Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MINYAK BUMI DAN GAS ALAM

“UNIT DEHIDRASI DAN MERCURY REMOVAL”


Di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah minyak bumi dan gas alam.

Dosen : M. Endy Yulianto, MT

Disusun oleh :

Kelompok 2

Hanif Muhammad Fathurahman (40040117640007)

Inke Yolanda Putri Wiyata (40040117640016)

Aldi Bayu Iskandardinata (40040117640025)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
ABSTRAK

Dehydration unit merupakan suatu tahapan untuk menghilangkan suatu uap air yang
terdapat pada gas alam dimana di dalam gas alam tersebut mengandung 2 unsur yang dapat
merusak jalan nya pengenceran gas, dehydration unit merupakan tahapan yang berguna untuk
menghilangkan kadar air (H2O) yang terkandung di dalam gas tersebut dengan cara
menambahkan Liquid Desiccants,Solid Desiccants , Refrigeration atau turbo expansion, tujuan
dari dehydration itu sendiri adalah untuk mencegah pembentukan hidrat dan mencegah
terjadinya korosi.sedangkan mercury removel adalah suatu proses dimana gas alam yang
mengandung mercury harus di hilangkan karena dapat merusak alat pendingin utama berupa
(Main Heat Exchanger), untuk menghilangkan mercury ada dua proses yaitu nonregeneration solut dan
regeneration absolut.tujuan dari mercury adalah untuk menghindari kerusakan pada alat alatnya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah industry gas terdapat sebuah proses dimana gas yang ingin di cairkan harus
mengalami beberapa proses untuk mengilangkan kandungan yang tidak di inginkan di dalam gas tersebut,
ada dua tahap untuk mengilangkan kandungan yang tidak diinginkan dalam gas tersebut tersebut yaitu
uap air yang ada di dalam gas umpan dipisahkan dengan cara penyerapan oleh zat penyerap Molecular
Sieve/Solid Desiccant, kemudian gas yang sudah bebas uap air dilewatkan melalui Mercury Removal
Vessel untuk menyerap kandungan mercury (air raksa). Kandungan mercury di dalam gas alam diserap
dengan menggunakan penyerap karbon aktif yang mengandung sulfur, sehingga sulfur akan mengikat
mercury dari dalam gas alam yang melewati bahan penyerap karbon tadi, walaupun pada kenyataannya
kandungan mercury dalam gas alam sangat kecil sekali. Mercury harus dibuang karena bahan ini dapat
merusak peralatan peralatan yang terbuat dari alumunium, khususnya alat pendingin utama yaitu Main
Heat Exchanger.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berdasarkan latar belakang dari pembahasan makalah ini untuk membahas beberapa masalah
kandungan yang terdapat pada gas alam, dan mengatasi kandungan berbahaya didalamnya,?
2. Mengetahui apa itu Dehidration unit, dan bagaimana cara mengatasinya?
3. Mengetahui apa itu Mercury removal dan bagaimana cara mengatasinya?
4. Dapat mengetahui proses start up, pengoprasian dan pemeliharaan?

1.3 Tujuan Penulisan Paper

Dengan paper ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui kandungan yang tidak diinginkan pada
gas alam seperti H2O dan Mercury, dan bagaimana proses yang harus dilakukan untuk menghilagkan
kandungan berbahaya tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

I. Gambaran Umum

Air atau uap air serta mercury yang biasanya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari feed gas
sebelum masuk ke kilang khususnya ke Plant 5 perlu untuk dihilangkan atau dikurangi jumlah
kandungannya karena beberapa pertimbangan, yaitu :

1. Air/uap air dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan gangguan dalam proses kilang LNG,
karena pada suhu < 0C air dapat membeku (es), sehingga dapat menyumbat pipa-pipa (tubes).
2. Air dalam jumlah tertentu dapat bereaksi dengan hidrokarbon dan membentuk senyawa Hydrate
(bongkahan seperti es) bila terpapar dengan suhu 15.5C, sehingga dapat menyumbat sistem
perpipaan dalam proses LNG di kilang.
3. Mercury dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan korosi pada sistem perpipaan yang terbuat
dari aluminium, khususnya di dalam Main Heat Exchanger (MHE) Plant 5.
Oleh karena beberapa faktor pertimbangan tersebut maka jumlah kandungan air/uap air dan mercury
perlu dijaga sesuai standar baku yang telah ditetapkan demi kelancaran operasi pabrik., batasan moisture
dalam gas umpan adalah maximum 0.5 ppm, sedangkan untuk kandungan Mercury (Hg) di dalam gas
umpan adalah sangat kecil, yaitu 180 ppb atau sekitar 150 microgram/M3 gas umpan.

Di Plant 2, proses pemisahan uap air dari feed gas dilakukan dengan cara penyerapan dengan
menggunakan Molecular Sieve, sedangkan untuk penyerapan mercury digunakan katalis berupa SIAC
(Sulfur Impregnated Activated Carbon).
II. DEHIDRATION UNIT

PENTINGNYA DEHIDRASI UNIT

1) UNTUK MENGHINDARI PEMBENTUK HIDRAT


a) Hidrat merupakan padatan yang terbentuk akibat bergabungnya molekul air (90%) dengan
molekul-molekul hidrokarbon
b) Hidrat akan terbentuk sedikit demi sedikit dalam bentuk Kristal di orifice, valve, dan pipa
sehingga dapat menyebabkan penyumbatan
c) Kondisi kondisi yang memicu terbentuknya hidrat adalah temperature rendah dan tekanan tinggi
2) Untuk menghindari masalah korosi
a) Korosi dapat terjadi jika cairan air ada bersama dengan gas asam yang mudah larut dalam air dan
membentuklarutan asam yang bersifat ssangatt korosif, terutama terhadap carbon steel yang
merupakan bahan kontruksi yang banyak digunakan dalam fasilitas pemerosesan hidrtokarbon
3) PERSYARATAN KUALITAS KOMERSIAL GAS ALAM (SALES GAS)
a) Gas alam yang akan dijual, baik yang penyalurannya melalui pipa atau dengan metode
pengangkutan lain di tuntut untuk memenuhi persyaratan tertentu, seperti impurritas,heating
valve, dew point,dll
b) Diantara persyaratan persyaratan tersebut yang paling krusial adalah kandungan air
c) Pada umumnya kandungan air dalam sales gas dipersyaratkan berkisaar 4-8 lb/MMSCF
4) PERSYARATAN DOWNSTREAM PROCECING
a) Air dapat menyebabkan reaksi samping , foaming, atau dektivasi katalis
b) Oleh karena itu LNG yang akan diproses lebih lanjut disyaratkan memiliki kandungan air sebesar
0,1 ppmv atau kurang
5) SCHEMATIC OF TYPYCAL GLYCOL DEHYDRATION UNIT
6)

Konsep Dasar TEG Dehydration Unit (DHU)


Gas alam dan kondensat sering diproduksi dari reservoir jenuh (dalam kesetimbangan) dengan
liquid/air. Selain itu, gas dan kondensat juga mengandung CO2 dan H2S yang perlu
dihilangkan. Dehidrasi adalah proses yang digunakan untuk menghilangkan air dari gas alam
dan gas alam cair (NGLs), dan diperlukan untuk:
Salah satu metode dehidrasi adalah dengan menggunakan teknik TEG DHU dengan
menggunakan cairan glikol yang sering digunakan adalah TEG (Triethylene Glycol). Adapun
prosesnya sebagai berikut :

 Feed gas mengalir pertama ke Contactor Equipment yang menggabungkan kemasan terstruktur
dan eliminator kabut. The TEG ramping mengalir dari bagian atas kolom dan kontak secara
kontra-saat ini dengan pakan gas, menyerap air dari gas alam naik ke tingkat yang diinginkan.
Gas kering kemudian mengalir ke bagian atas dari contactor mana melewati kabut eliminator
mana setiap glikol entrained dihapus, dan kemudian mengalir ke pipa ekspor gas.
 Contactor dilengkapi dengan perangkat skimmer manual untuk menghilangkan hidrokarbon dari
glycol yang kaya akan uap air. Glycol kaya air ini kemudian dipindahkan dari
dasar contactor yang dikontrol melalui Level Control dan dialirkan ke pipa gas penjualan.
 Rich TEG dipanaskan awal dengan menggunakan Reflux Condenser TEG sebelum memasuki
TEG Flash Drum di mana kandungan air dan gas dipisahkan yang dikontrol dengan Level
Control. Rich glycol kemudian lewat bagian bawah Flash Drum menuju TEG
Particulate Filter (biasanya terdiri dari 2 unit x 100% terhubung secara paralel) di mana partikel
padat dihilangkan.
 Aliran Rich TEG kemudian melewati TEG Carbon Filter yang telah diberi tabung karbon
untuk menghilangkan kotoran seperti hidrokarbon dan TEG terdegradasi.
 Rich TEG dari filter kemudian mengalir ke Lean/Rich TEG Heat Exchanger di mana terjadi
pemansan awal oleh panas dari TEG yang tersirkulasi sebelum memasuki Still Column di mana
terjadi proses distilasi (penyulingan). Kemudian uap keluar melewati atas bagian dari Still
Column, sementara kandungan air turun ke reboiler, dimana kandungan air tersebut akan
diuapkan.
 TEG dari reboiler melewati suatu Gas Stripping Column dimana Lean TEG diproses lebih lanjut
untuk mencapai kemurnian TEG yang diinginkan dengan menggunakan dry gas. Lean
TEG kemudian masuk ke Lean/Rich TEG Heat Exchanger dimana TEG mengalamai proses
pendinginan. Lean TEG kemudian masuk ke Surge Drum yang bertindak sebagai tangki
penyuplai untuk pompa. Lean TEG kemudian dipompa melalui Lean Glycol Cooler dan kembali
ke Contactor . Lean GlycolCooler mendinginkan glikol sehingga temperaturnya lebih rendah
daripada Feed Gas, agar bisa mengurangi kondensasi pada hidrokarbon.

