Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

STOMA CARE
DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT LAVALETTE
MALANG

Disusun oleh:
Kelompok 1

Kristanti Dwi A 180070300011010


Pebri Irawan 180070300011004
Rizqa Fadlilah 180070300011025

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
PERAWATAN STOMA

Masalah : Pengetahuan Tentang Cara merawat Stoma


Pokok Bahasan : Penyakit Hiscphrung
Sasaran : Keluarga Pasien Ruang Rawat Perinatologi Rumah Sakit
Lavalette Kota Malang
Hari, Tanggal, Waktu : Maret 2019
Tempat : Ruang Perinatologi Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang

A. Tujuan
I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan keluarga pasien Ruang
Perinatologi Rumah Sakit Lavalette memahami tentang cara merawat stoma.

II. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang stoma care selama 1 x 30
menit diharapkan keluarga pasien di ruang Perinatologi Rumah Sakit Lavalette Kota
Malang, mampu:

a. Menjelaskan pengertian stoma


b. Mejelaskan Jenis-jenis stoma
c. Menjelaskan Komplikasi stoma
d. Menjelaskan Penatalaksanaan post operasi dan stoma care

B. Materi Penyuluhan (Terlampir)


a. Pengertian stoma
b. Jenis-jenis stoma
c. Komplikasi stoma
d. Penatalaksanaan post operasi dan stoma care

2
C. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

D. Media
a. Lembar bolak-balik
b. Leaflet

E. Kegiatan Penyuluhan

Tahapan dan
No Kegiatan pendidikan Kegiatan peserta
Waktu
1. 5 menit Petugas menyiapkan daftar Peserta penyuluhan mengisi
sebelum acara hadir, ruangan, dan tempat untuk daftar hadir dan duduk ditempat
dimulai peserta penyuluhan yang disediakan

2. Pendahuluan Pembukaan:

5 menit 1. Mengucapkan salam dan 1. Menjawab salam


memperkenalkan diri 2. Mendengarkan tujuan dan
2. Menyampaikan tujuan maksud dari penyuluhan
dan maksud penyuluhan 3. Mendengarkan kontrak
3. Menjelaskan kontrak waktu
waktu dan mekanisme 4. Mendengarkan materi
4. Menyebutkan materi penyuluhan yang diberikan
penyuluhan

3. Pelaksanaan Pelaksanaan:
kegiatan
1. Menggali pengetahuan 1. Menjelaskan apabila
15 menit sasaran penyuluhan mengetahui tentang cara
merawat stoma

3
tentang cara merawat
stoma care
2. Menjelaskan materi 2. Mendengarkan materi
meliputi: penyuluhan yang
a. Pengertian stoma disampaikan.\
b. Jenis-jenis stoma
c. Komplikasi stoma
d. Penatalaksanaan post
operasi dan stoma
care
3. Memberikan kesempatan 3. Peserta penyuluhan
peserta untuk mengajukan pertanyaan
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang
mengenai materi yang belum dipahami.
disampaikan dan
memvalidasi tentang apa
yang sudah disampaikan.
4. Menjawab pertanyaan 4. Mendengarkan dan
yang dijawab oleh memperhatikan jawaban
peserta penyuluhan. penyaji mengenai
5. Memberikan pertanyaan peserta
reinforcement positif atas penyuluhan
audiens yang aktif.

4. Penutup Evaluasi:

5 Menit

4
1. Menjelaskan kembali 1. Peserta penyuluhan
materi yang telah menjawab pertanyaan yang
disampaikan. diajukan oleh penyaji.
2. Penyaji menyimpulkan 2. Peserta penyuluh
materi yang telah mendengarkan kesimpulan
disampaikan materi yang disampaikan.
3. Tim penyuluh 3. Peserta penyuluhan
membagikan leaflet menerima leaflet
kepada peserta
penyuluhan

F. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik :

2. Pembimbing Klinik : Ita Sri Rahayu, Amd. Keb

3. Penyaji : Rizqa Fadillah, S. Kep

5. Observer dan Notulen : Pebri Irawan, S. Kep

6. Fasilitator : Kristanti Dwi Apsari, S. Kep

G. Job Description
1. Penyaji

- Bertangung jawab memberikan penyuluhan


- Memahami topik penyuluhan
- Meexplore pengetahuan audien tentang cara merawat stoma
- Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien

5
2. Fasilitator

- Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal acara.


- Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator jika ada
ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
- Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
- Membagikan leaflet di akhir acara.

3. Observer dan Notulen

- Mengamati jalannya acara penyuluhan


- Mencatat pertanyaan dari peserta
- Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal hingga akhir

I. Kriteria Evalusi:
1. Kriteria Struktur
a) Kontrak waktu dan tempat diberikan 2 hari sebelum acara dilakukan
b) Pengumpulan SAP 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
c) Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan
d) Penyelenggara penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerjasama dengan Ruang
Rawat Perinatologi Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang.
e) Pengorganisasian penyelenggaraan
2. Kriteria Proses
a) Acara dimulai tepat waktu
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
d) Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
e) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA
f) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description

6
3. Kriteria hasil
a) Peserta yang datang ± 2 orang atau lebih
b) Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan pemateri
c) Peserta mampu menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan penyuluh.

7
MATERI PENYULUHAN

A. Anatomi Colon
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Usus ini merupakan saluran yang berhubungan dengan ileum dan berakhir di
anus. Panjangnya sekitar 1,5 m, diameternya ± 6,3 cm, pH nya 7,5-8. Fungsi utama
organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon
menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending),
kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon
melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering
disebut dengan "kolon kiri".
Fungsi usus besar:

1. Mengabsorbsi 80%-90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah
kimus dan cairan menjadi massa semipadat.
2. Memproduksi kimus.
3. Mengeksresikan zat sisa dalam bentuk feses.
Usus besar dibedakan menjadi:

a. Coecum. Merupakan pembatas antara ileum dengan kolon.


b. Kolon. Pada kolon terjadi gerakan mencampur isi kolon dengan gerakan
mendorong. Pada kolon ada tiga divisi yaitu:
1) Kolon asendens; yang merentang dari coecum sampai ke tepi bawah hati
disebelah kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika.
2) Kolon transversum ; merentang menyilang abdomen ke bawah hati dan
lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah pada
fleksura spienik.
3) Kolon desendens; merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi
kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.

B. Pengertian Stoma
Stoma adalah lubang terbuka dari suatu saluran berrongga yang menghubungkan
saluran tersebut dengan permukaan kulit, seperti ileostomi, kolostomi, dan urotomi
(Grace & Borley, 2006). Stoma adalah lubang buatan pada abdomen untuk
mengalirkan urine atau faeces keluar dari tubuh. Pembuatan stoma ini sering
bersamaan melalui operasi pembukaan dinding perut (laparotomi) dengan insisi di atas
garis tengah perut (midline incision). Keberadaan stoma ini sangat penting karena
merupakan pengganti lubang anus sebagai saluran pembuangan sementara atau bahkan
permanen seumur hidup.

Pada stoma yang berfungsi dengan baik, kotoran akan keluar dari lubang stoma
masuk ke kantong stoma (kolostomi bag). Namun tidak jarang kantong stoma bocor
karena kurang rapat yang menyebabkan iritasi kulit di sekitar stoma bahkan sampai
menyebabkan kontaminasi luka operasi laparotomi. Agar stoma dapat berfungsi
dengan baik dan luka operasi laparotomi dapat cepat sembuh maka perlu perawatan
yang baik dan benar paska operasi.

C. Jenis-jenis Stoma
1. Colostomy (Lubang buatan di usus besar)

Colostomy berasal dari kata kolon yang artinya usus besar dan stoma yang
artinya mulut diartikan disini sebagai mulut yang dibuat dari usus besar dan lebih
dikenal sebagai anus buatan. Kolostomi dikerjakan / dibuat pada keadaan :
a. Kanker usus besar terletak pada kolon rectum distal (kurang 5 cm dari batas anus)
b. Kanker genitalia yang sudah mengenai otot anus
c. Kanker usus besar yang terlambat dioperasi walaupun terletak dari 5 cm diatas anus
Jenis – Jenis Kolostomi

Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya


ada beberapa macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara
permanen maupun sementara.
a. Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak
memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan,
atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses
melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan
satu ujung lubang)
b. Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi sementara biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk
mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula
dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang
yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.

9
2. Ileostomi

Tindakan bedah membuat suatu opening antara usus halus dengan dinding
abdomen yang biasanya berasal dari ileum distal atau bahkan lebih proximal dari usus
halus. Limbah usus keluar dari ileostomi dan dikumpulkan dalam suatu sistem
pouching eksternal menempel di kulit. Ileostomi biasanya diletakkan di atas pangkal
paha di sisi kanan perut.
3. Urostomy (Lubang buatan di kandung kemih)

Urostomy adalah ( pembukaan buatan ) stoma untuk sistem kemih. Sebuha


urostomy di buat untuk memanfaatkan pengalihan kemih dalam kasusu dima drainase
urin melalui kandung kemih dan uretra tidak mungkin bekerja kembali, misalnya setla
operasi yang luas atau dalam kasus obstruksi. Penyabab dilakukan urostomy adalah
Kanker kandung kemih, cedera tulang belakang, kerusakan dari cacat kandung kemih
dan lahir seperti spina bifida.

D. Indikasi Stoma
Terdapat beberapa indikasi untuk dilakukannya pembuatan stoma. Secara umum,
ostomi dilakukan pada kasus dimana tidak dimungkinkannya untuk melakukan
anasomose usus secara langsung dengan berbagai alasan, atau ditakutkan adanya resiko
kegagalan pada sambungan usus, pada kasus dimana tidak terdapat usus pada bagian
distal seperti pada pasien pasca reseksi abdominoperineal. Indikasi untuk dilakukan
ostomi, yaitu cancer, diverticular disease, inflamatory bowel disease-ulcurative colitis,
crohn’s disease, radiation enteritis, complex perirectal, rectovaginal, or rectourethtal
fistulas, trauma, obstruction, perforation, motality and functional disorder including
idiopathic megarectum and megacolon, infection-necrotizing facilities, fournier’s
gangrene, congenital disorder-imperforate anus, hirschsprung’s disease, necrotizing
enterocolitis, intestinal atresias.

E. Komplikasi Stoma
1. Ciri-ciri stoma sehat
a. Berwaran merah muda
b. Lembab
c. Tidak nyeri
d. Dapat “Bergerak”

10
2. Ciri-ciri stoma yang komplikasi

a. Komplikasi stoma ( kolap, perdarahan, diare berlebihan, feses jadi mirip pita, sulit
buang air besar dan platus).
b. Obstruksi intestinal atau konstipasi
c. Kolaps sekmen proksimal
d. Perdarahan
e. Peningktan defekasi (BAB)
f. infeksi
g. Gangguan pada kulit disekitar stoma ditandai dengan adanya erithema, maserasi,
kemerahan, ulserasi dan melepuh
3. Komplikasi
Komplikasi yang biasanya terjadi pada pasien dengan pemasangan kolostomi yaitu :
a. Obstruksi/ penyumbatan
Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan,
pasien perlu dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi
permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri
di kamar mandi.
b. Infeksi

Kontaminasi feses merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab


terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus
menerus sangat diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti
kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah infeksi.
c. Retraksi stoma/ mengkerut

Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit


dan juga karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami
pengkerutan.
d. Prolaps pada stoma

Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi struktur penyokong
stoma yang kurang adekuat pada saat pembedahan.

11
e. Stenosis
Penyempitan dari lumen stoma
f. Perdarahan stoma

F. Penatalaksanaan Post Operasi dan Stoma Care


1. Penatalaksanaan post operasi

a. Perawatan rutin untuk pasien post operative. Monitor tanda vital dan intake dan
output, meliputi drainase lambung dan lainnya dari drain luka. Kaji perdarahan dari
insisi abdomen dan perineal, kolostomi, atau anus. Evaluasi komplikasi luka yang
lainnya, dan pertahankan integritas psikologi.
b. Monitor bising usus dan derajad distensi abdomen. Manipulasi pembedahan dari
usus menghentikan peristaltik, menyebabkan ileus. Adanya bising usus dan pasase
flatus indikasi kembalinya peristaltik.
c. Sediakan obat pengurang nyeri dan pemeriksaan rasa nyaman, seperti perubahan
posisi. Klien yang mengalami nyeri postoperatif adekuat ditangani pemulihan lebih
cepat dan mengalami beberapa komplikasi.
d. Kaji status pernafasan, sangga abdomen dengan selimut atau bantal untuk
membantu batuk. Pemotongan kanker kolorektal dengan anastomosis usus atau
kolostomi adalah bedah mayor abdominal. Perawatan untuk mengurangi nyeri,
pertahankan fungsi pernafasan yang adekuat, dan cegah komplikasi pembedahan.
e. Kaji posisi dan patensi NGT, persambungan suction. Bila selang terlipat/sumbat,
irigasi dengan gentle / hati-hati dengan normal saline steril. NGT digunakan
postoperatif untuk dekompressi gastroinestinal dan fasilitasi penyembuhan dari
anastomosa. Memastikan kelancaran penting untuk rasa nyaman dan penyembuhan
klien.
f. Kaji warna, jumlah, dan bau drainase dan kolostomi (bila ada), catat berbagai
perubahan atau adanya bekuan atau perdarahan berwarna merah terang. Drainase
dapat berwarna merah terang dan kemudian gelap dan akhirnya bersih atau hijau
kekuningan setelah 2 – 3 hari pertama. Perubahan warna; jumlah; atau bau dari
drainase dapat mengindikasikan komplikasi seperti perdarahan, sumbatan usus, atau
infeksi.
g. Perhatian bagi seluruh personal perawatan dengan klien reseksi
abdomminoperitoneal untuk menghindari pemasangan temperatur rektal,
suppositoria, atau prosedur rektal lainnya. Prosedur ini dapat merusak garis jahitan
anal, menyebabkan perdarahan, infeksi, atau gangguan penyembuhan.

12
h. Pertahankan cairan intravena ketika masih dilakukan suction naso gastrik. Klien
dengan suction NGT tidak mampu untuk makan dan minum peroral dan, selebihnya,
kehilangan elektrolit dan cairan melalui NGT. Bila tidak dilakukan penggantian
cairan dan elektrolit, klien berisiko dehidrasi; ketidakseimbangan sodium, potasium,
dan chloride; dan alkalosis metabolik.
i. Pemberian antasid, antagonis histamin2-reseptor, dan terapi antibiotik dianjurkan.
Tergantung pada prosedur yang dilakukan. Terapi antibiotik untuk mencegah
infeksi akibat dari kontaminasi rongga abdominal dengan isi dari usus.
j. Pemberian cairan dan makanan oral dianjurkan.makanan dapat berupa cairan, dan
kemudian diberikan sering dan porsi sedikit. Monitor bising usus dan monitor
distensi abdomen sesering mungkin selama periode ini. Oral feeding dilakukan
kembali perlahan-lahan untuk meminimalkan distensi abdomen dan trauma
terhadap garis jahitan.
k. Anjurkan ambulasi. Merangsang peristaltik.
l. Mulai pengajaran dan perencanaan pulang. Konsultasikan dengan ahli diet untuk
instruksi diet dan menu; beri penguatan pengajaran. Ajarkan klien tengang
kemungkinan komplikasi postoperatif, seperti abses abdominal atau sumbatan usus.
Ajarkan klien tentang tanda-tanda dan gejala komplikasi ini dan cara
pencegahannya.
m. Nutrisi pada pasien stoma. Pasien stoma harus menghindari makanan yang
mengandung gas, makanan yang dapat menimbulkan diare juga harus diidentifikasi,
dan menghindari makanan yang melembekkan feces. Nutrisi pada pasien ileostomi
harus menghindari makanan tinggi serat, harus banyak minum min. 8 gelas – 2 liter
/hari, dan menjaga keseimbangan elektrolit. Adapun nutrisi pada pasien Urostomi
harus menghindari makanan berbau, dan banyak minum air putih.
2. Stoma care.

Perawatan stoma sama halnya dengan perawatan luka operasi lainnya. Tidak
sulit namun perlu kesabaran dan ketekunan serta sedikit tips agar stoma dan luka
operasi dapat sembuh dengan baik. Tujuan dilakukan perawatan stoma ini supaya
terlindungi dari kontaminasi dan mencegah terjadinya infeksi. Langkah-langkah
perawatan stoma adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan perawatan stoma, siapkan peralatan dan bahan-bahan


yangdibutuhkan seperti baskom bengkok (neer baken), hanscoon steril, pinset
steril,gunting steril, kassa, steril PZ (NaCl 0,9%), betadin, dan plester. Ajak seorang
asistensi perawat atau bila tidak mungkin bisa meminta pertolongan keluarga pasien
dengan terlebih diberikan pengarahan.

13
b. Setelah peralatan sudah siap. Pakai hanscoon steril. Lalu buka kantong stoma pinset
terlebh dulu.
c. Dengan kassa basah bersihkan luka jahitan stoma terlebih dulu mengarah kelumen
stoma kolostomi. Evakuasi semua kotoran (feces) hingga bersih.
d. Setelah itu buka kassa penutup luka laparotomi. Bila plester terlalu kuat dapat
dibasahi dengan alkohol agar mudah dibuka dan tidak sakit.
e. Bersihkan luka operasi dan sekitarnya dengan kassa steril yang sudah dibasahi
dengan PZ mulai dari luka operasi ke arah tepi.
f. Dengan kassa basah lakukan penekanan pada luka agar bila ada pus dalam luka
dapat keluar. Penekanan dilakukan karena meskipun dari luar luka operasi tampak
kering, namun sering terdapat pus di dalamnya.
g. Apabila dirasa sudah cukup dan tidak ada pus yang keluar. Bersihkan dengan kassa
basah. Selanjutnya dikeringkan dengan memakai kassa steril.
h. Pada luka yang infeksius dan basah dapat diberikan antiseptik (Hemolok).
i. Pada luka dehisance/menggaung dan produksi pus masih banyak dapat digunakan
kassa basah untuk menyerap pus agar cepat kering.
j. Tutup luka operasi dengan kassa steril 2 sampai tiga lapis dan difiksasi dengan
plester. Penulis menyarankan memakai plester putih (hypafik) karena lebihkuat
daya rekatnya dan tidak menimbulkan alergi pada kulit.
k. Selanjutkan bersihkan kembali luka sekitar stoma dan keringkan dengan kassa.
Selanjutnya kantong stoma baru dapat dipasang.
l. Perawatan luka sebaiknya dilakukan sekali sehari. Bila luka masih tampak basah
sekali sebaiknya dilakukan 2-3 kali sehari sesuai kondisi luka operasi.
m. Jahitan luka laparotomi dapat diangkat pada hari ke 10 post op.

4. Pendidikan pada keluarga pasien Anak dengan pemasangan kolostomi, keluarganya


perlu diberikan berbagai penjelasan baik sebelum maupun setelah operasi,
terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan
kolostomi permanen. Berbagai hal yang harus diajarkan pada keluarga pasien
adalah:
a. Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar
b. Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma
c. Waktu penggantian kantong kolostomi
d. Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien
e. Jadwal makan atau pola makan (pemberian ASI) yang harus dilakukan untuk
menyesuaikan

14
f. Pengeluaran feses agar tidak mengganggu pergerakan pasien
g. Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi oleh ibu pasien
h. Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter (jika pasiensudah
dirawat dirumah)
i. Berobat/kontrol ke dokter secara teratur

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu keluarga


pasien kolostomi menyesuaikan hal ini, yaitu:

a. Meminta suster atau petugas kesehatan untuk menjelaskan mengenai segala hal
terkait kantung untuk stoma, seperti dimana membelinya, prosedur
pemakaiannya serta memahami bahasa yang tertera di kantung.
b. Mengosongkan kantung kolostomi sebelum terlalu penuh, hal ini untuk
menghindari kemungkinan meluap atau infeksi. Serta memperhatikan
pembuangan limbah dari kantung di toilet.
c. Keluarga mempraktikkan sendiri cara penggantian kantung kolostomi
sebelum anaknya meninggalkan rumah sakit.
d. Membilas stoma (kulit yang terbuka) secara lembut dengan air hangat
sebelum menempelkan kantung yang baru. Jika memilih menggunakan sabun,
maka pastikan bahwa sabun tersebut tidak diberi wewangian dan tanpa iritasi.
Lalu keringkan secara pelan-pelan dengan handuk lembut.
e. Menjaga daerah sekitar stoma (lubang buatan) agar tetap kering dan bersih.

Hal-hal yang harus diperhatikan keluarga yang merawat anak dengan stoma:
a. Keadaan stoma
1. Warna stoma (normal warna kemerahan)
2. Tanda-tanda perdarahan (perdarahan luka operasi)
3. Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese)
4. Posisi stoma

b. Perubahan eliminasi tinja

1. Konsistensi, bau, warna feces


2. Apakah ada konstipasi / diare?
3. Apakah feces tertampung dengan baik?

15
4. Apakah pasien dapat mengurus feces sendiri?
c. Timbul Gangguan rasa nyeri

1. Keluhan nyeri ada/tidak


2. Hal-hal yang menyebabkan nyeri
3. Kualitas nyeri
4. Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang)
5. Apakah pasien gelisah atau tidak
6. Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
7. Tidur nyenyak/tidak
8. Apakah stoma mengganggu tidur/tidak
9. Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur
10. Adakah faktor psikologis mempersulit tidur
d. Timbul gangguan nutrisi

1. Bagaimana nafsu makan klien


2. Berat Badan normal atau tidak
3. Bagaimana kebiasaan makan pasien
4. Makanan yang menyebabkan diare
5. Makanan yang menyebabkan konstipasi

16
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN FKUB

Ruang : Ruang Rawat Perinatologi Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang


Hari/Tanggal : Maret 2019
Waktu : s/d selesai

NO NAMA ALAMAT TTD

10

11

17
DAFTAR HADIR MAHSISWA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN FKUB

Ruang : Ruang Rawat Perinatologi Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang


Hari/Tanggal : maret 2019
Waktu : s/d selesai

NO NAMA NIM TTD

10

11

12

13
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Maret 2019

Kriteria struktur √ Kriteria Proses √ Kriteria Hasil √

a) Kontrak waktu dan Pembukaan: a) Peserta antusias


tempat diberikan 2 terhadap materi
1) Mengucapkan salam
hari sebelum penyuluhan
dan memperkenalkan
penyuluhan
diri b) Peserta
dilaksanakan
mendengarkan dan
2) Menyampaikan
b) Pembuatan susunan memperhatikan
tujuan, maksud dan
rangkaian acara penyuluhan dengan
manfaat dari
penyuluhan, leaflet seksama
penyuluhan
c) Peserta di tempat c) Peserta yang
3) Menjelaskan kontrak
yang telah ditentukan datang minimal ± 2
waktu dan susunan dari
dan disediakan oleh orang
rangkaian acara
panitia
penyuluhan d) Acara dimulai
d) Pengorganisasian tepat waktu
4) Menjelaskan topik
penyelenggaraan
dari materi yang akan e) Peserta mengikuti
penyuluhan dilakukan
diberikan acara sesuai dengan
sebelum dan saat
aturan yang telah
penyuluhan Pelaksanaan :
disepakati
dilaksanakan Menggali pengetahuan
f) Peserta mampu
dan pengalaman peserta
memahami materi
dan menjawab

19
mengenai penanganan pertanyaan dengan
ansietas. benar dari penyuluh
minimal 75%
1. Menjelaskan materi

a. Pengertian
stoma
b. Jenis-jenis
stoma
c. Komplikasi
stoma
d. Penatalaksanaan
post operasi dan
stoma care

2. Memberikan
kesempatan peserta
penyuluhan untuk
mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang
belum dipahami.

3. Menjawab
pertanyaan yang
diajukan peserta
penyuluhan

20
DAFTAR PUSTAKA

Azza Upi. Stoma Care. (2011, https://www.scribd.com/doc/129970613/95854328-


Makalah-Stoma )

Nurachmah, Elly & Ratna S, Sudarsono. 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta : EGC

Pierce A. Grace & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Setyorani, Dyah. 2007. Pemilihan Kantong Stoma yang Tepat Bagi Ostomate. Staf
Keperawatan Dasar FIK-UNPAD.
Smeltzer, Suzanne C., 2001 , Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner dan
Sudarth., Edisi 8 , EGC: Jakarta.

Udjanti, Wajan Juni.. Perawatan Ostomy. (2014,


http://www.scribd.com/doc/202441218/SOP-Ostomy-2014-Wajan#scribd )

21

Anda mungkin juga menyukai