Anda di halaman 1dari 4

BAB III PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. PENDAHULUAN
Pengertian pancasila secara filsafat atau filsafat pancasila mengandung makna adanya ilmu
filsafat yang obyeknya pancasila. Pancasila dalam hal ini adalah pancasila yang rumusnya
terdapat dalam alinea ke-IV pembukaan UUD 1945. Pancasila yang merupakan asas kerohanian
negara, ideologi negara, moralitas bangsa dan pandangan hidup bangsa.
Pancasila merupakan konsep filsafat yang mencerminkan pandangan hidup bangsa
indonesia, yaitu bahwa kita yakin dan percaya kepada tuhan yang maha esa, dalam hal ini
terbukti kita bertaqwa kepadanya. Bahwa manusia sebagai ciptaan-nya memiliki harkat,
martabat dan derajat yang sama, bahwa manusia yang sama harkat, martabat dan derajatnya
itu dalam penghayatan hidupnya secara eksistensial memiliki segi-segi yang khas yang
mewujudkan suatu ikatan yang kita pahami sebagai suatu bangsa. Bahwa di dalam kehidupan
kita segala sesuatu permasalahan kita harus dimusyawarahkan untuk mencapai mufakat dan
masing-masing kita harus dapat memiliki apa yang memang menjadi hak kita serta mengetahui
apa yang menjadikewajiban kita.
Pengertian pancasila secara filsafat (filsafat pancasila) merupakan hasil berfikir yang
sedalam-dalamnya dari bangsa indonesia yang oleh bangsa dianggap dipercaya dan diyakini
sebagai suatu kenyataan, norma atau nilai yang paling benar, paling adil, bijaksana, baik, paling
cocok dan sesuai bagi bangsa indonesia.
Membahas pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsep-konsep kebenaran
pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa indonesia, melainkan juga pada manusia pada
umumnya. Wawasan filsafat meliputi bidanng atau aspek penyelidikan (1) Ontologi, (2)
Epistemologi dan (3) Aksiologi. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
Oleh karena itu, berikut akan dibahas landasan: Ontologis pancasila, Epistemologis pancasila
dan Aksiologis pancasila:
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi adalah teori dalam cabang filsafat yang membahas tentang realitas. Realitas
adalah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu kebenaran. Bidang ontologi
menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam
semseta (kosmologi), metafisika. Secara ontologis, penyelidikan pancasila sebagai filsafat
yang dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila pancasila.
Pancasila yang terdiridarai lima sila, setiap sila bukanlah meerupakan asas yang berdiri
sendiri-sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Dasar ontologis pancasila
pada hakikatnya adalah manusia, yang memeiliki hakikat mutlak yaitu monopluralis atau
monodualis, karena itu juga disebut sebagai dasar antropologis. Subyek pendukung pokok
dari sila-sila pancasila adalah manusia.
Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa yang berketuhanan yang maha esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta yang
berkeadilan sosial pada hakikatnya adalah manusia.
Sedangkan manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara ontologis
memiliki hal-hal yang mutlak yaitu terdiri atas susunan kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan
rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta
sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan yang maha esa.
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Estimologis adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode dan
validitas ilmu pengetahuan. Epistemologi meneliti sumber pengetahuan, proses dan syarat
terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan. Menurut Titus (1984:20)
terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam estimologis, yaitu:
a. Tentang sumber pengetahuan manusia
b. Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia
c. Tentang watak pengetahuan manusia
Secara epistemologis kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mencari hakikat pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Pancasila sebagai
sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan sistem pengetahuan. Ini berarti pancasila
telah suatu sistem kepercayaan, sistem cita-cita dan menjadi suatu ideologi. Oleh karena
itu pancasila harus memiliki unsur rasionalitas terutama dalam kedudukannya sebagai
sisstem pengetahuan.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
Sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar
aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya juga
merupakan suatu kesatuan. Aksiologis pancasila mengandung arti bahwa kita membahas
tentang filsafat ilmu pancasila.
Istilah aksiologis berasal dari kata yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos
yang artinya pikiran, ilmu atau teori. Aksiologis adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang
diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai,
dan kedudukan metafisika suatu nilai.
