Biokimia
Biokimia
BIOKIMIA
BLOK V
Metabolisme Karbohidrat, Lipid dan Protein
Oleh
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2010
UJI HASIL METABOLISME
KARBOHIDRAT, LIPID DAN PROTEIN
Penuntun Praktikum Biokimia Blok 5 0
TEORI
Hasil-hasil pemecahan pada metabolisme, terbanyak dikeluarkan dari tubuh
lewat ginjal bersama urine. Ini terutama berlaku untuk akhir metabolisme protein
yang mengandung nitrogen. Pada keadaan sakit, sebagian metabolisme terganggu,
ginjal mengeluarkan hasil-hasil pemecahan metabolisme yang terganggu tersebut,
dan asalkan fungsi ginjal cukup baik. Demikian Juga banyak racun-racun dan obat-
obat yang dikeluarkan lewat urine, baik dalam keadaan tak di ubah atau hasil
pemecahannya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan penting dari pemeriksaan urine.
Pemeriksaan urine tidak hanya memberikan gambaran tentang ada tidaknya
penyakit-penyakit ginjal dan saluran-saluran pembuangannya, namun pada fungsi
ginjal yang baikpun dapat juga diperoleh data penting mengenai penyakit-penyakit
yang terdapat ditempat-tempat lain dalam tubuh. Karena dari setiap pasien untuk
pemeriksaan kimiawi selalu dapat diperoleh jumlah urine yang cukup banyak.
Pemeriksaan urine seharusnya diutamakan daripada pemeriksaan kimiawi darah,
yang selalu hanya tersedia jumlah sample yang sedikit.
Pengeluaran bahan-bahan kebanyakan boleh dikata tidak tergantung dari
diuresis contoh : seseorang mengeluarkan setiap jam 25 ml urine dengan kadar
protein 10%. Sesudah minum air terjadilah diuresis air dan urin jernih banyak
dikeluarkan dengan berat jenis rendah, dalam urin ini kadar protein akan turun
sampai 0,5%, karena pengeluaran protein per jam tetap misalnya dalam contoh ini
¼ gram.
Pengeluaran hasil-hasil pemecahan rupanya sepanjang hari konstan. Hal ini
berlaku untuk kreatinin, sepanjang kadarnya dalam darah konstan, Bahan lain
seperti glukosa, protein, kalsium dan fosfor menunjukkan irama, pada malam hari
pengeluaran bahan-bahan tersebut lebih sedikit dari pada siang hari.
2. Uji Obermeyer
Tujuan :
Memeriksa adanya indikan dalam urin
Dasar :
Gugus indoksil dioksidasi oleh pereaksi Obermeyer yang mengandung FeCl 3 dala
HCl pekat membentuk warna biru indigo yang larut dalam kloroform.
Bahan dan pereaksi :
1. Urin normal 24 jam
Tujuan :
Memeriksa adanya protein dalam urin
Dasar :
Protein dalam urin mengalami denaturasi oleh asam nitrat yang tampak sebagai
cincin putih pada perbatasan kedua cairan
Bahan:
1. Urin normal 24 jam dan urin patologis
2. Asam nitrat pekat masukkan dalam buret
Cara kerja :
1. Alirkan dari buret 3 ml asam nitrat pekat perlahan-lahan kedalam tabung
reaksi
2. Dengan memakai pipet Mohr, pelan-pelan tambahkan 3 ml urin normal atau
patologis melalui dinding tabung sehingga kedua cairan tidak bercampur
3. Perhatikan cincin putih yang terjadi antara dua lapisan
Catatan :
Urea asam urat dan garamnya dapat menghasilkan cincin putih, tetapi hal ini dapat
dibedakan dengan memakai urin yang telah diencerkan 3 – 4 X sehingga pengaruh
ini dapat dihilangkan.
