Bab I
Bab I
Diajukan oleh :
Proposal Penelitian
Diajukan Oleh :
SITI AISYAH EKAYANTI
NIM. PO.71.26.6.16.038
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Penelitian
Diajukan Oleh:
SITI AISYAH EKAYANTI
NIM. PO.71.26.6.16.038
Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
proposal yang berjudul “Uji Aktivitas Sediaan Gargarisma dari Ekstrak Daun
Pinang (Areca catechu L.) terhadap Bakteri Streptococcus mutans” tepat pada
waktunya.
bimbingan dari pihak yang dengan ikhlas bersedia meluangkan waktu membantu
penulis dalam penyusunan proposal. Oleh karena itu dengan penuh rasa hormat
1. Bapak Dr. Arwam Hermanus MZ, SE., M.Kes., D.Min, sebagai Direktur
Kesehatan Jayapura
4. Ibu Pratiwi Soegiharti, S.Farm, Apt sebagai pembimbing kedua yang juga
iv
5. Bapak/Ibu Staf Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura yang
6. Kedua orang tuaku dan kekasihku yang telah memberikan doa, dorongan
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis menerima masukan, kritikan yang sifatnya
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ........................................................................... i
Halaman Persetujuan .......................................................................... ii
Halaman Pengesahan ...................................................................... iii
Kata Pengantar ........................................................................ iv
Daftar Isi ......................................................................... vi
Daftar Tabel ....................................................................... viii
Daftar Gambar ......................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitin ...........................................................................4
1. Tujuan Umum ...........................................................................4
2. Tujuan Khusus ...........................................................................4
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................4
E. Keaslian Penelitian ...........................................................................5
F. Hipotesis Penelitian ...........................................................................6
vi
E. Monografi Bahan ........................................................................ 17
F. Simplisia ........................................................................ 19
G. Ekstraksi . ....................................................................... 20
H. Skrinning Fitokimia ....................................................................... 21
I. Mutu Fisik Sediaan Gargarisma .................................................................. 23
J. Kerangka Teori ...................................................................... 25
K. Kerangka Konsep ....................................................................... 26
L. Definisi Operasional Variabel ........................................................................ 27
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Keaslian Penelitian ....................................................................5
Tabel 2 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri .......................15
Tabel 3 Definisi Operasional ..................................................................27
Tabel 4 Formulasi Sediaan Gargarisma Ekstrak Biji Pinang ...........................34
Tabel 5 Formulasi Sediaan Gargarisma Ekstrak daun Pinang .........................35
Tabel 6 Jadwal Penelitian ..................................................................40
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Tumbuhan Pinang (Areca catechu L.) ................................................9
Gambar 2 Streptococcus mutans di Bawah Mikroskop dengan Perbesaran
1000 Kali .......................................................................13
Gambar 3 Bakteri Streptococcus mutans .........................................................14
Gambar 4 Kerangka Teori .......................................................................25
Gambar 5 Kerangka Konsep .......................................................................26
Gambar 6 Alur Penelitian .......................................................................39
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, karies gigi adalah salah satu
gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan yang
dari laporan Riset Kesehatan Dasar Pada tahun 2007 sebanyak 67,2%
dapat dikatakan bahwa pemicu terjadinya karies gigi adalah bakteri dominan
2016 ).
Salah satu cara untuk mengatasi terbentuknya karies gigi yaitu dengan
bahan aktif gargarisma yang bersifat antibakteri dapat berasal dari bahan
kimia maupun bahan alam. Namun karena selogan “Back to Nature” yang
sering terdengar di masyarakat, maka bahan alam pun menjadi sorotan yang
herbal contohnya tanaman Pinang (Areca catechu L.). Pinang tidak asing lagi
1
2
catechu L.) termasuk jenis tanaman khas karena penyebarannya yang hampir
merata diseluruh wilayah papua. Bagi orang papua, buah pinang dipercaya
beragam penyakit (seperti luka kulit, kudis, koreng, rabun mata, bisul,
cacingan penghilang bau mulut), dan sarinya menjadikan tubuh bersih dari
Tumbuhan pinang (Areca catechu L.) telah lama dikenal dan hampir
broncial. Pucuk daun muda yang rasanya pahit pun dapat dijadikan obat nyeri
gargarisma ekstrak biji buah pinang (Areca catechu L.) yang dihasilkan.
