Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan paper dari mata
kuliah “Belajar dan Pembelajaran” dengan bahasan seputar “ Teori Kognitif dalam
Pembelajaran”.

Saya berharap agar paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam
mempelajari seputaran materi tentang Belajar dan Pembelajaran. Paper yang saya
buat ini tak lepas dari peranan Bapak Dr. Dewa Gede Hendra Divayana, S.Kom.,
M.Kom selaku dosen pelajaran Belajar dan Pembelajaran yang telah membimbing
saya, serta peranan teman-teman dalam memberikan kritik, saran maupun pertanyaan
yang nantinya membuat saya menjadi termotivasi untuk lebih giat lagi dalam mencari
informasi yang berkaitan dengan materi yang kami dapatkan.

Paper saya ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran dari
dosen maupun teman-teman sangat berguna bagi saya ke depannya. Akhir kata saya
ucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan di dalam paper ini.

Om Santih Santih Santih Om.

27 Maret 2019,

Made Kresna Wicaksana M.P

1
Rumusan Masalah

KATA PENGANTAR.................................................................................................... 1

Rumusan Masalah..........................................................................................................2

BAB I.............................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4

1.3 Tujuan......................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................... 5

2.1 Pengertian teori kognitif.......................................................................................... 5

2.3 Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Kognitif.................................................. 6

2.4 Faktor yang Berpengaruh dalam Perkembangan Kognitif......................................7

2.5 Hubungan aliran kognitif dengan pembelajaran......................................................8

2.6 Tokoh-Tokoh yang berperan dalam Teori Belajar Kognitif.....................................9

BAB III........................................................................................................................14

3.1 kesimpulan.............................................................................................................14

3.2 Saran......................................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan perkembangan yang sangat cepat terjadi saat ini pendidikan
merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting, dengan pendidikan di harapkan
agar masyarakat dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Apalagi saat ini
tingkat sumber daya manusia yang ada di indonesia masih jauh tertinggal dari negara
– negara yang lain.

Peningkatan Sumber Daya Manusia sudah seharusnya mulai untuk dibenahi di


Indonesia. Menciptakan generasi muda yang unggul harus diadakan sejak dini
melalui pendidikan formal maupun non formal. Dengan diadakanya pendidikan sejak
usai dini diharapkan akan mampu membentuk fondasi dasar sebelum memperoleh
ilmu pengetahuan umum, sehingga ilmu yang akan diperoleh nantinya akan dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa adanya pihak lain yang dirugikan.

Banyak Negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan


yang pelik. Negara sebagai lembaga yang mengayakan kecerdasan kehidupan bangsa
merupakan tugas negara yang sangat penting. Namun, di negara-negara berkembang
adopsi sistem pendidikan sering mengalami kesulitan untuk bisa berkembang. Cara
dan sistem pendidikannya sering menjadi kritik dan kecaman. Adanya perubaha
sistem pendidikan setiap adanya perubahan menteri pendidikan juga turut
mempengaruhi kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.

Pada paper ini akan dikaji tentang pandangan kognitif dalam kegiatan
pembelajaran. Teori kognitif ini lebih menekankan bahwa belajar lebih banyak
ditentukan karena adanya usaha dari setiap individu dalam upaya menggali ilmu
pengetahuan melalui dunia pendidikan. Penataan kondisi tersebut bukan sebagai
penyebab terjadinya proses belajar bagi anak didik, tetapi melalui penggalian ilmu
pengetahuan secara pribadi ini diarahkan untuk memudahkan anak didik dalam proses
belajar. Keaktifan dari siswa menjadi unsur yang sangat penting dalam menentukan

3
kesuksesan belajar. Aktivitas mandiri merupakan salah satu faktor untuk mencapai
hasil yang maksimal dalam proses belajar dan pembelajaran. Para pendidik dan para
perancang pendidikan serta pengembang program-program pembelajaran perlu
menyadari akan pentingnya pemahaman terhadap hakikat belajar dan pembelajaran.
Teori belajar dan pembelajaran seperti teori kognitif penting untuk dimengerti dan
diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran yang dihadapi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian teori kognitif
2. Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Kognitif
3. Faktor apa saja yang berpengaruh dalam perkembangan kognitif
4. Hubungan aliran kognitif dengan pembelajaran
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian teori kognitif.
2. Mengetahui kelemahan dan kekurangan teori kognitif.
3. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dalam perkembangan kognitif.
4. Mengetahui hubungan antara aliran kognitif dengan pembelajaran.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian teori kognitif

Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian,


mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan,
dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, kemudian istilah
kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu
konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap
perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan,
memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah,
kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.

Ciri – ciri aliran belajar kognitif :

a. Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia.

b. Mementingkan peranan kognitif.

c. Mementingkangkan kondisi waktu sekarang.

d. Mementingkan pembentukan struktur kognitif.

e. Mengutamakan keseimbangan dalam diri manusia.

f. Mengutamakan insight (pengertian, pemahaman)

Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum
kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis),
sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut
kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).

Teori Belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil


belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar

5
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Model belajar kognitif merupakan
suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual. Model belajar
kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seorang ditentukan oleh presepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar 4
merupakan perubahan presepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai
tingkah laku yang nampak.

Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling
berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Memisah-misahkan atau
membagi-membagi situasi / materi pelajaran menjadi komponen-komponen yang
kecilkecil dan mempelajarinya secara terpisah-pisah ,akan kehilangan makna. Teori ini
berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup
ingatan,retensi,pengolaan informasi,emosi dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar
merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses
belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan
menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam
pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya

2.3 Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Kognitif

1. Kelebihan Teori Belajar Kognitif.

a. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri


Dengan teori belajar kognitif siswa dituntut untuk lebih kreatif karena mereka
tidak hanya merespon dan menerima rangsangan saja, tapi memproses informasi yang
diperoleh dan berfikir untuk dapat menemukan ide-ide dan mengembangkan
pengetahuan. Sedangkan membuat siswa lebih mandiri contohnya pada saat siswa
mengerjakan soal siswa bisa mengerjakan sendiri karena pada saat belajar siswa
menggunakan fikiranya sendiri untuk mengasah daya ingatnya, tanpa bergantung
dengan orang lain dengan.
b. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah
Teori belajar kognitif membantu siswa memahami bahan ajar lebih mudah
karena siswa sebagai peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses

6
pembelajaran yang berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali
dan menyimpan informasi dalam ingatannya. Serta Menekankan pada pola pikir
peserta didik sehingga bahan ajar yang ada lebih mudah dipahami.

2. Kelemahan Teori Belajar Kognitif

a. Teori tidak dapat digunakan untuk semua tingkat pendidikan.


b. Sulit untuk di praktikan khususnya di tingkat lanjut.
c. Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya
masih belum tuntas.

2.4 Faktor yang Berpengaruh dalam Perkembangan Kognitif


2.4.1 Fisik
Interaksi antara individu dan dunia luat merupakan sumber
pengetahuan baru, tetapi kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk
mengembangkan pengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapat
memanfaatkan pengalaman tersebut.
2.4.2 Kematangan
Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan
anak memperoleh manfaat secara maksimum dari pengalaman fisik.
Kematangan membuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau
kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi secara kognitif.
Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang berlainan tergantung pada
sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar sendiri.
2.4.3 Pengaruh sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman
fisik dapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif.
2.4.4 Proses pengaturan diri yang disebut ekuilibrasi
Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri, mengatur interaksi spesifik
dari individu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial
dan perkembangan jasmani yang menyebabkan perkembangan kognitif
berjalan.

7
2.5 Hubungan aliran kognitif dengan pembelajaran

Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh


stimulus yang berada dari luar dirinya , melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya
sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi
untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengalaman itu manusia mampu memberikan
respon terhadap stimulus. Berdasarkan pandangan itu, teori psikologi kognitif
memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur
pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan
kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal dalam
berfikir, yakni proses pengelolaan informasi.
Kegiatan pengelolaan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan
menentukan perubahan perilaku seseorang. Bukan sebaliknya jumlah informasi atau
stimulus yang mengubah perilaku. Demikian pula kinerja seseorang yang diperoleh
dari 13 hasil belajar tidak tergantung pada jenis dan cara perberian stimulus,
melainkan lebih ditentukan oleh sejauh mana sesaeorang mampu mengelola informasi
sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk merespon stimulus yang berada di
sekelilingnya. Oleh karena itu teori belajar kognitif menekankan pada cara-cara
seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan menggunakan
pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan didalam pikirannya secara efektif.
Teori belajar kognitif menekankan pada kemampuan siswa dan menganggap
bahwa siswa sebagai subjek didik. Jadi siswa harus aktif dalam proses belajar
mengajar, Fungsi guru adalah menyediakan tangga pemahaman yang puncaknya
adalah tangga pemahaman paling tinggi, dan siswa harus mencari cara sendiri agar
dapat menaiki tangga tersebut. Jadi peran guru adalah:
a. Memperlancar proses pangkonstruksian pengetahuan dengan cara
membuat informasi secara bermakna dan relevan dengan siswa,
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan atau
menerapkan gagasannya sendiri.
c. Membimbing siswa untuk menyadari dan secara sadar menggunakan
strategi belajar sendiri.

8
2.6 Tokoh-Tokoh yang berperan dalam Teori Belajar Kognitif
2.6.1 Jean Piaget
Teori Belajar Kognitif menurut Jean Piaget

Menurut Piaget, perkembangan Kognitif merupakan suatu proses


genetika, yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis, yaitu
perkembangan sistem saraf. Dalam teorinya, Piaget juga membahas tentang
bagaimana anak belajar. Dimana dasar dari belajar adalah aktivitas anak bila
ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya. Jean Piaget
meneliti dan menulis subjek perkembangan kognitif ini dari tahun 1927
sampai 1980. Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya
kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan,
tetapi juga berbeda secara kualitatif. Individu serta perubahan umur sangat
mempengaruhi kemampuan belajar individu. Perkembangan kognitif
merupakan suatu perkembangan sistem saraf, dimana dengan bertambahnya
umur maka susunan saraf seseorang akan semakin kompleks dan
memungkinkan kemampuannya akan semakin meningkat. Daya piker atau
mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula.

Tindakan menuju pada operas-operasi dan operasi-operasi menuju


pada perkembangan struktur-struktur.

a. Isi, merupakan pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada
respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang
dihadapinnya.
b. Fungsi, adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat
kemajuan intelektual. Menurut Piaget perkembangan intelektual
didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi
memberikan pada organisme kemampuan untuk mengestimasikan atau
mengorganisasi proses-proses fisik atau psikologis menjadi sistem-
sistem yang teratur dan berhubungan. Adaptasi, terhadap lingkungan
dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.

9
Menurut Piaget, proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan,
yaitu asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.

a. Asimilasi, merupakan proses penyatuan informasi baru ke struktur


kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Itu artinya, asimilasi terjadi
jika pengetahuan baru yang diterima seseorang cocok dengan struktur
kognitif yang telah dimiliki seseorang tersebut.
b. Akomodasi, merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam
situasi baru. Jadi, akomodasi terjadi jika struktur kognitif yang telah
dimiliki seseorang harus direkonstruksi atau di kode ulang disesuaikan
dengan informasi yang baru diterima.
c. Equilibrasi, merupakan proses penyesuaian berkesinambungan antara
asimilasi dan akomodasi. Maka, equilibrasi ini dapat dimaknai sebagai
sebuah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga
seseorang dapat menyatukan pengalama lura dengan struktur dalamnya.

Menurut Piaget aspek perkembangan kognitif meliputi empat tahap,


sebagai berikut :
a. Sensory-motor (sensori motor)
Selama perkembangan dalam periode ini berlangsung sejak anak lahir
sampai usia 2 tahun, intelegensi yang dimiliki anak tersebut masih
berbentuk primitive dalam arti masih didasarkan pada perilaku terbuka.
Meskipun primitive dan terkesan tidak penting, intelegensi sensori-motor
sesungguhnya merupakan intelegensi dasar yang amat berarti karena ia
menjadi pondasi untuk tipe-tipe intelegensi tertentu yang akan dimiliki
anak tersebut kelak.
b. Pre Operational (praoperasional)
Perkembangan ini bermula pada saat anak berumur 2-7 tahun dan telah
memiliki penguasaan sempurna mengenai objek permanence, artinya anak
tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang
ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggaljan atau sudah
tak dilihat dan tak didengar lagi. Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda
tersebut berbeda dari pandangan pada periode sensori-motor, yakni tidak
lagi bergantung pada pengamatan belaka.

10
c. Concrete Operational (konkret-operasional)
Dalam periode konkret operasional ini berlangsung hingga usia
menjelang remaja, kemudian anak mulai memperoleh tambahan
kemampuan yang disebut sistem of operations (satuan langkah berfikir).
Kemampuan ini berfaedah bagi anak untuk mengkoordinasikan pemikiran
dan idenya dengan peristiwa tertentu dalam sistem pemikirannya sendiri.
d. Formal Operational (formal-operational)
Dalam perkembangan formal operasional, anak yang sudah menjelang
atau sudah menginjak masa remaja, yakni usia 11-15 tahun, akan dapat
mengatasi masalah keterbatasan pemikira.

2.6.2 David Ausubel


Menurut Ausubel dalam buku karya Drs. Bambang Warsita bahwa “belajar
haruslah bermakna, materi yang dipelajari diasimilasi secara nonarbitrer dan
berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya”(2008:72). Hal ini
berari bahwa pembelajaran bermakna merupakan suatu proses yang dikaitkan
dengan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif peserta didik. Dimana Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-
konsep atau fakta-fakta saja, tetapi merupakan kegiatan yang menghubungkan
konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang
dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Jadi guru harus
menjadi perancang pembelajaran dan pengembang program pembelajaran dengan
berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang dimiliki peserta didik dan
membantu memadukan secara harmonis dengan pengetahuan baru yang dipelajari.

