1
Dalam latar belakang masalah penelitian, akan diuraikan fakta – fakta,
pengalaman si peneliti, hasil penelitian dari orang lain atau teori yang
melatarbelakangi masalah yang ingin diteliti. Dengan uraian tentang fakta,
pengalaman dan teori tersebut maka oang lain diyakinkan bahwa masalah yang
akan diajukan cukup penting. (Notoatmodjo, 2012 hal:78)
2
2. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif melalui FGD kepada pasien – pasien
hipertensi diperoleh beberapa faktor penyebab tingginya kejadian hipertensi antara
lain; pola makan dengan asupan garam yang tinggi, kurang olahraga dan keturunan.
a. Menggunakan desain penelitian kualitatif apakah kalimat tersebut?
Jawab:
Menggunakan desain penelitian fenomenologi.
Metode penelitian kualitatif berdasarkan fenomenologi menuntut pendekatan
holistik, mendudukan objek penelitian dalam suatu konstruksi ganda, melihat
objeknya dalam konteks natural bukan parsial. Merupakan tradisi melihat untuk
memahami pengalaman hidup individu dan tujuan hidup mereka. Tujuan
penelitian ini mendeskripsikan prilaku untuk mempromosikan pemahaman
tertentu dan daapt dibuktikan dengan kuantitatif. Contohnya diberikan kuisioner
berupa faktor resiko, kuisioner yang telah ada, uji validitas. (Martha, 2016
hal:31 )
3
mereka. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan prilaku untuk
mempromosikan pemahaman tertentu.
Grounded Theory
Penelitian berfokus pada rangkaian peristiwa , tindakan, dan aktivitas
menggunakan pendekatan substantif. Peneliti mampu melakukan penafsiran
terhadap data yang diperoleh. (Martha, 2016 hal:27)
2. Teknik Observasi
a. Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dalam observasi partisipatif ini
maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui
pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.
b. Observasi Terus Terang dan Tersamar
Dalam hal ini, peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang
kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang
4
diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi
dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi,
hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang
masih dirahasiakan.
c. Observasi Tidak Terstruktur.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti
tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya
berupa rambu-rambu pengamatan. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan
teknik observasi terus terang dan tersamar sebagai pendukung teknik wawancara
sebagai teknik pengumpulan data. Ini didasarkan karena observasi yang
dilakukan peneliti telah melalui perijinan terlebih dahulu serta terencana
sehingga sumber data mengetahui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
namun peneliti juga akan memastikan atau mengecek apakah hasil wawancara
itu benar adanya.
3. Teknik Dokumentasi
Basrowi dan Suwandi (2008:158) mengungkapkan bahwa ‘metode ini
merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan
penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan
diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan.’
Jawab:
Data yang didapat lebih bervariasi, kaya, dan efektif dalam penggunaan waktu.
FGD dibangun berdasarkan asumsi:
5
b. Masing-masing anggota kelompok saling memberi pengetahuan satu dengan
lainnya dalam pergaulan kelompok
f. Apa hubungan penelitian kualitatif yang sudah ada dengan penelitian kuantitaif yang
akan dilakukan?
Jawab:
Bahwa design kualitatif dapat digunakan sebagai acuan atau dasar untuk
penelitian kuantitatif asal subyek penelitian tetap sama.
6
digunakan bersama-sama atau digabungkan, tetapi dengan catatan sebagai
berikut.
1. Dapat digunakan bersama untuk meneliti pada obyek yang sama. Tetapi
tujuan yang berbeda.
2. Digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan metode
kualitatif, sehingga ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut diuji
dengan metode kuantitatif.
3. Metode penelitian tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda.
Tetapi dalam penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik
pengumpulan data (bukan metodenya), sepertinya penggunaan trigulasi dalam
penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif misalnya, teknik pengumpulan
data yang utamanya menggunakan kuosioner, data yang diperoleh adalah data
kuantitatif.
4. Dapat menggunakan metode tersebut secara bersamaan, asal kedua metode
tersebut telah difahami dengan jelas, dan seseorang telah berpengalaman luas
dalam melakukan penelitian.
(Sugiyono, 2016 hal:25)
7
Kerahasiaan identitas subyek dapat menjadi masalah. (Sastoasmoro,
2014 hal:297)
8
terhadap variable bebas(faktor resiko) dan variable tergantung (efek)
hanya dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan.
Contoh: Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di komunitas,
prevalens obesitas pada mahasiswa di Jakarta, bada prporsi pemberian
ASI eksklusif pada perbagai tingkat pendidikan ibu.
c. Studi kasus-kontrol
Pengukuran variable bebas dan variable tergantung tidak dilakukan pada
saat yang sama. Pada studi kasus kontrol diidentifikasi subyek ( kasus)
yang telah terkena penyakit (efek), kemudian ditelusuri secara
retrospektif ada atau tidaknya faktor resiko yang diduga berperan. Untuk
kontrol harus dipilih subyek dari populasi dengan karakteristik yang
sama dengan kasus; bedanya kelompok kontrol tidak menderita penyakit
atau kelainan yang diteliti
d. Studi Kohort
Pada penelitian Kohort yang diidentifikasi lebih dahulu adalah kausa
atau faktor resikoya, kemudian sekelompok subyek ( yang disebut
kohort) diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk
menentukan terjadi atau tidaknya efek.
(Sastroasmoro, 2014 hal: 104)
9
Hipertensi (pola makan dengan asupan garam yang tinggi, kurang olahraga
dan keturunan) dan variable tergantung/ efeknya adalah hipertensi.
d. Apa saja Kelebihan dan kekurangan dari Desain penelitian kuantitatif Cross
Sectional ?
Jawab:
Kelebihan Desain Cross Sectional:
Populasi didapat dari masyarakat umum sehingga generalisasi cukup
memadai.
Mudah, murah, dan penelitian lebih cepat.
Dapat digunakan untuk meneliti beberapa variable sekaligus.
Responden tidak terancam drop out.
Dapat dijadikan penelitian lanjutan (yang lebih konklusif).
Sebagai dasar penelitian Cohort / Eksperiment.
Kekurangan Desain Cross Sectional:
Diperlukan responden yang banyak.
Tidak menggambarkan perkembangan penyakit insident maupun
prognosis.
Sulit menentukan sebab akibat karena pengambilan fsktor resiko dan
efek secara bersamaan.
Tidak praktis dalam meneliti kasus yang jarang dan studi prevalensi
lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yang
panjang (Riyanto, 2011 hal:33)
10
NAMA PENULIS
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
12
seluruh dunia menderita hipertensi dimana dua pertiganya terdapat di
Negara-negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di
seluruh dunia meninggal setiap tahunnya, dimana hampir 1,5 juta penduduk
diantaranya terdapat di kawasan Asia tenggara. WHO mencatat pada tahun
2012 terdapat 839 juta kasus penderita hipertensi dan diperkirakan
meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar29% dari total
penduduk dunia. (Triyanto, 2014). Prevalensi hipertensi di Indonesia
berdasarkan hasil pengukuran menurut usia ≥18 tahun sebesar 25,8%.
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang diperoleh melalui kuesioner
terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4% yang di diagnosis tenaga
kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi terdapat 0,1 %
yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah
normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 %. (Kemenkes RI, 2013) Prevalensi
hipertensi di Sulawesi Utara yang diperoleh melalui kuesioner terdiagnosis
tenaga kesehatan adalah 15%, sedang minum obat 15,2% dan melalui
pengukuran adalah 27,1% (Kemenkes RI, 2013).
Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan
faktor risiko yang dapat di ubah.Faktor risiko yang tidak dapat diubah terdiri
dari genetika, umur, jenis kelamin.Faktor yang dapat di ubah yaitu obesitas,
kurang olahraga, konsumsi garam berlebih, merokok dan mengkonsumsi
alkohol dan stres.Berdasarkan masalah yang ada, maka penyakit hipertensi
menjadi salah satu penyakit yang ditakuti masyarakat dan menjadi perhatian
pemerintah.
Berdasarkan hasil laporan, 10 penyakit terbanyak di Puskesmas
Kenanga, ternyata Hipertensi menempati posisi kedua dan penyebab
kematian no 3 terbanyak pada tahun 2016, dari hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 16 -17 Maret 2017 pada 20 pasien
hipertensi yang berkunjung di Poli Umum, diketahui bahwa sejumlah 7
orang (35%) mempunyai riwayat keturunan hipertensi, sejumlah 9 orang
(45%) menderita obesitas, dan mempunyai kebiasaan mengkonsumsi
makanan yang mengandung lemak jenuh seperti daging dan jerohan
sebanyak 11 orang (55%), serta tidak terbiasa berolah raga sejumlah 14
orang (70%). Jika ditinjau dari umur, sejumlah 5 orang (25%) berusia 20 -35
tahun, 7 orang (35%) berusia 36 – 50 tahun dan sejumlah 8 orang (40%)
berusia 51 – 65 tahun. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin
mengetahui gambaran pengaruh faktor-faktor risiko hipertensi terhadap
kejadian hipertensi pada pasien hipertensi di Puskesmas Kenanga.
13
h. Apa rumusan masalah pada penelitian ini?
Jawab:
Rumusan masalah adalah pertanyaan kritis yang diambil dari uraian masalah
penelitian, sebagaimana tercantum dalam latar belakang. Rumusan masalah
dimulai dengan kalimat pernyataan dan diikuti dengan kalimat pertanyaan
penelitian. (Aziz, 2010)
Tujuan Khusus
14
j. Apa manfaat penelitian ini?
Jawab:
Manfaat Penelitian Uraian tentang manfaat hasil penelitian baik secara
teoritis/akademis (untuk kepentingan sciences) maupun praktis, yang benar-
benar dapat dipraktekkan atau digunakan oleh dokter dan atau masyarakat.
(Syahdrajat, 2015)
Adapun manfaat penelitian yang tepat pada kasus ini adalah:
3. Bagi peneliti
Sebagai pengalaman langsung dan pengembangan ilmu yang
k. Teori apa saja yang akan dibahas pada tinjauan pustaka untuk penelitian ini?
Jawab:
Teori tersebut berupa :
1. Analisis teoritik tentang masalah yang diteliti.
2. Untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan.
3. Mendasari penelitian yang dilakukan.
4. Tinjauan teori-teori dan tinjauan dari hasil–hasil penelitian orang lain
yang
berkaitan dengan masalah penelitian.
5. Cara mengambil teori atau statement dari berbagai sumber kepustakaan
dengan mengambil intisarinya saja atau mengutip bagian tertentu.
6. Berisi penjelasan tentang variabel-variabel yang diteliti.
(Wantik, 2013)
1. Pengertian Hipertensi
2. Patofisiologi Hipertensi
3. Gejala Klinis Hipertensi
15
4. Diagnosis Hipertensi
5. Pengukuran Tekanan Darah
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Klasifikasi Hipertensi
8. Faktor Risiko Hipertensi
9. Penatalaksanaan Hipertensi
Jawab:
H0: Tidak terdapat hubungan antara Pola Makan dengan Asupan Garam
Tinggi, Olahraga, Keturunan Dengan Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas
Kenanga.
16
H1:Terdapat hubungan antara Hubungan Pola Makan dengan Asupan Garam
Tinggi, Olahraga, Keturunan Dengan Angka Kejadian Hipertensi di Puskesmas
Kenanga
17
1. Variabel bebas : genetik (riwayat keluarga kebiasaan olah
raga, konsumsi garam
2. Variabel terikat : kejadian hipertensi
Definisi Operasional.
18
target bersifat umum yang pada penelitian klinis biasanya ditandai dengan
karakteristik demografis (misalnya kelompok usia, jenis kelamin) dan
karakteristik klini (misalnya sehat, OA). Contoh populasi target:
- Anak sehat
- Remaja pengguna narkoba
- Pasien usia subur
2. Populasi terjangkau disebut pula populasi sumber adalah bagian populasi
target yang dapat dijangkau oleh peneliti. Contoh: Pasien Morbus Hansen
yang berobat di RSMH pada tahun 2011. Dengan kata lain populasi
terjangkau adalah bagian populasi target yang dibatasi oleh tempat dan
waktu. Dari populasi terjangkau ini dipilih sampel, yang terdiri atas subyek
yang akan langsung diteliti
Dengan:
19
3. Tabel Krejcie dan Morgan
Krejcie dan Morgan (1970), membuat tabel yang bisa digunakan dalam
penentuan jumlah sampel dengan didasarkan atas kesalahan 5%, atau
dengan tingkat kepercayaan 95% terhadap populasi. Untuk Tabel
KrecjieMorgan seperti table berikut.
20
2) Non random sampling (non probiality sampling)
Adalah teknik pengambilan sample dimana tidak semua individu dalam
populasi diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sample.
Teknik ini mempunyai kemungkinan lebih rendah dalam menghasilkan
sample yang representatif.
Jenis-jenis sample non random sampling (non probiality sampling)
adalah: sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive
sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
(Affudin, 2009)
Jawab:
Kesimpulan
Laporan akhir dari suatu kegiatan penelitian. Pada laporan ini disimpulkan
apa saja yang telah berhasil dikumpulkan dari kegiatan penelitian terutama
dalam menjawab permasalahan penelitian yang timbul atau tujuan penelitian.
Saran
Berikan saran berdasarkan hasil/kesimpulan yang didapat dari penelitian
tersebut. Saran ini sangat berguna untuk membantu memberikan solusi dari
hasil akhir penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah. Permasalahan dalam
kesimpulan yang belum terjawab dapat disarankan untuk dilakukan
penelitian selanjutnya dan dari manfaat penelitian yang didapatkan
disarankan untuk ditindaklanjuti. ( Azwar, 2010)
21
kesejahteraan subjek penelitian
(d) nonmaleficence, do no harm
3. Keadilan (justice)
(a) memperlakukan setiap orang dengan
moral yang benar dan pantas serta
memberi setiap orang haknya
(b) distribusi seimbang dan adil antara
beban & manfaat keikutsertaan
(Sastroasmoro, 2014)
2.6 Kesimpulan
Bahwa design kualitatif dapat digunakan sebagai acuan atau dasar untuk penelitian
kuantitaif dan design penelitian kuantitatif yang tepat untuk penelitian ini adalah cross
sectional
Hipertensi
Menempati posisi
Menyusun Program
menurunkan angka
kejadian hipertensi
22