Tujuan:
Untuk identifikasi protein dalam urin
Dasar:
Pembentukan presipitat akibat pemanasan urin. Presipitat yang hilang pada
pengasaman menyatakan fosfat, sedangkan presipitat yang disebabkan oleh protein
akan tetap atau bertambah. Pada kelebihan asam juga akan menyebabkan larutnya
protein yang telah mengendap
Bahan:
1. asam asetat 2%
2. urin jernih
Metode:
- Panaskan 5 ml urin hingga mendidih selama 1-2 menit
- Bila terbentuk endapan, tambahkan 3-5 tetes asam asetat 2%. Apakah
presipitat tersebut hilang atau bertambah?
5. REAKSI JAFFE
Tujuan:
Untuk identifikasi kreatinin dalam urin
Bahan :
1. Larutan asam pikrat jenuh,
2. larutan NaOH 10 % larutan HCl dan
3. larutan glukosa.
4. Urin
Metoda :
- Masukkan 5 ml urine kedalam sebuah tabung reaksi dan 5 ml kedalam tabung
lain.
- Tambahkan masing-masing 1 ml larutan asam pikrat jenuh dan 1 ml NaOH 10 %,
perhatikan warna merah yang terbentuk.
- Tambahkan HCl pada salah satu tabung, bandingkan hasilnya pada tabung yang
tidak ditambah HCl.
- Bandingkanlah percobaan ini terhadap larutan glukosa yang ditambah asam
pikrat alkalis.
6. UJI MUREKSIDA
Tujuan:
Untuk identifikasi asam urat dalam urin
Bahan :
Larutkan HNO3 pekat, kristal asam urat, larutan amoniak encer (1/100)
Metoda :
- Letakkan sedikit (0,1 gr) kristal asam urat dalam sebuah cawan penguap.
- Tambahkan 3 tetes asam nitrat, lalu panaskan sehingga kering pada penangas uap.
Perhatikan warna merah yang timbul
- Setelah dingin tambahkan 1 tetes amonik encer (1/100).
- Perhatikanlah warna yang terbentuk.
Hasil : Terbentuk warna merah
Keterangan :
Asam urat dioksidasi oleh asam nitrat pekat membentuk asam dialurat dan alloksan.
Zat-zat terkondensasi dengan amoniak membentuk mureksida (amonium furfurat)
yang berwarna ungu kemerahan.
Tujuan:
Untuk identifikasi benda keton dalam urin
Bahan :
1. Kristal amonium sulfat,
2. larutan Na nitroprussida 5%
3. larutan NH4OH pekat dan
4. urin.
Metoda :
- Bubuhkan pada 5 ml urin, kristal amonium sulfat sampai jenuh.
- Tambahkan 2-3 tetes Na-nitroprussida 5 % yang baru dibuat dan 1-2 ml
amonium hidroksida pekat, campur dan biarkan selama setengah jam.
- Terbentuknya warna ungu permanganat menyatakan adanya zat-zat keton. Warna
coklat tidak berarti positif.
Hasil :
Warna ungu yang lambat laun menjadi lebih tua.
TEORI :
Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cair, yang beredar dalam system
pembuluh darah. Jumlah darah didalam tubuh kira-kira 5 – 7 % dari berat badan
atau pada orang dewasa kira-kira 4,5 – 5 liter. Darah terdiri dari berbagai sel seperti
eritrosit atau sel darah merah (SDM) , sel darah putih (lekosit) dan trombosit.
Eritrosit adalah sel yang terbanyak didalam darah, jumlahnya mencapai 5 juta butir/
ml , trombosit jumlahnya 250.000 – 400.000 butir/ml dan lekosit 5.000 – 10.000 /ml
. Fungsi ketiga macam sel ini berbeda. Sel darah merah berfungsi mengikat dan
membawa oksigen dari paru – paru ke seluruh tubuh, serta membawa dan
melepaskan CO2 dari seluruh tubuh ke paru. Untuk itu SDM dilengkapi dengan
molekul khusus yang melaksanakan fungsi tersebut dan sekaligus memberi warna
merah pada darah, yaitu hemoglobin (HB).
