Anda di halaman 1dari 2

CA SERVIKS

A. DEFINISI
Serviks adalah bagian rahim yang menyempit dan bergabung dengan bagian vagina. Karsinoma
serviks (Ca Serviks) adalah keganasan di daerah leher Rahim, yang umumnya memberikan gejala
perdarahan per vagina yang abnormal, meskipun dalam beberapa kasus mungkin tidak terdapat
gejala yang menonjol sampai didapatkan kanker stadium lanjut. Jenis kanker serviks terbanyak
berasal dari sel skuamosa, yaitu sel gepeng yang melapisi leher Rahim. Urutan berikutnya adalah
kanker jenis adenokarsinoma, berasal dari epitel kelenjar.
B. ETIOLOGI
Infeksi human papillomavirus (HPV) dengan tip[e risiko tinggi telah terbukti menjadi faktor
penting dalam perkembangan kanker serviks. DNA HPV dapat dideteksi pada hampir semua
kasus kanker serviks. Tidak semua penyebab kanker serviks dapat diketahui. Beberapa faktor
lainh juga diduga terlibat. Di bawah ini dijabarkan dugaan penyebab kanker serviks beserta
faktor lainnya.
I. Infeksi Human Papillomavirus (HPV)
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS, setiap tahun ada lebih dari
6,2 juta baru infeksi HPV pada laki-laki dan perempuan, di mana 10 persen akan terus
berkembang menjadi dysplasia persisten atau kanker serviks. Pada awalnya, HPV dianggap
sebagai penyebab influenza, tetapi ternyata dari sisi infeksi menjadi penyebab penyakit
menular seksual. Hal ini menjadi sangat umum sangat umum dan mempengaruhi sekitar 80
persen dari semua orang yang aktif secara seksual, baik yang simptomatik ataupun
tidakatau tidak. Faktor risiko yang paling penting dalam perkembangan kanker serviks
adalah infeksi dengan jenis HPV risiko tinggi. Virus kanker bekerja dengan memicu
perubahan pada sel-sel leher rahim, yang dapat mengarah pada perkembangan neoplasia
intraepitel serviks, dan dapat menyebabkan kanker. Wanita yang memiliki banyak pasangan
seksual (atau yang berhubungan seks dengan pria yang memiliki banyak mitra lain) memiliki
risiko lebih besar terinfeksi HPV. Sebanyak 15 dari 150 subtipe HPV yang diakui ada yang
diklarifikasikan sebagai HPV jenis risiko tinggi subtioe (16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56,
58, 59, 68, 73, dan 82), 3 subtipe sebagai kemungkinan berisiko tinggi subtype (26, 53, dan
66), dan 12 subtipe sebagai berisiko rendah subtipe (6, 11, 40, 42, 43, 44, 54, 61, 70, 72, 81,
dan CP6108). HPV subtipe 16 dan 18 diakui menyebabkan sekitar 70% kasus kanker serviks.
Bersama dengan subtipe 31, mereka adalah faktor risiko utama untuk kanker serviks.
Kutil kelamin disebabkan oleh berbagai galur (strain) HPV yang biasanya tidak berhubungan
dengan kanker serviks. Namun, terdapat kemungkinan untuk memiliki memiliki beberapa
galur pada saat yang sama, termasuk HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks bersama
dengan HPV yang menyebabkan kutil.
II. Ko-faktor
American Cancer Society mengeluarkan daftar fakitor risiko untuk terjadinya kanker serviks
selain infeksi HPV, yaitu : merokok, infeksi HIV, infeksi klamidia, faktor makanan, kontrasepsi
hormonal, kehamilan multiple, paparan terhadap hormon obat dietilbestrol, dan riwayat
keluarga kanker serviks.
Hubungan seksusal pertama usia muda, kehamilan pertama, diperbesar oleh penggunaan,
dini kontrasepsi oral dan faktor risiko genetic yang mungkin terkait dengan HLA-B7 yang
keseluruhannya dihubungkan dengan risiko menderita kanker serviks.
Belum ada bukti yang mendukung pernyataan bahwa sirkumsisi dari pasangan akan
mengurangi risiko kanker serviks, meskipun beberapa peneliti mengatakan terdapat bukti
epidemiologi yang meyakinkan bahwa pria yang telah disirkumsisi akan mengurangi paparan
terhadap infeksi HPV. Pernyataan di atas tidak berlaku pada pria dengan perilaku seksual
berisiko rendah dan pasangan perempuan monogami, yang kemudian dapat dibuktikan
dengan adanya hubungan antara sirkumsisi dengan risiko terjadinya kanker serviks.
C. MANIFESTASI KLINIS
Kanker serviks stadium awal dapat tanpa disertai gejala apa pun. Perdarahan per vagina,
perdarahan kontak atau massa vagina (lebih jarang) dapat menunjukkan adanya keganasan,
keluhan nyeri derajat sedang ketika melakukan hubungan seksual dan keluarnya cairan vagina
adalah gejala dari kanker serviks. Pada penyakit stadium lanjut, mestastasis dapat ditemukan di
abdomen, paru atau tempat lain. Gejala kanker serviks stadium lanjut dapat meliputi hilangnya
nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, nyeri punggung, nyeri kaki,
pembengkakan kaki, perdarahan vagina, didapatkannya fistel vagina, dan fraktur.
D. PATOFISIOLOGI
Patogenesis kanker serviks diawali dengan infeksi HPV pada epitel serviks selama hubungan
seksusal. Walaupun persentase wanita muda yang aktif secara seksusal dan terpajan oleh infeksi
HPV tinggi, sangat sedikit yang berkembang menjadi kanker serviks. Beberapa studi
menunjukkan bahwa beberapa wanita berhasil menyingkirkan infeksi HPV, diduga melalu sistem
imun kompeten. Hampir 90% lesi berkurang secara spontan antara 12 hingga 16 bulan. Faktor
lain seperti predisposisi genetik, frekuensi infeksi berulang, variasi genetic intratipe antara tipe
HPV, ko-infeksi dengan lebih dari satu tipe HPV.
Faktor hormone juga dapat mempengaruhi kemampuan pejamu untuk menyingkirkan infeksi
HPV. Bukti pentingnya sistem imun pejamu dalam mencegah perkembangan penyakit serviks
didapat dari analisis infeksi HPV pada wanita dengan HIV positif. Infeksi HPV dengan virus tipe
risiko tinggi, infeksi HPV persisten dan adanya lesi intraepitel gepeng, merupakan hal yang biasa
pada kelompok imunokompromais disbanding dengan wanita imunokompeten.
Respon imun seluler pejamu dimediasi dengan sel T sitotoksis dan membutuhkan interaksi
epitop virus dengan melalui histokampabilitas kelas I. Respon imun humoral juga berkembang,
tetapi kadar local dari immunoglobulin G (IgG) spesifik-HPV telah berkaitan dan IgA di jaringan
tidak berkaitan dengan tidak berkaitan dengan pembersihan virus.Namun kadar sistemik IgA
spesifik-HPV yelah berkaitan dengan pembersihan virus.Konytrasnya, kadarb IgG sistemik
spesifikHPV telah terdeteksi lebih sering pada pasien dengan infeksi HPV persisten.
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN OENUNJANG

Anda mungkin juga menyukai