Semakin tinggi kadar tween 80 hasil sediaan yang didapat akan semakin baik.
Pada penelitian Afni, Said, dan Yuliet (2015), sediaan pasta gigi yang
Streptococcus mutans dengan konsentrasi ekstrak biji pinang 4,5% yang dapat
sebesar 11,37 mm. Di dalam hasil penelitian Debby Siregar (2016), obat
penurunan akumulasi plak gigi bila dibandingkan dengan obat kumur plasebo.
terdiri dari akar, buah, dan daun pinang yang memiliki aktivitas sebagai daya
hambat terhadap bakteri Streptococcus mutans yang relatif besar adalah pada
Gargarisma dari Ekstrak Daun Pinang (Areca catechu L.) terhadap Bakteri
Streptococcus mutans”.
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
catechu L.).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi IPTEK
bahwa daun pinang dapat dimanfaatkan sebagai sediaan untuk obat kumur.
2. Bagi Institusi
sediaan antiseptik obat kumur ekstrak daun pinang sebagai karies gigi dan
bau mulut.
5
3. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
digunakan adalah ekstrak biji buah pinang (Areca catechu L.). Sedangkan
pada peneliti ini sampel yang digunakan adalah ekstrak daun pinang dan
2. Nur Afni, Nasrah Said, dan Yuliet (2015), menguji aktivitas antibakteri
sediaan yang akan dibuat adalah gargarisma dari ekstrak daun pinang
ini hanya untuk mengetahui mutu fisik sediaan dan untuk mengetahui
F. Hipotesis Penelitian
menilai benar atau salah tetapi menguji asumsi dengan data empiris apakah
Hipotesis :
Tumbuhan pinang (Areca catechu L.) merupakan salah satu dari jenis
tekstil. Tumbuhan ini tumbuh dan tersebar luas di wilayah India, Malaysia,
Taiwan, Indonesia, dan negara asia lainnya, baik secara individu maupun
1. Morfologi
batang baru terjadi setelah 2 tahun dan berbuah pada umur 5 hingga 8
(Staples & Bevacqua, 2006). Daun memiliki panjang sekitar 1,5 hingga 2
8
9
2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyte
Class : Monocotyledonae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae/palmae
Genus : Areca L.
Jenis : Areca catechu L.
rasanya pahit pun dapat dijadikan obat nyeri otot. Selain obat, daun pinang
dapat dijadikan sebagai pupuk hijau. Pelepah pinang dapat dipakai sebagai
daun muda yang rasanya pahit pun dapat dijadikan obat nyeri otot
4. Metabolit Sekunder
yang ada di dalam biji pinang. Golongan metabolit sekunder yang terdapat
didalam infusa biji pinang (Areca catechu L.) antara lain flavonoid, tanin
a. Polyphenol
b. Flavonoid
c. Tanin
d. Alkaloid
(Juliantina, 2008).
1. Morfologi
kokus yang sendirian berbentuk bulat atau bulat telur dan tersusun dalam
0 0
rantai.Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 18 -40 Celsius
rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang paling kondusif
molekul protein dan karbohidrat) akan tetap bertahan pada gigi untuk
mulai membentuk plak pada permukaan email gigi. Pada saat yang sama
sukrsosa,
(Supartinah, 2001)
2. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Kelas : Cocci
Ordo : Lactobacillales
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus mutans
C. Antibakteri
metode untuk menguji daya antimikroba, yaitu dilusi dan difusi. Menurut
Pratiwi (2008) metode difusi dan metode dilusi terbagi menjadi beberapa
metode, yaitu:
15
(Khairani, 2009). Salah satu metode difusi adalah Metode disc diffusion
atau metode Kirby Baure, metode ini menggunakan kertas cakram yang
berisi zat antimikroba dan diletakkan pada media agar yang telah ditanami
Bauer, dasar pemilihan metode ini adalah karena cepat, mudah dan
sederhana dalam pengerjaannya. Prinsip dari metode difusi Kirbi Bauer zat
uji dengan konsentrasi b/v yang diteteskan pada kertas cakram dapat terdifusi
16
dengan baik pada permukaan media padat yang sebelumnya telah diinokulasi
bakteri uji pada permukaannya. Kontrol positif berfungsi sebagai kontrol dari
D. Gargarisma
secara umum adalah zat aktif, air (pelarut), dan pemanis (perasa). Sebagai
pemanis sering digunakan sorbitol, sucralose, sakarin Na, atau xylitol yang
(Sariningrum, 2009).