Hemoglobin adalah suatu protein dengan berat molekul 64.450 didalam hemoglobin
terdapat atom besi dalam keadaan tereduksi ( Fe 2+) . Dengan bantuan Fe2+ ini
hemoglobin dpat mengikat oksigen. Hemoglobin yang mengikat oksigen disebut
hemoglobin teroksidasi atau oksihemoglobin (HBO2 ) , sedang hemoglobin yang
sudah melepas oksigen disebut hemoglobin tereduksi atau deoksihemoglobin
(deoksiHb )
Peristiwa tersebut dapat dituliskan dengan reaksi sbb :
paru
Hb + O2 =============== HbO2
jaringan
Atom besi dalam hemoglobin dapat teroksidasi bila muatan positif atom besi
menjadi 3 + (Fe3+ ) Hemoglobin dengan besi teroksidasi ( Fe3+) disebut hemoglobin
teroksidasi atau methemoglobin (metHb) atau Hb(Fe3+) . Dalam keadaan ini
hemoglobin tidak dapat lagi mengikat oksigen. Hemoglobin yang ter oksidasi
menjadi methemoglobin akan kehilangan fungsinya. Perubahan Hb menjadi metHb
dapat terjadi karena adanya senyawa peng oksidasi . Bila ini terjadi dalam tubuh
maka dapat timbul akibat yang fatal, misalnya karena pemberian obat-obatan
tertentu terutama pada orang yang berbakat untuk keadaan tersebut . Selain itu
hemoglobin juga dapat berikatan dengan suatu gas hasil pembakaran tidak
Tujuan :
Membuktikan bahwa hemoglobin dapat mengikat oksigen menjadi HbO 2 dan
senyawa ini dapat terurai kembali deoksi Hb dan O2
Dasar :
Dalam keadaan tereduksi Fe dalam Hb dapat mengikat dan melepaskan O2
Dalam lingkungan udara biasa, Hb segera mengikat O2 menjadi Hb O2 didalam
tabung reaksi HbO2 akan melepas O2 pada penambahan pereaksi Stokes (pereduksi)
Bahan dan pereaksi :
1. Suspensi darah
2. Pereaksi Stokes
3. Larutan Amonium Hidroksida (NH4OH)
Cara kerja :
Tujuan percobaan :
Memperlihatkan bahwa membran sel darah merah dapat mengalami lisis dalam
pelarut organik
Dasar Percobaan :
Membran sel darah merah (SDM) antara lain mengandung lipid. Bila SDM
dimasukkan ke dalam larutan yang mengandung pelarut organic, maka membran
lipid akan larut, sehingga terjadi hemolisis.
Cara Percobaan :
1. Kedalam 6 tabung reaksi masing-masing dimasukkan 10 ml NaCl 0,9%
2. Tabung pertama digunakan sebagai kontrol, dan pada ke 5 tabung lainnya
tambahkan masing-masing 6 tetes ; kloroform ; eter ; aseton ; toluene dan
alcohol secara ber urutan.
3. Tambahkan ke dalam tiap tabung 2 tetes suspensi darah , campur dengan
membaliknya perlahan – lahan, biarkan setengah jam (jangan di kocok ).
Perhatikan warna yang terbentuk pada larutan bagian atas dan bandingkan
dengan kontrol.
Tujuan Percobaan :
Memperlihatkan pengaruh larutan hiper/hipotonik terhadap membran sel darah
merah
Dasar Percobaan :
SDM akan mengkerut bila berada dalam larutan hipertonik terhadap tekanan
osmotic plasma. Dalam larutan yang hipotonik, cairan dari luar sel akan masuk ke
dalam sel sehingga SDM akan membengkak , dan akhirnya terjadi hemolisis.
Hemoglobin dalam SDM akan larut dalam larutan, sehingga memberi warna merah
jernih pada larutan.
Prinsip :
Enzim katalase ada dalam darah dimana katalase akan memecah H 2O2 menjadi air
dan O2 , O2 diperlukan oleh tubuh, di klinik H2O2 digunakan untuk membersihkan
luka, O2 berfungsi untuk membunuh kuman-kuman anaerob, sedangkan air untuk
membersihkan luka.
Reaksi :
katalase
2 H2O2 2 H2O + O2
Bahan :
H2O2 10 % , darah
Metoda :
2 – 3 tetes darah + 1 - 2 tetes H2O2
Hasil:
Reaksi positif maka akan tampak busa karena terbebasnya O2 oleh enzim katalase.
I. PERCOBAAN ENZIM
Mahasiswa mampu ;
1. Mengetahui pengaruh konsentrasi enzim terhadap kecepatan reaksi
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi subtrat terhadap kecepatan reaksi
3. Mengetahui pengaruh dehidrogenisasi pada reaksi oksidasi subtrat
4. Mengetahui pengaruh Cl dan pH terhadap aktifitas Ptyalin.
ENZIM
TEORI :
Enzim adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk
berbagai reaksi kimia dalam sIstem biologik. Hampir semua reaksi kimia dalam
sIstem biologis dikatalisis oleh enzim. Sintesis enzim terjadi di dalam sel dan
sebagian besar enzim dapat di ekstraksi dari sel tanpa merusak fungsinya.
Kepentingan medis enzim : Enzim terdistribusi di tempat-tempat tertentu
didalam sel lebih kurang sesuai dengan golongannya dan juga fungsinya, sebagai
contoh enzim yang berperan dalam sintesis dan reparasi DNA terletak didalam inti
sel. Enzim yang mengkatalisis berbagai reaksi yang menghasilkan energi secara
aerob terletak dalam mitokondria. Enzim yang berhubungan dengan biosintesis
protein berada bersama ribosom. Dengan demikian reaksi kimia dalam sel berjalan
sangat terarah dan efisien.
Ada beberapa penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas sintesis enzim
tertentu, misalnya pada defisiensi enzim glukosa 6 fosfat dehidrogenase
(G6PDH/G6PD). Sel darah merah (SDM) penderita defisiensi G6PDH ini sangat
rentan terhadap pembebanan oksidatif, misalnya pada pemakaian obat-obatan
tertentu dan obat malaria dapat terjadi hemolisis intravaskuler.
Analisis enzim dalam serum dapat dipakai untuk deteksi penyakit seperti
infark otot jantung, kerusakan jaringan hati, bendungan saluran empedu, penyakit
prostat dll. Dasar penggunaan enzim sebagai dasar penunjang diagnosis ialah :
1. Pada dasarnya sebagian besar enzim berada dalam sel
2. Enzim tertentu adanya intrasel, bila enzim berada dalam serum berartiI terjadi
kerusakan pada jaringan asalnya.
Pengaruh suhu :
Suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim namun enzim tidak
dapat bekerja. Kenaikan suhu lingkungan akan meningkatkan energi kinetik enzim
dan meningkatkan frekuensi benturan antar molekul enzim dan substrat dan pada
suhu tertentu akan mencapai kecepatan reaksi maksimum, bila suhu ditingkatkan
terus maka jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi.
Kecepatan reaksi enzimatik berlangsung maksimal pada suhu optimum. Enzim pada
suhu 37o C optimum dalam tubuh manusia . Sebagian besar enzim tidak aktif pada
pemanasan sampai 60o C karena mengalami denaturasi.
Tujuan :
Membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik berbanding lurus dengan
konsentrasi enzim
Dasar :
Pada konsentrasi substrat tertentu, penambahan enzim dengan konsentrasi
bertingkat akan meningkatkan terbentuknya jumlah komplek enzim–substrat,
sehingga jumlah produk yang terbentuk juga meningkat.
