DISUSUN OLEH :
NUR AL FAQIH IMAM JA’FAR D021171006
ANDI HASBULLAH HATTA D21113023
AMIRUDDIN D21115036
YOHANES PENDI NUARI D21116002
DOSEN PENGAMPU :
DR. RUSTAN TARAKKA, ST., MT.
PENDAHULUAN
Membeli sistem bisnis yang sudah jadi mempunyai kelebihan bahwa sistem
bisnis sudah tercipta dan siap pakai, si pembeli bisnis tinggal menjalankan saja
di dalam sistem yang sudah ada itu. Demikian pula pasar sudah ada, sehingga
pemilik bisnis baru ini tidak akan kesulitan dalam memasarkan produknya.
Kelemahannya adalah pemilik modal tidak akan bebas dalam menentukan
usahanya, karenasemuanya tergantung kepada pihak yang dibeli bisnisnya.
Waralaba adalah suatu pengaturan bisnis dimana sebuah perusahaan
(franchisor) memberi hak pada pihak independen (franchisee) untuk menjual
produk atau jasa perusahaan tersebut dengan peraturan yang ditetapkan oleh
franchisor.
I.2. RUMUSAN MASALAH
I.3. TUJUAN
PEMBAHASAN
Kata Franchise berasal dari bahasa Perancis yaitu affranchir yang berarti to
free yang artinya membebaskan. Dengan istilah franchise di dalamnya
terkandung makna, bahwa seseorang memberikan kebebasan dari ikatan yang
menghalangi kepada orang untuk menggunakan atau membuat atau menjual
sesuatu.
Penerima franchise diberikan nasihat atau sebuah lokasi usaha yang telah
ditetapkan. Dalam franchise eceran, seperti Mc Donald, analisis lokasi
dilakukan untuk menjamin bahwa bisnis akan mencapai tujuan yang
ditetapkan. Penilaian keadaan lalu lintas, demografi, pertumbuhan bisnis di
suatu daerah, persaingan, dan lain-lain merupakan bagian integral dari
keputusan di mana akan menempatkan usaha. Sering franchise melibatkan
nama yang telah mapan yang akan memberikan pengakuan langsung dari
penerima franchise di pasar. Hal ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi
memberi dorongan untuk memulai usaha dengan citra positif.
Usaha franchising melibatkan banyak risiko yang harus diketahui oleh para
wiraswastawan sebelum memulai melaksanakan usaha waralaba. Tentunya
kita mendengar banyak pemakai franchise yang membuka usaha waralaba
sukses namun hal itu tidak menjamin semuanya mengalami hal yang sama.
Usaha ini membutuhkan kerja keras karena keputusan usaha seperti penarikan
tenaga kerja, penjadwalan dan sebagainya menjadi tanggung jawab pemakai
franchise.
Secara garis besar pada umumnya perjanjian waralaba memuat sebagai berikut.
1. Hak yang diberikan oleh franchisor pada franchise. Hak yang diberikan
meliputi antara lain penggunaan metode atau resep khusus, penggunaan
merek atau nama dagang, jangka waktu hak tersebut dan perpanjangannya,
wilayah kegiatan dan hak yang lain sehubungan dengan pembelian
kebutuhan operasi bila ada.
2. Kewajiban dari franchisee sebagai imbalan atas hak yang diterima dan
kegiatan yang dilakukan oleh franchisor pada saat franchisee memulai
usaha maupun selama menjadi anggota dari system waralaba.
3. Hal yang berkaitan dengan kasus penjualan hak franchisee kepada pihak
lain. Bila franchisee tidak ingin meneruskan sendiri usaha tersebut dan
ingin menjualnya kepada pihak lain maka suatu tata cara perlu disepakati
sebelumnya.
4. Hal yang berkaitan dengan pengakhiran perjanjian kerja sama dari masing-
masing pihak.
