SARJANA KEDOKTERAN
Oleh :
Fadilah Riafiana
NIM: 11141030000013
SYARIF HIDAYTULLAH
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
v
8. Ibu Ayi selaku laboran di Laboratorium Biokimia FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti selama melakukan
penelitian dan pengambilan data.
9. Ishlahiyatin N, Alfi Syahri, Annisa Triana selaku temen sekelompok yang
selalu membantu, menemani dan memotivasi peneliti.
10. Asiah Muthiah, Maya Fitriana, Aulia Mutiara, Pandu Nur Akbar,
Kharisma Aisyah, Laelatul Sofiah, dan Setiawan Jhodi Yudistira terima
kasih atas canda tawa, doa, dukungan, semangat yang diberikan. Semoga
kita selalu dilancarkan segala urusan.
11. Kak Herlin Oktaviana dan Kak Harlia sebagai keluarga pohon PSKPD
terima kasih atas doa dan dukungannya.
12. Teman-teman PSKPD angkatan 2014 terima kasih atas kerja sama,
dukungan, dan semangat yang diberikan.
Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti
harapkan. Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi
sumbangsih bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Peneliti
vi
ABSTRAK
Fadilah Riafiana. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Efek Ekstrak
Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Kadar LDL dan HDL Hepar Tikus.
2017
Latar Belakang: Bawang putih mengandung berbagai senyawa aktif seperti
allisin, diallil-disulfida, diallil trisulfida, S-allil-sistein, dan ajoene. Senyawa aktif
dari tanaman ini diinformasikan sebagai antioksidan, antikanker, antimikroba, dan
dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Hepar memiliki berbagai fungsi seperti
melakukan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak setelah diserap di saluran
cerna. Hepar rentan terhadap kerusakan, sehingga harus selalu dalam kondisi baik.
Penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak bawang putih (Allium sativum)
terhadap kadar LDL dan HDL pada hepar tikus. Metode: Tikus diberi dosis
ekstrak bawang putih ( 0, 50, 100, dan 150 mg/KgBB) selama 30 hari. Kadar
HDL Hepar diukur dengan spektrofotometer, kadar LDL dihitung dengan
menggunakan rumus perhitungan LDL. Hasil: Bawang putih dosis 50 mg/KgBB
meningkatkan kadar LDL, dan menurunkan kadar HDL (0,16; 1,73 mg/dl).
Bawang putih dosis 100 mg/KgBB menurunkan kadar LDL, dan meningkatkan
kadar HDL (-1,76; 2,74 mg/dl dan 0,84). Bawang putih dosis 150 mg/KgBB
menurunkan kadar LDL, dan meningkatkan kadar HDL (-0,82; 2,72 mg/dl).
Secara regresi linier kecenderungan pemberian ekstrak bawang putih terjadi
penurunan kadar LDL (p>0,05), dan peningkatan kadar HDL (p>0,05).
Kesimpulan: Pemberian ekstrak bawang putih pada dosis tertentu memiliki
kecenderungan dapat menurunkan kadar LDL, dan meningkatkan kadar HDL.
Kata Kunci: Tanaman Bawang Putih, Allium sativum, LDL, dan HDL.
ABSTRACT
Fadilah Riafiana. Medical Study Program and Doctor Profession. Effect Of Onion
(Allium sativum) on LDL and HDL level of rat liver. 2017
Background: Onion contain various active compounds such as allisin, dialil
disulfida, dialil trisulfida, S-allil-sistein, dan ajoene. The active compounds from
this plant have been informed as anti-oxidant, anticancer, anti-microbe, and can
decrease blood cholesterol. Liver has various functions such as carbohydrate,
protein, and fat metabolism after absorption in intestinal tract. Liver is vulnerable
to damage, so it has to stay on good condition. This research purposes to know
the effect of onion (Allium sativum) on LDL and HDL level of rat liver. Method:
Rats been administrated with dosage (0, 50, 100, and 150 mg/KgBB) for 30 days.
Liver HDL level is measured using spectrophotometer, liver LDL is counted using
LDL counting formula. Result: Onion dosage of 50 mg/KgBB increase LDL, and
reduce HDL level. Onion dosage of 100 mg/KgBB reduce LDL level, and increase
HDL level (0,16; 2,74 mg/dl). Onion dosage of 150 mg/KgBB reduce LDL, and
increase HDL level (-1,76; 2,72 mg/dl). According to regression, administration
of onion extract give effect of reducing LDL level (p>0,05), and increasing HDL
level (p>0,05). Conclusion: Administration of Onion extract at a certain dose has
a tendency to reduce LDL level and increase HDL level.
Keywords : Onion, Allium sativum , LDL, HDL.
vii
DAFTAR ISI
viii
2.7 Kerangka Teori........................................................................................................ 16
2.8 Kerangka Konsep .................................................................................................... 17
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Morfologi Tanaman Bawang Putih .................................................................................... 5
2.2 Jalur Pemecahan γ-glutamil-S-alk(en)il- L-sistein............................................................. 7
2.3 Reaksi Pembentukan Senyawa Allil Sulfida ...................................................................... 7
2.4 Pembentukan S-alil sistein dari γ-glutamil-S–alil-L-sistein .............................................. 8
2.5 Anatomi Hepar ................................................................................................................... 9
4.1 Grafik kadar HDL Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley setelah
pemberian ekstrak bawang putih ............................................................................................. 23
4.2 Tempat penghambatan enzim oleh bawang putih pada sintesis
kolesterol ................................................................................................................................. 26
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xii
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan
1. DADS: diallil-disulfida
2. DAS: diallilsulfide
3. DATS: dialliltrisulfida
4. SAS: S-allilsistein
5. LDL : Low Density Lipoprotein
6. HDL: Hight Density Lipoprotein
7. IDL: Intermediate Density Lipoprotei
8. VLDL: Very Low Density Lipoprotein
9. TG: Trigliserida
10. FFA: Free Faty Acid
11. Apo: Apoprotein
12. SR-A: Scavenger Receptor-A
13. SR-B1: : Scavenger Receptor B-1
14. LCAT: lecithin cholesterol acyltranferase
15. CETP: Cholesterol Ester Transfer Protein
16. NCEP-ATP: National Cholesterol Education Program Adult Panel
17. PBS: Phosphate Buffer Salin
18. NA CMC: NatriumKarboksil MetilSelulosa
19. HMG-KoA: Hydroxy-methylglutaryl-Koenzim A
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Bawang putih adalah tanaman yang telah diteliti bermanfaat bagi kesehatan
misalnya sebagai penurun kadar kolesterol dan sebagai imunomodulator. Selama
ini penggunaan bawang putih sebagai penurun kadar kolesterol terdapat dalam
bentuk serbuk hasil ekstraksi bawang putih dan menggunakan standar berdasarkan
kadar allisin yang dikandungnya. Komponen aktif bawang putih telah diteliti
dapat menghambat HMG-CoA reduktase dan inhibisi terhadap sterol 4a-metil
oksidase. Dengan dihambatnya HMG-CoA reduktase, maka akan terjadi
penurunan kadar mevalonat yang merupakan prekursor kolesterol, sehingga kadar
kolesterol total pada serum diharapkan dapat menurun.2,3
Hepar adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau
kurang lebih 25% berat badan orang dewasa yang menempati sebagian besar
kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan
fungsi yang sangat kompleks. Hepar memiliki berbagai fungsi seperti melakukan
metabolisme ketiga nutrien (karbohidrat, protein, dan lemak) setelah diserap di
1
saluran cerna, mendetokfikasi (hormon, obat, racun dan senyawa asing dalam
tubuh), membentuk protein untuk pembekuan darah serta termasuk protein
transport, mengaktifkan vitamin D, menyimpan vitamin, mineral, glikogen,
menghasilkan garam empedu, serta menghasilkan bilirubin yang merupakan hasil
perombakan dari eritrosit yang kemudian diekskresi bersamaan dengan empedu.
Organ ini memiliki fungsi yang banyak maka hepar harus selalu dalam kondisi
baik.4
Adapun berbagai hal yang menyebabkan gangguan pada fungsi hepar dalam
metabolisme salah satunya adalah terjadinya gangguan metabolisme lemak,
sehingga bisa menimbulkan penyakit seperti dislipidemia. Dislipidemia adalah
kelainan metabolisme lipoprotein akibat kadar lemak yang berlebihan ataupun
kekurangan. Hiperlipidemia ditandai peningkatan kadar kolesterol LDL dan kadar
trigliserida, serta rendahnya kadar HDL dalam darah.5 Penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh priskilla pada tahun 2008 menyatakan bahwa terjadi
kenaikan secara signifikan kadar kolesterol darah pada tikus yang diberikan
ekstrak bawang putih sejumlah 2ml/200 gram. Beberapa penelitian menunjukkan
hasil yang bervariasi, dikarenakan perbedaan jumlah dan/atau dosis bawang putih
yang digunakan, sediaan ekstrak yang beragam, subjek penelitian yang berbeda,
perbedaan durasi penelitian.6 Penelitian tentang efek bawang putih terhadap
dislipidemia masih perlu diteliti lebih lanjut. Oleh sebab itu perlu dilakukan
konfirmasi penelitian kadar LDL dan HDL hepar tikus yang diberikan perlakuan
dengan bawang putih pada beberapa dosis yang berbeda.
1.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah ekstrak bawang putih (Allium sativum) dapat
menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL hepar tikus
2
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak bawang putih
(Allium sativum) terhadap kadar LDL dan HDL pada hepar tikus.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Gambar morfologi tanaman Bawang putih dapat dilihat pada gambar 2.1.
4
Gambar 2.1 Tanaman Bawang putih (Allium sativum).1
5
Adapun kandungan gizi lain yang terkandung dalam 100 gram bawang
putih dapat dilihat pada tabel 2.1 yang ada dibawah ini.
6
Gambar 2.2 Jalur Pemecahan γ-glutamil-S-alk(en)il- L-sistein.13
Bila bawang putih diolah, terdapat enzim yaitu, allinase yang akan mengubah
allin menjadi allisin. Allisin secara cepat berubah menjadi bentuk lain seperti
diallil sulfida (DAS), diallil disulfida (DADS), diallil trisulfida (DATS), dan
adjoene. 13
7
ini menunjukkan bahwa standarisasi preparat bawang putih menggunakan S-allil-
sistein sebagai marker kimia dianggap benar dan dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.13
8
2.2 Hepar
Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh, menyumbang sekitar 2% berat
tubuh total,atau sekitar 1,5 kg pada rata-rata orang dewasa. Hepar terdiri dari 4
lobus, yaitu lobus kanan dan lobus kiri yang dipisahkan oleh ligament falciform.
Berhubungan dengan lobus kanan, bagian bawahnya terdapat lobus kuadratus
sedangkan dibagian belakang terdapat lobus kaudatus. Unit fungsional dasar hati
adalah lobulus hati. Hati mansuia mengandung 50.000 sampai 100.000 lobulus.
Lobulus berbentuk polihedral (segi banyak) dan terdiri atas sel hati berbentuk
kubus, dan cabang pembuluh darah diikat bersama oleh jaringan hati. Hati
mempunyai dua jenis peredaran darah, yaitu yang datang melalui arteri hepatika
dan melalui vena porta.16
Selain sel-sel hati, sinusoid vena dilapisi oleh dua tipe sel yang lain, yaitu; sel-
sel endotel khusus dan sel Kupffer (sel-sel retikuloendotel) yang merupakan
makrofag setempat yang melapisi sinusoid dan mampu memfagosit bakteri dan
benda asing lain dalam darah sinus hepatikus. Meskipun hepar adalah organ
tersendiri, hepar menyelenggarakan banyak fungsi, antara lain adalah penyaringan
dan penyimpanan darah, metabolisme karbohidrat, protein, lemak, hormon, dan
zat kimia asing, selain itu juga sebagai pembentukan empedu, penyimpanan
vitamin, besi, dan pembentukan faktor-faktor koagulasi. 16
9
Hepar merupakan sekumpulan besar sel, yang bereaksi secara kimiawi
dengan laju metabolisme yang tinggi, saling memberikan substrat dan energi dari
satu sistem metabolisme ke sistem metabolisme yang lain dan menyelenggarakan
fungsi metabolisme lain, salah satunya adalah terjadi pada metabolisme lemak.
Beberapa fungsi spesifik hepar dalam metabolisme lemak, yaitu oksidasi asam
lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, sintesis kolesterol,
fosfolipid, yang sebagian besar lipoprotein, kemudian sintesis lemak dari protein
dan karbohidrat. Sekitar 80% kolesterol yang disintesis di hati diubah menjadi
garam empedu, kemudian disekresi kembali ke dalam empedu sisanya diangkut
dalam lipoprotein dan dibawa darah ke sel jaringan tubuh. Fosfolipid juga
disintesis di hati dan ditranspor dalam lipoprotein. Hampir semua sintesis lemak
dalam tubuh dari karbohidrat dan protein juga terjadi di hati. Setelah lemak
disintesis di hati, lemak ditranspor dalam lipoprotein ke jaringan lemak untuk
disimpan. 16
Sama seperti manusia, hepar tikus merupakan salah satu organ terbesar
dan terberat dalam tubuh tikus, beratnya sekitar 6% dari berat tubuh atau sekitar 2
gram. Perbedaannya lokasi hepar berada pada region subdiafragma. Hepar tikus
terdiri dari empat lobus utama yang saling berhubungan. Lobus tengah dibagi
menjadi kanan dan kiri oleh bifurcation yang dalam. Lobus belakang terdiri 2
lobus berbentuk daun yang berada disebelah dorsal dan ventral dari esophagus
sebelah kurvatura dari lambung. Tikus tidak mempunyai kantung empedu.
Struktur dan komponen hepar tikus sama dengan mamalia lainnya tersusun dari
vena sentralis, sinusoid dan hepatosit. Setiap lobus mengandung kurang lebih satu
juta lobulus yang dibentuk disekitar vena sentralis yang bermuara ke dalam vena
hepatica dan kemudian ke dalam vena cava. Lobulus terdiri dari sel hepar
berbentuk heksagonal yang disebut hepatosit. Sel hepatosit merupakan unit
struktural utama pada hepar, diantara sel hepatosit terdapat kapiler yang
dinamakan sinusoid.18
10
2.3 Lemak dan Kolesterol
Kolesterol disintesis dari asetil Ko-A, hormone seks, asam empedu, dan
vitmin D. Pembentukan kolesterol dari asetil Ko-A dikatalisis oleh enzim HMG
Ko-A reduktase yang menghasilkan mevalonat, lalu membentuk unit isoprenoid
yang akan menjadi bentuk squalen. Squalen dengan bantuan enzim squalene
mono-oksigenase akan membentuk lanosterol. Lanosterol ini akan membentuk
kolesterol. LDL plasma merupakan transport untuk membawa kolesterol dan ester
kolesteril ke banyak jaringan. Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan oleh
HDL plasma dan diangkut ke hati untuk diubah menjadi asam empedu. Peran
utama kolesterol dalam proses patologi adalah sebagai faktor pembentukan
ateroskelrosis pembuluh darah. Sekitar separuh kolesterol tubuh berasal dari
proses sintesis (sekitar 700 mg/hari) dan sisanya diperoeh dari makanan.14
11
pembulu darah. Akibatnya saluran darah terganggu dan ini bisa meningkatkan
resiko penyakit pada tubuh seseorang seperti stroke, jantung koroner, dan lain
sebagainya.23
12
2.6.2 Epidemiologi
13
Tabel 2.2 Kadar Lipid serum Normal
14
kemampuan HDL menerima kelebihan kolesterol dari jaringan dan
mengembalikannya ke hati secara langsung maupun melalui perantara lipoprotein
yang lain.22
15
2.7 Kerangka Teori
Senyawa
aktif ↓kadar kolesterol
total &↑ kadar
kolesterol HDL
Senyawa organosulfur
Allin
γ-glutamil-
Salk(en)il-L- Allinase
sistein
Allisin
s-allil-sistein
DAS DADS Dithin Adjoene
(-) sintesis
kolesterol
↓kadar
kolesterol darah
LDL↓/HDL↑?
16
2.8 Kerangka Konsep
Hepar
Metabolisme Lipoprotein
kolesterol lipase
Bawangputih
↓ kolesterol
50, 100, 150
mg/KgBB
HDL ↑ LDL ↓
Keterangan :
17
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bahan kimia yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pakan tikus
(pellet, aquadest), suspending agent untuk mensupresi ekstrak (natrium karboksi
metal selulosa BLANOSE® 7M1F), terminasi tikus (eter), dan diluen (phosphate
Buffer Saline), serta reagen HDL dan standart HDL pada uji kadar HDL. Dengan
hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih (Ratus
18
norvegicus) jantan galur Sprague Dawley berumur 9-10 minggu dengan berat
badan 250-350 gram yang diperoleh dari peternakan Institut Pertanian Bogor
(IPB), Bogor.25
3.3 Rancangan Penelitian
3.3.1 Besar Sampel
Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan beberapa kondisi perlakuan. Perlakuan dikelompokkan
menjadi 4 bagian dengan 5 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley dalam
setiap kelompok.13 Empat kelompok tersebut terdiri dari satu kelompok kontrol
dan tiga kelompok yang diberikan serbuk kering/ekstrak bawang putih (Allium
sativum L.) dengan tiga dosis berbeda.25
3.3.2 Dosis dan Cara Perlakuan
Dosis yang diberikan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dixit
dan Joshi (1982) yaitu 50, 100, dan 150 mg/kgBB per hari (perhitungan dosis
terlampir). Suspensi ekstrak diberikan secara oral menggunakan sonde, pada
kelompok kontrol diberikan suspensi Na CMC tanpa kandungan ekstrak. Setiap
kali akan diberikan perlakuan, tikus ditimbang terlebih dahulu kemudian dibuat
perhitungan dosis sesuai dengan berat badan tikus. Lamanya waktu perlakuan
berdasarkan penelitian yang dilakkan oleh Hammami, et al,. (2009), yaitu selama
30 hari.25,29
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Penyiapan Serbuk
Penyiapan serbuk dilakukan di Laboratorium penelitian II. Sebanyak 1 kg
bulbus bawang putih dengan dikupas kulit luarnya terlebih dahulu, kemudian
dibersihkan dari kotoran yang masih menempel. Hasil kupasan bawang putih yang
telah dibersihkan diiris tipis-tipis kemudian didehidrasi menggunakan freeze dry
dengan suhu 10°F (-12,2°C) dan tekanan 10Pa. Bawang putih kering hasil dari
freeze dry kemudian dihancurkan. Serbuk yang didapat kemudian diayak dengan
mesh 30-100. Setelah itu dibuat suspensi dengan dosis yang telah ditentukan.25,26
19
3.4.2 Penyiapan Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Sprague Dawley
berumur 9-10 minggu dengan berat badan 200-350 gram diaklimatisasi selama
dua minggu agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya. Selama proses
adaptasi, dilakukan pengamatan kondisi umum dan penimbangan berta badan.25
3.4.3 Terminasi dan Pengukuran Parameter
Semua kelompok sampel tikus jantan putih galur Sprague Dawley
diterminasi pada hari ke-30 dengan cara dimasukkan ke dalam toples yang telah
dijenuhkan dengan uap eter, setelah itu dibedah untuk diambil heparnya. Hepar
ditimbang kemudian disimpan dalam lemari pendingin hingga saat dilakukannya
pengujian.25
3.4.4 Pembuatan Homogenat
Siapkan potongan 50 mg jaringan hepar yang diambil dari hepar tikus,
kemudian dimasukkan ke dalam tube. Tambahkan Phosphate Buffer Saline (PBS)
dengan pH 7 sebanyak 1 ml lalu homogenasi. Bisa segera dilakukan pengujian
atau simpan dalam lemari pendingin pada suhu 4°C sampai siap digunakan.
3.4.5 Analisis Kolesterol HDL
Pada analisis kolesterol HDL penelitian ini mengacu berdasarkan kit HDL
yang digunakan, yaitu dengan prosedur menyiapkan reagen, sampel, dan standar.
Sampel homogenat yang telah dibuat disentrifuse dengan kecepatan 4000 selama
10 menit. Ambil sampel yang telah di sentrifuse sebanyak 250µl dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, campurkan dengan reagen HDL sebanyak 500µl, kemudian
inkubasi pada suhu 20-25°C selama 10 menit. Kemudian sentrifuse sampel yang
telah dicampur dengan reagen HDL pada tabung reaksi dengan kecepatan 4000
selama 10 menit. Ambil bagian bening (supernatan) dari hasil sentrifuse sebanyak
50µl, lalu campur dengan reagen kolesterol sebanyak 500µl, kemudian inkubasi
pada suhu 20-25°C selama 10 menit, lalu mengukur absorbansi sampel dan
standar, dan yang terakhir hasil dibaca pada spektofotometer dengan panjang
gelombang 500 nm.
20
3.4.6 Analisis Kolesterol LDL
Untuk mengukur nilai kolesterol LDL, seperti yang telah dilakukan pada
saat penelitian yaitu harus mengetahui nilai Kolesterol, HDL, dan Trigliserida
dengan menggunakan rumus LDL = Kolesterol – (TG/5 + HDL). Dari
perhitungan menggunakan rumus tersebut bisa kita ketahui hasil nilai Kolesterol
LDL.
3.5 Analisis Data
Data hasil penelitian yang diperoleh di proses dengan menggunakan program
pengolahan data statistik SPSS 22. Uji parametrik (one way ANOVA) dilakukan
apabila distribusi normal dan homogen, sedangkan apabila distribusi tidak normal
atau tidak homogen, maka dilakukan analisa uji non parametrik (Kruskal Wallis).
3.6 Definisi Operasional
21
3.7 Alur Penelitian
Adaptasi tikus
(14 hari)
Pengelompokan
sampel
Terminasi dan
eksisi tikus
Pengambilan
jaringan hepar
Persiapan
jaringan hepar
Pengukuran
kadar HDL dan
LDL
22
BAB IV
Hasil pengukuran nilai HDL pada hepar tikus kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak bawang putih dengan beberapa dosis
tampak pada gambar 4.1. Kadar HDL rendah pada pemberian eksrtak bawang
putih dengan dosis 50 mg/kgBB. Sedangkan pada pemberian ekstrak bawang
putih dengan dosis 100 dan 150 mg/kgBB terlihat tinggi dibandingkan kelompok
kontrol. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan HDL cenderung terjadi
peningkatan yang tidak signifikan (kruskal-wallis, p>0.05).
3.50
3.00
2.00 2.28
1.50 1.73
1.00
0.50
0.00
0 50 100 150
ekstrak bawang putih mg/kgBB
Gambar 4.1 Grafik kadar HDL Tikus Putih Jantan Galur Sprague
Dawley setelah pemberian ekstrak bawang putih.
23
Tabel 4.1 Tabel rata-rata kadar LDL Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley
setelah pemberian ekstrak bawang putih.
Hasil perhitungan rata-rata kadar LDL diatas didapatkan nilai minus, hal
ini terjadi kemungkinan karena kadar trigliserida yang tinggi dan bisa juga
diakibatkan karena kadar kolesterol yang rendah. Trigliserida dan kolesterol selain
berasal dari makanan juga diekskresi dari hati bersama empedu ke usus halus.
Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam mukosa usus
halus. Trigilesrida akan diserap sebagai asam lemak bebas sedang kolesterol
sebagai kolesterol. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi
menjadi trigliserida, sedang kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi ester
kolesteril, keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan
membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron. Kilomikron akan masuk
ke saluran limfe dan masuk ke aliran darah. Trigliserida dalam kilomikron akan
mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase menjadi asam lemak bebas
(FFA). Asam lemak bebas ini dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di
jaringan lemak (adipose), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian
akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserida hati.
Kolesterol dan trigliserida yang disintesis di hati akan diseksresi ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL.20
24
ovarium, dan testis yang mempunyai reseptor untuk kolesterol LDL. Sebagian lagi
dari kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor SR-A
di makrofag dan akan menjadi sel busa. Semakin banyak kadar kolesterol LDL
dalam plasma semakin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh
makrofag. Jumlah kolesterol yang teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol
yang terkandung di LDL.20
25
Gambar 4.2 Biosintesis kolesterol pada tahap sintesis mevalonat.24
Dialil disulfida mempunyai rantai allil yang dengan mudah akan tereduksi
menjadi rantai propil yang jenuh, sehingga akan menurunkan kadar NADH dan
NADPH yang juga penting untuk sintesis kolesterol.14 Beberapa penelitian
melaporkan bahwa pemberian suplemen bawang putih terhadap hewan dapat
menurunkan aktivitas dari enzim kolesterol, yaitu 3-hidroksi-3metilglutaril
(HMG-KoA reduktase), dan asetil Ko-A sintase, dan enzim lainnya seperti
Squalene mono-oksigenase yang diinhibisi.28 Kandungan bawang putih yang larut
air seperti SAS, allin, dan selenosistein dapat menginhibisi squalene
monooksigenase yang merupakan rekombinan manusia yang dimurnikan. Sama
halnya dengan kandungan bawang putih yang larut lemak yaitu dialil disulfida dan
dialil trisulfida.26
26
Ekstrak bawang putih mampu meningkatkan kolesterol HDL, menurunnya
kolesterol LDL dalam darah akan menaikkan HDL, fungsi HDL adalah
mengangkut kolesterol dari jaringan dan dinding pembuluh darah menuju hati
untuk dimetabolisme. Semakin tinggi kadar HDL dalam darah semakin banyak
kolesterol yang dapat dibawa sehingga kolesterol LDL dalam darah akan
menurun. HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang
mengandung apolipoprotein (apo) A, C, dan E; dan disebut HDL nascent. HDL
nascent berasal dari usus halus dan hati berbentuk gepeng dan mengandung apo
A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil kolesterol yang
tersimpan, setelah itu HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa untuk
mengambil kolesterol bebas dari makrofag, kolesterol bebas akan diesterifikasi
menjadi kolesteril ester oleh enzim lecithin cholesterol acyltranferase (LCAT).
Kemudian sebagian kolesteril ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil dua
jalur. Jalur pertama ke hati yang akan ditangkap oleh SR-B1, jalur kedua adalah
kolesteril ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserida dari VLDL dan
IDL dengan bantuan Cholesterol Ester Transfer Protein (CETP). Dengan
demikian HDL sebagai fungsi dalam transport kolesterol terbalik atau Reverse
Cholesterol Transport.20
27
BAB V
5.1 Kesimpulan
Pemberian ekstrak bawang putih pada dosis tertentu selama 30 hari memiliki
kecenderungan dapat menurunkan kadar LDL, dan meningkatkan kadar HDL
pada hepar tikus putih jantan galur Sprague dawley.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perubahan jumlah
sampel untuk mengkonfirmasi adanya peningkatan kadar HDL yang
tidak signifikan pada kelompok perlakuan dosis 100 dan 150
mg/KgBB
2. Perlu dilakukan penelitian lanjut efek bawang putih terhadap kadar
LDL dan HDL pada hepar tikus dengan dosis yang berbeda dan lama
perlakuan
28
DAFTAR PUSTAKA
29
18. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. Edisi 7, Vol. 1.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007: 189-1
19. Anwar, TB. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung
Koroner. (skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
Medan. 2004.
20. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II edisi IV. Jakarta : Interna
Publishing, 2009: 2550-2553.
21. World Health Organization (WHO). Deaths from Coronary Heart
Disease [internet]. 2005. ( 4 juni 2017). Available from URL:
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atlas_14_deathH
D.pdf.
22. Sitorus, H. Ronald. Tiga Jenis Penyakit Pembunuh Utama Manusia.
Irama Widya, Bandung. 2006.
23. Graha, CK. 100 Question & Answer Kolesterol. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo. 2010.
24. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper.
Edisi 29. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2014. 240-249.
25. Muna RN. Uji efek antifertilitas serbuk bawang putih (Allium sativum
l.) terhadap regulasi apoptosis sel germinal tikus jantan (Rattus
norvegicus) galur Sprague dawley [skripsi]. Jakarta : Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2015.
26. Liu, L. dan Yeh Y. Cysteines of Garlic Inhibit Cholesterol Syntesis by
Deactivating HMG-Co-A Reductase in Cultured Rat Hepatocytes. J.
Nutr; 2002.
27. Handayani, L. Pemanfaatan obat tradisional dalam menangani
masalah kesehatan. Majalah Kedokteran Indonesia. 2001; Vol.51,
(4):139
28. Diano, RF. Garlic Potential as Treatment of Dyslipidemia and
Hypertension. 2011; 1-4.
29. Hammami, et al. Chronic crude garlic feeding modified adult male
rat testicular markers : mechanism of action. Reproductive Biology
and Endocrinology. 2009 ; 7:65.
30. Priskilla M. Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Putih (Allium
sativum L) Terhadap Penurunan Rasio Antara Kolesterol Total
Dengan Kolesterol HDL Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang
Hiperkolesterolemik [skripsi]. Surakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret; 2008.
30
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
(Hasil Determinasi Tanaman)
31
LAMPIRAN 2
(hasil uji etik penggunaan hewan percobaan)
32
LAMPIRAN 3
33
LAMPIRAN 4
34
LAMPIRAN 5
(perhitungan dosis)
𝑚𝑔
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 � �× 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
𝑘𝑔𝐵𝐵
𝑉𝐴𝑂 = 𝑚𝑔
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 �𝑚𝑙 �
35
LAMPIRAN 6
(alat dan bahan)
Timbangan analitik
Sentrifuge
Spektrofotometer
Kit
36
freezer
Mikrotube
37
LAMPIRAN 7
(hasil dokumentasi penelitian)
38
LAMPIRAN 8
(tabel hasil statistik)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Test Statisticsa,b
kadarHDL
Chi-Square 6,840
df 3
Asymp. Sig. ,077
39
LAMPIRAN 9
(daftar riwayat hidup)
Telepon/Hp : 082244448127
Email : delaidris@gmail.com
Riwayat pendidikan
40