Langkah-langkah pembelajaran bermakna menurut Ausebel, dalam


merancang pembelajaran antara lain:
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Melakukan identifikasi peserta didik.
c. Memilih materi pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik dan
mengaturnya dalam bentuk konsep inti.
d. Menentukan topik peserta didik dalam bentuk advance organizers.
e. Mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari peserta didik.
f. Mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke komplek.

11
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

2.6.3 Jerome Burner


Jerome Bruner dilahirkan pada tahun 1915. Jerome Bruner, seorang ahli
psikologi yang terkenal telah banyak menyumbang dalam penulisan teori
pembelajaran, proses pengajaran dan falsafah pendidikan. Salah satu model
intruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner
yang dikenal dengan nama belajar penemuan.. Dasar dari teori Bruner adalah
ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif saat belajar
di kelas. Konsepnya adalah belajar dengan menemukan (Discovery Learning).
Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian
pengetahuan secara aktif oleh manusia dengan sendirinya memberikan hasil
yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta
pengetahuan yang benar-benar bermakna. Bruner menyarankan agar siswa
hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep dan prisnsip-
prinsip agar memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen yang
mengiinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu sendiri.
Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan
belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu
aturan (termasuk konsep, teori, definisi dan sebagainya) melalui contoh-contoh
yang menggambarkan aturan yang menjadi sumbernya. Sebagai contoh, kanak-
kanak membentuk konsep dengan mengasingkan benda-benda sesuai dengan
ciri-cirinya. Selain itu, pengajaran didasarkan kepada memberi rangsangan
kepada murid terhadap konsep itu dengan pengetahuan mereka.
Misalnya,kanak-kanak membentuk konsep segiempat dengan mengenal
segiempat mempunyai 4 sisi dan memasukkan semua bentuk bersisi empat
kedalam kategori segiempat,dan memasukkan bentuk-bentuk bersisi tiga
kedalam kategori segitiga.
Bruner berpendapat bahwa dalam proses belajar dapat dibedakan
menjadi 3 tahap, yaitu :
a. Tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh
sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Diantara
informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan beridiri
sendiri ada pula yang berfungsi menambah, memperluas dan
memperdalam pengetauan yang sebelumnya.
b. Tahap transformasi, siswa menganalisa berbagai informasi yang
dipelajari dan mengubah atau mentransformasikannya ke

12
dalam bentuk-bentuk informasi yang lebih abstrak atau konseptual,
agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.
c. Tahap evaluasi, dalam tahap evaluasi ini, siswa menilai sejauh mana
informasi yang telah ditransformasikan dapat dimanfaatkan untuk
memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Teori kognitif adalah metode belajar yang tidak sekedar melibatkan hubungan
antara stimulus dan respon.Teori kognitif melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi
yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak sejalan terpisah-pisah,
tapi melalui proses yang mengalir, bersambung-sambung dan menyeluruh. Ibarat
seseorang yang memainkan music, tidak hanya memahami not-not balok pada partitur
sebagai informasi yang saling lepas dan berdiri sendiri, tapi sebagai suatu kesatuan
yang secara utuh masuk ke dalam pikiran dan perasaannya. Teori Belajar Kognitif
lebih menekankan pada proses belajar yang terjadi dalam akal fikiran manusia atau
gagasan manusia bahwa bagian-bagian sebuah situasi itu saling berhubungan dalam
konteks situasi secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan proses berfikir yang
kompleks dan mementingkan proses belajar.
3.2 Saran
Diharapkan dengan di buatnya paper yang membahas tentang teori kognitif dapat
membuat pembaca dapat mengetahui pengertian serta kelemahan dan kelebihan dari teori
kognitif.serta kita dapat menerapkan dan mengembangkan teori ini di dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan teori ini di harapkan kita sebagai pelajar juga memiliki analisis
yang pada suatu permasalahan atau persoalan yang sedang kita hadapi.

14
DAFTAR PUSTAKA

anonim. (2017, april 2). teori brlajar kognitif menurut para ahli . Retrieved from
dosen psikologi: www.dosenpsikologi.com
atom. (2018, januari). Teori pembelajaran kognitif. Retrieved from Magister
pendidikan : www.magisterpendidikan.blogspot.com
sutarto. (2016, desember 16). teori kognitif dan penerapanya dalam pendidikan .
Retrieved from jurnal sutarto: www.jurnalsutarto.com
yessinovita. (2018, maret 3). pengertian teori kognitif . Retrieved from yessi novita
sari : www.yessynovitasari.blogspot.com

15

Anda mungkin juga menyukai