Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah civil society pertama
kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat politiknya dengan istilah societies civilis yang
identik dengan negara. Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari bentuk masyarakat madani
yang pada dasarnya adalah masyarakat sipil yang demokrasi dan agamis/religius. Dalam
kaitannya pembentukan masyarakat madani di Indonesia, maka warga negara Indonesia perlu
dikembangkan untuk menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, dan religius dengan
bercirikan imtak, kritis argumentatif, dan kreatif, berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai
dengan aturan, kritis dan objektif, berani tampil dan kemasyarakatan secara profesionalis, dan
mengenal cita-cita Indonesia di masa mendatang. Bekal menuju masyarakat yang madani
inilah jiwa enterpreneur sangat dibutuhkan Indonesia.
Dimana secara sederhana, entrepreneur didefinisikan sebagai orang yang menciptakan
pekerjaan yang berguna bagi diri sendiri. Entrepreneur berasal dari kata entrependere (bahasa
Perancis) yang artinya sebuah usaha yang berani dan penuh resiko atau sulit.
Entrepreneur diartikan pula sebagai orang yang mampu mengolah sumber daya yang ada
menjadi suatu produk yang mempunyai nilai atau mencari keuntungan dari peluang yang
belum digarap orang lain. Tokoh entrepreneur Indonesia Dr. Ir. Ciputra mendefinisikan
seorang entrepreneur adalah seseorang dengan kecakapan mengubah kotoran dan rongsokan
menjadi emas. Menurut beliau orang dengan kecakapan mengubah kotoran dan rongsokan
jadi emas tidak harus berada di dunia bisnis saja. , seseorang yang memiliki jiwa dan
kecakapan entrepreneurship dapat berada di pemerintah, dunia akademik, atau dalam
pelayanan sosial.
Ciputra mengatakan Beliau menambahkan entrepreneur memiliki pola pikir (mindset), jiwa
(spirit), dan kecakapan yang sama yaitu mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas,
namun yang membedakan adalah tujuan yang ingin dicapai.
Adanya enterpreneur di Indonesia akan memudahkan bagi masyarakat Indonesia menjadi
masyarakat yang madani.
ISI

Terdapat empat jenis entrepreneur, yaitu Social Entrepreneur, Lifestyle Entrepreneur,


Amateur Entrepreneur, dan Professional Entrepreneur. Beberapa perbedaan diantara
keempat jenis enterpreneur yaitu :

Social entrepreneur

Merupakan suatu usaha/bisnis yang dibuat oleh orang kemungkinan besar dibidang
pendidikan, kesehatan, lingkungan dan dibidang lain yang membutuhkan manusia.

Maksudnya mendirikan bisnis di bidang pendidikan yaitu membuka usaha untuk social atau
masyarakat yang membutuhkan dibidang pendidikan seperti membuka sekolah swasta,
universitas swasta, dll. Yang mana bisnis tersebut berjalan pada sarana pendidikan bagi
masyarakat yang membutuhkan.

Bisnis kesehatan juga menjadi suatu usaha yang sedang berkembang saat ini karena melihat
banyak sekali masyarakat kita membutuhkan pengobatan. Dan sudah banyak sekali para
dokter membuka usaha praktek dirumah maupun diklinik. Secara keseluruhan bisnis ini
memang ditujukan bagi orang yang membutuhkan dibidang kesehatan, dan lain-lain.

Lifestyle entrepreneur

Merupakan suatu usaha sendiri dengan menjadi pemilik usah(bos), membuat kehidupan
layak, hidup dengan yang diinginkan, bekerja dengan yang disukai dan melakukan pekerjaan
yang diinginkan.

Tipe usaha seperti ini lebih memperhatikan gaya atau pola dalam berbisnis. Seperti orang
dengan usaha seperti itu lebih cendrung menyukai usaha yang diinginkan dan ingin menjadi
bos sepenuhnya. Serta lebih memperhatikan gaya dalam berbisnis. Contoh yang saya tangkap
lebih suka membuka usaha kalau usaha tersebut ia sukai,pekerjaan nya yang ia inginkan dan
lebih gaya dilihat orang.
Amateur Entrepreneur

Seseorang yang mendirikan bisnis yang mana orang tersebut masih amatir (belum
berpengalaman) dalam menjalan kan bisnis tersebut.

Ciri-cirinya :

1. Usaha yang didirakan masih pada tahap pemasaran lokal.


2. Keputusan yang diambil suka tiba-tiba/tergesa-gesa
3. Usaha belandasan pada hati
4. Banyak ide/gagasan
5. Mengetahui perdagangan
6. Mengembangkan sendiri/berusaha sendiri
7. Belum memilki pengalaman
8. Berpikir sempit

Professional Entrepreneur

Sesorang yang mndirikan bisnis yang mana orang tersebut sudah memiliki pengalaman dalam
menjalankan bisnis dan memilki kemampuan menjalankan bisnis dengan baik dan
professional.

Ciri-cirinya :

1. Usaha yang didirikan pada tahap global atau menyeluruh


2. Keputusan bersama
3. Lebih mementingkan market atau pasar
4. Usaha memiliki jaringan
5. Lebih kepelaksanaan
6. Mengetahui bisnis
7. Memiliki pengalaman yang lama
8. Berpikir luas
Karakteristik yang harus dimiliki entrepreneur

Hisrich menyatakan: Intrapreneurship is one method for stimulating and then capitalizing on
individuals in an organization who think that something can be done differently and better.
Merupakan metode untuk mendorong, memfasilitasi serta membuka kesempatan bagi
seseorang dalam organisasi untuk mengerjakan sesuatu dengan cara berbeda dan lebih baik.

Ciputra: Entrepreneur sejati gagal 10 kali namun bangkit (berhasil) 11 kali.

Berikut merupakan 10 karakter yang harus dimiliki seorang Entrepreneur:


1. Mandiri: mempunyai sifat-sifat wirausahawan dengan melakukan sendiri seluruh
pekerjaan dan mengambil keuntungan yang didapatkannya.
Wirausahawan internal: mempunyai sifat-sifat wirausahawan dengan melakukan hal-hal
yang membuat kesuksesan di tempat mereka bekerja.
2. Jujur: selalu bersikap apa adanya sesuai dengan hati nuraninya
3. Berani mengambil resiko: menyukai tantangan tetapi tidak berspekulasi, menghindari
situasi resiko rendah dan resiko tinggi, karena dia adalah pengambil resiko yang
moderat.
4. Percaya diri: mempunyai pemikiran yang jelas dan pengetahuan yang relevan untuk
mencapai tujuan-tujuannya.
5. Optimis: menunjukkan sikap positif terhadap peluang-peluang yang dilihat di
lingkungan sekitarnya.
6. Keinginan kuat untuk berprestasi: menginginkan kesuksesan dalam persaingan,
berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang menantang dan menetapkan standar mutu
yang tinggi serta menyadari kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
7. Kreatif: mau melakukan perubahan dan menyesuaikan diri dengan situasi kerja/ usaha
yang berubah dengan berusaha mencari ide-ide dan pengetahuan baru untuk
memperbaiki kerja/ usaha-nya.
8. Memandang ke depan: memiliki visi besar dan mampu melihat peluang-peluang di
lingkungannya yang tidak dilihat orang lain, berorientasi ke masa depan, selalu siap
menghadapi permasalahan-permasalahan yang cenderung ada pada pekerjaannya.
9. Kemampuan manajerial: mengendalikan kerja/ usaha-nya dan mendelegasikan
sebagian dari fungsi-fungsinya kepada bawahannya, sehingga mempunyai banyak waktu
untuk kegiatan-kegiatan kreatif seperti memperbaiki kinerja.
10. Ulet dan pekerja keras: mengejar tujuan-tujuannya dengan kemampuan
maksimumnya, bekerja keras untuk mencapai tujuan-tujuannya karena tidak bisa hidup
dengan pekerjaan-pekerjaan yang tidak selesai.
Social Entrepreneur sebagai cara pandang baru dalam memahami fenomena sosial
masyarakat Indonesia.