B. Pancasila Sebagai Konsep Filsafat
1. Sejarah rumusan dan susunan pancasila
a. Sidang pleno pertama BPUPKI
BPUPKI mengadakan sidang yang pertama kalinya berlangsung antara 29 Mei – Juni
1945 yang membahas rumusan dasar pancasila.
b. Piagam Jakarta
“bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu
maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan
indonessia telah sampailah kepada saat yang berbahagia, dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan indonesia,
yang bersatu, berdaulat adil dan makmur. Atas berkat rahmat yang maha kuasa, dan
dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaanya.
c. Hasil PPKI
1. Mengesahkan UUD 1945
2. Memilih presiden dan wakil indonesia
3. Sebelum MPR terbentuk, tugas presiden dibantu oleh komite nasional
d. Konstitusi RIS
Undang-undang republik indonesia serikat, konstitusi republik indonesia serikat atau
lebih dikenal dengan sebutan konstitusi RIS adalah konstitusi yang berlaku
diindonesia sejak tanggal tanggal 27 desember 1949 (yakni tanggal diakuinya
kedaulatan indonesia dalam bentuk RIS) hingga diubahnya kembali bentuk negara
federal RIS menjadi NKRI pada pada tanggal 1950.
e. UUDS 1950
UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan UU nomor 7 tahun 1950 tentang perubahan
konstitusi sementara RIS menjadi UUD sementara republik indonesia, dalam sidang
pertama babak ketiga rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 agustus 1950 dijakarta.
2. Pengertian pancasila
Pancasila ialah dasar filsafat negara republik indonesi yang terdiri atas lima sila yaitu,
ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia yang merupakan kestuan
dan kebulatan.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa sila-sila pancasila mempunyai hubungan yang erat
satu sama lain. Pancasila tidak dapat diperas-peras lagi bentuk dan susunannya ialah
hirarki piramida.
 Pancasila adalah ideologi nasional bangsa indonesia
 Pancasila adalah kepribadian bangsa indonesia.
3. Unsur-unsur Pancasila
Unsur-unsur pancasila telah dimiliki oleh bangsa indonesia sejak dahulu. Hal ini dapat
kita temukan didalam adat istiadat, kebudayaan, kepercayaan, agama, bahasa dan
sebagainya. Ini berarti dasar negara kita itu, unsur-unsurnya memang berasal dari diri
kita sendiri. Dasar negara yang demikian akan kuat karena akan berakar didalam
masyarakat itu sendiri.
4. Tujuan bangsa Indonesia
Tujuan bangsa indonesia ialah masyarakat pancasila, yaitu masyarakat yang adil dan
makmur, material dan spritual, bahagia lahir dan batin. Ciri-ciri manusia indonesia
seutuhnya adalah (a) cukup sandang (pakaian); (b) cukup pangan (makanan); (c) cukup
perumahan; (d) kesehatan terjamin (e) pendidikan terjamin; (f) hari tua terjamin (g)
kebtuhan keharmonisan terjamin.
5. Pelaksanaan pancasila
a. Pelaksanaan obyektif adalah pelaksanaan pancasila pada semua peraturan dari yang
paling tinggi sampai yang paling terendah, misalnya: pasal-pasal undang-undang
pemerintah dan sebagainya.
b. Pelaksanaan subyektif adalah pelaksanaan pancasila pada kepada semua orang
indonesia, tak terkecuali. Sebagaimana pepatah mengatakan “The man behind the
gun”, maka manusia memang peranan penting. Oleh karena itu kita juga harus
mengetahui hakikat manusia.
6. Hakikat manusia
Manusia adalah makhluk monopolaris berdasarkan atas uraian tersebut diatas, jelaslah
bahwa manusia mempunyai unsur-unsur kewajiban, ialah dengan:
 Akalnya
 Rasanya
 Kehendaknya
 Logika dan kesatuan
 Estetika
 Etika yang dibuat
Oleh karena itu manusia adalah mahkluk yang etis dan berkarakter. Secara umum
manusia merupakan salah satu makhluk yang sudah ribuan abad lamanya yang
menghuni dimuka bumi.
Manusia adalah makhluk idealis, artinya manusia manusia tidak akan puas dengan apa
yang ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yang seharusnya. Idealisme
adalah faktor utama dalam penggerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak
memberikan kesempatan untuk puas didalam pagar-pagar kokoh realita yang ada.
Kekuatan inilahyang selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan,
menyelidiki, mewujudkan membuat dan menciptakan dalam alam jasmaniah dan
rohaniah.

Anda mungkin juga menyukai