Anda di halaman 1dari 7

REFLEKSI KASUS

SPACE OCCUPYING LESION

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Pendidikan Profesi Dokter


Stase Ilmu Radiologi
RSUD Tidar Kota Magelang

Disusun oleh :
M. Bangun Mangiring Tuah
20184010002

Diajukan kepada :
dr. H. Handri Andika, Sp. Rad.

KSM/SMF BAGIAN ILMU RADIOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIDAR KOTA MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
RANGKUMAN KASUS
Seorang Ibu datang ke IGD RSUD Tidar dengan keluhan kelemahan extreminitas
sinistra sejak 1 bulan SMSR. Keluhan disertai dengan nyeri pada kepala dan pusing yang
hilang timbul. Keluhan mual muntah disangkal, demam (-) . Hasil foto CT – Scan kepala
tampak lesi dengan densitas cenderung slight hiperdens di daerah thalamus dextra bentuk
amorf batas tak tegas, dengan kesan mengarah gambaran SOL di thalamus dextra.

MASALAH YANG DIKAJI


1. Apakah yang dimaksud dengan space occupying lesion?
2. Bagaimana gambaran Space occupied lession (SOL) dari hasil radiography?
3. Bagaimana proses terjadinya gambaran – gambaran tersebut?

ANALISIS MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan Space occupied lession (SOL)?
Space occupied lession (SOL) ialah lesi fisik substansial, seperti neoplasma,
perdarahan, atau granuloma, yang menempati ruang. SOL Intrakranial didefinisikan
sebagai neoplasma, jinak atau ganas, primer atau sekunder, serta hematoma atau
malformasi vaskular yang terletak di dalam rongga tengkorak. SOL memberikan
tanda dan gejala akibat tekanan intrakranial, intracranial shift, atau herniasi otak,
sehingga dapat mengakibatkan ‘brain death’.
Tumor intracranial menyebabkan timbulnya gangguanneurologik progresif.
Gangguan neurologik pada tumor otak disebabkan oleh gangguan fokal akibat tumor
dan peningkatan tekanan intrakranial (TIK). Gangguan fokal terjadi apabila terdapat
penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak
dengan kerusakan jaringan neural. Perubahan suplai darah akibat tekanan tumor
menyebabkan nekrosis jaringan otak dan bermanifestasi sebagai hilangnya fungsi
secara akut. Serangan kejang merupakan manifestasi aktivitas listrik abnormal yang
dihubungkan dengan kompresi, invasi, dan perubahan suplai darah ke jaringan otak.
Beberapa tumor juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat
gangguan neurologis fokal.
2. Bagaimana gambaran Space occupied lession (SOL) dari hasil radiography?
- Pada CT – Scan umumnya tampak sebagai lesi abnormal berupa massa yang
mendorong struktur otak disekitarnya. Biasanya tumor otak dikelilingi jaringan
oedem yang terlihat jelas karena densitasnya lebih rendah. Adanya kalsifikasi,
perdarahan atau invasi mudah dibedakan dengan jaringan sekitarnya karena
sifatnya hiperdens.

- Pada MRI umunnya di tandai melalui pergeseran tempat, pendesakan atau


pelebaran ventrikel dan edema perifokal yang positif, serta perbedaan waktu
relaksasi. MRI juga dapat menunjukan bagian tumor yang vital dan nekrosis,
yang nekrosis mempunyai sinyal yang lebih sedikit. Edema perifokal
gambarannya tampak mempunyai sinyal intensitas tinggi.
3. Bagaimana proses terjadinya gambaran-gambaran tersebut?
- Gambaran – gambaran tersebut terjadi karena adanya penumpukan atau
kalsifikasi mineral pada pendaran dan terdapatnya jaringan yang akan
memberikan gambaran hiperdens pada hasil CT- Scan.
DOKUMENTASI

A. IDENTITAS
Nama : NY SS
Usia : 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kaliangrik, Magelang

B. KASUS
Seorang Ibu datang ke IGD RSUD Tidar dengan keluhan kelemahan
extreminitas sinistra sejak 1 bulan SMSR. Keluhan disertai dengan nyeri pada kepala
dan pusing yang hilang timbul. Keluhan mual muntah disangkal, demam (-) . Hasil
foto CT – Scan kepala tampak lesi dengan densitas cenderung slight hiperdens di
daerah thalamus dextra bentuk amorf batas tak tegas, dengan kesan mengarah
gambaran SOL di thalamus dextra.
C. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama:
Kelemahan pada ekstreminitas sinistra
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Seorang Ibu datang ke IGD RSUD Tidar dengan keluhan kelemahan
extreminitas sinistra sejak 1 bulan SMSR. Keluhan disertai dengan nyeri pada
kepala dan pusing yang hilang timbul. Keluhan mual muntah disangkal, demam (-
).
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
- Pasien tidak pernah mengalami hal serupa, riwayat hipertensi, jantung, dan
DM disangkal.
4. Riwayat Penyakit Keluarga:
Di keluarga pasien tidak didapatkan keluhan penyakit serupa
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : Baik
GCS : E4V5M5
Kesadaran : Kompos Mentis
Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 130/80
b. Frekuensi Nadi : 87x / menit
c. Frekuensi napas : 24x / menit
d. Suhu : 36,8 C
Kepala: Mata: Pupil Isokor, CA-/-, SI -/-, kelainan anatomi -/-
Thorax:
a. Inspeksi : Pergerakan dada simetris, retraksi (-)
b. Palpasi : Ketertinggalan gerak (-)
c. Perkusi : Paru kanan dan kiri sonor
d. Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
S1-S2 reguler, bising jantung (-)

Abdomen:
a. Inspeksi : distended (-), Jejas (-), Striae (-)
b. Auskultasi : Bising usus (+)
c. Perkusi : Timpani
d. Palpasi : Supel

Ekstremitas: Akral teraba hangat, edema (-/-), tidak terdapat kelainan anatomi

2. Pemeriksaan Penunjang
Foto CT – Scan kepala non kontras:
Hasil Pemeriksaan:
- Tampak lesi dengan densitas cenderung slight hiperdens di daerah thalamus
dextra bentuk amorf batas tak tegas.
- Sistema ventrikel 3 tampak terdesak ke sinistra
- Tamopak midline shifting ringan ke arah sinistra
- Struktur para sella tampak masih dalam batas normal
Kesan: mengarah gambaran SOL di thalamus dextra.
DAFTAR PUSTAKA

1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-6.
Jakarta: EGC;2005.
2. Fynn E, Khan N, Ojo A. Meningioma- a revieaw of 52 cases. SA J of Radiology. 2004:3-5.
3. Butt ME, Khan SA, Chaudrhy NA, Qureshi GR. Intra-Cranial space occupying lesions : A
morphological analysis. Biomedica. 2005; 21:31-5.
4. Dogar T, Imran AA, Hasan M, Jaffar R, Bajwa R, Qureshi ID. Space occupying lesions of
central nervous system: A radiological and histopathological correlation. Biomedica. 2015;
31(1): 15-20.

Anda mungkin juga menyukai