengan
pergerakan atau fungsinya, antara lain sebagai berikut.
1. Sinartosis (Synarthrosis)atau Sendi mati adalah hubungan antartulang yang
tidak memungkinkan terjadinya gerakan, contohnya persendian pada tulang
tengkorak.
2. Amfiartrosis (Amphiarthrosis)atau Sendi kaku adalah hubungan antartulang
yang hanya sedikit memungkinkan terjadinya gerakan. Contohnya sendi
kaku adalah persendian tulang-tulang pergelangan tangan, persendian tulang
pergelangan kaki, dan persendian ruas-ruas tulang belakang
3. Diartrosisatau Sendi gerak adalah hubungan antartulang yang
memungkinkan terjadinya gerak, baik gerak satu arah, dua arah, maupun ke
segala arah.
c. Macam-Macam Sendi Berdasarkan Strukturnya
Macam-macam sendi berdasarkan Strukturnya antara lain sebagai
berikut.
1. Sendi Fibrosa adalah sendi yang terdiri atas serat-serat kolagen yang
sebagian besar dari sendi fibrosa tidak dapat digerakkan sama sekali karna
jarak antar tulang sangat dekat yang dipisahkan selapis jaringan ikat fibrosa.
Contoh letak sendi fibrosa adalah sutura pada antara tulang tengkorak.
2. Sendi Kartilaginosa adalah persendian yang arahnya gerakannya kurang atau
terbatas. yang hubungkan oleh tulang rawan hialin. Contohnya Tulang iga.
3. Sendi Sinovial adalah sendi yang arah gerakannya leluasa atau bebas, sendi
sinovial adalah sendi yang paling banyak pada tubuh manusia. Contohnya
sikut dan lutut, bahu dan panggul, pergelangan tangan dan kaki, sendi pada
tulang jari tangan dan kaki.

d. Macam-Macam Sendi Berdasarkan Anatomi Lokasi

1. Sendi Artikulasi Tangan


2. Sendi Pergelangan
3. Sendi Siku
4. Sendi Bahu aksila (Glenohumeral dan sendi akromioklavikularis)
5. Sendi Sternoklavikularis
6. Sendi Artikulatoris vertebra
7. Sendi Sakroiliaka panggul
8. Sendi Temporomandibular rahang
9. Sendi Artikulasi kaki
H. Apa saja sendi dan gerakan sendi yang terlibat dari ruku’ ke duduk
diantara dua sujud?
Jawab : Adapun sendi dan gerakan sendi yang terlibat dari ruku’ ke duduk
diantara dua sujud adalah :
1. Sendi Ruku’
1. Flexi Articulatio Lumbosacralis
2. Ekstensi Articulatio Hemerii
3. Ekstensi Articulatio Cubiti
2. Sendi Takbir
1. Flexi Articulatio Cubiti
2. Flexi Articulatio Humerii
3. Ekstensi Articulatio Lumbosacralis
4. Ekstensi Articulatio Coxae
5. Ekstensi Articulatio Genus
3. Sendi Sujud
1. Ariculatio Dorsum flexi
2. Flexi Articulatio Lumbosacralis
3. Flexi Articulatio Coxae
4. Flexi Articulatio Genus
5. Flexi Articulatio Metatarsophalangeae
4. Sendi Duduk di Antara Dua Sujud
1. Ekstensi Articulatio Lumbosacralis
2. Flexi Articulatio Genus
3. Ekstensi Articulatio Coxae
4. Flexi Articulatio Metatarsophalageae (Pengelangan kaki kiri)
5. Ekstensi Articulatio Metatrsophalangeae (Pergelangan kaki kanan)
6. Flexi Articulatio Humerii
7. Flexi Articulatio Cubiti
I. Bagaimana mekanisme kerja otot?
Jawab : Mekanisme umum kontraksi otot

Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap


berikut :

1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke


ujungnya pada serabut otot

2. Di setiap ujung, saraf inenyekresi zat neurotransmiter, yaitu asetilkolin,


dalam jumlah sedikit.

3. Asetilkolin bekerja pada daerah setempat pada membran serabut otot untuk
membuka banyak kanal kation "berpintu asetilkolin" melalui molekul protein
yang terapung pada membran.
4. Terbukanya kanal berpintu asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion
natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membran serabut otot. Hal ini
menyebabkan depolarisasi setempat yang kemudian menyebabkan pembukaan
kanal natrium berpintu listrik voltagegated sodium channels). Peristiwa ini
akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membran.

5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serabut otot dengan cara
yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran serat saraf.

6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran otot, dan banyak


aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Di sini,
potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah
besar ion kalsium, yang telah tersimpan di dalam retikulum ini.

7. Ion kalsium menginisiasi kekuatan menarik antara filamen aktin dan


miosin, yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergeser satu sama lain,
dan menghasilkan proses kontraksi.

8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam
retikulum sarkoplasma oleh pompa membran Ca++, dan ion ini tetap disimpan
dalam retikulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran
ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti. (Guyton,
2007)
J. Bagaimana mekanisme nyeri pada otot?
Jawab : Nyeri terutama adalah mekanisme protektif yg dipicu oleh stimulus
terhadap nosiseptor yang merasakah bahaya (reseeptor nyeri) yang
menimbulkan kesadaran bahwa kerusakan jaringan sedang atau akan terjadi.
Karena nilai pentingnya bagi kelangsungan hidup, nosiseptor ( reseptor nyeri)
tidak beradaptasi terhadap stmulasi yang berulang atau menetap. Simpanan
penglaman yang menimbulkan nyeri dalam ingatan membantu kita menghindari
kejadian yang berpotensi mebahayakan di masa depan. Impuls nyeri yang
berasal dari dari nosireptor disalurkan ke SSP melalui satu dari dua jenis serabut
aferen. Sinyal dari nosiseptor yang berespon terhadap kerusakan mekanis
seperti terpotong atau kersakan suhu yg disalurkan melalui serabut a delta yang
halus dan bermielin. (Sherwood, 2016)
K. Apa faktor penyebab nyeri pada otot?
Jawab : Menurut Baharudin, 2017 menyatakan bahwa fakor penyebab nyeri
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan aktivitas fisik secara berlebihan sehingga penggunaan otot
menjadi terlalu dipaksa
2. Cedera atau trauma yang membuat otot terkilir.
3. Ketegangan terjadi pada salah satu atau beberapa bagian tubuh.
Sensasi nyeri ditimbulkan oleh suatu cedera atau rangsangan yang cukup kuat
untuk berpotensi mencederai (bahaya). (Price dan Wilson, 2006)

Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya nyeri sendi selain dari faktor
genetik adalah faktor lain, seperti :

1. Pada sebelumnya pernah mengalami patah tulang disekitar sendi dengan


perawatan yang kurang baik,
2. Mengalami kelemahan pada otot paha,
3. Melakukan aktivitas fisik secara berlebihan,
4. Kelebihan berat badan atau obesitas juga berpengaruh pada terjadinya nyeri
sendi, dan
5. Faktor usia, yang lebih dari 40 tahun.
L. Apa saja otot yang terlibat dari rukuk ke duduk diantara dua sujud?
Jawab : Otot- otot yang terlibat dari ruku’ ke duduk diantara dua sujud adalah:
1. Otot Ruku’
1. M. Deltoideus Anterior
2. M. Triceps Brachii
3. M. Extensor Carpi Radialis
4. M. Extensor Carpi Ulnaris
5. M. Flexor Digitorum Superficial
6. M. Flexor Digitorum Profundus
7. M. Rectus Abdominis
8. M. Quadriceps Femoris
2. Otot Takbir
1. M. Deltoideus medial
2. M. Trapezius
3. M. Levator Scapulae
4. M. Biceps Brachii
5. M. Extensor Carpi Radialis
6. M. Extensor Carpi Ulnaris
7. M. Insossei Palmares II-V
3. Otot Sujud
1. M. Deltoideus Anterior
2. M. Biceps Brachii
3. M. Extensor Carpi Radialis
4. M. Extensor Carpi Ulnaris
5. M. Rectus Abdominis
6. M. Iliopsoas
7. M. Biceps Femoris
8. M. Semimembranosus
9. M. Tibialis Anterior
4. Otot Duduk di Antara Dua Sujud
1. M. Iliopsoas
2. M. Biceps Femoris
3. M. Semimembranosus
4. M. Gastrocaemius
5. M. Soleus
M. Bagaimana hubungan sholat dengan nyeri yang dirasakan?
Jawab : Hubungan sholat dengan nyeri yang dirasakan ialah sholat sebagai
salah satu media respons dorongan perilaku nyeri, dimana saat sholat sendi dan
otot Tn. Sartorius akan bekerja maka disinilah nyeri akan terasa dan
gerakan sholat yang dilakukan terkhusus ruku’ ke sujud dan duduk diantar dua
sujud ini berhubungan dengan nyeri yang di rasakan pada paha dan betis
akibat olahraga squat nya. (Rizky, 2016)

2. Satu hari sebelumnya, Tn. Sartorius melakukan olahraga squat bersama teman-
temannya. Menurut kakaknya, kemungkinan nyeri tersebut disebabkan karena olahraga
berlebihan yang dilakukan Tn. Sartorius, kemudian menjelaskan kepada Tn. Sartorius
otot-otot yang terkait nyeri yang dirasakan saat ini.
A. Apa saja otot yang terlibat pada olahraga squat?
Jawab : Otot-otot yang terlibat pada olahraga squat adalah :
1. M. Sarorius
2. M. Quadriceps Femoris
3. M. Biceps Femoris
4. M. Semimembranosus
5. M. Semi Tendinosus
B. Apa hubungan olahraga squat dengan nyeri yang dirasakan pada otot?
Jawab : Olahraga squat untk melatih otot pada ekstrimitas inferior terutama pada
paha dan betis. Olahraga squat untuk melatih daya tahan otot namun jika olahraga
ini dilakuka secara berlebihan akan menyebabkan otot berkerja secara terus
menerus sehingga akan terasa nyeri pada bagian paha dan betis. (Arif Setiawan,
2011)
C. Apa saja sendi dan gerakan sendi yang terlibat saat olahraga squat?
Jawab : Sendi dan gerakan seni yang terlibat saat olahraga squat adalah :
1. Flexi Articulatio Genus
2. Flexi Articulatio Coxae
3. Ekstensi Articulatio Radiocarpa
4. Ekstensi Articulatio Lumbosacralis
5. Ekstensi Articulatio Cubiti
6. Ekstensi Articulatio Humerii
D. Apa saja saraf yang menyebabkan nyeri tersebut?
Jawab ; Ada tiga tipe serabut saraf yang terlibat dalam proses ini, yaitu serabut
A-beta, A-delta, dan C. Serabut yang berespon secara maksimal terhadap
stimulasi non noksius dikelompokkan sebagai serabut penghantar nyeri, atau
nosiseptor. Serabut ini adalah A-delta dan C. Silent nociceptor, juga terlibat
dalam proses transduksi, merupakan serabut saraf aferen yang tidak bersepon
terhadap stimulasi eksternal tanpa adanya mediator inflamasi. Serabut saraf C
dan A delta halus, yang masing-masing membawa nyeri akut tajam dan kronik
lambat, bersinap disubstansia gelatinosa kornudorsalis, memotong medula
spinalis dan naik ke otak di cabang neospinotalamikus atau cabang
paleospinotalamikus traktus spino talamikus anterolateralis. Traktus
neospinotalamikus yang terutama diaktifkan oleh aferen perifer A delta,
bersinap di nukleus ventropostero lateralis (VPN) talamus dan melanjutkan diri
secara langsung ke kortek somato sensorik girus pasca sentralis, tempat nyeri
dipersepsikan sebagai sensasi yang tajam dan berbatas tegas.
Cabangpaleospinotalamikus, yang terutama diaktifkan oleh aferen perifer
serabut saraf C adalah suatu jalur difus yang mengirim kolateral-kolateral ke
formatio retikularis batang otak dan struktur lain. Serat-serat ini mempengaruhi
hipotalamus dan sistem limbik serta kortek serebri (Price A. Sylvia,2006).
E. Otot apa yang terkait nyeri pada kasus?
Jawab : Otot yang terkait pada kasus adalah :
1. Pada regio femoris
1. M. Quadriceps Femoris
2. M. Sartorius
2. Pada regio cruris dextra dan sinistra
1. M. Biceps Femoris
2. M. Fibularis Longgar
3. M. Tibialis Posterior
4. M. Popliteus
F. Berapa jam waktu normal untuk melakukan olahraga squat?
Jawab : Olahraga sebaiknya dilakukan dari 15 sampai 20 menit hingga beberpa
jam setiap kalinya (sherwood, 2016)
G. Bagaimana NNI pada kasus?
Jawab : Al Baqarah :286

Artinya :

Allah tidak membebani seseorang sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat


pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebankan kepada kami biaya yang banyak dibutuhkan
Engkau bebankan untuk orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan Kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri
maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong
kami, maka tolonglah kami kepada kaum yang kafir ".

2.7 Kesimpulan
Tn. Sartorius, 20 tahun mengalami gangguan jaringan otot pada regiofemoralis dan
cruris disebabkan oleh olahraga yang berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya nyeri
pada otot.

2.8 Kerangka Konsep

Olahraga yang
berlebihan

Gangguan otot pada regio Gangguan otot pada regio


femoralis posterior Cruris dextra dan sinistra

Nyeri otot pada regio


femoralis dan cruris
DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, M. 2017. Patofisiologi Nyeri Pain. Jawa Timur: Universitas Muhammadiyah


Malang
Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC Penerbit
Buku Kedokteran
Novita, R. 2016. Hubungan Sholat dan Nyeri. Jawa Tengah: Universitas Muhammadiyah
Semarang
Paulsen, F., Waschke, J. 2012. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia: Anatomi Umum dan Sistem
Muskuloskeletal. Jilid 1. Edisi 23. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran
Price., Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
Volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran
Setiawan arif. 2011. Media Ilmu Keolahragahan Indonesia. Semarang
Suharyanto. 2017. Macam-Macam Sendi dan Contohnya

Anda mungkin juga menyukai