Obat kumur merupakan cairan yang berupa larutan dalam air yang
digunakan pada mulut. Tetapi tidak semua obat kumur tersedia dalam bentuk
tersebut. Beberapa produk dalam bentuk padatan atau cairan pekat yang harus
dapat berupa kosmetik, astringen, konsentrat, buffer, dan deodoran. Selain itu
17
juga terdapat obat kumur yang didesain untuk membunuh mikroba normal
yang ditemukan dalam jumlah banyak di mulut dan tenggorokan, serta yang
E. Monografi Bahan
1. Propylene glycol
berwarna, rasa khas, praktis, tidak berbau, dan menyerap air pada udara
air, dengan aseton, dan dengan kloroform, larut dalam eter dan beberapa
2. Mannitol
2007). Pemerian mannitol adalah mudah larut dalam air, larut dalam
larutan basa, sukar larut dalam piridin, sangat sukar larut dalam etanol,
praktis tidak larut dalam eter . kelarutan mannitol adalah, mudah larut
dalam air, larut dalam larutan basa, tidak berbau, rasa manis (Depkes RI,
2014).
18
3. Tween 80
cairan seperti minyak, jernih, berwarna kuning muda, bau khas lemah,
rasa pahit dan hangat. Kelarutan tween 80 adalah sangat mudah larut
dalam air, larutan tidak berbau dan praktis tidak berwarna, larut dalam
etanol, dalam etil asetat, tidak larut dalam minyak mineral (Depkes RI,
2014).
4. Natrium Benzoat
antijamur. Pemerian dari natrium benzoat adalah hablur bentuk jarum atau
sisik, putih, sedikit berbau, biasanya bau benzaldehida atau benzoin, agak
mudah menguap pada suhu hangat, mudah menguap dalam uap air.
Kelarutan natrium benzoat adalah sukar larut dalam air, mudah larut
5. Mentol
minyak permen. Kelarutan dari mentol adalah sukar larut dalam air,
sangat mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dan
dalam heksan, mudah larut dalam asam asetat glasial, dalam minyak
19
mineral, dalam minyak lemak, dan dalam minyak atsiri (Depkes RI,
2014).
6. Aqua Destilata
Aqua destilata biasa disebut juga air suling yang dibuat dengan cara
pelarut dan penyesuai volume akhir. Pemerian dari aqua destilata adalah
F. Simplisia
sediaan herbal sangat dipengaruhi oleh mutu simplisia yang digunakan. Oleh
karena itu, sumber simplisia, cara pengolahan, dan penyimpanan harus dapat
dilakukan dengan cara yang baik. Simplisia adalah bahan alam yang
apapun dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang telah
atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara
spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu
dikeluarkan dari selnya atau senyawa nabati lainnya yang dengan cara
tumbuhan, tetapi sering berupa bagian atau organ tumbuhan seperti akar,
kulit akar, batang, kulit batang, kayu, bagian bunga dan sebagainya
(Endarini. 2016).
dari hewan piaraan atau hewan liar. Hewan liar harus diburu, misalnya
Bahan obat seperti lanolin, produk susu, hormon, produk endokrin dan
beberapa enzim diperoleh dari hewan piaraan seperti domba, sapi, babi
biasanya rumah penjagalan, dan dalam jumlah besar dapat dijadikan bahan
Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau
mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana.
G. Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Senyawa
pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Dirjen POM, 2000).
dan senyawa non polar dalam pelarut non polar. Pelarut yang digunakan
dalam ekstraksi adalah pelarut non polar (n-heksan), pelarut semi polar
(diklorometan atau etil asetat) dan pelarut polar (metanol atau etanol)
(Amalina, 2008).
membran sel akibat dari perbedaan tekanan yang terdapat di luar dan didalam
H. Skrinning Fitokimia
belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan yang dapat dengan cepat
sampel.
Uji skrining tanin dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu uji gelatin
FeCl3. Untuk uji FeCl3, maka sebanyak 2 ml ekstrak air dari suatu bagian
ekstrak tersebut ditetesi dengan satu atau dua tetes larutan FeCl31%.
23
hingga hitam.
1. Uji Organoleptis
mengamati warna, bau, rasa secara obyektif yang bertujuan untuk melihat
(Apriyanti, 2016)
24
2. Uji pH Sediaan
Secara umum obat kumur memiliki pH yang berkisar 5-6. Jika pH < dari
pertumbuhan bakteri dan jika pH > dari 6 maka sediaan terlalu basa dan
3. Uji Homogenitas
Salah satu syarat sediaan larutan yang baik adalah homogenitas, sediaan
J. Kerangka Teori
Klasifikasi dan
morfologi
Gargarisma
Propylene glycol,
Monografi bahan Mannitol, Mentol,
Tween 80,
Natrium Benzoat,
Aqua Destilata
Simplisia
Ekstrasi
Identifikasi
senyawa :
Alkaloid,
Skrinning Fitokimia
Uji Homogenitas Flavonoid,
Tanin,
Terpenoid
Uji pH sediaan Mutu fisik sediaan Polifenol
Gargarisma
Uji Organoleptik
K. Kerangka Konsep
warna hijau
kehitaman
dengan ditetesi
besi (III) klorida,
5. Triterpenoid dan
steroid (warna
merah ungu
(violet), coklat,
ungu tua dengan
reagen liberman
buchard).
Uji Pemeriksaan Inst : 1. Warna : Nominal
organoleptik organoleptik Sistem indera Stabil : Hijau
meliputi Tidak stabil :
warna, bau, Cara ukur : selain hijau
dan bentuk pengamatan 2. Bau :
yang diamati Stabil : Bau
secara visual mentol
Tidak stabil :
tidak memiliki
bau mentol
3. Bentuk :
Stabil : Cair
Tidak stabil :
tidak cair (kental)
Uji pH Ukuran Inst : 1. Stabil : pH 5-6 Nominal
konsentrasi pH meter
ion hidrogen 2. Tidak stabil :
dari larutan. Cara ukur : pH > 5 dan > 6
pH meter dicelupkan
pada sediaan untuk
melihat berapa pH
sediaan.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
obat kumur dari ekstrak daun pinang (Areca catechu L.) terhadap bakteri
1. Waktu
2. Tempat
Cendrawasih Jayapura,.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah daun pinang (Areca catechu L.) yang
diperoleh dari kecamatan Abepura Kota Jayapura Jl. Abe pantai Tanah Hitam
sebanyak 5 Kg.
30
31
D. Instrumen Penelitian
1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah peralatan kaca, botol 100
waterbath.
2. Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah daun pinang (Areca
E. Prosedur Kerja
1. Pembuatan simplisia
d. Daun pinang (Areca catechu L.) yang telah kering dihalus kan
Prosedur kerja pembuatan ekstrak etanol daun pinang (Areca catechu L.)
suhu 50 oC-60oC.
al., 2012).
b. Senyawa flavonoida
c. Uji Saponin
d. Uji Tanin
Bahan Jumlah
Ekstrak biji buah pinang 0,44 g
Propylene glycol 4g
Mannitol 1g
Larutan Tween 80 1,5 %
Na. Benzoat 0,1%
Mentol 0,05 %
Aquadest ad 200 ml
Sumber : Pandu Wenetu, 2011
ekstrak daun pinang (Areca catechu L.) dengan konsentrasi 0,1%, 1%,
dan 10%.
35
hingga homogen
hingga homogen
2017).
0,1%, 1%, dan 10%. Kertas cakram yang telah dicelupkan ke dalam
sediaan kemudian ditaruh di atas media agar, media agar satu berisi 3
media agar dua berisi kertas cakram formula 2, media agar tiga berisi
a. Uji organoleptik
fisik secara visual dengan mencium bau, melihat warna, dan bentuk
dari sediaan.
