Anda di halaman 1dari 1

Keuntungan

1. Meningkatkan mutu pelayanan medis di rumah sakit


2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit
3. Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga memberikan suatu nilai tambah bagi
manajemen
4. Proses-proses manajemen di rumah sakit bisa terintegrasi antara satu bagian dengan bagian lainnya.
5. Data riwayat penyakit dan perawatan pasien (medical record) bisa dikelola dan dipanggil dengan cepat.
6. Memudahkan proses budgeting dan pengendalian realisasinya.
7. Memudahkan penyusunan rencana cash-flow dan pengendalian arus kas maupun bank.
8. Pengendalian stok obat dan alat kesehatan (alkes) pada multi gudang (multi apotek) bisa dilakukan dengan
lebih mudah karena perkembangan posisi stok bisa diketahui setiap saat.
9. Menjaga konsistensi data (data consistency) karena menggunaan data bersama (data sharing) baik data
master (database pasien, dokter, perawat, karyawan dan obat) maupun data transaksi.
10. Pemanfaatan data keluaran / output dari suatu modul oleh modul lain (sebagai masukan / input) sehingga
bisa dihindari adanya redundansi proses antar bagian.
11. Memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan di semua unit secara cepat dan akurat.
12. Penagihan kepada pasien bisa dibuat dalam sebuah single billing statement untuk semua jasa perawatan
yang telah diterima pasien.
13. Proses cetak nota pembayaran, kuitansi, surat menyurat bisa dilakukan dengan mudah.
14. Resiko keterlambatan pembayaran atau penagihan hutang piutang bisa diantisipasi.
15. Efisiensi waktu untuk proses entri data (entry time) karena hanya cukup dilakukan sekali.
16. Efisiensi kerja karyawan menjadi meningkat karena beberapa proses rutin seperti pembuatan laporan atau
perhitungan-perhitungan dilakukan secara otomatis dan cepat.

Kerugian:
1. Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri yang belum terintegrasi. Sehingga
bila diperlukan informasi yang menyeluruh diperlukan waktu yang cukup lama.
2. Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) di berbagai jenjang,
padahal kapabilitas untuk itu dirasa memadai.
3. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk mengelola dan
mengembangkan sistem informasi
4. Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan data/informasi.
5. Belum adanya sistem pengembangan karir bagi pengelola sistem informasi, sehingga
seringkali timbul keengganan bagi petugas untuk memasuki atau dipromosikan menjadi
pengelola sistem informasi.

Anda mungkin juga menyukai