Sejak awal, bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap terciptanya
masyarakat yang adil dan makmur. Hal ini termuat dalam alinea keempat Undang-Undang
Dasar 1945. Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini juga selalu
memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan karena pada dasarnya
pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi masalah
yang berkepanjangan. Mengapa hal ini bias terjadi? Salahkah tindakan pemerintah dan
pemimpin saat ini yang dulunya menjanjikan penuntasan kemiskinan ketika pemilu
berlangsung? Apakah yang terjadi dengan Negara kaya alam ini? Adakah alternatif
memecahkan masalah klasik masyarakat Indonesia?

Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam mulai dari tambang,
kesuburan tanah, iklim, hingga kekayaan laut. Negara yang luas akan wilayahnya, strategis
dalam geografisnya, hingga melimpahnya energi yang belum tereksplor ini masih termasuk
dalam Negara berkembang. Sedangkan Jepang yang mempunyai sumber daya alam terbatas
dan letak geografis yang kurang mendukung termasuk Negara maju di dunia. Tanah Jepang
tidak dapat ditanami semua tanaman dikarenakan insiden bom atom dimasa lalunya ternyata
dapat berdiri kokoh dan menjadi raksasa teknologi dunia saat ini. Indonesia seharusnya bisa
lebih maju daripada Jepang, namun pada kenyataannya Indonesia masih tertinggal.
Ketertinggalan Indonesia ini pasti ada penyebabnya yang harus segera dituntaskan bersama.

Ketertinggalan Indonesia tidak dapat dinilai dari kekayaan negaranya saja, melainkan juga
kesejahteraan masyarakatnya dengan melihat tingkat kemiskinan, pengangguran, dan
sebagainya yang berdampak pada berkembangnya Negara. Namun penyebab ketertinggalan
Indonesia ada beberapa aspek, namun realitanya kebanyakan berupa aspek sosial. Ekonomi
masyarakat yang rata-rata menengah kebawah menjadikan psikologis individu tiap warga
melemah. Terutama masyarakat yang mempunyai pendapatan yang sangat minim menjadikan
psikologisnya berucap untuk menghalalkan segala cara dalam aspek kehidupannya.
Kemiskinan ada di mana - mana
Kemiskinan merupakan masalah dunia sejak berabad-abad lalu yang saat ini masih menjadi
persoalan di Indonesia. Teknologi boleh semakin maju dan Negara – negara kaya boleh saja
kian bertambah, tetapi jumlah orang miskin tak kunjung berkurang. Kemiskinan bahkan telah
menjadi wajah terror yang menghantui dunia. Semua Negara pasti mengkhawatirkan
kemiskinan dalam masyarkatnya. Keberhasilan suatu Negara juga dapat diukur dari
kesejahteraan masyarakatnya. Namun untuk mencapai kata sejahtera, masih dibutuhkan
kesadaran masyarakat maupun pemerintah dalam membangun pencapain Negara yang
sejahtera.

Indonesia yang merupakan


Negara berkembang juga
masih dapat dikatakan
berinterval cukup jauh dengan
kata sejahtera. Dari
pemimpinnya saja bisa dilihat
cerminan masyarakatnya
bahkan negaranya. Seorang
pemimpin yang merupakan
panutan untuk masyarkatnya malah disalahgunakan untuk kepuasan pribadi. Amanah yang
disandang tidak berlaku sebagai pengayom masyarakat, melainkan menjadi pengayom
pribadi. Inilah Indonesia saat ini.

Pengangguran
Harapan semua manusia untuk
memenuhi bahan bakar akan
kebutuhannya adalah bekerja. Bekerja
menjadikan manusia untuk melengkapi
keseimbangan alam maupun sosial
yang terjadi di dunia. Semua
masyarakat menginginkan untuk
mempunyai pekerjaan, baik bekerja
yang keras hingga bekerja yang tergolong santai hingga ringan. Untuk mendapatkan
pekerjaan, seseorang harus lah bersaing dengan puluhan bahkan ribuan orang hanya untuk
mendapatkan satu kursi di pekerjaan tersebut. Misalnya saja melamar pekerjaan di
pemerintah atau lebih akrab disapa PNS, seseorang harus bersaing dengan ribuan orang yang
ingin merebutkan beberapa kursi dalam instansi pemerintah. Meskipun gaji yang didapatkan
tidak seberapa, namun dengan adanya kebutuhan akan pekerjaan sangat dibutuhkan oleh
masyarakat.

Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidak keliru, namun tidak dapat dipungkiri
bahwa kesempatan kerja pun sangat terbatas dan tidak berbanding lurus dengan lulusan
lembaga pendidikan baik dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Oleh sebab itu semua
pihak harus terus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi kesenjangan antara
lapangan pekerjaan dengan lulusan institusi pendidikan.

Kesenjangan ini merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran yang terjadi
di Indonesia. Sedangkan pengangguran adalah salah satu permasalahan pembangunan yang
sangat krisis khususnya di Negara Indonesia termasuk di daerah – daerah seluruh nusantara.

Memanfaatkan Wirausaha
Sejak Indonesia merdeka hingga saat ini, Indonesia dapat dikatakan dalam masa
pembangunan. Meskipun masa pembangunan itu sangat terasa pada pemerintahan presiden
Soeharto. Namun hingga detik ini, Indonesia masih dalam tahap pembangunan sehingga
dapat dikatakan demikian. Untuk mengatasi masalah ekonomi maupun pengangguran yang
telah melanda Indonesia, maka cara alternatif yang dapat ditempuh adalah menumbuhkan
jiwa kewirausahaan melalui wirausaha. Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang beru dan
berbeda melalui berfikir kreatif dan inovatif.

Terobosan untuk memilih berwirausaha bukan tak beralasan. Kebanyanyakan masyarakat


yang telah memanfaatkan atau mendorongnya untuk berwirausaha adalah alasan keuangan,
sosial, pelayanan, maupun pemenuhan diri. Keuangan yang minim mengubah dirinya untuk
menambah pendapatan yang sekaligus sebagai kewajiban orang tua terutama laki-laki untuk
mencari nafkah keluarganya. Keinginan kepuasan kekayaan yang berupa kebutuhan tersier
pun tergiur untuk dimiliki adalah salah satunya. Dalam hal sosial, berwirausaha juga dapat
dijadikan untuk memperoleh gengsi maupun status untuk dapat dikenal, dihormati, dan
bertemu orang banyak. Namun dilain sisi, keinginan untuk membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar merupakan hal yang pasti terbenak di pikiran para wirausahawan.
Tak hanya sebatas itu, pemenuhan diri untuk menjadi seseorang yang mandiri hingga
menjadikan dirinya lebih produktif merupakan salah satu cita-cita wirausahawan dalam
membuka usahanya.

Berani bermimpi merupakan modal awal seseorang berwirausaha. Adanya ide maupun
dorongan untuk memulai adalah berawal dari sebuah mimpi. Harapan yang sebagai hasil
upayanya harus ada dalam impiannya. Berani mencoba merupakan langkah kedua seseorang
dalam mengambil tindakan dalam berwirausaha. Namun demikian pada prakteknya tidaklah
mudah dalam memulai suatu usaha. Rasa takut yang berlebihan akan kegagalan dan kerugian
seringkali mematahkan semangat dan mimpi seseorang ketika akan memulai usahanya. Oleh
karena itu, seorang wirausaha haruslah mempunyai keberanian untuk menerima kegagalan.
Tetapi disamping itu harus juga berani untuk menggapai kesuksesan. Karena kesuksesan
seorang wirausaha bukan berarti hilangnya resiko, melainkan bertambahnya resiko. Semakin
tinggi pohon, maka angin yang akan menerjangnya pun akan semakin besar pula dan itulah
yang akan terbayang-bayang di benak para wirausahawan.

Masyarakat Indonesia tidak sepenuhnya mengerti akan berwirausaha. Wirausaha masih


dipandang sebelah mata dan kurang menarik untuk digeluti. Mereka masih banyak yang
berkeinginan untuk menjadi karyawan pemerintah atau lebih akrab kita sapa PNS. Padahal
hasil seseorang yang berwirausaha akan jauh lebih tinggi daripada mengandalkan pekerjaan
tetap. Meskipun bekerja sebagai PNS lebih menjanjikan daripada berwirausaha yang masih
belum pasti untung ruginya. Bisa saja berwirausaha sangat menjanjikan daripada PNS apabila
dapat dikelola dengan baik. Sebab segala macam bentuk usaha apabila diterapkan dengan
pola manajemen usaha (perencanaan, pelaksanaan, dan pengontrolan) yang baik pasti akan
menuai hasil yang sangat memuaskan.

Social Entrepreneur
Social entrepreneur adalah seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan
kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama
meliputi bidang kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan. Jika business entrepreneurs
mengukur keberhasilan dari kinerja keuangannya (keuntungan ataupun pendapatan) maka
social entrepreneur keberhasilannya diukur dari manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.
Yang menggembirakan bahwa akhir-akhir ini adalah terjadinya pergeseran social
entrepreneurship yang semula dianggap merupakan kegiatan “non-profit” (antara lain melalui
kegiatan amal) menjadi kegiatan yang berorientasi bisnis (entrepreneurial private-sector
business activities). Keberhasilan legendaries dari Grameen Bank dan Grameen Phone di
Bangladesh adalah salah satu contoh terjadinya pergeseran orientasi dalam menjalankan
program social entrepreneurship. Hal ini menjadi daya tarik bagi dunia bisnis untuk turut
serta dalam kegiatannya karena ternyata dapat menghasilkan keuntungan finansial.

Social entrepreneur makin berperan dalam pembangunan ekonomi karena ternyta mampu
memberikan daya cipta nilai-nilai sosial maupun ekonomi. Pencitaan kesempatan kerja untuk
masyarakat sekitar merupakan peranannya dalam pembangunan. Melakukan inovasi dan
kreasi yang baru terhadap produksi barang maupun jasa yang dibutuhkan masyarakat adalah
peranan social entrepreneur yang berupa proses perubahan sosial masyarakat. Berbagai
inovasi terhadap jasa kemasyarakatan yang selama ini tidak tertangani oleh pemerintah dapat
dilakukan oleh kelompok social entrepreneurship. Modal sosial merupakan bentuk yang
terpenting dari berbagai peranan social entrepreneur. Keberhasilan Negara jepang yang dapat
bangkit dari keterpurukannya setelah dua kotanya di ledakkan adalah karena akar dari long
term relationship dan etika kerjasamanya yang mampu menumbuhkan inovasi dan
mengembangkan industrinya. Dasn hingga saat ini Jepang dapat dikatakan cukup berhasil
dalam penerapannya sehingga Jepang mendapat julukan “Raksasa Teknologi”. Untuk peranan
social entrepreneur yang terakhir adalah peningkatan kesejahteraan yang merupakan tujuan
akhir dari proses social entrepreneurship. Hal ini dapat terjadi karena para wirausahawan
yang dulunya hanya memikirkan pencapaian keuntungan yang maksimal, selanjutnya akan
tergerak pula untuk memikirkan pemerataan pendapatan agar dapat dilakukan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan.
Penerapan Entrepreneur dalam Kehidupan Sehari-hari
Hasil Diskusi

Melihat keadaan bangsa Indonesia yang berada pada urutan ke-3 sebagai negara yang
termiskin di dunia. Penyebab hal ini adalah dilihat dari kualitas SDM, di Indonesia tingkat
pengangguran masih banyak. Masyarakat lebih condong menginginkan suatu pekerjaan
daripada meneruskan pendidikan untuk meningkatkan SDM. Mind set atau pola pikir orang
Indonesia sendiri masih rendah hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pekerja keras.
Pekerja keras ini muncul karena tekanan orang yang ingin bekerja meningkat. Untuk
mengatasi hal ini diperlukannya enterpreneur untuk memperbaiki kondisi masyarakat
Indonesia yang memprihatinkan. Enterpreneur yang dibutuhkan di Indonesia hanya 2% bila
dilihat berdasarkan grafik. 2% ini dapat memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan
kesejahteraan hidup. Akan tetapi pada kenyataaannya sangatlah sulit untuk melakukannya.
Padahal Enterpreneur ini dilahirkan dan diajarkan, dilahirkan dari mindset masyarakat yang
memang sudah mulai sejak lahir ikut genetik dari kedua orang tuanya. Diajarkan melalui
pendidikan kewirausahaan yang sudah diterapkan di dunia pendidikan sekarang ini.
Enterpreneur ini dapat mencangkup berbagai bidang, yang terlihat saat ini enterpreneur lebih
identik dibidang bisnis. Padahal bidang sosial juga membutuhkan banyak jiwa enterpreneur
untuk menumbuhkan jiwa enterpreneur sosial ini diperlukannya penghargaan atau apresiasi
kepada pelaku enterpreneur, meningkatkan rasa kepedulian dan adanya fasilitas yang
menunjang untuk mengembangkan enterpreneur. Untuk peranan social entrepreneur yang
terakhir adalah peningkatan kesejahteraan yang merupakan tujuan akhir dari proses social
entrepreneurship. Hal ini dapat terjadi karena para wirausahawan yang dulunya hanya
memikirkan pencapaian keuntungan yang maksimal, selanjutnya akan tergerak pula untuk
memikirkan pemerataan pendapatan agar dapat dilakukan pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan.
Kesimpulan

Enterprenuer ini adalah kunci untuk masyarakat Indonesia menuju masyarakat yang madani,
dimana enterpreneur ini mempunyai banyak keuntungan jika diterapkan dengan baik, salah
satunya dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri. Contoh ini dapat berdampak positif bagi
bangsa Indonesia yaitu mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup.
Enterpreneur ini mencangkup berbagai bidang dengan empat jenis enterpreneur yaitu Social
Entrepreneur, Lifestyle Entrepreneur, Amateur Entrepreneur, dan Professional Entrepreneur.
Seorang enterpreneur harus mempunyai karakteristik yaitu Mandiri, Jujur, Berani mengambil
resiko, Percaya diri, Optimis, Keinginan kuat untuk berprestasi, Kreatif, Memandang ke
depan, Kemampuan manajerial, Ulet dan Pekerja keras. Contohnya Social Entrepreneur
sebagai cara pandang baru dalam memahami fenomena sosial masyarakat Indonesia.
Ketertinggalan Indonesia ada beberapa aspek, namun realitanya kebanyakan berupa aspek
sosial. Ekonomi masyarakat yang rata-rata menengah kebawah menjadikan psikologis
individu tiap warga melemah. Terutama masyarakat yang mempunyai pendapatan yang
sangat minim menjadikan psikologisnya berucap untuk menghalalkan segala cara dalam
aspek kehidupannya. Untuk mengatasi masalah ekonomi maupun pengangguran yang telah
melanda Indonesia, maka cara alternatif yang dapat ditempuh adalah menumbuhkan jiwa
kewirausahaan melalui wirausaha. Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang beru dan
berbeda melalui berfikir kreatif dan inovatif.

Anda mungkin juga menyukai