SUB TEMA:
Strategi Penanggulangan Kerusakan Lingkungan Akibat Pencemaran
Diusulkan oleh:
Fatin Atikah Nata Sya’idah 4301416075 2016
Baiti Rohmawati 4301416005 2016
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
Hingga saat ini, padi masih merupakan produk utama pertanian di negara agraris,
termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa beras yang merupakan
hasil olahan dari padi, merupakan bahan makanan pokok. Komponen utama jerami padi
adalah selulosa (Suwarsa, 1997). Selulosa merupakan karbohidrat utama yang disintesis
oleh tanaman dan menempati hampir 50 % komponen penyusun struktur tanaman.
Jumlah selulosa di alam sangat melimpah sebagai sisa tanaman atau dalam bentuk
limbah pertanian seperti jerami padi. Nilai ekonomi senyawa selulosa pada limbah
tersebut sangat rendah karena sebagian besar tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh
manusia. Sulitnya mendegradasi limbah tersebut menyebabkan petani lebih suka
membakar jeraminya di lahan pertanian daripada memanfaatkannya (Salma dan
Gunarto, 2006).
Salah satu alternatif solusi yang dapat ditempuh untuk mengurangi masalah
tersebut adalah memanfaatkan kandungan selulosa pada jwrami padi. Selulosa
merupakan polimer hasil pertanian yang memiliki potensi untuk dijadikan bahan
bioplastik (Pratiwi et al., 2016).
Penggunaan bahan plastik makin lama makin meluas karena sifatnya kuat, ringan,
dan tidak mudah rusak oleh pelapukan. Produk plastik selain sangat dibutuhkan oleh
masyarakat juga mempunyai dampak buruk terhadap lingkungan. Sampah plastik tidak
dapat terurai dengan cepat dan dapat menurunkan kesuburan tanah (Surono, 2013).
Teknologi bioplastik adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk keluar dari
permasalahan penggunaan kemasan plastik. Selain untuk kemasan, bioplastik juga
dapat dimanfaatkan dalam bidang medis dan farmasi antara lain untuk peralatan bedah,
benang bedah, kain penyeka, pembalut luka, pengganti tulang dan pelat, dan lain
sebagainya (Pratiwi et al., 2016). Oleh karena itu, pembuatan bioplastik yang ramah
lingkungan dari material biowaste baru dan terbarukan merupakan terobosan baru yang
cukup menjanjikan untuk mengurangi masalah pencemaran lingkungan akibat limbah
plastik.
Atas dasar tersebut, kami mengangkat topik permasalahan limbah plastik
nonbiodegradable yang menyebabkan limbah plastik dan juga permasalahan limbah
jerami padi yang belum dimanfaatkan dengan baik. Dengan demikian, pembuatan
bioplastik yang ramah lingkungan dari material biowaste baru dan terbarukan
merupakan terobosan baru yang cukup menjanjikan untuk mengurangi masalah
2
II. ISI/PEMBAHASAN
Pretreatment bahan
Pretreatment jerami padi dilakukan untuk membersihkan jerami padi agar sampel
yang digunakan bersih dan tidak bercampur dengan material yang tidak diinginkan.
Jerami padi selain mengandung selulosa juga mengandung lignin dan hemiselulosa.
Oleh karena itu, selulosa dalam jerami padi diisolasi terlebih dahulu dengan cara
menghilangkan lignin (delignifikasi) dan dilanjutkan dengan hidrolisis hemiselulosa.
persiapan sampel jerami padi meliputi pengeringan hingga berat konstan, pem-
blenderan, penggerusan dalam cawan porselin dan pengayakan.
Gambar 1. Spektra IR (a) jerami padi dan (b) selulosa yang diisolasi dari jerami padi
bebas lignin menggunakan larutan HCl 3 % pada suhu 90 0C selama 3 jam
4
(a) (b)
Gambar 3. Mikrograf SEM struktur permukaan selulosa pada perbesaran (a) 500 x dan
(b) 1000 x
5
45 39,16
40
35
30
25 21,66
19,23 Kuat Tarik (kg/cm2)
20
15 11,58
8,83
10 Perpanjangan Putus
5 0 (%)
0
Selulosa + selulosa + selulosa +
gliserol 1 gliserol 3 gliserol 5
mL mL mL
35
30
25
20 Kuat tarik (Mpa)
15
10 Perpanjangan putus
5 (%)
0
Selulosa + Selulosa + Selulosa +
Kitosan 1% Kitosan 2% kitosan 3%
III. KESIMPULAN/PENUTUP
Penelitian ini menghasilkan bioplastik yang memiliki sifat biodegradabel, dimana rata-
rata persentase kehilangan massa bioplastik mencapai 44,12% setelah dipendam selama
30 hari. Penambahan giserol berbanding lurus dengan elongasi dan berbandng terbalik
dengan kuat tarik sedangkan penambahan kitosan berbanding lurus dengan kuat tarik dan
berbanding terbalik dengan elongasi. Elongasi terbaik bioplastik dihasilkan pada
penambahan 5 mL gliserol yaitu sebesar 39,16%. Sedangkan kuat tarik terbaik bioplastik
dihasilkan pada penambahan 1 mL gliserol yaitu sebesar 19,23%.
Santosa, Sri Juari, Jumina, dan Sri Sudiono. 2004. Sintesis Selulosa Asetat dari Selulosa
Ampas Tebu Limbah Pabrik Gula. Yogyakarta. Jurnal Kimia Lingkungan, Vol. 5
No. 2. 2004. 85-94. Yogyakarta: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Gadjah
Mada.
Septiosari, Arum, Latifah, dan Ella Kusumastuti. 2014. Pembuatan dan Karakterisasi
Bioplastik Limbah Biji Mangga dengan Penambahan Selulosa dan Gliserol. Indo.
J. Chem. Sci. Vol. 3(2): 7-15
Sumartono, Nugroho Wahyu. 2015. Sintesis dan Karakterisasi Bioplastik Berbasis
Alang-Alang (Imperata cylindrica L.) dengan Penambahan Kitosan, Gliserol, dan
Asam Oleat. Pelita, 10(2): 15-16.
Surono, Untoro Budi. 2013. Berbagai Metode Konversi Sampah Plastik menjadi Bahan
Bakar Minyak. Jurnal Teknik, 3(1):32-40.
Suwarsa, Saepudin. 1997. Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B oleh Jerami
Padi. JMS, Vol 3 No. 1. 1998. 32-40. Bandung: Seminar Nasional Kimia, Kimia
FMIPA ITB.
Wahyudi, Imam., Trisna Priadi., dan Istie Sekartiningrahayu. 2014. Characteristics and
Basic Properties of 4 and 5 Year-old of Superior Teakwoods from West Java.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 19(1):50-56.
9
10