Pada umumnya, waralaba dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
Jenis waralaba inilah yang paling dikenali masyarakat. Dalam jenis ini,
franchisee mengoperasikan suatu kegiatan bisnis dengan memakai nama
franchisor. Sebagai imbalan dari penggunaan nama franchisor, maka
franchisee harus mengikuti metode-metode standar pengoperasian dan berada
di bawah pengawasan franchisor dalam hal bahan-bahan yang digunakan,
pilihan tempat usaha, desain tempat usaha, jam penjualan, persyaratan para
karyawan dan lain-lain.
Berdasarkan jumlah usaha yang berhak dimiliki franchise, ada beberapa format
waralaba, yaitu sebagai berikut :
Format ini adalah format yang paling sederhana dan paling banyak digunakan
karena kemudahannya. Franchisor memberikan hak kepada franchisee untuk
menjalankan usaha atas nama usahanya serta dengan panduan prosedur yang
telah ditetapkan sebelumnya.Franchisee hanya diperkenankan untuk
menjalankan usahanya pada sebuah cabang atau unit yang telah disepakati.
b. Area Franchise
c. Master franchise
Direct marketing juga bisa dilakukan melalui email, dan karenanya sering
disebut direct mail, yaitu berupa pengiriman penawaran kepada individu-
individu baik melalui surat konvensional maupun elektronik. Untuk
pengiriman surat konvensioanal, pemilik brand atau pemasar seringkali
bekerjasama dengan kantor pos, DHL atau TIKI-JNE. Bisa juga dilakukan
melalui Fax atau varian-varian teknologi baru seperti voice mail.
c. Telemarketing.
Pemasaran melalui catalog sangat sering kita jumpai sehari-hari. Mulai dari
produk kosmetik hingga peralatan dapur. Produsen atau penjual menawarkan
dan memaparkan barang nya melalui catalog yang biasanya terbit sekali
sebulan.
e. Saluran Online.
Bagi pemasar, adalah untuk selektif dan mengasah intuisi mereka yang dalam
hal lain tentunya didukung observasi dan data-data dalam memilih calon
pembeli. Obyektifnya adalah untuk mendapatkan pelanggan baru yang
kemudian terus awet menjalin relasi jangka panjang.
Bagi direktur dan manajer pemasaran ini adalah tanggung jawab tersendiri
untuk membekali pemasar-pemasar dengan kemampuan pemasaran yang
diperlukan. Ini penting karena salah satu constraint terbesar dalam pemasaran
langsung adalah merasa terganggunya orang atas penjualan yang agresif,
yang menggangu privacy orang, atau yang tidak melakukan penawaran pada
tempat atau situasi yang tidak semestinya.
Resiko lain yang bisa berdampak lebih buruk pada brand adalah jika sampai
terjadi penipuan yang dilakukan oleh pemasar langsung. Salah satu catatan
negative dalam konteks ini adalah terjadinya eksploitasi oleh pemasar pada
pembeli implusif yang kurang mengerti nature dari produk yang ditawarkan.
Maka dari itu, sangatlah penting untuk membekali para ujung tombak
pemasaran langsung ini dengan skill-skill yang memadai, integritas dan
tentunya juga harapan akan kesejahteraan yang sesuai dengan jerih payah dan
performa mereka.
BAB III
KESIMPULAN
Membeli sistem bisnis yang sudah jadi mempunyai kelebihan bahwa sistem bisnis
sudah tercipta dan siap pakai, si pembeli bisnis tinggal menjalankan saja di dalam
sistem yang sudah ada itu. Demikian pula pasar sudah ada, sehingga pemilik bisnis
baru ini tidak akan kesulitan dalam memasarkan produknya. Kelemahannya adalah
pemilik modal tidak akan bebas dalam menentukan usahanya, karenasemuanya
tergantung kepada pihak yang dibeli bisnisnya. Waralaba adalah suatu pengaturan
bisnis dimana sebuah perusahaan ( franchisor ) memberi hak pada pihak independen
( franchisee ) untuk menjual produk atau jasa perusahaan tersebut dengan peraturan
yang ditetapkan oleh franchisor.
‘DAFTAR PUSTAKA
Fuady, Munir, 2005, Pengantar Hukum Bisnis. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung