Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

Disusun Oleh :
Kurniadi Aji Setiawan
P 27220016 170

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SURAKARTA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah keperawatan
komunitas ini dengan judul “Laporan Pendahuluan Harga Diri Rendah”.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapat banyak


bantuan oleh berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Ibu Endang Caturini S,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen mata


kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan tugas makalah
dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
2. Teman – teman kelas 3 B D-IV keperawatan yang telah
memberikan motivasi dan saran-saran dalam penyelesaian
makalah ini.
3. Orang tua kami yang tidak pernah lelah memberikan motivasi
dan doa dalam penyelesaian makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi penyusunan
makalah selanjutnya.

Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat


sebagai informasi ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat
menjadi literature guna membantu mahasiswa dalam belajar mata
kuliah keperawatan jiwa.

Surakarta, 8 November 2018


Penulis

Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Jiwa
Pasien Dengan Harga Diri Rendah

A. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak
berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang
negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya
perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. ( Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang
diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara
langsung atau tidak langsung diekspresikan. ( Towsend,2008)
2. Penyebab
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam
konsep diri seseorang. Dalam tinjuan life span history klien.
Penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil
sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat
individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai,
tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa
awal sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri
rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya.( Yosep,2009)
Menurut Stuart & Sundeen (2006), faktor-faktor yang
mengakibatkan harga diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi
dan faktor presipitasi sebagai berikut:

a. Faktor predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan
orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan
yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak
realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran
budaya
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya,
dan perubahan struktur sosial. (Stuart & Sundeen, 2006)
b. Faktor presipitasi
1) Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya
adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan
penampilan/bentuk tubuh,kegagalan atau produktivitas yang
menurun. Secara umum, gangguan konsep diri harga diri
rendah ini dapat terjadi secara emosional atau kronik. Secara
situasional karena trauma yang muncul secara tiba-tiba,
misalnya harus dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau
dipenjara, termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan
harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau
pemasangan alat bantu yang membuat klien sebelum sakit
atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan
meningkat saat dirawat.( Yosep,2009)
2) Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping
individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik
positif, kurangnya system pendukung kemunduran
perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif,
disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap
perkembangan awal.(Townsend,2008)
3. Jenis
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi
banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang
sedang sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang
negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan
diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
dioperasi, kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus
hubungan kerja. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga
diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan.
Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh
yang tidak tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan
petugas yang tidak menghargai. (Makhripah D & Iskandar,
2012)
b. Kronik
Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung
lama,yaitu sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara
berfikir yang negativ. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat
ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada
pasien gangguan jiwa. (Makhripah D & Iskandar, 2012)
4. Rentang Respon
a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri
yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang
sukses dan dapat diterima
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan
menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.(Eko
P, 2014)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu
ketika dia tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk
menilai dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang
lain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak
jelas sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai
tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri
yaitu mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa
percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan
orang lain.(Eko P,2014)
5. Tanda dan gejala
Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang
berhubungan dengan harga diri rendah antara lain :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Menarik diri dari hubungan sosial
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Perasaan lemah dan takut
e. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
f. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
g. Hidup yang berpolarisasi
h. Ketidakmampuan menentukan tujuan
i. Merasionalisasi penolakan
j. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
k. Menunjukkan tanda depresi ( sukar tidur dan sukar makan )
6. Akibat
Harga diri rendah dapat diakibatkan oleh rendahnya cita-
cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan
dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan
upaya yang rendah. Selajutnya hal ini menyebutkan penampilan
seseorang yang tidak optimal. Harga diri rendah muncul saat
lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuanya. Ketika seseorang mengalami harga diri
rendah,maka akan berdampak pada orang tersebut mengisolasi
diri dari kelompoknya. Dia akan cenderung menyendiri dan
menarik diri.( Eko P,2014)
7. Mekanisme koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka
panjang pendek atau jangka panjang serta penggunaan
mekanisme pertahanann ego untuk melindungi diri sendiri dalam
menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertaahanan
tersebut mencakup berikut ini :
a. Jangka pendek :
1) Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis
identitas diri ( misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton
tv secara obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara (
misalnya, ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok,
gerakan, atau geng)
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan
perasaan diri yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang
kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan
popularitas)
b. Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :
1) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang
diinginkan oleh orang terdekat tanpa memerhatikan
keinginan,aspirasi,atau potensi diri individu
2) Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan
nilai dan harapan yang diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi,
disosiasi,isolasi, proyeksi, pengalihan ( displacement, berbalik
marah terhadap diri sendiri, dan amuk ). .( Eko P,2014)
8. Penatalaksanaan
Terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah
dikembnagkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi
bahkan metodenya lebih manusiawi dari pada masa sebelumnya.
Terapi yang dimaksud meliputi :
a. Psikofarmaka
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran
yang hanya diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2
golongan yaitu golongan generasi pertama (typical) dan golongan
kedua (atypical). Obat yang termasuk golongan generasi pertama
misalnya chlorpromazine HCL (psikotropik untuk menstabilkan
senyawa otak), dan Haloperidol (mengobati kondisi gugup). Obat
yang termasuk generasi kedua misalnya, Risperidone (untuk
ansietas), Aripiprazole (untuk antipsikotik).
b. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita
bergaul lagi dengan orang lain, penderita lain, perawat dan
dokter, maksudnya supaya ia tidak mengasingkan diri lagi karena
bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang
baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan
bersama.
c. Terapi Modalitas
Terapi modalitas/ perilaku merupakan rencana
pengobatan untuk skizofrenia yang ditunjukan pada kemampuan
dan kekurangan pasien. Teknik perilaku menggunakan latihan
keterampilan sosial untukmeningkatkan kemampuan sosial.
Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam
komunikasi interpersonal. Terapi kelompok bagi skizofrenia
biasnya memusatkan pada rencana dan masalah dalam
hubungan kehidupan yang nyata.
d. Terapi Kejang Listrik (Electro Confulsive Terapi)

ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang


granmal secara artifisial dengan melewatkan aliran listrik melalui
elektrode yang dipasang satu atau dua temples. Terapi kejang
listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan dengan
terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4 –
5 joule/detik.
9. Pohon Masalah
cause
Effect

10. Masalah Keperawatan yang Perlu Dikaji Cor Problem


Data yang perlu dikaji pada pasien dengan
harga diri rendah (Fitria, 2009) adalah:

a. Data subyektif
->Harga Diri Rendah (HDR)
1) Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna.
2) Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu.
3) Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk
beraktivitas atau bekerja.
4) Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri
(mandi, berhias, makan atau toileting).

->Isolasi Sosial

Sukar didapati jika klien menolak berkomunikasi.


Beberapa data subjektif adalah menjawab pertanyaan
dengan singkat, seperti kata-kata “tidak “, “iya”, “tidak tahu”.
b. Data obyektif
->Harga Diri Rendah (HDR)
1) Mengkritik diri sendiri
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimistis
4) Tidak menerima pujian
5) Penurunan produktivitas
6) Penolakan terhadap kemampuan diri
7) Kurang memperhatikan perawatan diri
8) Berpakaian tidak rapi
9) Berkurang selera makan
10) Tidak berani menatap lawan bicar
11) Lebih banyak menunduk
12) Bicara lambat dengan nada suara lemah.

->Isolasi Sosial

1) Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.


2) Menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak
memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat
makan.
3) Komunikasi kurang / tidak ada. Klien tidak tampak
bercakap-cakap dengan klien lain / perawat.
4) Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
5) Berdiam diri di kamar / tempat terpisah. Klien kurang
mobilitasnya.
6) Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien
memutuskan percakapan atau pergi jika diajak
bercakap-cakap.
7) Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan
diri dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak
dilakukan
11. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
b. Isolasi sosial
c. Koping individu tidak efektif
12. Intervensi Klien dengan Harga Diri Rendah
a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


TUM: 1. Klien menunjukan 1. Membina hubungan saling
ekspresi wajah percaya dengan menggunakan prinsip
Klien memiliki
bersahabat, menunjukan komunikasi terapeutik:
konsep diri
rasa senang, ada kontak a. Sapa klien dengan ramah baik
yang positif
mata, mau berjabat verbal maupun non verbal.
tangan, mau b. Perkenalkan diri dengan sopan.
TUK:
menyebutkan nama, mau c. Tanyakan nama lengkap dan
1. Klien menjawab salam, klien nama panggilan yang disukai
dapat membina mau duduk klien.
hubungan berdampingan dengan d. Jelaskan tujuan pertemuan
saling percaya perawat, mau e. Jujur dan menepati janji.
dengan mengutarakan masalah f. Tunjukan sikap empati dan
perawat yang dihadapi. menerima klien apa adanya.
g. Beri perhatian dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
2. Klien 2. Klien menyebutkan: 1.1 Diskusikan dengan klien tentang:
dapat a. Aspek positif dan a. Aspek positif yang dimiliki
mengidentifikas kemampuan yang klien, keluarga, lingkungan.
i aspek positif dimiliki klien b. Kemampuan yang dimiliki
dan b. Aspek positif klien.
kemampuan keluarga 1.2 Bersama klien buat daftar tentang:
yang dimiliki c. Aspek a. Aspek positif klien, keluarga,
positiflingkungan lingkungan
klien b. Kemampuan yang dimiliki
klien
1.3 Beri pujian yang realistis,
hindarkan memberi penilaian
negatif.

3. Klien dapat 3. Klien mampu 3.1 Diskusikan dengan klien


menilai menyebutkan kemampu kemampuan yang dapat
kemampuan an yang dapat dilaksanakan
yang dimiliki dilaksanakan. 3.2 Diskusikan kemampuan yang dapat
untuk dilanjutkan pelaksanaanya.
dilaksanakan
4. Klien 4. Klien mampu 4.1 Rencanakan bersama klien
dapat membuat rencana aktivitas yang dapat dilakukan klien
merencanakan kegiatan harian sesuai dengan kemampuan klien:
kegiatan sesuai a. Kegiatan mandiri
dengan b. Kegiatan dengan bantuan
kemampuan
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai
yang dimiliki
kondisi klien.

4.3 Beri contoh cara pelaksanaan


kegiatan yang dapat klien lakukan.
5. Klien 5. Klien dapat 5.1 Anjurkan klien untuk
dapat melakukan kegiatan melaksanakan kegiatan yang telah
melakukan sesuai jadwal yang direncanakan.
kegiatan sesuai dibuat.
5.2 Pantau kegiatan yang
rencana yang
dilaksanakan klien.
dibuat.

5.3 Beri pujian atas usaha yang


dilakukan klien.

5.4 Diskusikan kemungkinan


pelaksanaan kegiatan setelah pulang.
6. Klien 6. Klien mampu 6.1 Beri pendidikan kesehatan kepada
dapat memanfaatkan sistem keluarga tentang cara merawar klien
memanfaatkan pendukung yang ada dengan harga diri rendah.
sistem dikeluarga
6.2 Bantu keluarga memberikan
pendukung
dukungan selama klien dirawat.
yang ada

6.3 Bantu klien menyiapkan


lingkungan dirumah.

b. Isolasi sosial

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi


Tujuan
Umum: 1. Setelah ….X interaksi 1.1 Bina hubungan saling percaya
Klien dapat klien menunjukkan dengan:
berinteraksi tanda-tanda percaya a. Beri salam setiap berinteraksi
dengan orang kepada/terhadap b. Perkenalkan nama, nama
lain perawat panggilan perawat dan tujuan
- Wajah cerah, perawat berkenalan
Tujuan tersenyum c. Tanyakan dan panggil nama
Khusus: - Mau berkenalan kesukaan klien
1. Klien dapat - Ada kontak mata d. Tunjukkan sikap jujur dan
membina - Bersedia menepati janji setiap kali
hubungan menceritakan berinteraksi
saling perasaan e. Tanyakan perasaan klien dan
percaya - Bersedia masalah yang dihadapi klien
mengungkapkan f. Buat kontrak interaksi yang jelas
masalahnya g. Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan klien
2. Klien mampu 2. Setelah ….X interaksi 2.1 Tanyakan pada klien tentang
menyebutka klien dapat a. Orang yang tinggal
n penyebab menyebutkan minimal serumah/teman sekamar klien
menarik diri satu penyebab b. Orang yang paling dekat dengan
menarik diri dari: klien di rumah/diruang perawatan
- Diri sendiri c. Apa yang membuat klien dekat
- Orang lain dengan orang tersebut
- lingkungan d. Orang yang tidak dekat dengan
klien di rumah/di ruang perawatan
e. Apa yang membuat klien tidak
dekat dengan orang tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain
2.2 Diskusikan denga klien penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul
dengan orang lain
2.3 Beri pujian terhadap kemampuan
klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat 3. Setelah ….X interaksi 3.1 Tanyakan pada klien tentang:
menyebutka klien dapat a. manfaat hubungan social
n menyebutkan b. kerugian menarik diri
keuntungan keuntungan 3.2 Diskusikan bersama klien tentang
berhubungan berhubungan social, manfaat berhubungan social dan
social dan misalnya: kerugian menarik diri
kerugian - Banyak teman 3.3 Beri pujian terhadap kemampuan
menarik diri - Tidak kesepian klien mengungkapkan perasaannya
- Bisa diskusi
- Saling menolong
Dan kerugian menarik
diri, misalnya:
- Sendiri
- Kesepian
- Tidak bisa
diskusi
4. Klien dapat 4. Setelah ….X interaksi 4.1 Observasi prilaku klien saat
melaksanaka klien dapat berhubungan social
n hubungan melaksanakan 4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk
social secara hubungan social berkenalan/berkomunikasi dengan:
bertahap secara bertahap a. Perawat lain
dengan: b. Klien lain
- Perawat c. Kelompok
- Perawat lain 4.3 Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas
- Klien lain Kelompok Sosialisasi
- Kelompok 4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan klien bersosialisasi
4.5 Beri motivasi klien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat
4.6 Beri pujian terhadap kemampuan
klien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang dilaksanakan
5. Klien mampu 5. Setelah ….X interaksi 5.1 Diskusikan dengan klien tentang
menjelaskan klien dapat perasaannya setelah berhubungan
perasaannya menjelaskan social dengan
setelah perasaannya setelah a. Orang lain
berhubungan berhubungan social b. Kelompok
social dengan: 5.2 Beri pujian terhadap kemampuan
- Orang lain klien mengungkapkan perasaannya
- Kelompok
6. Klien 6.1 Setelah ….X 6.1 Diskusikan pentingnya peran serta
mendapat pertemuan keluarga keluarga sebagai pendukung untuk
dukungan dapat menjelaskan mengatasi perilaku menarik diri
keluarga tentang: 6.2 Diskusikan potensi keluarga untuk
dalam - Pengertian membantu klien mengatasi perilaku
memperluas menarik diri menarik diri
hubungan - Tanda dan 6.3 Jelaskan pada keluarga tentang
social gejala menarik a. Pengertian menarik diri
diri b. Tanda dan gejala menarik diri
- Penyebab dan c. Penyebab dan akibat menarik diri
akibat menarik d. Cara merawat klien menarik diri
diri 6.4 Latih keluarga cara merawat klien
- Cara merawat menarik diri
klien menarik diri 6.5 Tanyakan perasaan keluarga setelah
6.2 Setelah ….X mencoba cara yang dilatihkan
pertemuan keluarga 6.6 Beri motivasi keluarga agar
dapat membantu klien untuk bersosialisasi
memperaktekkan 6.7 Beri pujian kepada keluarga atas
cara merawat klien keterlibatannya merawat klien di
menarik diri rumah sakit
7. Klien dapat 7.1 Setelah ….X 7.1 Diskusikan dengan klien tentang
memanfaatk interaksi klien manfaat dan kerugian tidak minum
an obat menyebutkan: obat, nama, warna, dosis, cara, efek
dengan baik - Manfaat minum terapi dan efek samping penggunaan
obat obat
- Kerugian tidak 7.2 Pantau klien saat minum obat
minum obat 7.3 Beri pujian jika klien menggunakan
- Nama, warna, obat dengan benar
dosis, efek terapi 7.4 Diskusikan akibat berhenti minum
dan efek obat tanpa konsultasi dengan dokter
samping 7.5 Anjurkan klien untuk konsultasi
7.2 Setelah ….X kepada dokter/perawat jika terjadi
interaksi klien hal-hal yang tidak diinginkan
mendemonstrasikan
penggunaan obat
dengan benar
7.3 Setelah ….X
interaksi klien
menyebutkan akibat
berhenti minum obat
tanpa konsultasi
dokter
c. Koping individu tidak efektif

Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional


1. Klien dapat Setelah 1x interaksi Bina 1. Hubungan
membina di harapkan :- hubungan saling
hubungan Mengungkapkan saling percaya
saling percaya kemampuan untuk percaya merupakan
menanggulangi dan dengan dasar
meminta bantuan menggunakan kelancaran
jika perlu komunikasi hubungan

- Menunjukkan yang interaksi

kemampuan untuk terapeutik: selanjutnya

memecahkan a. Sapa 2. Agar

masalah ikut pasien


dan menimbulkan

serta bermasyarakat dengan kesan terapeutik


ramah dan membuat
- Mempertahankan
tamah baik pasien merasa
bebas dari prilaku
verbal nyaman
yang destruktif pada
maupun 3.Agar pasien
diri sendiri maupun
nonverbal merasa nyaman
orang lain
b. Perkenalkan dengan
- diri kedatangan
Mengkomunikasikan dengan perawat
kebutuhan dan sopan
berunding dengan c.Bantu pasien 4. Agar pasien
orang lain untuk menentukan tujuan mengenali dan
memenuhi yang realistis dan mengetahui
kebutuhan mengenali kemajuan dirinya
ketrampilan dan serta mampu
pengetahuan berbuat sesuatu
pribadi untuk dirinya

d. Gunakan 5.Agar pasien

komunikasi merasa nyaman

empatik, dan serta mengetahui


dorong apa yang di

pasien/keluarga harapkan dan

untuk yang di inginkan

mengungkapkan pasien.

ketakutan, 6.Agar pasien

mengekspresikan mengetahui

emosi, dan prospek yang

menetapkan tujuan akan di lakukan

7..Agar pasien
e. Jelaskan
meraskan
tujuan pertemuan
kenyamanan
f. Beriperhatian
serta perawat
dan perhatikan
mengetahui
kebutuhan dasar
kebutuhan dasar
klien,serta
yang di inginkan
melakukan hal
atau yang harus
yang di sukainya
di perhatikan
seperti olahraga.
g.Memberikan pasien,agar
pujian yang wajar mengembalikan
dalam energi semangat
keberhasilan klien pasien.

8. Agar klien
merasa
mendapat
peghargaan atas
pencapaiannya
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita.2009.Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan


Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan.Jakarta: Salemba
Medika.
Iskandar, M. D. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.

Keliat, C. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Yogyakarta:


EGC.

Townsend. 2008. Nursing Diagnosis in Psuchiatric Nursing a Pocket


Guide for Care Plan Construction. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai