id
oleh
ABSTRACK
1). Balai Penelitian dan Pengembengan Sumberdaya Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Oseanologi - LIPI, Ambon.
25
karbon banyak seperti asam palmitat, stearat tidak mengendap dalam air sadah. Disam-
dan oleat. Sabun yang terbuat dari campuran ping kelebihan deterjen dibandingkan de-
lemak dengan garam natrium disebut sabun ngan sabun, ada kekurangannya yaitu gugus
keras, sedangkan yang terbuat dari garam ka- R-SO 3 ini sukar diuraikan oleh bakteri.
lium, disebut sabun lunak. Sabun lunak lebih
mudah larut dalam air dibandingkan dengan SIFAT KIMIA DAN FISIKA
sabun keras. Reaksi dari pembuatan sabun DETERJEN
dapat dilihat pada Gambar l. Disamping itu
keuntungan dari sabun yaitu dibuat dari Sifat kimia deterjen yang terpenting
adalah sebagai zat pengemulsi (emulgator).
sumber alam yang dapat diperbaharui dan
Emulsi adalah dispersi atau suspensi suatu
mudah didegradesi oleh bakteri, sehingga
cairan dalam cairan yang lain, yang molekul-
tidak menimbulkan polusi. Tetapi dalam
molekul kedua cairan tersebut tidak saling
penggunaannya terutama dalam air sadah,
bercamptir tetapi saling antagonis (WINAR-
sabun membentuk endapan dengan logam
NO 1984). Air dan minyak merupakan dua
magnesium dan kalsium, sehingga mengu-
cairan yang tidak saling bercampur, tetapi
rangi daya cuci sabun tersebut. Selain itu
saling ingin berpisah, karena air mempunyai
endapan bisa menempel pada kain dan ini
polaritas yang tinggi (merupakan senyawa
akan mengganggu dalam proses pencucian.
polar) sedangkan minyak mempunyai polari-
tas yang sangat rendah (senyawa non polar).
DETERJEN Setiap emulsi biasanya terdiri dari tiga bagi-
an utama yaitu bagian terdispersi, pendis-
Ilmu pengetahuan selamanya akan me- persi, dan emulsifier. Bagian terdispersi terdiri
nguntungkan masyarakat, karena dapat dari butir-butir molekul organik (biasanya
memberikan sumbangan yang berpianfaat. senyawa non polar seperti molekul lemak),
Contoh dari hasil ilmu pengetahuan dalam bagian pendispersi (continue phase) terdiri
bidang kimia adalah perubahan penggunaan dari molekul-molekul polar yaitu air,
sabun oleh deterjen. Setelah perang dunia sedangkan bagian emulsifier berfungsi untuk
kedua, ditemukan pengganti sabun yaitu menjaga kestabilan emulsi (HUTAGALUNG
deterjen. Hanya dalam waktu lebih kurang 1987, komunikasi pribadi). Emulsi merupa-
satu dekade deterjen mampu mendesak sa- kan salah satu sifat dari sabun maupun deter-
bun yang pemakaiannya telah bertahan lama jen. Zat-zat yang tidak larut oleh sabun mau-
dalam peradaban manusia (± 450 tahun). pun deterjen didispersikan sedemikian rupa
Kata deterjen berasal dari bahasa latin sehingga seolah-olah kelihatannya laut. Sabun
"detere" yang berarti membersihkan. Deterjen dan deterjen merupakan zat pengemulsi yang
sendiri diartikan sebagai bahan pencuci, baik. Daya kerja zat pengemulsi terutama
sedangkan dalam kehidupan sehari-hari yang disebabkan oleh bentuk molekulnya yang
dimaksudkan dengan deterjen adalah terikat baik pada minyak maupun air. Bila
deterjen sintetis, selain sabun. Deterjen di- zat pengemulsi tersebut lebih terikat atau
buat dari bahan petrokimia, dengan rumus larut dalam air, maka molekul-molekul
kimia hampir menyerupai rumus kimia sa- minyak lebih mudah masuk ke dalam
bun, dimana gugus —COO pada sabun diganti molekul-molekul air, sehingga terjadi dispersi
dengan gugus —SO3, yaitu R—SO3Na+, minyak dalam air (O/W). Sebaliknya bila
sedangkan R adalah gugus alkil benzen yang zat pengemulsi lebih larut dalam minyak
dibuat dari propilen dan benzen, yang me- akan terjadi emulsi air dalam minyak (W/O).
rupakan hasil buangan produk petrokimia. Lebih lanjut diterangkan bila butir-butir
Senyawa deterjen lebih mudah larut di da- lemak telah berpisah karena adanya tenaga
lam air jika dibandingkan dengan sabun dan mekanik (pengocokkan), maka butir-butir
26
lemak yang terdispersi tersebut segera dise- (Gambar 4). Pada B gaya tarik menarik ha-
lubungi oleh selaput tipis zat pengemulsi nya kearah bawah, sehingga pada B hanya
(Gambar 2). Bagian molekul zat pengemulsi ada tegangan kebawah. Jadi pada permuka-
yang tidak berkutub, larut dalam lapisan an ada tegangan yang membuat selaput
hiar butir-butir lemak, sedangkan bagian permukaan itu tidak pecah. Dalam Gambar
yang berkutub, menghadap ke pelarut (Gam- 5 (belahan dari suatu cairan), pada A ter-
bar 3). dapat gaya tarik ke segala arah, pada B
Senyawa deterjen umumnya mudah la- hanya ada gaya tarik kearah titik pusat,
rut dalam air, dan dalam air sadah tidak sehingga pada permukaan ada gaya yang
membentuk endapan dengan logam magne- menahan selaput itu agar tidak pecah.
sium dan kalsium serta mempunyai gugus R- Gaya-gaya ini disebut tegangan permukaan
SO3 yang sangat stabil, sehingga sukar (surface tension) dan dinyatakan dalam
diuraikan oleh bakteri. gr.cm-1 atau dyne.cm-1. Tegangan per-
Secara fisika deterjen merupakan zat mukaan ini dipengaruhi oleh beberapa fak-
yang berfungsi menuiunkan tegangan per- mtor antara lain: suhu, sabun, deterjen, alko-
mukaan zat cair (surface tension). Me- hol, asam-asam organik dan ester-ester.
nurut ISKANDAR (1974), tegangan per- Dengan perkataan lain faktor ini dapat
mukaan adalah suatu tegangan yang diper- menurunkan tegangan permukaan. Pada
lukan agar selaput permukaan tidak pecah. waktu mencuci, tanpa menggunakan sabun
Deterjen ataupun sabun merupakan zat atau deterjen, air akan sulit memasuki
aktif permukaan yang dapat menurunkan bagian kotoran (Gambar 6), karena terha-
tegangan permukaan air dan meningkatkan lang oleh tegangan permukaan air yang me-
daya pembersih air dengan jalan mengemul- nyentuh kotoran tersebut. Dalam hal ini
sikan lemak atau kotoran-kotoran yang ada. deterjen atau sabun mempunyai sifat meru-
Seperti sabun, deterjen dapat juga mem- sak tegangan permukaan air atau menurun-
perlihatkan aktivitas permukaan yang baik, kan tegangan permukaan tersebut. Penu-
dimana molekul-molekul yang larut tidak runan tegangan permukaan oleh sabun atau
terbagi rata dalam larutan, tetapi berkumpul deterjen, akan menyebabkan air dapat me-
pada bidang batas dan menurunkan te- ngeluarkan kotoran dari pakaian, sehingga
gangan permukaan pada bidang batas pakaian menjadi bersih (HUTAGALUNG
tersebut. Akibat penurunan tegangan permu- 1987, komunikasi pribadi).
kaan pada bidang batas ini, larutan deterjen Pada umumnya deterjen digolongkan
atau sabun lebih mudah memasuki ruangan- atas 3 bagian yaitu deterjen anionik, deter-
mangan kapiler dari air murni. Penggum- jen kationik, dan deterjen non-ionik. Deter-
palan pada bidang batas antara kain dan jen anionik adalah deterjen yang bagian
kotoran, dan antara kotoran dengan kotor- muatan negatifnya dapat menurunkan te-
an itu sendiri, ditingkatkan oleh daya gabung gangan permukaan zat cair. Deterjen anionik
tertentu bidang batas terhadap molekul-mo- ini mudah larut dalam air (Gambar 7). Deter-
lekul sabun yang diionisasi. Akibat dari jen kationik adalah deterjen yang bagian
adsorpsi ini, terjadi keadaan tolak menolak muatan positifnya dapat menurunkan te-
antara kain dan kotoran dan antara kotoran gangan permukaan zat cair. Seperti deter-
dengan kotoran itu sendiri. Dengan demi- jen anionik, deterjen kationik juga mudah
kian, deterjen maupun sabun membuat kain larut dalam air (Gambar 8). Sedangkan
menjadi bersih dan mendispersikan kotoran- deterjen non-ionik sama sekali tidak mengan-
kotoran ke dalam larutan. Proses terjadinya dung muatan positif maupun negatif. Ber-
tegangan permukaan, dimana pada A ter- beda dengan kedua jenis deterjen terdahulu,
dapat gaya tarik menarik ke segala arah, deterjen non-ionik sukar larut dalam air
sehingga molekul A dapat bergerak bebas (Gambar 9).
28
29
30
31
32
0 1 2 3 4 5 6 7
33
34