Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kondisi fisik, psikologis dan social

yang lengkap. Bukan hanya terbebas dari penyaakit ataupun

kelemahan. Indonesia memiliki prevalansi penduduk lanjut usia yang

telah mencapai diatas 7% dari total penduduk. Keadaan ini berkaitan

dengan adanya perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi social

ekonomi masyarakat. Makin bertambahnta usia, makin besar seseorang

mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosoal.

Salah satu permasalahan yang sangat mendasar pada lansia adalah

masalah kesehatan akibat proses degenerative, hl ini ditujukan oleh

data pola penyakit pada lanjut usia. Berdasarkan riset kesehatan dasar

(Riskesdas) tahun 2013, penyakit terbanyak pada lanjut usia terutama

antara lain hipertensi, osteoarthritis (OA), masalah gigi dan mulut,

penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan Diabetes Militus ( DM),

( Kemenkes,RI,2016)

OA adalah gangguan pada sendi yang bergerak di sebut juga

penyakit sendi degenerative, merupakan gangguan sendi yang sering

kelainan ini sering menjadi bagian dari proses penuaan dan

merupakan penyebab penting penyebab cacat fisik pada orang yang

berada diatas 65 tahun. Sendi yang paling sering terserang oleh OA

1
2

adalah sendi – sendi yang sering memikul beban tubuh seperti lutut,

panggul, vertebra dan cervical, dan juga sendi pada jari – jari. (price

& Wilson)

Indonesia, prevalensi penyakit sendi berdasarkan provinsi yang

ada diindonesia salah satunya yang tertinggi ialah Nusa Tenggara

Timur (33,1%) yang terendah provensi Riau (10,8%) dan provinsi

lainya adalah provinsi Kalimantan Selatan (25,8%) prevalensi tertinggi

pada umur di atas 75 tahun (33% dan 54,8%), prevalensi berdasarkan

jenis kelamin ialah lebih tinggi perempuan (27,5%) di banding laki –

laki, prevalensi berdasarkan tempat tinggal ialah di perdesaan

(27,4%) di bandingkan dengan di perkotaan . (Riskedas,2013)

OA merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang

melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligament, dan tulang sehingga

menyebabkan nyeri dan kekakuan pada sendi (CDC, 2014). Dalam

perhimpunan reumatologi Indonesia osteoarthritis secara sederhana di

definisikan sebagai suatu penyakit sendii degenerative yang terjadi

karena proses imflamasi kronik pada sendi dan tulang yang ada pada

sekitar sendi tersebut (Hamijoyo,2007) sjamsuhidajat, dkk (2011)

mendifinisikan OA sebagai kelainan sendi kronik yang disebabkan

karena ketidakseimbangan sentesis dan degradasi pada sendi, matriks

ekstraseluler, kondrosit serta tulang subkondral pada usia tua

(Sjamsuhidajat,2007).
3

Penatalaksanaan OA ada dalam tiga kategori utama:

nonfarmakologis (penurunan berat badan, fisioterapi, alat bantu,

olahraga maupun latihan khusus dan terapi berbentuk edukasi),

farmakologis (faracetamol, OAINS (obat anti – inflamasi non steroid),

dan bedah (artroskopi, asteotomi, sinovektomi, dan penggantian

sendi) (mumpuni,2017). Fisioterapis adalah bentuk pelayanan

kesehatan yang ditujukan kepada individu maupun kelompok untuk

mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh

sepanang rentang kehidupan dengan menggunakan penganganan

secara manual, peningkatan gerak, peralatan (elektroterapeutis dan

menkanis) pelatihan fungsi dan komunikasi (kemenkes RI,2015)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana pelatalaksanaan fisioterapis

untuk gangguan fungsional berjalan pada kasus osteoarthritis (OA)

knee joint

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana penatalaksanaan Fisioterapi pada gangguan

fungsional berjalan pada kasus osteoarthritis (OA) knee joint.


4

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui diagnosa fisioterapi pada pada kasus gangguan

fumgsional berjalan akibat OA knee joint.

b. Mengetahui problematic fisioterapi pada kasus gangguan

fungsional berjalan akibat OA knee joint.

c. Mengetahui intervensi yang diberikan dalam penatalaksanaan

fisioterapi pada kasusu gangguan fungsional berjalan akibat

OA knee joint.

d. Mengetahui bagaimana evaluasi yang diberikan dalam

penatalaksanaan fisioterapi pada kasus gangguan fungsional

berjalan akibat OA knee joint.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat keilmuaan

Memberikan mamfaat berupa informasi tambahan secara ilmiah

bagi pembaca tentang OA dan pelaksanaan fisioterapinya. Selain

itu juga menjadi bahan pustaka yang selanjutnya digunakaan

dalam melakukan intervensi kepada pasien dengan kondisi

gangguan berjalan akibat OA knee joint.

2. Manfaat terapan

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pemahaman, pengetahuan dan

mempelajari tentang penatalaksanaan yang digunakaan pada


5

pasien dengan kondisi gangguan berjalan akibat OA knee

joint.

b. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi yang benar tentang hal-hal yang harus

dihindari untuk mencegah terjadinya gangguan berjalan akibat

OA knee joint.

c. Bagi Institusi

Memberikan mamfaat bagi institusi-institusi pendidikan.

Khususnya bidang kesehatan lebih mengembangkan

pengetahuaan dan memberikan informasi mengenai

penatalaksanaan yang digunakaan pada pasien dengan kondisi

gangguan berjalan akibat OA knee joint.

Anda mungkin juga menyukai