38
b. Uji pH
mencocokkan warnanya pada tabel yang telah tersedia dan lihat rentan
c. Uji homogenitas
pengujian sediaan gargarisma ekstrak daun pinang (Areca catechu L.) yang
telah dibuat.
G. Analisa Data
Data yang diperoleh dari uji mutu fisik dan uji antibakteri sediaan
H. Alur Penelitian
Uiji Organoleptik
Uji mutu fisik sediaan gargarisma ekstrak Uji Ph
daun pinang (Areca catechu L.) Uji Homogenitas
Analisa Data
I. Jadwal Penelitian
Bulan
No Uraian Kegiatan
12 1 3 4 5 6
tugas akhir
DAFTAR PUSTAKA
Amalina. (2008). Uji sitotoksik ekstra ketanol 70% buah merica hitam (Piper
nigrum L.) terhadap sel HeLa. Fakultas Farmasi Universitas. Surakarta :
Muhammadiyah Surakarta.
Akarina. (2011). Pengaruh Konsentrasi Humektan terhadap Stabilitas Formulasi
Obat Kumur. Medan : Jurnal USU.
Ariyanti, Dyah Arum, Khairul Anam, Dewi Kusrini. (2013). Identifikasi Senyawa
Flavonoid dari Daun Ketapang Kencana (Terminaliamuelleri Benth) dan
Uji Aktivitas Sebagai Antibakteri Penyebab Bau Badan: Journal Chem
Info.
Dirjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta
: Cetakan Pertama.
Dey. (2014). Uji Aktivitas Antibakteri Infusa Biji Pinang (Areca catechu Lin.)
Terhadap Streptococcus mutans. Pontianak : Universitas Tanjung Pura.
Endarini L. (2016). Farmakogni dan Fitokimia. Jakarta : Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI.
Gunawan, Didik dan Sri M. (2010). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1,
Jakarta: Penebar Swadaya.
Halimah, N. (2010). Uji Fitokimia dan Uji Toksisitas Ekstrak Tanaman Anting-
Anting (Acalyphaindica Linn.) terhadap Larva Udang Artemiasalina
Leach. Skripsi Diterbitkan. Malang : Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
41
Kemenkes RI. (2014). Situasi Kesehatan Gigi dan Mulut.Jakarta : Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Putri CA. (2010). Penggunaan Obat Kumur untuk Menjaga Kesehatan Rongga
Mulut. Sumatera : Universitas Sumatera Utara.
Nuria, Arvin, & Sumantri. (2009). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) terhadap Bakteri Staphylococcus
Aureus, Escherichia Coli, dan Salmonella Typhi. Semarang : Universitas
Wahid Hasyim
Romas, Rosyida, & Aziz. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit
Buah Manggis (Garcina mangistana 1) terhadap Bakteri Eascherechia
coli,Staphylococcus aureus Secara in Vitro. Bandung : Universitas
Padjadjaran.
Rosdiana, Nova. (2016). Gambaran Daya Hambat Minyak Kelapa Murni dan
Minyak Kayu Putih dalam Menghambat Pertumbuhan Streptococcus
mutans. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala.
42
Sandriana A, Oratmangun, Fatimawali, dan Widdhi B. (2014). Uji Toksisitas
Ekstrak Tanaman PatahTulang (Euphorbia tirucalli L.) Terhadap
Artemiasalina Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
Sebagai Studi Pendahuluan Potensi Anti Kanker : Jurnal Ilmiah Farmasi.
Sopianti & Ade Novero. (2017). Ekstrak Etanol Daun Salam (Eugenia Polyantha
Wight) Sebagai Formulasi Obat Kumur. Bengkulu : Akademi Farmasi
Al-Fatah Bengkulu.
Supartinah AL. (2001). Pencegahan Terbentuknya Karies Baru Berdasarkan
Ekspresi Faktor Resiko Dari Cariogram Pada Anak. Maj Ked gigi.
Surabaya : Universitas Airlangga.
43