A. PROSES START UP
BERIKUT ADALAH PROSES START UP ALAT
 Unit harus diperiksa sebelum start-up untuk memastikan bahwa semua
katup tertutup dan semua regulator dimatikan.
 Semua katup pelepas dan perangkat pematian kritis harus beroperasi. Akui
pasokan gas ke sistem dan buka katup isolasi di bawah semua pengukur
tekanan.
 Kontaktor harus dibersihkan dengan gas alam untuk menghilangkan udara.
Itu kemudian harus dibawa ke tekanan garis dan diperiksa untuk
kebocoran.
 Pertahankan tekanan kontaktor, tetapi jangan mengalirkan gas pada titik
ini. Tangki flash dan pipa juga harus dibersihkan untuk menghilangkan
udara.
 Buka cocks pada pengukur level tangki lonjakan glikol dan katup di garis
antara tangki lonjakan dan penukar panas glikol / glikol.
 Isi reboiler dengan glikol sampai levelnya muncul setengah jalan di
pengukur tangki lonjakan. Biarkan sekitar 25% dari tangki lonjakan untuk
ekspansi termal glikol.
 Sirkulasi glikol, termasuk kembalinya ke reboiler dari kontaktor, harus
ditetapkan sepenuhnya sebelum penyalaan burner utama.
 Nyalakan lampu pilot dan pembakar utama seperti yang disarankan.
Panaskan glikol hingga mencapai 390 ° F dan atur pengontrol suhu.
Lanjutkan memanaskan glikol hingga mencapai 400 ° F dan mengatur
pematian suhu tinggi. Temperatur ini khas: namun, beberapa produsen dan
operator lebih menyukai suhu yang agak berbeda.
 Kondisi pengoperasian terkadang juga memerlukan suhu pengoperasian
yang berbeda. Sangat direkomendasikan bahwa glikol tidak pernah
dipanaskan di atas 400 ° F karena mulai membusuk pada 405 ° F.
 Level glikol dalam tangki lonjakan harus dibawa ke normal setelah
sirkulasi telah ditetapkan. Semua ayam pengukur harus terbuka dan
kontrol level ditetapkan pada saat ini.
 Aliran gas sekarang dapat dimulai melalui kontaktor. Laju aliran harus
ditingkatkan secara perlahan untuk mencegah kehilangan segel cairan dan
kerusakan pada baki.
 . Ini termasuk memeriksa pengaturan suhu reboiler, laju sirkulasi,
penyesuaian burner, fungsi katup, fungsi pengontrol level, dan level glikol
di tangki yang pasti.
 Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa uap yang keluar dari
outlet uap dari kolom masih. Laju sirkulasi harus sesuai dengan
spesifikasi desain proses.
III. Mercury Removal
1. Pengertian Mercury Removal
Mercury Removal adalah suatu proses untuk menghilangan kadar mercury
yang terdapat dalam gas alam. Merkuri sangat diperhatikan dalam proses
pengolahan gas. Waalaupun kandungan merkuri dapat bervariasi,
meskipun hanya sedikit merkuri harus dihilangkan untuk mencegah
kerusakan dari heat exchanger aluminium kriogenik dan peralatan yang
lainnya. Peralatan yang digunakan berupa vessel yang didalamnya diisi
dengan karbon aktif yang mengandung sulfur.
2. Uraian Proses
Gas umpan yang telah bersih dari uap air ini kemudian dialirkan masuk
kedalam alat penyerap mercury (Mercury Removal Vessel). Disini
kandungan mercury yang terkandung didalam gas umpan akan diserap
oleh karbon aktif yang mengandung sulfur tersebut, walaupun pada
kenyatannya jumlah mercury yang terkandung didalam gas umpan sangat
kecil sekali. Setelah gas umpan melewati proses mercury removal, gas
alam kemudian masuk ke tahap selanjutnya.
3. Tujuan Penghilangan Kandungan Mercury di dalam Gas
Tujuan penghilangan mercury adalah untuk mencegah kerusakan
peralatan-peralatan yang terbuat dari bahan aluminium, khususnya alat
pendingin utama (Main Heat Exchanger) pada proses pencairan gas alam.
Dalam proses mercury removal terdapat 2 tipe material untuk
menghilangkan mercury didalam gas yaitu non-regenerative sorbent dan
regenerative adsorbent.
a. Regenerative adsorbent

Adsorbent HgSIV adalah produk unik yang dikembangkan oleh UOP untuk manajemen
merkuri dalam gas alam, LNG dan pabrik etilen dan telah digunakan secara komersial selama
lebih dari 20 tahun. Mereka mengandung perak yang membentuk amalgam dengan merkuri,
karena merkuri diadsorpsi pada tempat yang berbeda dari air, adsorben HgSIV mengadsorpsi
keduanya secara bersamaan dan dapat digunakan untuk menggantikan bagian dari saringan
molekuler tingkat dehidrasi dalam pengering. Karena adsorben HgSIV digunakan dalam bejana
yang ada, tidak ada modal tembahan yang diperlukan dan tidak ada penurunan tekanan tambahan
yang ditemui. Kasur benar-benar dapat diregenerasi, mentransfer merkuri dan air ke gas
regenerasi.
Penggunaan adsorben HgSIV memungkinkan fleksibilitas untuk beralih antara stok umpan yang
sarat merkuri maupun yang bebas merkuri. Dapat dengan mudah digunakan di unit dehidrasi unit
yang awalnya dirancang untuk gas umpan yang mengandung merkuri.
Merkuri dapat dihilangkan selama berbagai tahap proses tergantung
tergantung pada beberapa faktor, termasuk komposisi gas masuk dan laju aliran, tingkat merkuri masuk,
masalah lingkungan di lokasi dan anggaran modal yang tersedia.
non-regenerative sorbent

a. Elemen sulfur tersebar didalam porous carrier seperti butiran karbon aktif. Untuk tipe ini, sulfur
digunakan sebagai bahan pereaksi merkuri dan menghasilkan merkuri sulfida. Merkuri sulfida akan tetap
berada didalam penyerap yang nantinya akan diganti jika masa umurnya habis. Tipe ini sangat bergantung
pada teknik penyebaran sulfur oleh pihak manufaktur. Jika penyebaran sulfur kurang merata, maka hal ini
bisa mengurangi kualitas dari penyerap merkuri dan kandungan merkuri hasil penyerapan akan berada
diatas toleransi. Jika hal ini terjadi, maka peralatan yang digunakan bukan tidak mungkin untuk segera
terkorosi.

b. Metal sulfida tersebar didalam solid carrier seperti karbon aktif atau alumina. Merkuri bereaksi
dengan sulfida dan tertinggal didalam sorbent. Metal sulfida dan polysulfidaakan sangat efektif untuk
menyerap/ menghilangkan merkuri. Tebaga dan seng adalah metal yang sangat baik untuk metal sulfida.
Untuk beberapa kasus dimana penyerap H2S dibutuhkan, maka akan terjadi reaksi dimana :

Hg + H2S à HgS + H2

Semakin banyak dan semakin kecil partikel, maka kualitas penyerap akan semakin baik dan efisiensi
penyerapan merkuri akan meningkat. Secara umum, ukuran dari partikel tersebut diantara 0,9 sampai 4
mm.
c. Halide-menghasilkan partikel-partikel karbon aktif. Partikel ini digunakan untuk menghilangkan
merkuri pada liquid hydrocarbon[9]. Merkuri beraksi dengan halida, seperti iodid, menjadi HgI2 yang
kemudian terserap di dalam sorbent.

d. Ion-exchanged resins. Resin ini menghilangkan kadungan merkuri dari input liquid
naphtha pada petrochemical plants.

Regenerative mercury removal pada umumnya digunakan tidak hanya sebagai penyerap merkury, tetapi
juga digunakan sebagai fungsi lainnya seperti pengering. Dengan menghilangkan fungsi pengering
dengan menggantikannya dengan water and mercury removal adsorbent, air dan merkuri dapat
dihilangkan langsung di dehydrator. Kelebihan dari tipe ini yaitu pada harga peralatan yang cukup murah,
tidak ada penurunan pressure, dan adanya kemungkinan untuk menghilangkan merkuri lebih banyak.
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam sebuah kasus tersebut untuk mencairkan sebuah gas alam harus melewati
beberapa proses yaitu dehydration unit dan mercury removal, dimana pada proses
dehydration unit harus mengilangkan kandungan air yang terdapat pada gas dan pada tahap
mercury removel bertujuan untuk mengilangkan kadar mercury yang terdapat pada gas karena
pada saat proses pencairan gas mercury dapat merusak beberapa alat yang ada
Pada dehydration unit terdapat beberapa tahapan meliputi absopstion dan cooling
sedangkan pada mercury removal ada 2 yaitu non regenerative sorbent dan regenerative
ansorben

Anda mungkin juga menyukai