Bahan dan pereaksi :
1. Susu
2. Larutan enzim protease ( pepsin 0,5% , atau bromelin)
3. Penangas air
Cara :
1. Siapkan penangas air dengan suhu 37o C letakkan ke dalamnya sebuah
tabung reaksi berisi 15 ml susu
2. Selain itu letakkan juga di dalamnya 3 tabung reaksi masing-masing berisi 1,
0 ml enzim protease, 0,5 ml enzim protease + 0,5 ml air , 0,25 ml enzim
protease +, 0,75 ml air
3. Setelah di inkubasi selama 5 menit pipetkan masing-masing 5 ml susu
hangat ke dalam 3 tabung reaksi yang berisi enzim protease diatas
4. Lakukan satu demi satu jangan serentak, campurkan isi tabung dengan baik
dan cepat, amati penggumpalan susu dalam hitungan detik dari tiap-tiap
tabung.
Tujuan :
Membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik sampai batas tertentu
dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.
Dasar :
Penambahan substrat dengan konsentrasi meningkat sampai konsentarsi
tertentu akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik hingga mencapai kecepatan
3. Uji Schardinger
Tujuan :
1. Memperlihatkan bahwa oksidasi dapat terjadi melalui dehidrogenasi suatu
substrat, dalam hal ini formaldehida
2. Memperlihatkan adanya enzim dehidrogenase aerob, yaitu aldehide
dehidrogenase dalam susu segar
Dasar :
Aldehid dehidrogenasi mengoksidasi formaldehida dengan cara melepas
hydrogen. Hidrogen yang terbentuk dapat dipindahkan langsung ke oksigen udara
menjadi H2O2 atau suatu senyawa penerima misalnya riboflavin atau biru metilen.
Pada akhirnya senyawa penerima yang tereduksi tersebut akan menyerahkan
hidrogen ke oksigen udara membentuk H2O2. Hal ini tampak jelas bila
menggunakan biru metilen sebagai penerima hidrogen . Biru metilen tereduksi tidak
berwarna (leuko biru metilen). Pada permukaan larutan susu akan teroksidasi
kembali menjadi biru karena ada kontak dengan udara.
Cara :
1. Siapkan 2 tabung reaksi, satu tabung diisi 5 ml susu segar, tabung kedua
diisi 5 ml susu pasteurisasi
2. Kemudian tambahkan berturut-turut 1 ml biru metilen dan 1 ml formal
dehide pada masing-masing tabung.
3. Campur dengan baik dan masukkan penangas air suhu 60 – 65 oC
4. Catat apa yang terjadi.
Pertanyaan :
1. Tulis reaksi dehidrogenasi formal dehida menjadi asam format !
2. Mengapa susu pasteurisasi memberi uji Schardinger berbeda ?
Bahan:
Lar. Amilum 1 % lar. Jodium encer, lar.liur.
Metoda:
Cara pengumpulan larutan liur:
Setelah berkumur-kumur dengan air, kunyah sedikit lilin parafin untuk memacu
sekresi saliva. Tampung saliva tsb dalam beker glas kecil, cairkan dengan sedikit
aquades kemudian disaring
Cara melakukan :
1. l NaCl 1 % + 3 ml lar. amilum 1 % + 1 tetes lar. Jodium encer + 1ml lar.Liur
2. l HCl 1 N+ 3 ml lar. amilum 1 % + 1 tetes lar. Jodium encer + 1ml lar Liur
3. 1 ml Aquades + 3 ml lar. amilum 1 % + 1 tetes lar. Jodium encer + 1ml lar.
Liur
Lihat ada tidaknya perubahan warna dan berapa lama terjadi perubahan.
Keterangan :
-Air liur mengandung ptialin (amilase) yang menghidrolisis amilum
menjadi dekstrin dan maltosa
Larutan amilum bila ditetesi jodium akan berwarna biru tua yang khas
untuk amilum
Amilum biru
aktivatornya sendiri–sendiri:
- Aktivator Cl-
- NaCl menyebabkan suasana yang baik unutk aktivitas ptyalin karena adanya
aktivator ion Cl, tetapi pH tetap netral . Terlihat pada percobaan ini hilangnya
- HCl menyebabkan larutan terlalu asam, sehingga ptyalin tidak aktif terlihat pada
Perhatian Aquades yang baru bersifat netral bila didiamkan pH akan berubah.
1. UJI BENEDICT
Tujuan : Menetapkan kadar gula urine secara semikuantitatif.
Dasar :
Gula mereduksi yaitu gula yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas,
senyawa ini akan mereduksi ion kupri menjadi kuprooksida yang tidak larut dan
berwarna merah. Banyaknya endapan merah yang terbentuk sesuai dengan kadar
gula yang terdapat dalam urine.
Bahan dan alat-alat:
1. Urine normal 24 jam yang mengandung glukosa
2. Larutan Benedict
3. Pipet tetes
4. Alat pemanas air/tangas air
5. Pengatur waktu
Cara kerja:
1. Campurlah dalam tabung reaksi 2.5 ml lar. Benedict dan 4 tetes urin.
2. Panaskan dalam tangas air mendidih selama 5 menit atau panaskan langsung
hingga mendidih selama 2 menit.
3. dinginkan perlahan-lahan
4. perhatikan endapan yang terbentuk
5. simpulkan sesuai dengan tabel berikut:
Bahan :
Kristal amonium sulfat, larutan Na nitroprussida 5% larutan NH 4OH pekat dan
urin.
Metoda :
Bubuhkan pada 5 ml urin, kristal amonium sulfat sampai jenuh. Tambahkan 2-3
tetes Na-nitroprussida 5 % yang baru dibuat dan 1-2 ml amonium hidroksida pekat,
campur dan biarkan selama setengah jam. Terbentuknya warna ungu permanganat
menyatakan adanya zat-zat keton. Warna coklat tidak berarti positif.
Hasil :
Warna ungu yang lambat laun menjadi lebih tua.
3. REAKSI JAFFE
Bahan :
Larutan asam pikrat jenuh, larutan NaOH 10 % larutan HCl dan larutan glukosa.
Metoda :
Masukkan 5 ml urine kedalam sebuah tabung reaksi dan 5 ml kedalam tabung lain.
Tambahkan masing-masing larutan asam pikrat jenuh dan 1 ml NaOH 10 %,
perhatikan warna merah yang terbentuk.
Tambahkan HCl pada salah satu tabung, bandingkan hasilnya pada tabung yang
tidak ditambah HCl. Bandingkanlah percobaan ini terhadap larutan glukosa yang
ditambah asam pikrat alkalis.
Apakah senyawaan yang terbentuk itu sama ?
SASARAN PEMBELAJARAN
III. DARAH
Mahasiswa mampu ;
1. Mengetahui proses oksigenasi dan dioksigenasi pada sel darah merah.
2. Mengetahui pengaruh pelarut organik pada integritas sel darah merah.
3. Mengetahui peran enzim katalase dalam darah.
TEORI :
Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cair, yang beredar dalam
sistem pembuluh darah. Jumlah darah didalam tubuh kira-kira 5 – 7 % dari berat
Bahan:
Lar. NH4OH, darah dan pereaksi Stokes (20 g FeSO4 dan 30 g asam tartrat dalam air
sampai 1000 cc)
Metoda:
Encerkan 2 mL darah dengan kira-kira 6 mL air dalam sebuah tabung reaksi.
Campur dengan baik. Perhatikan warna merah terang dari oksi-hemoglobin yang
Metoda :
Isilah 6 tabung reaksi dengan 10 ml NaCl 0,9%. Tabung pertama digunakan sebagai
kontrol, dan pada kelima tabung lainnya isilah masing-masing 3 tetes kloroform,
eter, aseton, toluen dan alkohol. Lalu kepada 6 tabung tersebut tambahkan 2 tetes
eritrosit yang telah dicuci. Kocok dan biarkan selama setengah jam. Bandingkan
warna dengan kontrol.
Prinsip :
Enzim katalase ada dalam darah dimana katalase akan memecah H2O2 menjadi air
dan O2, O2 diperlukan oleh tubuh, di klinik H2O2 digunakan untuk membersihkan
luka, O2 berfungsi untuk membunuh kuman-kuman anaerob, sedangkan air untuk
membersihkan luka.
Reaksi :
katalase
2 H2O2 2 H2O + O
Bahan :
H2O2 10 % , darah
Metoda :
2 – 3 tetes darah + 1 - 2 tetes H2O2
Hasil:
Reaksi positif maka akan tampak busa karena terbebasnya O2 oleh enzim katalase.
Teori :
1. Panjang gelombang ( λ )
Panjang gelombang cahaya didefinisikan sebagai jarak antara dua puncak dari
suatu gelombang, biasanya dinyatakan dengan symbol lamda ( λ )
Satuan panjang gelombang UV – VIS adalah nano meter ( nm)
1 nm = 1 mu = 10-9 m = 10-6 mm
2. Warna
Warna cahaya dapat dilihat oleh mata manusia disebut sinar tampak (visible)
yang merupakan campuran dari sinar-sinar yang mempunyai panjang gelombang
400 – 700 nm
Seperti yang kita lihat pada pelangi
Sehingga secara matematik ada hubungan antara Transmitan (T) dan Absorban (A)
Hubungannya sebagai berikut :
A = 2 – log T A = Absorban
T = Transmitan (dalam %)
Contoh :
Bila T = 100 %
Maka A = 0
A = k. c . l
Cara kerja :
1. Atur Spektrofotometri pada λ 400 nm, dan T = 100 atau A = 0
2. Siapkan larutan Asam salisilat sebesar 50 ppm 2ml + 2 ml FeCl3 0,1% ,
Masukkan dalam kuvet dan periksa absorbansinya
3. Siapkan blangko 2 ml air + 2 ml FeCl3 0,1%
Masukkan dalam kuvet dan periksa absorbansinya
4. Geser panjang gelombang menjadi 410 - 420 – 430 - .... 550
(Lakukan cara kerja No 2 dan 3)
5. Untuk setiap menggeser panjang gelombang spektrofotometer dibuat
A = 0 atau A Cara kerja No 3 dibuat =0
6. Hitung A sampel = A No 2 – A No 3
7. Buat kurva pada kertas grafik hubungan antara A sampel dengan panjang
Gelombang, akan diperoleh A maksimum
Pada panjang gelombang inilah digunakan untuk analisa kuantitatif
Dasar :
Jumlah cahaya yang diserap oleh suatu zat pada panjang gelombang tertentu
sebanding dengan kadar zat zat tersebut dalam larutan.
Cara kerja :
1. Siapkan 2 ml larutan asam salisilat dalam masing-masing tabung reaksi
dengan urutan konsentrasi seperti diatas
2. Tambahkan pada masing-masing tabung 2 ml FeCl3 0,1%
3. Baca serapan (A) tiap-tiap tabung pada panjang gelombang maksimum
sesuai percobaan (1)
4. Buat grafik hubungan antara serapan dengan kadar larutan, maka akan
menghasilkan kurva standar
5. Buat kurva standar dalam kertas grafik dalam laporan Hasil Praktikum
Tujuan :
Menentukan kadar Bedak Salisil berisi 2% asam salisilat
Cara Kerja :
1. Timbang 100 mg bedak salisil
2. Tambahkan 10 ml alkohol, aduk – aduk kemudian saring
3. Tambahkan 15 ml alkohol lagi dan saring
4. Tambahkan air hingga 100 ml ( 20 ppm)
5. Abil 2 ml + 2 ml FeCl3 0,1 % pada panjang gelombang maksimum
6. Lakukan terhadap blangko 2 ml air + 2 ml FeCl3 0,1% pada panjang
gelombang
Maksimum
7. Hitung A sampel = A No 5 – A No 6
8. Hitung kadar sampel
Caranya : Masukkan harga A sampel pada kurva baku Lambert – Beer
Tarik garis menuju kurva, tarik garis lurus menuju kadar,
itulah
Kadar sampel
9. Hitung kesalahan analisa :
Kadar seharusnya – Kadar sampel diperoleh
Kesalahan = ----------------------------------------------------- X 100 %
=........%
Kadar seharusnya